Marvin memperhatikan sebuah news yang baru saja terbit.
‘CEO Neha’v Group Dilarikan Ke Rumah Sakit’
‘CEO Neha’v Mengalami Depresi Setelah Kematian Istrinya’
Berbagai komentar mengisi akun dari pembuat artikel. Kini sudah jadi rahasia umum kehidupan atasannya. Namun terlepas dari segala itu, untung saja wajah sang nona tidak pernah terundus media.
“Pak, kembalilah ke rumah. Dokter memperbolehkanmu kembali, aku akan menjaga Nona.” Itulah kalimat yang diucapkannya atasannya.
Atas perkataan Marvin akhirnya Langit kembali ke rumah. Pria itu juga merasa kalau ia butuh menenangkan diri. Namun sebelum pulang dia menyempatkan diri untuk datang ke makam. Satu hari pun tak ada yang dilewatkan. Anehnya hal itu malah membuatnya semakin rindu pada Danas.
"Hari ini aku akan pulang ke rumah. Tapi jangan khawatir, aku akan tetap menjaga anak kita dengan baik. Aku akan tetap memberikan semua yang terbaik untuk C
“Kakak jangan gila, ya,” bentak Davina yang melihat raut wajah sang kakak setuju dengan perkataan Marvin.“Apa yang dia katakan benar. Kita harus membawa Danas pergi dari sini.”“Kak.”“Dav. Please, kau tahu hanya ini cara agar dia terbebas dari pria itu.”“Apa Kakak harus melakukan ini?” tanya Davina, matanya menatap nyalang.Davina tidak percaya kakaknya terpengaruh oleh Marvin, dia hanya takut kakaknya jatuh ke dalam perangkap masalah. Marvin adalah orang kepercayaan Langit, pria itu tidak mungkin akan mengkhianati tuannya. Bahkan saat Danas mendapatkan perlakuan tidak baik, dia tidak pernah berniat membantu tapi pria yang hampir tidak pernah ikut campur menginginkan mereka membawa Danas pergi? Itu membuatnya menaruh curiga.“Kita tidak punya pilihan lain. Asistennya saja meminta kita agar membawa Danas pergi. Tidak perlu khawatir, Marvin tidak—““Apa yang tidak mungkin? Dia bawahan pria itu.”“Percaya padaku, aku punya rencana. Kau hanya pergi percaya pada kakak dan Marvin. Kau ti
S2-5. Pria Sejuta Penyesalan“Kau tau apa yang dia katakan sebelum di operasi? Dia memilih agar bayinya diselamatkan karena dia tidak ingin kau sendirian di dunia ini.” Suara Jagad menggema.“Tuan, kondisi Nyonya Danas saat ini sangat serba salah, keadaannya kurang baik.”“Nyonya Danas dan bayinya dalam bahaya.”Lidah dan tubuh Langit keluh saat itu juga. “Tuan, pilihan ada di tangan Anda. Siapa yang harus diselematkan? Nyonya atau–”“Bayiku, selamatkan bayiku.”“Da-danas—“ Suara Langit bergetar, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Raut wajahnya tampak gelisah hingga ia memekik nama Danas membuat Marvin yang sedang duduk di meja mengerjakan laporan melirik ke arah sang atasan.Langit terbangun dengan dada berdebar-debar. Dia selalu
“Apa yang mereka kerjakan sampai tidak becus menjaga satu wanita saja, huh?” Langit mengeram, di mengumpat sepanjang perjalanan.“Saya yang lalai, Tuan. Saya akan memberikan mereka pelajaran.”Rahang Langit mengeras, dia tidak habis pikir bagaimana bisa menjaga satu wanita saja tidak bisa. Bahkan sudah beberapa kali mereka kehilangannya.“Cari sampai ketemu,” geramnya.Dia ingat jika Jagad memintanya untuk menyerahkan sepenuhnya kasus kematian adik dan sang mama kekepolisian, itu benar dia lakukan. Namun hanya David, tidak Renata. Renata dinyatakan bersalah tapi ditahan karena kondisi mentalnya karena itu di rawat di rumah. Sayangnya itu tidak luput dari uang Langit.Dia tidak rela jika Renata mendapatkan hukuman yang sangat ringan. Sebuah Villa di pinggiran kota miliknya, tempat di mana dia mengurung Renata. Begitu banyak pengawal serta keamanan ketat, tapi masih saja wanita itu meloloskan diri.Ponsel Ma
