Home / Romansa / Sangkar Kupu-kupu / BAB 9,PART 1 : Perfect

Share

BAB 9,PART 1 : Perfect

last update Last Updated: 2021-09-07 23:04:32

CHAPTER 2

PERFECT

Waktu persiapan untuk perlombaan menyanyi dan penilaian pentas Ballet sama yaitu 1 bulan. Waktu dan tenaga sama sama terkuras habis. Sesungguhnya aku tidak ingin mengikuti penilaian Ballet. Hanya saja, entah darimana Ibu mengetahui akan ada penilaian ballet, dimana dalam penilaian itu jika aku bagus dalam membawakan tarian, maka aku akan di kirim ke Prancis.

Ibu sudah mewanti wanti kalau aku harus bisa lolos dalam babak penilaian penentuan. Terlebih lagi Ibu sudah terbayang bayang kalau aku akan pentas di Prancis dan di tonton oleh jutaan orang banyak.

Hal itu sudah pasti menjadi impian Ibu sejak dulu. Terkenal dan di kenal oleh siapapun. Meskipun bukan dari bakat yang dimiliki oleh ibu, tapi ibu sudah cukup puas memiliki anak seperti ku yang memiliki segudang bakat.

Dari dulu, ibu selalu memasukkan ku ke dalam berbagai kursus seni bakat, baik itu seni Lukis, seni music, seni olah vocal sampai seni tari. Memang banyak sekali manfaatnya Ketika aku mengikuti berbagai kursus. Tapi hal yang sangat ku rindukan adalah aku ingin bermain bersama teman temanku.

Menikmati hari dengan sibuknya mengerjakan tugas dari sekolah, kemudian ulangan. Bukan dengan sibuknya Latihan demi Latihan, yang hanya membuatku terpaksa untuk menjalaninya.

Setelah pulang menemani Bapak dari Dinas luar kota, Ibu semakin memperketat jadwal kursusku, yakni kursus vocal yang diikuti dengan kursus bermain piano dan yang satu lagi adalah kursus tari balet.

Aku bahkan tidka diperbolehkan bermain dengan teman teman sekaolahku, walau hanya beberapa jam saja. Belajar dan mengerjakan tugas di sekolah pun, aku kerjakan sebisaku di tengah tengah padatnya jadwal Latihan.

Selain itu Ibu tidak mau mendengar keluh kesahku, bahkan rasa letih yang ku alami. Baginya terkenal dan di kenal adalah tujuan nya nomer satu. Ibu bahkan memintaku untuk terus berlatih, meskipun hari libur.

Dua minggu sebelum lomba pentas menyanyi yang di selenggarakan oleh pihak label music Javando, di hari sabtu dimana ini adalah harusnya hari liburku, tanpa adanya aktifitas, Ibu meminta guru Vocal dan alat music yang tidak lain adalah eyang ku sendiri, untuk lebih ketat dalam mengajariku.

“ma…saya minta tolong, agar mama mengajari cucu mama setiap harinya.” Ujar Ibu kepada eyang ti

“lho memangnya ada apa?” tanya eyangti

“ini lho, mau ada perlombaan nyanyi,sekaligus main musiknya.”

“oohh memangnya mau main alat musiknya apa?” tanya eyangti kembali

“katanya sih piano…”

“lha terus lagunya apa?”

“ mmmm kurang tau, makanya coba nanti mama ke sini, ngobrol sama B’tari, biar tau, lagunya apa yang nanti akan di bawakan.”

“sek aku tak lihat jadwal dulu. Yowes yaa, mama lagi masak nasi dulu, bisa nggak bisa, nanti mama kabari.” Ucap Eyangti

“iya ma…nanti kabari ya.”

Selesai berbicara melalui via telfon oleh Eyangti, Ibu memanggil ku..

“B’tariii….” Teriak ibu memanggil namaku

“daleeemmmm..”jawabku

“B’tariii….” Teriak ibu sekali lagi

Aku yang sedang berada di kamar, sedang asyik menikmati rebahan sambil mendengarkan lagu yang nantinya akan ku bawakan saat lomba, harus turun ke bawah menemui Ibu.

“dalem Buu…”

“kamu tuh lho, di panggilin dari tadi mbok ya nyaut, kamu lagi ngapain sih emangnya?”

