Sementara itu Rasti yang sudah sampai di rumah lebih dulu daripada Arga langsung membersihkan badan dan mempersiapkan makan malam untuk suaminya.
Sambil mempersiapkan makan malam, Rasti mengingat kembali kejadian yang baru saja dilaluinya di rumah Mbah Kromo.
***
Setelah semua persiapan untuk nikah jin sudah siap, Rasti dipersilahkan masuk ke dalam kamar khusus itu. Begitu berada di dalam kamar, Rasti tercengang melihat kondisi dalam kamar itu ternyata berbeda seratus delapan puluh derajat dengan yang dia bayangkan sebelumnya.
Rasti membayangkan kamar itu penuh dengan sesajen, aroma-aroma anyir darah dan barang-barang ritual yang mengerikan lainnya, tetapi ternyata semua itu tidak ada di sini, yang ada hanyalah sebuah spring bed besar yang dilapisi kain sutra putih dan ditaburi dengan bunga mawar, kamboja, kantil dan kenanga.
Rasti merasa tegang membayangkan kalau dirinya akan be
Perlahan lelaki itu mengusap wajah Rasti, sementara bibirnya perlahan menyentuh bibir Rasti, semakin lama semakin intens dan jauh sehingga membuat Rasti dan lelaki jelmaan iblis itu melakukan hubungan terlarang yang tidak masuk akal itu.Usai melakukan hubungan terlarang itu, Rasti berniat menanyakan siapa lelaki itu, tetapi belum sempat pertanyaan tersebut terucap, lelaki sudah menghilang dari pandangan matanya, hanya tertinggal suaranya saja yang masih bisa terdengar, "aku Ganendra, jelmaan iblis yang akan selalu membantumu. Mulai saat ini aku adalah suami gaibmu, Rasti, aku bersedia berbagi dengan suami manusiamu tapi kau tidak akan memiliki hasrat selain kepada diriku. Apa kau terima itu?" tanya suara sosok jelmaan iblis yang ternyata bernama Ganendra itu."Ya, Ganendra. Aku menerimanya, aku menerima dirimu sebagai suami gaibku. Tapi bagaimana dengan Mbah Kromo yang juga menginginkan diriku setelah ini?" Rasti menanyakan persyaratan sela
Di saat yang bersamaan, di sudut lain kota Jakarta.Senja itu Kania tampak gembira menikmati pemandangan matahari terbenam di pantai bersama Andra. Mereka berdua saling melemparkan lelucon dan terbahak-bahak berdua saat merasa lelucon yang mereka lemparkan itu terdengar aneh atau tidak lucu sama sekali.Andra sedang menatap Kania dengan rasa kagum, ketika tiba-tiba manik wanita cantik berambut hitam panjang itu menatap dua matanya dengan lekat dan tajam, seakan ingin menyelidiki apa yang ada dalam pikirannya saat ini sehingga membuatnya gagap ketika perempuan bertubuh mungil itu menanyainya, "Mas Andra, nggak bosen lihatin aku terus dari tadi. Ada apa, Mas? Awas, jangan lama-lama! Nanti kalau Mas Andra kepincut sama aku bisa panjang urusannya!" Kania pura-pura mengingatkan Andra tetapi matanya mengirimkan sinyal menggoda lelaki itu."E ... eh ... i ... iya, nggak ada apa-apa kok. Aku cuma merasa senang melihat dirimu ter
"Sudahlah, Mas, nggak usah diingat-ingat dan dikenang lagi semua peristiwa buruk yang sudah terjadi. Toh, aku juga sudah bisa melepaskan Mas Arga, fokusku saat ini hanyalah untuk mencari uang sebanyak mungkin guna membiayai pengobatan ayahku yang sedang terkena stroke setelah kejadian itu." Kania mengakhiri percakapan mereka dan beranjak menuju bibir pantai, di sana Kania tiba-tiba saja berteriak dengan sangat nyaring sehingga membuat Andra yang baru saja akan berdiri merasa sangat terkejut dan langsung berlari ke arah Kania, yang ternyata sudah menangis tersedu-sedu."AAAAAAAAA!" Nyaring terdengar teriakan Kania mengagetkan Andra yang baru saja akan berdiri."KANIA! KANIA! KAMU KENAPA KANIA!" Andra balas berteriak sekuat tenaga sambil berlari menghampiri Kania, dan Andra di buat semakin terkejut ketika sampai di sana dilihatnya Kania tengah menangis tersedu-sedu.Andra tidak tahu harus bagaimana, karena berbicara dengan
Lima tahun silam dalam ruang kerja Irvan di PT. Andara Steel Mining"Jadi, bagaimana Sasti? Kamu mau 'kan menjadi istri simpanan saya? Saya akan menjamin semua keperluan kamu, sehingga kamu nggak perlu lagi bekerja di luar rumah seperti ini. Saya akan memanjakan kamu dengan semua yang saya miliki." Irvan mengungkapkan hasratnya untuk memperistri Sasti ketika sedang meminta tanda tangan persetujuan Irvan untuk dokumen-dokumen penting yang akan di proses segera oleh pihak keuangan."Maaf, Pak. Saya tidak bisa, Bapak sudah memiliki keluarga sendiri dan saya pun sudah mempunyai seorang calon suami. Saya tidak mau menjadi duri dalam rumah tangga orang lain, Pak. Saya tidak ingin menjadi seorang pelakor atau apa pun itu sebutannya. Tolong jangan samakan saya dengan perempuan-perempuan yang sudah menjual murah tubuh dan harga dirinya hanya untuk menjadi seorang pelakor." Sasti menolak dengan halus dan tegas semua permintaan Irvan, dia benar-benar t
