Tak terasa hari sudah mulai menjelang malam, dan aku masih saja berada di studio balet. Aku masih harus menghafalkan beberapa Gerakan tarian balet swan lake yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan penilaian.
“Anak anak Miss minta walau kalian tidak setiap hari Latihan di studio, akan tetapi saat kalian sudah ada di sini, Miss berharap agar kalian benar benar sudah hafal dengan Gerakan ini.” Ujar Miss Belinda“Miss ini kita latihannya jadinya nggak setiap hari kan?”tanyaku dengan lebih meyakinkan“saya sih maunya setiap hari sih, tapi saya juga nggak bisa egois, karen akalian iug a pasti ada kesibukan lainnya selain nari balet. Bener apa bener?” tanya Miss Belinda“bener Miss, saya kan juga ada kursus piano sama kursus biola,belom lain nanti akan ada pentas gitu deh.”ujar Miranda dengan nada sombongnya“oh ya…? Masa sih?” tanya Miss Belinda“iya Miss, jadi untuk piano ada kejuara“mmmmin France, it will be swan lake, and in Russia could it be Romeo and Juliet. That’s why we wanna find to becoming a Juliet.” Jelas Mr.James“so that mean is performance in France just cast of figures?”“exactly…”“oooo oke oke….then when you will come to Indonesia?”“Two weeks later, and I hope so you can manage ur student to be a good ballerina.”“Alright Sir, I will…”“Alright then..see you in Indonesia, bye…”“Thank you Sir, goodbye.”Usai menerima panggilan dari Mr.james, hal pertama yang akan di lakukan oleh Miss Belinda adalah mengerahkan seluruh ilmu yang ia miliki, dan berbagai pengalaman saat berada di atas panggung.Pukul delapan malam, aku tiba di rumah. Dengan perut kosong dan raut muka yang sangat Lelah, aku benar benar sudah tidak sanggup menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Ibu.H
Aku Kembali ke belakang panggung dengan senyuman lebar dan puas. Baru kali ini aku bisa memuaskan dan memanjakan telinga penikmat music. Ini kali pertama aku tampil di depan ratusan ribu orang, dan mereka menyukai penampilanku.“Wah penampilan kamu keren juga ya,”ujar Kazue“Masa sih?”tanyaku hampir tak percaya“Iya betul, aku suka banget sama penampilan kamu, oiya ngomong ngomong,aku Kazue dari Institut Musik Indonesia,”Ujar Kazue“aku B’tari dari SMAK…”belum sempat aku melanjutkan asal sekolahku, Kazue sudah mengetahui asal sekolahku.“St.Barnabas kan kamu, hehehhe aku tadi udah denger kok, waktu kamu tadi di panggil ke panggung,” aku KazueAku terpukau dan terpesona melihat penampilan Kazue hari ini, dia sangat sangat tampan dan benar benar seperti pria yang aku impikan. Cara berpakaiannya sangat keren, kemeja lengan Panjang berwanra kuning gading di padu padankan dengan gaya sw
Di atas panggung, aku tak begitu menyadari kehadiran Kazue, yang aku lihat adalah decak kagum penonton, serta kebahagiaan dari orang terdekatku. Usia para juri memberikan kami hadiah, kami di persilahkan untuk turun dari panggung. Ucapan selamat dari para juri, dan orang orang terkenal yang turut menyaksikan perlombaan ini membuatku sangat Bahagia. Meskipun aku menempati posisi kedua, akan tetapi itu tidak menjadi masalah untukku. Dan tak juga membuatku cepat berpuas diri.Eyang,Mas Rama, Pak Peter dan guru BK, bseserta kedua temanku Maya dan Indah yang juga turut hadir untuk menyemangatiku, turut berbahagia atas kemenanganku. “Wah selamat ya B’tari, kamu juara dua,” ucap Pak Peter padaku.“Pak …Mmmm B’tari minta maaf ya, kalau mungin tadi B’tari ada salah not atau nada saat menyanyi tidak tepat, jadinya B’tari juara 2 deh,”ucapku takut.“Kamu ngomong apa sih B’tari, buat bapak, kamu itu su