“ lagi pelajarin lagu yang nanti mau di pakai pas lomba nanti.”

“oooh gitu, mmmm….ngomong ngomong, Ibu sudah minta tolong eyangti, buat ajarin kamu lebih keras lagi.”

“ maksudnya lebih keras itu gimana?”

“iku lhooo..maksudnya ibu minta eyangti biar kamu latiannya jadi tiap hari.”

“ lho kan kasian Eyangti toh Bu…” ucapku

“yoo nggak dong…nanti kan Ibu minta tolong Pak Ujang untuk anter jemput Yangti.”

“emang Ibu udah nanya sama bapak, masalah ini?” tanyaku

“mmmm belom sih, tapi nanti pas lagi makan siang, Ibu coba bicarakan dengan Bapak.”

“kriiing…kriing…” bunyi suara telfon rumah membuat ku dan Ibu terkejut di buatnya

“ hihihihi Ibu kaget…”

“ya kan tadi lagi ngobrol sebentar sama kamu, terus bunyi suara telfon.”

“udah tuh angkat dulu Bu, telfonnya.” Ucapku

“iyaa ini mau di angkat.”

“hallo….”sapa Ibu

“ hallo An..aku sudah lihat jadwal mengajarku. Dan hari ini kosong, jadi aku bisa berangkat ke rumahmu.” Ucap Eyangti

“ooo Alhamdulillah, kalau gitu Mama sekalian menginap saja di sini, biar nggak kecapean di jalan.”

“oh begitu, ya sudah , Mama tak siapin baju buat nginep,dan buku buku theory.”

“iya, nanti biar tak suruh Pak Ujang ya Ma..untuk jemput Mama.”

“yaudah, tak siap siap dari sekarang ya.”

“iya…”

“iya…”

“yu’tii….yuuu…” teriak Ibu memanggil Yu’ti

“dalem Bu…” sahut Yu’ti dari arah dapur

“Pak Ujang nya ada nggak?”

“kelihatannya belum datang tuh Bu, kan tadi menemani Bapak main Golf.”

“oh iya ya…Bapak hari ini main Golf.”

“kenapa sih Bu?” tanyaku

“nggak apa apa, Mas mu mana ?” tanya Ibu

“di kamar kayaknya, lagi main PS.”jawabku

“kalau gitu bilangin sama Mas Rama, di maintain tolong sama Ibu jemput Eyangti sekarang juga.”

“iyaaa…tapi Ibu juga jangan lupa tuh bilang sama Bapak, kalau Yangti mau ke sini, sekalian nginep juga.”

“iya iya…ini Ibu juga mau telfon Bapak dulu.”

Aku Kembali ke Kamar untuk melanjutkan rebahan. Namun sebelum, Kembali rebahan, aku pergi ke kamar Mas Rama.

“Mas….woy….” ucapku sambil mengacaukan pandangannya yang sedang focus bermain PS 5

“issshh apaan sih…”balas Mas Rama marah

“itu lo di panggil Ibu sekarang tuh.”

“ngapain? Gw di suruh ngapain emangnya?”

“mmmmm kayaknya sih di suruh jemput Yangti.”

“haaa Yangti mau ke sini? Nginep nggak?”

“sepertinya sih iya, soale tadi Ibu yang ngasih usul supaya Yangti nginep di rumah.”

“yaaahhh bakalan riweuh deh ini .”

“riweuh kenapaaaa coba?”

“yaaa ntar gw nggak boleh main Ps, terus kalo lagi main, pulangnya nggak tepat waktu di marahin.”

“hahhaha derita lo itu sih mas…hhahah, udah sana, buruan….nanti Ibu marah nggak tahu ya” kataku sambil menertawai Mas Rama

“lo mau kemana emangnya?”

“mau Latihan nyanyi dong, kan gw 2 minggu lagi mau lomba.”

“oh iya yang itu ya…”

“Mas Ramaaaaaa….”teriak Ibu

“Mas Ramaaaaa….”teriak ibu Kembali

“tuh lo udah di panggil sama Ibu ya…udah ah gw mau ke kamar.”

Aku Kembali ke kamar dengan maksud untuk mengetahui nada dasar dari sang Penyanyi, akan tetapi mata tak bisa di ajak kompromi. Mataku terasa sangat berat sekali. Lama kelamaan, aku sudah tak dengar lagi apa lagu yang di nyanyikan.

