Jagad masih memperhatikan kepergian Langit. “Kau tidak akan tahu arti kehilangan sebelum merasakannya, Lang. Hanya ini bisa yang kulakukan untuk membuatmu bisa merasakan bagaimana kehilangan wanitamu.” Lelaki itu bermonolog sendiri.“Kakak, bagaimana tahu Kak Langit ada—““Marvin yang mengirimkan text jika mereka akan datang ke sini.”“Aku heran kenapa Kakak, membiarkan pria itu merawat bayi itu.”Mata Jagad melirik adiknya yang juga sejak tadi memperhatikan Langit yang menjauh dari hadapan mereka. “Itu hukuman untuknya dan juga dia bisa mengobati anak itu sampai sembuh.”Hukuman? Ya, hukuman untuk Langit. Semakin Langit bersama bayi itu, dia tidak akan selalu menyalakan diri sendiri karena balas dendam pada wanita yang salah. Wanita yang dia bunuh. Bukankah itu sedikit balasan yang cocok untuk seorang Raka Langit Mahameru, pria angkuh yang tidak pernah menurunkan ego mengakui jika ada ruang sendiri untuk Danas di hatinya.Setelah dari pemakaman, Langit segera dibawa oleh Marvin ke ru
Selama beberapa hari, Langit masih terus berziarah ke makam Danas. Hatinya terluka, separuh dunianya runtuh dan membuatnya merasa tak bisa berpijak. Mungkin terdengar bodoh, tapi dia berharap kalau Danas bisa hidup kembali.Beberapa hari itu pula, Marvin dan Delta sangat keras padanya. Dua orang itu terus menerus memintanya untuk tidak banyak bekerja dan hanya beristirahat total. Bahkan di kantor Marvin yang mengambil alih.“Astaga.” Langit memekik saat dia mendapati Delta sudah ada di dalam mobilnya. “Apa yang kau lakukan di sini?”“Menyusulmu. Aku takut kau punya ide gila bunuh diri menyusul Danas jadi aku menyusul, takutnya Marvin tidak—“Langit mendengus kesal. Bisa-bisanya Delta berpikir seperti itu padanya. “Ya, bisa saja. Kau tahu juga aku hampir melakukannya. Untung saja tidak jadi pisah alam,” kekeh Delta, dia menertawakan sedikit kebodohan serta kegilaannya itu.“Otakmu yang cukup gila. Kau pikir aku akan meninggalkan putriku, huh?”Delta mengangkat bahunya. “Aku data
Rasanya Langit tengah diintogasi oleh dua orang tamu yang saat ini duduk di sofa menatap tajam ke arahnya. Kakak beradik yang selalu pasang badan untuk Danas. “Kau datang untuk menertawaiku?” Langit bertanya sambil menatap ke arah Jagad.Pria itu menganggukan kepalanya. “Iya. Aku ingin melihat sendiri seorang Raka Langit Mahameru yang terbaring lemah di tempat tidur seperti yang diberitakan di internet.”Langit mendengkus. Memang sangat menyebalkan terpasang infus di lengan tangannya bahkan Marvin sangat posesif padanya. “Ck. Kau sudah melihatku, kau boleh pergi sekarang,” kesalnya.Kemudian ruangan kembali diam. Langit mengalihkan matanya menatap sahabat istrinya. “Kau puas melihatku seperti ini ‘kan, Davina?”Gadis yang ditanyai itu mengelengkan kepala. “Tidak. Aku tidak cukup puas, Kakak hidup sedangkan sahabatku tidak!” Langit menundukan kepala dengan dalam. “Jangan pernah punya niat bunuh diri, hiduplah seperti ini dengan rasa bersalahmu, Kak.” “Ingat bagaimana keluarga
"Apa kau baik-baik saja hari ini?" Langit bernarasi pada nisan sang istri pagi ini.Seperti pagi-pagi belakangan, ia rutin berkunjung ke makam Danas. Melepaskan rindu juga mengobati rasa sakit hatinya. Kekecewaan yang ia rasakan pada diri sendiri semakin menjadi-jadi setiap harinya. Bahkan setiap hari, tidak lupa membawakan bunga yang akan diletakkan di atas nisan sang istri.Andai saja Danas masih hidup, dia pasti akan sangat berbahagia. Namun sayang, Danas harus pergi terlebih dahulu. Meninggalkan begitu banyak luka dalam hatinya, yang menyedihkannya Haris ia bawa sampai mati."Aku masih akan menjaga anak kita, Cahaya. Aku memberikan nama Cahaya Sabintang Dara Mahameru. Sengaja memberikan nama itu, karena dia sangat mirip denganmu. Bibir dan matanya mengingatkanku pada dirimu." Langit mengatakan dengan suara yang bergetar. Semakin Langit menatap Cahaya, semakin dia merindukan mendiang Sena.Langit memberikan nama putrinya Cahaya, karena menurutnya bayi cantik itu menjadi cahaya tera