Air mataku mengalir begitu saja saat mendengar Ibu mengancam Yu’ti untuk berbohong pada Bapak.Mas Rama yang melihatku menangis , tak tega, karena Ibu benar benar sudah sangat keterlaluan.“Lho kok lo nggak Latihan Ballet?” tanya Mas RamaAku langsung menghapus air mata ku …“Iya tadi Miss Belinda nya kirim pesan melalui Whatsapp, katanya aku hari ini nggak apa-apa, kalau nggak masuk, di kasih libur sehari doang.”“Oh gitu, yaudah sana lo istirahat gih!” pinta Mas Rama“Nggak ah … Lagi banyak tugas terus udah gitu ada ulangan, jadinya mau belajar aja.”“B’tari lo jangan sedih ya, urusan itu, nanti gw bantu, gw nggak mau lo sedih,” ucap Mas Rama. Makan malam tiba, dan Bapak baru saja tiba di rumah. Kali ini benar benar aku tidak nafsu untuk makan. Aku benar benar terkejut mendengar ucapan ibu yang meminta Yu’ti agar berbohong jika di tanya oleh Bapak.
“Terus kalau kamu benar benar melihat B’tari lomba, coba kamu certain tadi performnya B’tari bagaimana? B’tari pakai baju apa?” tantang Bapak“Pakai baju yang Bapak beliin waktu lagi ke Belanda itu, terus pakai sepatu pantofel,” jawab ibu.“Mas Rama, coba mana ambilin hape Bapak di tas!” perintah Bapak.“Iya Pak.”Mas Rama mengambil ponsel Bapak yang masih tersimpan di dalam tas. Ponsel dengan merk terkenal berwarna hitam, diambil oleh Mas Rama“Ini Pak,” ucap Mas Rama sambil menyerahkan ponselnya ke BapakBapak langsung melihat foto dan video yang tadi siang di kirim oleh Mas Rama melalui ponsel milik Mas Rama.“Lalu, tadi B’tari selesai lombanya jam berapa?” tanya Bapak kembali“Jam 5, emang kenapa sih bapak kok nanya nya seolah olah bapak nggak percaya sama aku!?”“Memang aku sekarnag nggak percaya sama kamu, ini sudah ada
“Lhooo … Iya Bu, beneran, kasihan saya sama Mba. Belum lagi kalau ngeliat Ibu bisa akrab banget sama mba Jenar. Mba B’tari tuh keliatan banget pengen seperti itu juga.”“Berarti aku sudah sangat keterlaluan ya Yu’ sebagai ibu untuk B’tari.” Ucap Ibu dengan pandangan kosong.“Mohon maaf bu, kalau soal itu, mmm … bisa saya katakan iya, karena sangat terlihat sekali kalau ibu itu tidak menyayangi dengan sepenuh hati, padahal mba B’tari kan anak kandung Ibu toh, masa sama anak kandung bisa seperti itu, nggak baik lho bu terlalu membedakan kasih sayang dengan anak lainnya. Boleh saja sih kalau ibu ingin mendidik mba B’tari agae menjadi anak yang mandiri. Tapi kan anak itu juga butuh kasih sayang dan dukungan dari seorang ibu.”Mendengar nasihat dari Yu’ti secara tak langsung, telah menampar batin Ibu. Ia tak menyangka bahwa apa yang di katakana oleh Yu’ti benar adanya. Ibu terlalu s