Pikiranku sudah terbang…dan tubuhku juga sudah menikmati istirahat di kamar. Entah sampai berapa jam aku tertidur. Yang ku ketahui, tiba tiba saja adiknya Jenar berada di kamarku.

“mba bangunnn….”ucap Jenar sembari menggoyang goyangkan badanku agar aku terbangun

“mbaaa….”ucap Jenar dengan usahanya untuk membangunkanku.”

“mmmmm….apaan sih dek?” ucapku dengan nada masih mengantuk

“ itu lho…mba di cariin sama Yangti, katanya di suruh Latihan buat lomba tuh lho mbaa…” ucap Jenar

“Ya Allah…iya lupa, sekarang jam berapa?”

“mmmmm tuh udah jam 12 siang.”

“waduuhh…latihannya abis makan siang ini sih.”

“yaudah ayo turun, di suruh ke bawah juga nih.”

“iya iya, mba cuci muka dulu laahh, sholat dulu, abis itu mba baru ke bawah.”

Related chapters

  • Sangkar Kupu-kupu   BAB9,PART 2: PERFECT

    Terdengar dari kamarku, suara ramai dari arah ruang makan. Ibu, Kakak, dan adik adikku sedang berbincang dengan Yangti.“lho B’tari mana nduk?” tanya Yangti kepada adikku Jenar“Mba lagi shalat sebentar, nanti juga turun.”“Mama sudah dahar belom?” tanya Ibu kepada Yangti“siang belom…”“ya sudah kalau gitu Mama dahar dulu, setelah itu ngajarin B’tari.” Ucap Ibu“iya boleh.”Usai Sholat, aku langsung ke bawah menuju ruang makan dan berkumpul bersama Ibu,Kakak, Adik adikku dan juga Yangti.“Yangti…”sapaku“eh..udah selesai sholatnya tah nduk?” tanya Yangti“iya udah …”“kamu ngikut lomb aopo toh nduk?”“lomba nyanyi, jadi yang ngadain dari label music, nah mereka lagi mengadakan lomba khusus untuk anak anak sekolah.”“lomba nya group atau solo?”

    Last Updated : 2021-09-08
  • Sangkar Kupu-kupu   BAB9,PART3: PERFECT

    Latihan berlangsung hingga sore menjelang…“Latihan untuk hari ini , sampe di sini dulu ya nduk…besok kita teruskan lagi, nanti eyang ajari tehnik menggunakan hidung.”“iya eyang..Tak lama kemudian, Bapak pulang dari kegiatan olahraga nya.“ lho ada Mama…”ucap Bapak“eh kamu baru pulang tah?” tanya Eyang kepada Bapak.“iya ma…, aku capek…mau mandi dulu ya.” Ucap Bapak acuh“ iyo Jan…” jawab Eyang sambil menganggukKu lihat raut muka Eyang yang sedih karena, Bapak sepertinya tampak acuh sekali melihat kedatangan Eyang.“Eyang ayo istirahat dulu di kamar B’tari..”kataku sambil menggandeng dan menuntun Eyang ti menaiki tangga menuju kamar.“Eyang mau mandi duluan atau B’tari yang mandi?”“B’tari dulu saja yang mandi, Eyang mau rebahan dulu…punggung Eyang pegel nduk.&rdqu

    Last Updated : 2021-09-10
  • Sangkar Kupu-kupu   bab10,part4:PERFECT

    “waaahhh Yangti keren ih…ngajarin nyanyi begitu, berarti kan harus menjaga kualitas suaranya kan ya?” tanya Jenar“oh iya itu harus dek…makanya Yangti selalu makan kencur, untuk menjernihkan suara, Latihan pernapasan, minumnya air putih, terus selalu olahraga juga.”“ keren iiihhh…”balas JenarYangti kalau menurut kakak kakak dan adik adik Bapak, beliau adalah seorang penyanyi pada masanya, dia juga sempat sekolah music, maka tak heran jika bakatnya itu menurun ke anak anak laki lakinya dan menurun juga ke kami, anak anak Bapak.Bagi bapak, semua anak anaknya harus bisa dan mahir dalam memainkan alat music, serta melek akan not balok. Tidak boleh tidak. Lalu bagaimana dengan bakat menariku, apakah itu juga berasal dari bakat keluarga yang menurun?Tidak…, bakata menariku ini di karenakan saat itu, Bapak melihat sepupunya sedari kecil sudah belajar balet, serta tarian tradisional yang lain. Oleh

