Latihan berlangsung hingga sore menjelang…
“Latihan untuk hari ini , sampe di sini dulu ya nduk…besok kita teruskan lagi, nanti eyang ajari tehnik menggunakan hidung.”“iya eyang..Tak lama kemudian, Bapak pulang dari kegiatan olahraga nya.“ lho ada Mama…”ucap Bapak“eh kamu baru pulang tah?” tanya Eyang kepada Bapak.“iya ma…, aku capek…mau mandi dulu ya.” Ucap Bapak acuh“ iyo Jan…” jawab Eyang sambil menganggukKu lihat raut muka Eyang yang sedih karena, Bapak sepertinya tampak acuh sekali melihat kedatangan Eyang.“Eyang ayo istirahat dulu di kamar B’tari..”kataku sambil menggandeng dan menuntun Eyang ti menaiki tangga menuju kamar.“Eyang mau mandi duluan atau B’tari yang mandi?”“B’tari dulu saja yang mandi, Eyang mau rebahan dulu…punggung Eyang pegel nduk.” Jawab Eyang.“oh begitu, baiklah…B’tari mandi dulu ya Eyang. Oiya tas nya Eyang , B’tari letakkan di lemari ya.”“iya nduk, terima Kasih.”Mandi air hangat membuat tubuhkku merasa sangat rileks dan juga menyegarkan pikiranku Kembali. Ada apa dengan Bapak, mengapa raut muka nya seperti itu saat bertemu dengan Eyang, tampak tidak begitu menyukainya.Sementara itu di kamar Bapak dan Ibu….“kamu minta Mama dateng ke sini?” tanya Bapak kepada Ibu“iya, memangnya kenapa?” Ibu berbalik tanya kepada Bapak“untuk apa?”“B’tari kan di minta sekolahnya mengikuti omba nyanyi sambil memainkan alat music, jadi aku minta Mama kamu untuk ajarin B’tari, lagi pula apa salahnya mengajari cucunya sendiri? Nggak perlu bayar mahal ini kan?”“Apa maksud kamu nggak perlu bayar mahal? Ya tetep aja lah kamu harus kasih Mama uang, kan dia udah ajari B’tari, itu ilmu tau, kamu nggak boleh pelit sama Mamaku.”“iya…iya…nanti aku kasih Mama kamu uang, tapi nggak sebanyak uang yang harus aku keluarkan sama seperti mengeluarkan biaya kursus kan.”“Astagfirullah….nggak bisa, kamu harus kasih uang nya sama seperti kamu keluarin uang untuk biaya kursus.”“eh apa apaan sih kamu Pak?”“kamu tuh yang apa apaan…”“lho wajar kan masa sama cucunya sendiri minta bayaran mahal.”“ kamu ini ya sama keluargaku begitu pelitnya…tapi kenapa kalaus ama keluarga kamu begitu royalnya…kalau begitu aku juga punya hak untuk meutup akses semua kartu kredit dan debit kamu.”“Bapak apa apaan sih?”“terserah….suka atau tidak, kalau perilaku kamu seperti itu sama Mamaku, aku juga nggak akan segan segan menutup semua akses kamu. PAHAM!!!” ucap Bapak KesalBapak pun Kembali menggebrak pintu kamar mandi sehingga mengagetkan aku yang baru saja selesai mandi, dan juga Eyang ti yang sedang beristirahat.“opo iku nduk?” tanya Eyang kepadaku“ nggak tau Yangti…mungkin angin nutup pintu kali…soalnya di sini anginnya suka kenceng banget.”“ooh gitu ya nduk….”“iya…oiya Yangti mau mandi nggak? Aku sudah selesai mandi.”“iya boleh deh.”“yaudah B’tari di kamar ya, kalau Yangti minta di ambilin sesuatu.”“iya nduk, Yangti mandi yaaSebelum makan malam tiba, aku berkutat dengan pekerjaan rumah yang semuanya harus di kumpulkan minggu depan, belum lagi ulangan yang selalu diadakan setiap harinya. Setidaknya aku benar benar harus berbagi waktu, tenaga dan pikiranku untuk sekolah dan kegiatanku di luar sekolah. Belum lagi perlombaan yang diadakan bersamaan waktunya. Hanya berbeda hari saja.