Langit berada di ruang perawatan Cahaya. Tangan dan kaki mungil bayi itu bergerak. Kondisinya belum stabil, tapi dokter mengizinkan sang ayah untuk menemui putri kecilnya. Langit menggunakan pakaian khusus, duduk di samping tempat Cahaya yang rebah dengan segala alat yang menempel di tubuhnya.Hatinya jelas sakit melihat kondisi putrinya.“Ayah akan melakukan apapun untukmu, tidak ada yang akan menyakitimu. Ayah janji,” gumamnya.Tingkah bayinya membuat hatinya terenyuh, tanpa sadar ia meneteskan air mata. Ada rasa bahagia dan penyesalan yang bercampur, sayangnya lebih banyak penyesalan.“M-maafkan Ayah. Kau pasti sangat marah jika tahu kebenaran saat dewasa nanti. Apapun itu, Ayah pasti akan menerima hukuman darimu, jadi Ayah mohon bertahanlah.” Langit meremas pinggiran incubator, tangannya diulurkan mengusap pipi mungil yang masih pucat.Senyuman Langit terbit di sudut bibir, senang melihat tangan dan kaki mungil Cahaya se
Marvin memperhatikan sebuah news yang baru saja terbit.‘CEO Neha’v Group Dilarikan Ke Rumah Sakit’‘CEO Neha’v Mengalami Depresi Setelah Kematian Istrinya’Berbagai komentar mengisi akun dari pembuat artikel. Kini sudah jadi rahasia umum kehidupan atasannya. Namun terlepas dari segala itu, untung saja wajah sang nona tidak pernah terundus media.“Pak, kembalilah ke rumah. Dokter memperbolehkanmu kembali, aku akan menjaga Nona.” Itulah kalimat yang diucapkannya atasannya.Atas perkataan Marvin akhirnya Langit kembali ke rumah. Pria itu juga merasa kalau ia butuh menenangkan diri. Namun sebelum pulang dia menyempatkan diri untuk datang ke makam. Satu hari pun tak ada yang dilewatkan. Anehnya hal itu malah membuatnya semakin rindu pada Danas."Hari ini aku akan pulang ke rumah. Tapi jangan khawatir, aku akan tetap menjaga anak kita dengan baik. Aku akan tetap memberikan semua yang terbaik untuk C
“Kakak jangan gila, ya,” bentak Davina yang melihat raut wajah sang kakak setuju dengan perkataan Marvin.“Apa yang dia katakan benar. Kita harus membawa Danas pergi dari sini.”“Kak.”“Dav. Please, kau tahu hanya ini cara agar dia terbebas dari pria itu.”“Apa Kakak harus melakukan ini?” tanya Davina, matanya menatap nyalang.Davina tidak percaya kakaknya terpengaruh oleh Marvin, dia hanya takut kakaknya jatuh ke dalam perangkap masalah. Marvin adalah orang kepercayaan Langit, pria itu tidak mungkin akan mengkhianati tuannya. Bahkan saat Danas mendapatkan perlakuan tidak baik, dia tidak pernah berniat membantu tapi pria yang hampir tidak pernah ikut campur menginginkan mereka membawa Danas pergi? Itu membuatnya menaruh curiga.“Kita tidak punya pilihan lain. Asistennya saja meminta kita agar membawa Danas pergi. Tidak perlu khawatir, Marvin tidak—““Apa yang tidak mungkin? Dia bawahan pria itu.”“Percaya padaku, aku punya rencana. Kau hanya pergi percaya pada kakak dan Marvin. Kau ti
S2-5. Pria Sejuta Penyesalan“Kau tau apa yang dia katakan sebelum di operasi? Dia memilih agar bayinya diselamatkan karena dia tidak ingin kau sendirian di dunia ini.” Suara Jagad menggema.“Tuan, kondisi Nyonya Danas saat ini sangat serba salah, keadaannya kurang baik.”“Nyonya Danas dan bayinya dalam bahaya.”Lidah dan tubuh Langit keluh saat itu juga. “Tuan, pilihan ada di tangan Anda. Siapa yang harus diselematkan? Nyonya atau–”“Bayiku, selamatkan bayiku.”“Da-danas—“ Suara Langit bergetar, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Raut wajahnya tampak gelisah hingga ia memekik nama Danas membuat Marvin yang sedang duduk di meja mengerjakan laporan melirik ke arah sang atasan.Langit terbangun dengan dada berdebar-debar. Dia selalu