Aku kembali menuju ruang makan, ku buka ponsel dan membaca beberapa pesan dari beberapa teman teman dan juga ada pesan dari Miss Belinda yang mengingatkan kalau hari ini Latihan.“Ini mb, susu sama robak nya,” ucap Yu’ti sambil meletakkan satu pirin tumpukkan robak dan segelas susu chocolateKu nikmati sarapan pagi seorang diri di meja makan. Perasaan Marah dan kecewa masih berkecamuk dalam pikiran dan perasaanku saat ini. Aku benar benar tidak ingin bertemu dengan kedua orangtuaku. Dan yang ada di dalam pikiranku saat ini adalah mereka sangat egois. Dan mereka hanya bisa menuntut tanpa memberi dukungan sama sekali“krek …” pintu kamar Bapak dan Ibu sudah terbukaLangsung ku percepat saja mengunyah makanan dan ku langsung menghabiskan susu. Setelah itu segera saja aku bawa piring yag masih penuh tumpukkan roti bakar menuju dapur.“Yu’ti tolong taroin di plastic aja ini roti bakar, mau aku bawain buat bekal,&rd
“Mmm … kalau gitu Yu’ti nanti saya minta tolong, bawakan koper ke bawah ya. Sudah saya siapkan semua, tinggal di bawa saja,”Perintah EyangYu’ti menuruti perintah Eyang. Di bawakan nya koper yang ada di kamarku, total koper yang di bawa Yu’ti ada 3 berikut dengan seluruh tasku. Yu’ti belum sadar, kalau tasku juga di bawa olehnya.“Bu sepuh, koper dan tas tas nya sudah saya taruh di bawah,” ucap Yu’ti“Iya terima kasih banyak ya Yu’ti,” tutur Eyang.“Bu sepuh perginya menunggu Pak Ujang toh?” tanya Yu’ti kembali“Kalau masih lama, saya pesan taksi saja Yu’, takutnya nanti Bapak butuh Pak Ujang di sana, solanya saya ada jam mengajar les pagi ini, takut tidak keburu,” ujar Eyanng“Mungkin ada baiknya Bu Sepuh tanya ke Bapak, telfon dulu, biar nanti nggak kesalahan juga di Pak Ujang nya,”usul Yu’ti“Oh … Ngon
Kami semua menuruti perintah Miss Belinda yakni duduk melingkar.“Anak-anak, Mr.james sudah melihat performa kalian, dan sekarang saatnya penilaian. Dan penilaian itu sendiri biar Mr.James yang mengatakan pada kalian, untuk waktu dan tempat saya persilahkan,”ucap Miss Belinda mempersilakan Mr.James untuk menilai kami“Hallo ladies, saya sudah melihat performa kalian, dan menurut saya kalian sempurna, dan artinya juga, kalian berhak untuk mengikuti kompetisi pada winter next year dan pertunjukkan biasa. Golden ticket akan saya berikan, untuk kalian semua,” ucap Mr.James“Tunggu sebentar, apakah maksud Mr.James, kami semua lolos?”tanya JasmineMr.James mengambil golden ticket untuk kami semua yang ia simpan di dalam tas ranselnya.“Ticket ini aku berikan kepada kalian semua, jadi tolong di simpan baik-baik, di jaga jangan sampai hilang!” perintah Mr.JamesMasing-masing dari kami mendapatkan golden ticket dar
“Iya pasti, saya akan giat berlatih, apapun akan saya lakukan agar saya bisa tampil di Prancis Mr.James.”“Apapun?” tanya Mr.James dengan muka tersenyum licik.“Apapun Mr.James, karena saya benar-benar ingin ke luar negri dan tampil di sana,” ucap Miranda“Hmm … ya nanti akan saya kabari, sekarang kamu boleh berganti pakaian dan kamu bisa pulang sekarang!” perintah Mr.James“Ok Miranda, kamu mungkin saat ini berlatih, kamu tunggu di sini ya, sambil menunggu saya, coba kamu berlatih sendiri Swan lake, saya akan kembali!”perintah Miss Belinda.Miss Belinda dan Mr.James keluar ruang studio nutracker menuju ruang studio black. “Hallo anak-anak,” sapa Miss Belinda“Hallo Miss,”jawab kami semua.“Oke, kali ini saya mau memperkenalkan kepada kalian, Mr.James, beliau inilah juri yang akan menilai apakah kalian layak untuk bisa performance di luar negeri a