Awalnya aku enggan sekali mengikuti penilaian Ballet, tapi Ibu dan Mrs. Belinda memaksaku agar aku mengikutinya. Mereka memaksa ku dengan alasan, Gerakan tarian ballet ku sangat luwes dan bagus.Dua minggu sebelum perlombaan benar benar membuatku Lelah. Yangti diminta secara paksa oleh Ibu untuk menginap di rumah sampai aku benar benar menang dalam perlombaan menyanyi sambil bermain alat music.Sampai aku merasa dadaku terasa sangat sesak, entah itu karena aku memang benar benar letih, atau karena aku memiliki penyakit baru.Makan malam tiba, dan kami semua berkumpul di ruang makan, tanpa terkecuali.“Ma….pulangnya nanti aja ya , kalau B’tari udah selesai lomba nya ya.” Bujuk Ibu“lho kok lama banget bu?” tanya ku“ya biar Eyangti juga nggak cape…kan kalau Eyang ti nginep, jadi kamu bisa berlatih setiap harinya dan juga irit ongkos juga.”“mmmm tapi kan B’tari juga Latihan balet sama latihan tari tradisional juga kan Bu.”“ ya nggak apa apa, justri kalo kamu abis pulang Latihan tari, terus udah gitu kamu lanut lagi Latihan nyanyinya…wong sebentar doang kok Eyang di sini, sampe kamu selesai lomba aja kok.”“ya di tanyain dulu dong Bu sama Eyang nya gimana.”“ah Eyang mah udah pasti setuju, kan buat cucu nya ini, masa iya sih nggak mau nolongin.ya kan Eyang?” tanya Ibu sambil melirik Eyang“mmmm maksudnya aku di sini dulu sampe berapa lama itu?”“yaa kurang lebih 3 minggu kali ya, memangnya kenapa toh?” tanya Ibu“bukan nggak mau, Cuma kan Mama juga mengajar di tempat yang lainnya, nanti nggak enak sama anak anak yang lain.” jawab Eyang“oooh perkara itu kan gampang Ma, mama jadwal ngajarnya dari jam berapa sampai jam berapa?”“ macem macem, ada yang dari pagi, ada yang siang sampai sore juga.”“oohh gitu tapi nggak ada yang sampai malem kan ma?”“yoo nggak ada toh…hahahaha.”“gampang kalo itu, nanti bisa minta tolong di anterin sama Pak Ujang.”“memangnya nggak apa apa toh an?”“nggak apa apa Ma…daripada nanti mama bolak balik ke sini.”“mmmm kalau gitu besok Mama sekalian mampir ke rumah dulu kali ya, mau ambil baju terus bersih bersih.”“oh gitu…yaudah besok di temenin sama pak Ujang aja ya Ma..”“eh kok malah Eyang sendirian, udah Yangti nanti aku temenin aja ya..”sahut ku dengan nada kesal“Lho kan kamu besok mesti belajar, terus udah gitu Latihan balet lagi.”“ya masa Eyang sendirian sih Bu ? kan kasihan Eyang.”“mmmm yaudah nggak apa apa, nanti Yangti sama Pak Ujang aja.”“memangnya kalau sama Bapak kenapa?” tanyaku kembali“Bapak besok ada ketemu klien di café, makan siang..” jawab Bapak“tuh kan nggak ada yang bisa kan.” Jawab Ibu“yaudah Ynagti besok aku temenin aja, kebetulan besok aku juga mau ke rumah temen aku, dia rumahnya deket rumahnya Yangti.” sahut Mas Rama“mmmm gitu, yaudah…tuh udah ada yang menenami Yangti kan….”“mmmm gitu, yaudah…tuh udah ada yang menenami Yangti kan….”