    Last Updated : 2021-09-10
  • Sangkar Kupu-kupu   bab11,part 5:PERFECT

    “biariiiinnn…dariapda waktunya terbuang percuma, kan kalo lo jadi tinggal berangkat terus udah gitu lo drop Yangti, abis itu kalo nggak jadi juga tinggal berangkat sama Yangti juga lo temenin dia.”Selesai Mas Rama Mandi, teman temanya masih juga belum membalas pesan textnya. Ia kemudian berpakaian dan mengajakku untuk sarapan bersama.“B’tarii…lo udah makan belom?” tanya Mas rama dari luar kamarku“ kenapa? Sebentar…”jawabku sambil membuka kan pintu kamarku untuknya“ lo udah makan belom?” tanya Mas Rama Kembali“ belom, tadi gw bangun tidur terus langsung mandi, kerjain tugas terus di suruh Yangti bangunin lo deh.” jawabku“yaudah temenin gw makan yuk….”ajak Mas Rama“iya sebentar, gw sekalian ajak Yangti sarapan dulu.”“ok kalau gitu, gw tunggu di ruang makan ya.”“ hooh…”balasku.Mas Rama melangkah menuju ke ruang makan, sementara itu aku melihat Yangti yang tak sengaja tertidur saat menonton Tv. Aku pelan pelan membangunkannya.“Yangti…..yangti…

    Last Updated : 2021-09-13
  • Sangkar Kupu-kupu   bab12,part6:PERFECT

    Bagiku materi yang Sudah di ajarkan oleh Eyang, merupakan ilmu yang sangat berharga sekali. Pantas saja, kalau mereka membayar mahal guru les vocal apalagi jika di tambah dengan belajar alat music juga.“ nah nduk…coba sekarang Eyang dengerin dulu suara kamu, setelah itu langsung masuk ke lagu. Ok…”Aku pun bernyanyi diiringi alunan music piano oleh Eyang. Bagiku Eyang sangat hebat sekali, ia bisa memainkan setiap lagu dengan alunan nada yang begitu indah, sehingga membuat yang mendengarkannya sangat menikmatinya.Eyang pernah bercerita, kalau piano adalah belahan jiwa nya. Eyang selalu dapat memainkan setiap instrument lagu, baik itu lagu classic, lagu jazz, blues, hingga lagu pop masa kini.Tangan dinginnya selalu dapat menciptakan sebuah nada yang tadinya belum memiliki jiwa.Bagi Eyang, setiap lagu itu selalu memiliki nafas dan jiwa. Nafas dan jiwa yang di maksud adalah Ketika kita mampu menyanyikannya dengan begitu baik, sehingga bag

    Last Updated : 2021-09-13
  • Sangkar Kupu-kupu   bab13,part7:PERFECT

    “sampai di sini dulu ya nduk Latihan hari ini, besok kita lanjutkan dulu.”ujar Eyang“iya Eyang.” JawabkuWaktu Sudha menunjukkan pukul 6 sore. Latiiha piano dengan Eyang bisa di bilang lumayan lama, tapi juga sangat berarti. Berbagai ilmu yang di sampaikan oleh Eyang, tidak aku dapatkan di manapun, dan tentunya juga membutuhkan biaya yang terbilang mahal.Aku Kembali ke kamar dan merapikan semua buku buku yang ada di meja. Aku periksa ulang Kembali, apakah ada tugas sekolah yang terlewat belum aku kerjakan.“dreettttttttt….dreeeetttttt…”terdengar bunyi ponselku sangat nyaring sekali.Terlihat ada panggilan masuk dari Mrs.Belinda“hallo iya Miss, ada apa?”tanyaku “hallo juga B’tari, kamu lagi apa?”“lagi beres beresin buku, ada apa Miss?” tanyaku Kembali“B’tari besok kamu bisa nggak datengnya agak siang?”tanya Miss Belinda