Aku tak menggubris perkataan Miranda, karena memang aku tak merasa, di samping itu aku juga enggan mencari masalah terhadap teman-temanku. “Harusnya yang memenangkan lomba itu tuh gue, bukan lo. Apasih hebatnya lo? Atau jangan-jangan lo ada kenalan orang dalam terus lo berbuat curang gitu deh, yakan ngaku aja!” hujat MirandaAku masih saja diam tak bergeming mendengar ocehan Miranda“Asal lo tahu aja ya anak miskin, gw itu udah kursus di tempat yang paling mahal dan ternama punya. Udah pasti bergengsi dan harusnya yang jadi juara dua itu ya gue,” Miranda tetap saja melanjutkan ocehannya"Gue mau tahu, kalo itu kursusnya dimana sih?”“Oh, kalau gue sih kursusnya sama Eyang gue, kenapa?” aku menantang balik Miranda“Hhahahaha … Kursus sama nenek doang aja bisa jadi juara dua, duhh … tuh juri buta kali yaa, atau mungkin kasihan gitu sama lo.”“Terserah lo aja ya Miranda ..&rdqu
Back to Eyang“Bu Sepuh, taksinya sudah datang,” Ucap Yu’ti kepada Eyang , saat Eyang sedang menghabiskan sarapannya.“Iya Yu’ti bilang tunggu sebentar ya, sama sekalian tolong bawakan koper dan tas tas nya ke taksi ya,”perintah Eyang“Iya Bu sepuh.”Eyang pun bergegas menghabiskan sarapannya. Saat Eyang bersiap untuk pulang, Ibu baru saja bangun dengan muka sembab.“Jani … Mama pulang dulu ya,” pamit Eyang“Lho kok pulang?” tanya Ibu“Kan memang perjanjian nya begitu bukan, kamu minta mama menginap smapai B’tari selesai erlombaan nah sekarang B’tari sudah selesai lomba, mama pulang kasian rumahnya udah lama di tinggalin,” jawab Eyang“Oh gitu, yaudah. Hati-hati ya ma. Oiya pulangnya naik apa? Sama Pak Ujang?”“Nggak jadi sama Pak Ujang, barusan Janitra telfon mama, katanya dia ada meeting mendadak, jadinya Pak Ujang
“Mmm … kalau gitu Yu’ti nanti saya minta tolong, bawakan koper ke bawah ya. Sudah saya siapkan semua, tinggal di bawa saja,”Perintah EyangYu’ti menuruti perintah Eyang. Di bawakan nya koper yang ada di kamarku, total koper yang di bawa Yu’ti ada 3 berikut dengan seluruh tasku. Yu’ti belum sadar, kalau tasku juga di bawa olehnya.“Bu sepuh, koper dan tas tas nya sudah saya taruh di bawah,” ucap Yu’ti“Iya terima kasih banyak ya Yu’ti,” tutur Eyang.“Bu sepuh perginya menunggu Pak Ujang toh?” tanya Yu’ti kembali“Kalau masih lama, saya pesan taksi saja Yu’, takutnya nanti Bapak butuh Pak Ujang di sana, solanya saya ada jam mengajar les pagi ini, takut tidak keburu,” ujar Eyanng“Mungkin ada baiknya Bu Sepuh tanya ke Bapak, telfon dulu, biar nanti nggak kesalahan juga di Pak Ujang nya,”usul Yu’ti“Oh … Ngon