“ emang Ibu besok kemana?”“besok Ibu kan ada Arisan sama temen temen…”“Arisan melulu, Arisan apaan ?”“arisan sama para istri temen temen klien nya Bapak.”“oh gitu…”“oh iya Ma…biasanya anak anak tuh kalo pada kursus sama Mama tuh pada ngasih bayarannya berapa sih?”“ya tergantung, kalau nyanyi aja 1,5 juta…kalau main alat music piano 1,5 juta, kalau dua duanya 3 juta”“ooohh gitu…”“murid muridnya Yangti dari mana aja?”“kebanyakan anak anak sekolah nduk, seusia kamu gini lah…alhamdulillah sekarang banyak”“banyaknya ada berapa eyang?” tanya Balaram“ ya sekitaran 8 orang…”“ sehari bisa berapa orang Eyang kalau ngajar?” tanya Balaram kembali“bisa 2 sampai 3 orang…”“ wah hebat ih Yangti…”“hahahhaa…ya mumpung masih kuat aja le..”“kok Yangti mau siih ngajar? Kan kalo Eyang butuh uang, bisa minta sama bapak” tanya Jenar dengan polosnya“ ya biar Yangti nggak lupa sama ilmunya, kalau ngajar kan , artinya Eyang juga harus banyak belajar, terus udah deh amalkan ilmu nya.” Jawab Yangti“waaahhh Yangti keren ih…ngajarin nyanyi begitu, berarti kan harus menjaga kualitas suaranya kan ya?” tanya Jenar“oh iya itu harus dek…makanya Yangti selalu makan kencur, untuk menjernihkan suara, Latihan pernapasan, minumnya air putih, terus selalu olahraga juga.”“ keren iiihhh…”balas JenarYangti kalau menurut kakak kakak dan adik adik Bapak, beliau adalah seorang penyanyi pada masanya, dia juga sempat sekolah music, maka tak heran jika bakatnya itu menurun ke anak anak laki lakinya dan menurun juga ke kami, anak anak Bapak.Bagi bapak, semua anak anaknya harus bisa dan mahir dalam memainkan alat music, serta melek akan not balok. Tidak boleh tidak. Lalu bagaimana dengan bakat menariku, apakah itu juga berasal dari bakat keluarga yang menurun?Tidak…, bakata menariku ini di karenakan saat itu, Bapak melihat sepupunya sedari kecil sudah belajar balet, serta tarian tradisional yang lain. Oleh
“biariiiinnn…dariapda waktunya terbuang percuma, kan kalo lo jadi tinggal berangkat terus udah gitu lo drop Yangti, abis itu kalo nggak jadi juga tinggal berangkat sama Yangti juga lo temenin dia.”Selesai Mas Rama Mandi, teman temanya masih juga belum membalas pesan textnya. Ia kemudian berpakaian dan mengajakku untuk sarapan bersama.“B’tarii…lo udah makan belom?” tanya Mas rama dari luar kamarku“ kenapa? Sebentar…”jawabku sambil membuka kan pintu kamarku untuknya“ lo udah makan belom?” tanya Mas Rama Kembali“ belom, tadi gw bangun tidur terus langsung mandi, kerjain tugas terus di suruh Yangti bangunin lo deh.” jawabku“yaudah temenin gw makan yuk….”ajak Mas Rama“iya sebentar, gw sekalian ajak Yangti sarapan dulu.”“ok kalau gitu, gw tunggu di ruang makan ya.”“ hooh…”balasku.Mas Rama melangkah menuju ke ruang makan, sementara itu aku melihat Yangti yang tak sengaja tertidur saat menonton Tv. Aku pelan pelan membangunkannya.“Yangti…..yangti…