    Last Updated : 2021-09-14
  • Sangkar Kupu-kupu   bab14,part8: PERFECT

    “B’tari bareng sama aku aja yuk.”ajak Indah“iya kamu naik angkot kan?”tanyaku“iya…kan searahsama studio baletnya kan?”“iya searah, yaudah ya May, kita pulang duluan.”ucapku pamit pada Maya“okey kalian hati hati ya.”Maya pun segera melaju dengan kendaraan roda dua nya, sementara aku dan Indah pergi dengan menggunakan transportasi umum. Di dalam perjalanan banyak sekai yang kita bahas, mulai dari persiapan lomba untuk menyanyi hingga curhatan sahabatku Indah yang rupanya diam diam sedang menyukai seorang pria.“B’tari kamu gimana persiapan lomba nyanyi nya?” tanya Indah“ya seperti pada umumnya aja, Latihan setiap hari, terus harus di jaga juga kualitas suaranya.” Jawabku“terus Latihan vocal aja? Yang alat musiknya kamu jadinya apa?”“piano..kenapa?”“iya itu juga nggak kamu latih?”&ldqu

    Last Updated : 2021-09-15
  • Sangkar Kupu-kupu   bab15,part9 : PERFECT

    Tak terasa hari sudah mulai menjelang malam, dan aku masih saja berada di studio balet. Aku masih harus menghafalkan beberapa Gerakan tarian balet swan lake yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan penilaian.“Anak anak Miss minta walau kalian tidak setiap hari Latihan di studio, akan tetapi saat kalian sudah ada di sini, Miss berharap agar kalian benar benar sudah hafal dengan Gerakan ini.” Ujar Miss Belinda“Miss ini kita latihannya jadinya nggak setiap hari kan?”tanyaku dengan lebih meyakinkan“saya sih maunya setiap hari sih, tapi saya juga nggak bisa egois, karen akalian iug a pasti ada kesibukan lainnya selain nari balet. Bener apa bener?” tanya Miss Belinda“bener Miss, saya kan juga ada kursus piano sama kursus biola,belom lain nanti akan ada pentas gitu deh.”ujar Miranda dengan nada sombongnya“oh ya…? Masa sih?” tanya Miss Belinda“iya Miss, jadi untuk piano ada kejuara

    Last Updated : 2021-09-16

Latest chapter

  • Sangkar Kupu-kupu   persaingan sengit

    Kami semua menuruti perintah Miss Belinda yakni duduk melingkar.“Anak-anak, Mr.james sudah melihat performa kalian, dan sekarang saatnya penilaian. Dan penilaian itu sendiri biar Mr.James yang mengatakan pada kalian, untuk waktu dan tempat saya persilahkan,”ucap Miss Belinda mempersilakan Mr.James untuk menilai kami“Hallo ladies, saya sudah melihat performa kalian, dan menurut saya kalian sempurna, dan artinya juga, kalian berhak untuk mengikuti kompetisi pada winter next year dan pertunjukkan biasa. Golden ticket akan saya berikan, untuk kalian semua,” ucap Mr.James“Tunggu sebentar, apakah maksud Mr.James, kami semua lolos?”tanya JasmineMr.James mengambil golden ticket untuk kami semua yang ia simpan di dalam tas ranselnya.“Ticket ini aku berikan kepada kalian semua, jadi tolong di simpan baik-baik, di jaga jangan sampai hilang!” perintah Mr.JamesMasing-masing dari kami mendapatkan golden ticket dar

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 27, part 19 : PERFECT

    “Iya pasti, saya akan giat berlatih, apapun akan saya lakukan agar saya bisa tampil di Prancis Mr.James.”“Apapun?” tanya Mr.James dengan muka tersenyum licik.“Apapun Mr.James, karena saya benar-benar ingin ke luar negri dan tampil di sana,” ucap Miranda“Hmm … ya nanti akan saya kabari, sekarang kamu boleh berganti pakaian dan kamu bisa pulang sekarang!” perintah Mr.James“Ok Miranda, kamu mungkin saat ini berlatih, kamu tunggu di sini ya, sambil menunggu saya, coba kamu berlatih sendiri Swan lake, saya akan kembali!”perintah Miss Belinda.Miss Belinda dan Mr.James keluar ruang studio nutracker menuju ruang studio black. “Hallo anak-anak,” sapa Miss Belinda“Hallo Miss,”jawab kami semua.“Oke, kali ini saya mau memperkenalkan kepada kalian, Mr.James, beliau inilah juri yang akan menilai apakah kalian layak untuk bisa performance di luar negeri a