Jagad duduk dengan gelisah di samping ranjang rumah sakit tempat Danas berbaring. Matanya tak henti-hentinya memandangi wajah wanita dicintai yang terbaring tak bergerak.Kondisi fisik Danas telah membaik secara signifikan. Luka-luka di wajah dan tubuhnya telah sembuh, dan alat-alat medis yang sebelumnya melekat padanya telah dihilangkan. Dokter yang merawatnya bahkan telah memberikan laporan positif tentang perkembangan fisiknya. Tetapi satu hal yang membuat Jagad semakin khawatir adalah kenyataan bahwa Danas belum juga sadarkan diri.Jagad menatap wajah Danas dengan ekspresi campuran antara kekhawatiran dan rasa bersalah. "Danas, aku di sini. Kamu harus bangun," bisiknya dengan suara yang hampir pecah karena emosinya. Dia meraih tangan Danas yang terbaring lemah di atas selimut putih. "Apa yang harus kulakukan, Danas?"Dokter yang merawat Danas, seorang wanita dengan pakaian putih bersih, masuk ke dalam kamar. Dia melihat Jagad yang duduk di samping ranjang de
S2-8 PertemuanLangit duduk di ruang kerjanya yang terletak di ujung mansion yang masih dalam proses renovasi. Dia memeriksa beberapa rencana terbaru untuk proyek renovasi yang telah memakan banyak waktunya dalam beberapa bulan terakhir. Mansion tua itu begitu besar dan penuh potensi, dan Langit merasa bahwa ini adalah cara terbaik untuk menghormati kenangan istrinya, Danas.“Bagaimana renovasi taman?” tanya Langit pada Marvin. “Jangan sampai bunga-bunga yang dirawatnya rusak.”“Semuanya dikerjakan sesuai dengan keinginan Anda, Tuan. Ah, karya-karya Nyonya sudah saya beli dari beberapa orang.”“Kau tidak melewatkan sketsa pakaian ‘kan?”“Tidak.”“Dia sangat ingin jadi desainer.”“Seluruh karya Nyonya ada di ruangan itu
Danas duduk di sebuah studio desain di Zurich, Swiss, fokus pada potongan kain sutra yang terbentang di depannya. Rasa gembira meluap dalam dirinya karena karyanya yang indah. Dalam tiga tahun terakhir, dia telah berhasil membangun nama Zanetra sebagai desainer terkenal. Meskipun dia tidak ingat lagi namanya yang sebenarnya, dia menikmati hidupnya sebagai Zanetra.Studio miliknya dipenuhi dengan karya seni yang indah, dari gaun pengantin mewah hingga pakaian haute couture yang memukau. Ia dikelilingi oleh sekelompok asisten dan penjahit yang setia, yang membantu mewujudkan kreasi-kreasinya yang brilian.Kehidupan Zanetra bukan hanya tentang karirnya yang gemilang. Cinta pun telah memasuki hatinya dengan indah. Jagad, pria yang dulu dia tidak ingat selain dari nama yang diucapkannya, telah menjadi bagian integral dari hidupnya. Mereka telah menjalin hubungan yang erat selama dua tahun terakhir, dan akhirnya, Jagad telah melamar Zanetra. Mereka akan segera menjadi suami
Mobil berhenti tepat di studio Zanetra, senyuman pria yang mengantarnya terlihat tulus. “Masuklah,” ucap Jagad. Saat Zanetra melangkahkan kaki masuk, “Zane …” Panggilan itu mampu membuat Zanetra menghentikan langkahnya. “Tidak. Masuklah. Hari ini aku pulang telat, kalian tidak perlu menungguku malam malam.”Zanetra menganggukan kepala, ia segera masuk ke ruang pribadi miliknya.“Menikah, ya,” gumamnya sambil merebahkan tubuhnya di sofa. Ada perasaan yang tidak bisa dia katakan pada orang lain. Dia mengangkat tangan ke atas, melihat cincin yang tersemat di jarinya.Kenapa dia begitu gelisah? Bukankah Jagad selalu ada untuknya? Bahkan studio fashionnya dibuat oleh Jagad sebagai hadiah telah berjuang sembuh. Apa hanya karena dia berada di titik karir sampai dia belum ingin menikah? Kata
Suara dentingan pisau terdengar beradu, aroma rempah-rempah dan daging yang dipanggang menyebarkan keharuman yang menggugah selera. Zanetra, dengan wajah penuh konsentrasi, berdiri di depan kompor sambil mengaduk adonan yang sedang dimasak.Saat sedang asik memasak, Zanetra merasa sentuhan lembut di pinggangnya. Langkah Jagad yang pelan membuatnya mendekati Zanetra tanpa terdengar. Dengan lembut, dia melingkarkan tangannya di pinggang Zanetra, membuatnya melompat kaget.Tubuhnya mendadak bergetar, dan ia hampir saja berteriak histeris. Tapi, saat ia melihat wajah lelaki yang memeluknya dengan erat, rasa terkejutnya berubah menjadi senyuman hangat.“Kak Jagad, kau membuatku kaget!” serunya, sambil melepas spatula yang dipegang.Jagad mengendus apa yang sedang dimasak, dagunya diletakan di atas bahu wanita itu, sambil mempererat pelukan, Jagad tidak lupa mengambil kesempatan mencium lembut leher Zanetra."Kau kembali lebih awal!" seru Zanetra. "Aku pikir kau akan pulang terlambat malam