Bagiku materi yang Sudah di ajarkan oleh Eyang, merupakan ilmu yang sangat berharga sekali. Pantas saja, kalau mereka membayar mahal guru les vocal apalagi jika di tambah dengan belajar alat music juga.“ nah nduk…coba sekarang Eyang dengerin dulu suara kamu, setelah itu langsung masuk ke lagu. Ok…”Aku pun bernyanyi diiringi alunan music piano oleh Eyang. Bagiku Eyang sangat hebat sekali, ia bisa memainkan setiap lagu dengan alunan nada yang begitu indah, sehingga membuat yang mendengarkannya sangat menikmatinya.Eyang pernah bercerita, kalau piano adalah belahan jiwa nya. Eyang selalu dapat memainkan setiap instrument lagu, baik itu lagu classic, lagu jazz, blues, hingga lagu pop masa kini.Tangan dinginnya selalu dapat menciptakan sebuah nada yang tadinya belum memiliki jiwa.Bagi Eyang, setiap lagu itu selalu memiliki nafas dan jiwa. Nafas dan jiwa yang di maksud adalah Ketika kita mampu menyanyikannya dengan begitu baik, sehingga bag
“sampai di sini dulu ya nduk Latihan hari ini, besok kita lanjutkan dulu.”ujar Eyang“iya Eyang.” JawabkuWaktu Sudha menunjukkan pukul 6 sore. Latiiha piano dengan Eyang bisa di bilang lumayan lama, tapi juga sangat berarti. Berbagai ilmu yang di sampaikan oleh Eyang, tidak aku dapatkan di manapun, dan tentunya juga membutuhkan biaya yang terbilang mahal.Aku Kembali ke kamar dan merapikan semua buku buku yang ada di meja. Aku periksa ulang Kembali, apakah ada tugas sekolah yang terlewat belum aku kerjakan.“dreettttttttt….dreeeetttttt…”terdengar bunyi ponselku sangat nyaring sekali.Terlihat ada panggilan masuk dari Mrs.Belinda“hallo iya Miss, ada apa?”tanyaku “hallo juga B’tari, kamu lagi apa?”“lagi beres beresin buku, ada apa Miss?” tanyaku Kembali“B’tari besok kamu bisa nggak datengnya agak siang?”tanya Miss Belinda
“B’tari bareng sama aku aja yuk.”ajak Indah“iya kamu naik angkot kan?”tanyaku“iya…kan searahsama studio baletnya kan?”“iya searah, yaudah ya May, kita pulang duluan.”ucapku pamit pada Maya“okey kalian hati hati ya.”Maya pun segera melaju dengan kendaraan roda dua nya, sementara aku dan Indah pergi dengan menggunakan transportasi umum. Di dalam perjalanan banyak sekai yang kita bahas, mulai dari persiapan lomba untuk menyanyi hingga curhatan sahabatku Indah yang rupanya diam diam sedang menyukai seorang pria.“B’tari kamu gimana persiapan lomba nyanyi nya?” tanya Indah“ya seperti pada umumnya aja, Latihan setiap hari, terus harus di jaga juga kualitas suaranya.” Jawabku“terus Latihan vocal aja? Yang alat musiknya kamu jadinya apa?”“piano..kenapa?”“iya itu juga nggak kamu latih?”&ldqu
Tak terasa hari sudah mulai menjelang malam, dan aku masih saja berada di studio balet. Aku masih harus menghafalkan beberapa Gerakan tarian balet swan lake yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan penilaian.“Anak anak Miss minta walau kalian tidak setiap hari Latihan di studio, akan tetapi saat kalian sudah ada di sini, Miss berharap agar kalian benar benar sudah hafal dengan Gerakan ini.” Ujar Miss Belinda“Miss ini kita latihannya jadinya nggak setiap hari kan?”tanyaku dengan lebih meyakinkan“saya sih maunya setiap hari sih, tapi saya juga nggak bisa egois, karen akalian iug a pasti ada kesibukan lainnya selain nari balet. Bener apa bener?” tanya Miss Belinda“bener Miss, saya kan juga ada kursus piano sama kursus biola,belom lain nanti akan ada pentas gitu deh.”ujar Miranda dengan nada sombongnya“oh ya…? Masa sih?” tanya Miss Belinda“iya Miss, jadi untuk piano ada kejuara