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 26, part 18 : PERFECT

    Aku tak menggubris perkataan Miranda, karena memang aku tak merasa, di samping itu aku juga enggan mencari masalah terhadap teman-temanku. “Harusnya yang memenangkan lomba itu tuh gue, bukan lo. Apasih hebatnya lo? Atau jangan-jangan lo ada kenalan orang dalam terus lo berbuat curang gitu deh, yakan ngaku aja!” hujat MirandaAku masih saja diam tak bergeming mendengar ocehan Miranda“Asal lo tahu aja ya anak miskin, gw itu udah kursus di tempat yang paling mahal dan ternama punya. Udah pasti bergengsi dan harusnya yang jadi juara dua itu ya gue,” Miranda tetap saja melanjutkan ocehannya"Gue mau tahu, kalo itu kursusnya dimana sih?”“Oh, kalau gue sih kursusnya sama Eyang gue, kenapa?” aku menantang balik Miranda“Hhahahaha … Kursus sama nenek doang aja bisa jadi juara dua, duhh … tuh juri buta kali yaa, atau mungkin kasihan gitu sama lo.”“Terserah lo aja ya Miranda ..&rdqu

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 25, part 17: PERFECT

    Back to Eyang“Bu Sepuh, taksinya sudah datang,” Ucap Yu’ti kepada Eyang , saat Eyang sedang menghabiskan sarapannya.“Iya Yu’ti bilang tunggu sebentar ya, sama sekalian tolong bawakan koper dan tas tas nya ke taksi ya,”perintah Eyang“Iya Bu sepuh.”Eyang pun bergegas menghabiskan sarapannya. Saat Eyang bersiap untuk pulang, Ibu baru saja bangun dengan muka sembab.“Jani … Mama pulang dulu ya,” pamit Eyang“Lho kok pulang?” tanya Ibu“Kan memang perjanjian nya begitu bukan, kamu minta mama menginap smapai B’tari selesai erlombaan nah sekarang B’tari sudah selesai lomba, mama pulang kasian rumahnya udah lama di tinggalin,” jawab Eyang“Oh gitu, yaudah. Hati-hati ya ma. Oiya pulangnya naik apa? Sama Pak Ujang?”“Nggak jadi sama Pak Ujang, barusan Janitra telfon mama, katanya dia ada meeting mendadak, jadinya Pak Ujang

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 24,part 16 : PERFECT

    “Mmm … kalau gitu Yu’ti nanti saya minta tolong, bawakan koper ke bawah ya. Sudah saya siapkan semua, tinggal di bawa saja,”Perintah EyangYu’ti menuruti perintah Eyang. Di bawakan nya koper yang ada di kamarku, total koper yang di bawa Yu’ti ada 3 berikut dengan seluruh tasku. Yu’ti belum sadar, kalau tasku juga di bawa olehnya.“Bu sepuh, koper dan tas tas nya sudah saya taruh di bawah,” ucap Yu’ti“Iya terima kasih banyak ya Yu’ti,” tutur Eyang.“Bu sepuh perginya menunggu Pak Ujang toh?” tanya Yu’ti kembali“Kalau masih lama, saya pesan taksi saja Yu’, takutnya nanti Bapak butuh Pak Ujang di sana, solanya saya ada jam mengajar les pagi ini, takut tidak keburu,” ujar Eyanng“Mungkin ada baiknya Bu Sepuh tanya ke Bapak, telfon dulu, biar nanti nggak kesalahan juga di Pak Ujang nya,”usul Yu’ti“Oh … Ngon