Aku kembali menuju ruang makan, ku buka ponsel dan membaca beberapa pesan dari beberapa teman teman dan juga ada pesan dari Miss Belinda yang mengingatkan kalau hari ini Latihan.“Ini mb, susu sama robak nya,” ucap Yu’ti sambil meletakkan satu pirin tumpukkan robak dan segelas susu chocolateKu nikmati sarapan pagi seorang diri di meja makan. Perasaan Marah dan kecewa masih berkecamuk dalam pikiran dan perasaanku saat ini. Aku benar benar tidak ingin bertemu dengan kedua orangtuaku. Dan yang ada di dalam pikiranku saat ini adalah mereka sangat egois. Dan mereka hanya bisa menuntut tanpa memberi dukungan sama sekali“krek …” pintu kamar Bapak dan Ibu sudah terbukaLangsung ku percepat saja mengunyah makanan dan ku langsung menghabiskan susu. Setelah itu segera saja aku bawa piring yag masih penuh tumpukkan roti bakar menuju dapur.“Yu’ti tolong taroin di plastic aja ini roti bakar, mau aku bawain buat bekal,&rd
“Lhooo … Iya Bu, beneran, kasihan saya sama Mba. Belum lagi kalau ngeliat Ibu bisa akrab banget sama mba Jenar. Mba B’tari tuh keliatan banget pengen seperti itu juga.”“Berarti aku sudah sangat keterlaluan ya Yu’ sebagai ibu untuk B’tari.” Ucap Ibu dengan pandangan kosong.“Mohon maaf bu, kalau soal itu, mmm … bisa saya katakan iya, karena sangat terlihat sekali kalau ibu itu tidak menyayangi dengan sepenuh hati, padahal mba B’tari kan anak kandung Ibu toh, masa sama anak kandung bisa seperti itu, nggak baik lho bu terlalu membedakan kasih sayang dengan anak lainnya. Boleh saja sih kalau ibu ingin mendidik mba B’tari agae menjadi anak yang mandiri. Tapi kan anak itu juga butuh kasih sayang dan dukungan dari seorang ibu.”Mendengar nasihat dari Yu’ti secara tak langsung, telah menampar batin Ibu. Ia tak menyangka bahwa apa yang di katakana oleh Yu’ti benar adanya. Ibu terlalu s
“Terus kalau kamu benar benar melihat B’tari lomba, coba kamu certain tadi performnya B’tari bagaimana? B’tari pakai baju apa?” tantang Bapak“Pakai baju yang Bapak beliin waktu lagi ke Belanda itu, terus pakai sepatu pantofel,” jawab ibu.“Mas Rama, coba mana ambilin hape Bapak di tas!” perintah Bapak.“Iya Pak.”Mas Rama mengambil ponsel Bapak yang masih tersimpan di dalam tas. Ponsel dengan merk terkenal berwarna hitam, diambil oleh Mas Rama“Ini Pak,” ucap Mas Rama sambil menyerahkan ponselnya ke BapakBapak langsung melihat foto dan video yang tadi siang di kirim oleh Mas Rama melalui ponsel milik Mas Rama.“Lalu, tadi B’tari selesai lombanya jam berapa?” tanya Bapak kembali“Jam 5, emang kenapa sih bapak kok nanya nya seolah olah bapak nggak percaya sama aku!?”“Memang aku sekarnag nggak percaya sama kamu, ini sudah ada
Air mataku mengalir begitu saja saat mendengar Ibu mengancam Yu’ti untuk berbohong pada Bapak.Mas Rama yang melihatku menangis , tak tega, karena Ibu benar benar sudah sangat keterlaluan.“Lho kok lo nggak Latihan Ballet?” tanya Mas RamaAku langsung menghapus air mata ku …“Iya tadi Miss Belinda nya kirim pesan melalui Whatsapp, katanya aku hari ini nggak apa-apa, kalau nggak masuk, di kasih libur sehari doang.”“Oh gitu, yaudah sana lo istirahat gih!” pinta Mas Rama“Nggak ah … Lagi banyak tugas terus udah gitu ada ulangan, jadinya mau belajar aja.”“B’tari lo jangan sedih ya, urusan itu, nanti gw bantu, gw nggak mau lo sedih,” ucap Mas Rama. Makan malam tiba, dan Bapak baru saja tiba di rumah. Kali ini benar benar aku tidak nafsu untuk makan. Aku benar benar terkejut mendengar ucapan ibu yang meminta Yu’ti agar berbohong jika di tanya oleh Bapak.