“mmmmin France, it will be swan lake, and in Russia could it be Romeo and Juliet. That’s why we wanna find to becoming a Juliet.” Jelas Mr.James“so that mean is performance in France just cast of figures?”“exactly…”“oooo oke oke….then when you will come to Indonesia?”“Two weeks later, and I hope so you can manage ur student to be a good ballerina.”“Alright Sir, I will…”“Alright then..see you in Indonesia, bye…”“Thank you Sir, goodbye.”Usai menerima panggilan dari Mr.james, hal pertama yang akan di lakukan oleh Miss Belinda adalah mengerahkan seluruh ilmu yang ia miliki, dan berbagai pengalaman saat berada di atas panggung.Pukul delapan malam, aku tiba di rumah. Dengan perut kosong dan raut muka yang sangat Lelah, aku benar benar sudah tidak sanggup menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Ibu.H
Aku Kembali ke belakang panggung dengan senyuman lebar dan puas. Baru kali ini aku bisa memuaskan dan memanjakan telinga penikmat music. Ini kali pertama aku tampil di depan ratusan ribu orang, dan mereka menyukai penampilanku.“Wah penampilan kamu keren juga ya,”ujar Kazue“Masa sih?”tanyaku hampir tak percaya“Iya betul, aku suka banget sama penampilan kamu, oiya ngomong ngomong,aku Kazue dari Institut Musik Indonesia,”Ujar Kazue“aku B’tari dari SMAK…”belum sempat aku melanjutkan asal sekolahku, Kazue sudah mengetahui asal sekolahku.“St.Barnabas kan kamu, hehehhe aku tadi udah denger kok, waktu kamu tadi di panggil ke panggung,” aku KazueAku terpukau dan terpesona melihat penampilan Kazue hari ini, dia sangat sangat tampan dan benar benar seperti pria yang aku impikan. Cara berpakaiannya sangat keren, kemeja lengan Panjang berwanra kuning gading di padu padankan dengan gaya sw
Kami semua menuruti perintah Miss Belinda yakni duduk melingkar.“Anak-anak, Mr.james sudah melihat performa kalian, dan sekarang saatnya penilaian. Dan penilaian itu sendiri biar Mr.James yang mengatakan pada kalian, untuk waktu dan tempat saya persilahkan,”ucap Miss Belinda mempersilakan Mr.James untuk menilai kami“Hallo ladies, saya sudah melihat performa kalian, dan menurut saya kalian sempurna, dan artinya juga, kalian berhak untuk mengikuti kompetisi pada winter next year dan pertunjukkan biasa. Golden ticket akan saya berikan, untuk kalian semua,” ucap Mr.James“Tunggu sebentar, apakah maksud Mr.James, kami semua lolos?”tanya JasmineMr.James mengambil golden ticket untuk kami semua yang ia simpan di dalam tas ranselnya.“Ticket ini aku berikan kepada kalian semua, jadi tolong di simpan baik-baik, di jaga jangan sampai hilang!” perintah Mr.JamesMasing-masing dari kami mendapatkan golden ticket dar
“Iya pasti, saya akan giat berlatih, apapun akan saya lakukan agar saya bisa tampil di Prancis Mr.James.”“Apapun?” tanya Mr.James dengan muka tersenyum licik.“Apapun Mr.James, karena saya benar-benar ingin ke luar negri dan tampil di sana,” ucap Miranda“Hmm … ya nanti akan saya kabari, sekarang kamu boleh berganti pakaian dan kamu bisa pulang sekarang!” perintah Mr.James“Ok Miranda, kamu mungkin saat ini berlatih, kamu tunggu di sini ya, sambil menunggu saya, coba kamu berlatih sendiri Swan lake, saya akan kembali!”perintah Miss Belinda.Miss Belinda dan Mr.James keluar ruang studio nutracker menuju ruang studio black. “Hallo anak-anak,” sapa Miss Belinda“Hallo Miss,”jawab kami semua.“Oke, kali ini saya mau memperkenalkan kepada kalian, Mr.James, beliau inilah juri yang akan menilai apakah kalian layak untuk bisa performance di luar negeri a