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 23, part 15 : Perfect

    Aku kembali menuju ruang makan, ku buka ponsel dan membaca beberapa pesan dari beberapa teman teman dan juga ada pesan dari Miss Belinda yang mengingatkan kalau hari ini Latihan.“Ini mb, susu sama robak nya,” ucap Yu’ti sambil meletakkan satu pirin tumpukkan robak dan segelas susu chocolateKu nikmati sarapan pagi seorang diri di meja makan. Perasaan Marah dan kecewa masih berkecamuk dalam pikiran dan perasaanku saat ini. Aku benar benar tidak ingin bertemu dengan kedua orangtuaku. Dan yang ada di dalam pikiranku saat ini adalah mereka sangat egois. Dan mereka hanya bisa menuntut tanpa memberi dukungan sama sekali“krek …” pintu kamar Bapak dan Ibu sudah terbukaLangsung ku percepat saja mengunyah makanan dan ku langsung menghabiskan susu. Setelah itu segera saja aku bawa piring yag masih penuh tumpukkan roti bakar menuju dapur.“Yu’ti tolong taroin di plastic aja ini roti bakar, mau aku bawain buat bekal,&rd

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 22, part 15 : Perfect

    “Lhooo … Iya Bu, beneran, kasihan saya sama Mba. Belum lagi kalau ngeliat Ibu bisa akrab banget sama mba Jenar. Mba B’tari tuh keliatan banget pengen seperti itu juga.”“Berarti aku sudah sangat keterlaluan ya Yu’ sebagai ibu untuk B’tari.” Ucap Ibu dengan pandangan kosong.“Mohon maaf bu, kalau soal itu, mmm … bisa saya katakan iya, karena sangat terlihat sekali kalau ibu itu tidak menyayangi dengan sepenuh hati, padahal mba B’tari kan anak kandung Ibu toh, masa sama anak kandung bisa seperti itu, nggak baik lho bu terlalu membedakan kasih sayang dengan anak lainnya. Boleh saja sih kalau ibu ingin mendidik mba B’tari agae menjadi anak yang mandiri. Tapi kan anak itu juga butuh kasih sayang dan dukungan dari seorang ibu.”Mendengar nasihat dari Yu’ti secara tak langsung, telah menampar batin Ibu. Ia tak menyangka bahwa apa yang di katakana oleh Yu’ti benar adanya. Ibu terlalu s

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 21 part 14 : Perfect

    “Terus kalau kamu benar benar melihat B’tari lomba, coba kamu certain tadi performnya B’tari bagaimana? B’tari pakai baju apa?” tantang Bapak“Pakai baju yang Bapak beliin waktu lagi ke Belanda itu, terus pakai sepatu pantofel,” jawab ibu.“Mas Rama, coba mana ambilin hape Bapak di tas!” perintah Bapak.“Iya Pak.”Mas Rama mengambil ponsel Bapak yang masih tersimpan di dalam tas. Ponsel dengan merk terkenal berwarna hitam, diambil oleh Mas Rama“Ini Pak,” ucap Mas Rama sambil menyerahkan ponselnya ke BapakBapak langsung melihat foto dan video yang tadi siang di kirim oleh Mas Rama melalui ponsel milik Mas Rama.“Lalu, tadi B’tari selesai lombanya jam berapa?” tanya Bapak kembali“Jam 5, emang kenapa sih bapak kok nanya nya seolah olah bapak nggak percaya sama aku!?”“Memang aku sekarnag nggak percaya sama kamu, ini sudah ada

  • Sangkar Kupu-kupu   bab20,part 13: PERFECT

    Air mataku mengalir begitu saja saat mendengar Ibu mengancam Yu’ti untuk berbohong pada Bapak.Mas Rama yang melihatku menangis , tak tega, karena Ibu benar benar sudah sangat keterlaluan.“Lho kok lo nggak Latihan Ballet?” tanya Mas RamaAku langsung menghapus air mata ku …“Iya tadi Miss Belinda nya kirim pesan melalui Whatsapp, katanya aku hari ini nggak apa-apa, kalau nggak masuk, di kasih libur sehari doang.”“Oh gitu, yaudah sana lo istirahat gih!” pinta Mas Rama“Nggak ah … Lagi banyak tugas terus udah gitu ada ulangan, jadinya mau belajar aja.”“B’tari lo jangan sedih ya, urusan itu, nanti gw bantu, gw nggak mau lo sedih,” ucap Mas Rama. Makan malam tiba, dan Bapak baru saja tiba di rumah. Kali ini benar benar aku tidak nafsu untuk makan. Aku benar benar terkejut mendengar ucapan ibu yang meminta Yu’ti agar berbohong jika di tanya oleh Bapak.

DMCA.com Protection Status