Tok! Tok! Tok!"Permisi, Pak Irvan, Bu Sasti, maaf kalau saya mengganggu. Saya mau mengantar dokumen-dokumen penting yang tadi Bu Sasti minta untuk difotokopi. Maaf, Bu, saya agak lama memfotokopinya karena harus bergantian dengan beberapa bapak dan ibu karyawan yang lainnya." Rahma, office girl itu menyerahkan dokumen-dokumen yang sudah difotokopikannya kepada Sasti dan bermaksud untuk mengundurkan diri dari ruangan, ketika terdengar suara Sasti memanggil dirinya."Mbak Rahma, tunggu sebentar, jangan keluar dulu. Ada sesuatu yang mau saya tanyakan sama Mbak Rahma setelah ini, jadi kamu jangan keluar dulu. Nanti sama saya aja keluarnya, sekarang tunggu saya minta tanda tangan Bapak dulu untuk semua dokumen ini, ya." Sasti mencegah Rahma untuk pergi meninggalkan ruangan Irvan, sehingga Sasti tidak perlu lagi mendengar bujuk rayu Irvan.Irvan yang merasa kesal dengan tingkah Sasti yang malah menyuruh Rahma untuk menunggu d
Sementara itu di dalam sebuah ruangan kerja di Restoran Makanan Jepang Shibuya yang berada di sebuah mal ternama di Jakarta, tampak seorang perempuan yang tengah menatap layar ponsel miliknya dengan tatapan masih tidak percaya, di layar ponsel itu terpampang nyata video-video yang berisikan suaminya tengah merayu sekretaris pribadinya untuk menjadi istri muda atau hanya sekedar menjadi simpanan dan pacar gelapnya saja bila gadis cantik itu tidak mau.Merasa geram dengan apa yang dilihatnya, perempuan itu lalu menghubungi salah satu kenalannya seorang ahli telematika untuk membuktikan video-video tersebut asli atau editan. Setelah mendapat jawaban bahwa video-video tersebut asli, perempuan itu langsung menghubungi seorang detektif swasta yang sudah menjadi langganan keluarganya, dan meminta detektif swasta itu untuk menjauhkan perempuan muda itu dari suaminya dengan cara apa pun juga, tetapi dengan syarat tidak mencelakai gadis belia tersebut.
Dan, terjadilah peristiwa laknat itu, yang pada akhirnya hanya menyisakan isakan tangis kebencian dan ketakutan Sasti, hingga membuatnya memutuskan untuk mengakhiri hidup setelah tiga tahun harus dirawat di pusat rehabilitasi jiwa.Sejak dirawat di pusat rehabilitasi jiwa, Sasti memang lebih senang berada di dalam kamarnya, kamar yang memiliki nuansa khas rumah sakit, dengan sprei putih seperti kebanyakkan warna sprei yang dipakai oleh semua rumah sakit, tetapi memiliki jendela berteralis besi yang sangat kokoh, sehingga tidak mudah untuk dirusak.Walau pun dirinya setiap harinya mengikuti berbagai kegiatan konseling dan lain-lain yang bertujuan mengembalikan kesehatan jiwanya. Tetapi rupanya ada satu kondisi Sasti yang luput dari perhatian mereka, kondisi itu adalah di mana Sasti mulai bisa berhalusinasi melihat satu sosok bayangan hitam tanpa wajah yang selalu berbincang-bincang dengan dirinya setiap malam. Dan, hal itu baru diketahui oleh
Masa sekarangHari ini adalah hari ke empat puluh, Kania melakukan puasa putih, puasa yang tidak pernah ada dalam ajaran Islam, karena puasa putih atau mutih ini hanya dikenal dikalangan penganut kejawen dan praktisi supranatural yang sedang mendalami ilmu hitam, dan orang yang melakukan puasa putih ini tidak diperbolehkan melakukan ibadah apalagi mengingat Tuhan, karena bila pelaku puasa putih melanggar syarat itu maka tubuhnya seketika akan merasa sakit luar biasa, tulang-tulangnya terasa seperti remuk.Meskipun selama tiga sembilan hari puasa, Kania hanya mengkonsumsi nasi putih dan air putih saja, tetapi Kania merasa semakin bugar dan selama itu pula dia merasakan tubuhnya seperti mendapatkan kekuatan yang luar biasa dan kepekaannya terhadap mereka yang tak kasat mata pun semakin meningkat.Dan, di hari ini tepatnya malam ini adalah puncak dari puasa yang dilakukannya, sebab akan ada ritual akbar antara dirinya dan Raden Mahesa, Kania merasa sedikit tegang d