Aku tak menggubris perkataan Miranda, karena memang aku tak merasa, di samping itu aku juga enggan mencari masalah terhadap teman-temanku. “Harusnya yang memenangkan lomba itu tuh gue, bukan lo. Apasih hebatnya lo? Atau jangan-jangan lo ada kenalan orang dalam terus lo berbuat curang gitu deh, yakan ngaku aja!” hujat MirandaAku masih saja diam tak bergeming mendengar ocehan Miranda“Asal lo tahu aja ya anak miskin, gw itu udah kursus di tempat yang paling mahal dan ternama punya. Udah pasti bergengsi dan harusnya yang jadi juara dua itu ya gue,” Miranda tetap saja melanjutkan ocehannya"Gue mau tahu, kalo itu kursusnya dimana sih?”“Oh, kalau gue sih kursusnya sama Eyang gue, kenapa?” aku menantang balik Miranda“Hhahahaha … Kursus sama nenek doang aja bisa jadi juara dua, duhh … tuh juri buta kali yaa, atau mungkin kasihan gitu sama lo.”“Terserah lo aja ya Miranda ..&rdqu
Back to Eyang“Bu Sepuh, taksinya sudah datang,” Ucap Yu’ti kepada Eyang , saat Eyang sedang menghabiskan sarapannya.“Iya Yu’ti bilang tunggu sebentar ya, sama sekalian tolong bawakan koper dan tas tas nya ke taksi ya,”perintah Eyang“Iya Bu sepuh.”Eyang pun bergegas menghabiskan sarapannya. Saat Eyang bersiap untuk pulang, Ibu baru saja bangun dengan muka sembab.“Jani … Mama pulang dulu ya,” pamit Eyang“Lho kok pulang?” tanya Ibu“Kan memang perjanjian nya begitu bukan, kamu minta mama menginap smapai B’tari selesai erlombaan nah sekarang B’tari sudah selesai lomba, mama pulang kasian rumahnya udah lama di tinggalin,” jawab Eyang“Oh gitu, yaudah. Hati-hati ya ma. Oiya pulangnya naik apa? Sama Pak Ujang?”“Nggak jadi sama Pak Ujang, barusan Janitra telfon mama, katanya dia ada meeting mendadak, jadinya Pak Ujang
“Mmm … kalau gitu Yu’ti nanti saya minta tolong, bawakan koper ke bawah ya. Sudah saya siapkan semua, tinggal di bawa saja,”Perintah EyangYu’ti menuruti perintah Eyang. Di bawakan nya koper yang ada di kamarku, total koper yang di bawa Yu’ti ada 3 berikut dengan seluruh tasku. Yu’ti belum sadar, kalau tasku juga di bawa olehnya.“Bu sepuh, koper dan tas tas nya sudah saya taruh di bawah,” ucap Yu’ti“Iya terima kasih banyak ya Yu’ti,” tutur Eyang.“Bu sepuh perginya menunggu Pak Ujang toh?” tanya Yu’ti kembali“Kalau masih lama, saya pesan taksi saja Yu’, takutnya nanti Bapak butuh Pak Ujang di sana, solanya saya ada jam mengajar les pagi ini, takut tidak keburu,” ujar Eyanng“Mungkin ada baiknya Bu Sepuh tanya ke Bapak, telfon dulu, biar nanti nggak kesalahan juga di Pak Ujang nya,”usul Yu’ti“Oh … Ngon
Aku kembali menuju ruang makan, ku buka ponsel dan membaca beberapa pesan dari beberapa teman teman dan juga ada pesan dari Miss Belinda yang mengingatkan kalau hari ini Latihan.“Ini mb, susu sama robak nya,” ucap Yu’ti sambil meletakkan satu pirin tumpukkan robak dan segelas susu chocolateKu nikmati sarapan pagi seorang diri di meja makan. Perasaan Marah dan kecewa masih berkecamuk dalam pikiran dan perasaanku saat ini. Aku benar benar tidak ingin bertemu dengan kedua orangtuaku. Dan yang ada di dalam pikiranku saat ini adalah mereka sangat egois. Dan mereka hanya bisa menuntut tanpa memberi dukungan sama sekali“krek …” pintu kamar Bapak dan Ibu sudah terbukaLangsung ku percepat saja mengunyah makanan dan ku langsung menghabiskan susu. Setelah itu segera saja aku bawa piring yag masih penuh tumpukkan roti bakar menuju dapur.“Yu’ti tolong taroin di plastic aja ini roti bakar, mau aku bawain buat bekal,&rd
“Lhooo … Iya Bu, beneran, kasihan saya sama Mba. Belum lagi kalau ngeliat Ibu bisa akrab banget sama mba Jenar. Mba B’tari tuh keliatan banget pengen seperti itu juga.”“Berarti aku sudah sangat keterlaluan ya Yu’ sebagai ibu untuk B’tari.” Ucap Ibu dengan pandangan kosong.“Mohon maaf bu, kalau soal itu, mmm … bisa saya katakan iya, karena sangat terlihat sekali kalau ibu itu tidak menyayangi dengan sepenuh hati, padahal mba B’tari kan anak kandung Ibu toh, masa sama anak kandung bisa seperti itu, nggak baik lho bu terlalu membedakan kasih sayang dengan anak lainnya. Boleh saja sih kalau ibu ingin mendidik mba B’tari agae menjadi anak yang mandiri. Tapi kan anak itu juga butuh kasih sayang dan dukungan dari seorang ibu.”Mendengar nasihat dari Yu’ti secara tak langsung, telah menampar batin Ibu. Ia tak menyangka bahwa apa yang di katakana oleh Yu’ti benar adanya. Ibu terlalu s
“Terus kalau kamu benar benar melihat B’tari lomba, coba kamu certain tadi performnya B’tari bagaimana? B’tari pakai baju apa?” tantang Bapak“Pakai baju yang Bapak beliin waktu lagi ke Belanda itu, terus pakai sepatu pantofel,” jawab ibu.“Mas Rama, coba mana ambilin hape Bapak di tas!” perintah Bapak.“Iya Pak.”Mas Rama mengambil ponsel Bapak yang masih tersimpan di dalam tas. Ponsel dengan merk terkenal berwarna hitam, diambil oleh Mas Rama“Ini Pak,” ucap Mas Rama sambil menyerahkan ponselnya ke BapakBapak langsung melihat foto dan video yang tadi siang di kirim oleh Mas Rama melalui ponsel milik Mas Rama.“Lalu, tadi B’tari selesai lombanya jam berapa?” tanya Bapak kembali“Jam 5, emang kenapa sih bapak kok nanya nya seolah olah bapak nggak percaya sama aku!?”“Memang aku sekarnag nggak percaya sama kamu, ini sudah ada
Air mataku mengalir begitu saja saat mendengar Ibu mengancam Yu’ti untuk berbohong pada Bapak.Mas Rama yang melihatku menangis , tak tega, karena Ibu benar benar sudah sangat keterlaluan.“Lho kok lo nggak Latihan Ballet?” tanya Mas RamaAku langsung menghapus air mata ku …“Iya tadi Miss Belinda nya kirim pesan melalui Whatsapp, katanya aku hari ini nggak apa-apa, kalau nggak masuk, di kasih libur sehari doang.”“Oh gitu, yaudah sana lo istirahat gih!” pinta Mas Rama“Nggak ah … Lagi banyak tugas terus udah gitu ada ulangan, jadinya mau belajar aja.”“B’tari lo jangan sedih ya, urusan itu, nanti gw bantu, gw nggak mau lo sedih,” ucap Mas Rama. Makan malam tiba, dan Bapak baru saja tiba di rumah. Kali ini benar benar aku tidak nafsu untuk makan. Aku benar benar terkejut mendengar ucapan ibu yang meminta Yu’ti agar berbohong jika di tanya oleh Bapak.