Share

Bab 7

Author: Ara putri
last update Last Updated: 2022-03-01 10:06:08

Sakit hati rasanya saat cinta tak dapat dimiliki, Karena itu Lebih baik melupakan dari pada mengenang masa lalu. Sudah lima bulan berlalu semenjak ditinggalkan Ferdi, dan lambat Iaun ia mulai merasa terbiasa. Meskipun belum hilang tapi dengan waktu yang ia lewati cukup untuk memudarkan luka yang ia rasakan.

 

Selama lima bulan ini ia merasa hidupnya kembali merasa normal,  meskipun ada beberapa teman lamanya yang selalu ingin tahu dengan hubungan mereka yang kandas.  Tapi intan selalu menghindari mereka, agar ia tak perlu lagi membahas hal yang sama.

 

Intan melangkah Pelan menuju Kantor tempat ia bekerja baru-baru ini. Sudah dua minggu ia bekerja disana dan ia sangat bersyukur mendapat teman-teman yang baik membuat Ia mudah merasa nyaman.

 

“Assalamualaikum, dan selamat pagi semuanya,” ucap Intan menyapa rekan kerjanya.

 

“Waalaikum salam.  Duh, bahagia kali nampaknya anak gadis ini.” Intan terkekeh geli mendapat godaan dari  teman satu ruangnya.

 

“Iya dong kak, pagi-pagi itu harus dimulai dengan bahagia, agar kerja semakin semangat.” balas Intan diangguki teman-teman yang lain.

 

Inilah yang disukai Intan,  mendapatkan teman yang baik dan suka bercanda, membuat ia merasa lebih mudah untuk melewati hari-harinya.

 

Setelah sedikit berbasa basi,  mereka semua kembali sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sampai  matahari ingin terbenam, barulah mereka akan berhenti dan kembali berpisah untuk bertemu esok hari lagi.

 

Inilah yang disukai Intan,  dengan pekerjaan yang begitu banyak meyita perhatiannya, membuat ia lebih baik.  Dengan begini dirinya lebih bayak menghabiskan waktu dengan bekerja bukan menghayati rasa sakit hatinya. Sejenak ia bisa melupakan, walaupun pada akhirnya ia tetap sama.

 

*****

 

Memberikan hati pada sosok yang disebut kekasih, adalah hal paling bodor yang dilakukan seseorang. Dan sekarang Intan menyadari itu memang benar, dan sekarang ia merasakan penyesalan  yang teramat sangat.

 

Intan melangkah di rak-rak yang berisi berbagai  makanan ringan.  Sepulang dari kerja dirinya memilih singgah dulu untuk mencari keperluannya. Dirinya yang terlalu sibuk dengan belanjaannya, gadis itu tak menyadari jika dua wanita mendekati dirinya.

 

“Halo, nona Intan!” Intan tersentak kaget mendengar panggilan seseorang.

 

Ia tertegun melihat keberadaan Nabila bersama Bella, istri baru Ferdi.  Intan ingin meninggalkan mereka,  tapi saat merasakan tangganya dicetak seseorang ia terpaksa berhenti.

 

“Ada perlu apa dengan ku?!” tanya intan tak senang. Tapi dua wanita itu malah tersenyum sinis.

 

“jadi dia, perempuan yang ingin merebut suami aku?” tanya Bella menunjuk intan tak sopan.

 

Nabila mengangguk mengiyakan, “pelakor yang dibilang tante Farah ... Dia mantan karyawan ku di restoran.”

 

Intan melotot mendengar sebutan Nabila untuknya, “siapa yang kalian sebut pelakor?” tanya Intan marah.

 

“Siapa lagi! Apa kau tidak bisa mencari pria lain? Dia itu sudah menjadi mantanmu, tapi kau masih saja keganjenan sama suamiku!”

 

Hati Intan mencelos mendengar tuduhan keji itu, apalagi beberapa orang sudah mulai menatap dirinya sinis, membuat ia merasa malu.

 

“jaga mulutmu Bel! Aku tidak punya hubungan apapun lagi dengan Ferdi!” bentak intan tak terima.

 

“kamu pikir aku percaya? Bahkan suami ku sendiri yang bilang ingin kembali padamu! Jika bukan kamu yang goda mana mungkin dia berkata seperti itu!”

 

Intan mengeleng tak percaya, bagaimana mungkin mereka bisa berpikir dirinya akan merebut berarti Ferdi kembali iya bahkan sudah sangat benci pada pria penghianat itu.

 

Tak ingin melanjutkan pertengkaran ini lagi,  intan memilih pergi dari mereka berdua. Bukan dia tak ingin membalas ucapan Bela, Ia hanya tahu orang-orang takkan percaya ya dengan ucapannya.

 

Hatinya kembali merasa perih, dengan cepat ia menyelesaikan belanjanya setelah itu ia langsung meninggalkan supermarket.

 

****

 

Tubuh Intan merosot ke lantai, ucapan Bella Tadi sore masih terngiang di ingatan Gadis itu. hatinya telah kau sakit saat luka lama itu kembali mereka goreskan. Padahal Ia sudah meninggalkan Masa lalu itu Tapi entah mengapa Ibu Ferdi Semakin menjadi mengusik kehidupan nya.

 

“Ya Allah kenapa Rasanya begitu menyakitkan saat mereka merendahkan Harga Diriku, Padahal mereka tahu akulah pihak  terluka Disini.” Ia terisak sendiri. Intan merasa tak rela saat mereka mempermalukan dirinya didepan umum,  tapi untuk membalas ia sendiri tak tahu caranya.

 

Setelah puas menangis, iya menghembus nafas lelah berulang kali titik malam ini kembali ia menangis karena pria yang sama, sekarang Iya semakin merasa menyesal bertemu dengan Ferdi, jika pada akhirnya hanya meninggalkan luka.

 

Suara ponsel bergetar tanda pesan masuk mengalihkan perhatian Garis patah hati itu dari lonteng kamarnya kuma ia segera mengambil ponselnya diatas maka.

 

Satu pesan masuk dari nomor baru di w******p-nya. Intan mengernyit heran ia merasa tak mengenal nomor baru ini.

 

“Asalamualaikim” bunyi pesan yang tertulis.

 

Intan semakin heran, siapa kira-kira yang mengirimnya pesan malam-malam seperti ini. Apalagi nomor itu tak memiliki foto sampul, membuat ia semakin ragu untuk membalasnya. Tapi pada akhirnya ia tetap membalas pesan misterius itu, ia takut jika itu urusan penting dari kantor.

 

“Siapa?” balas Intan.

 

Tak butuh waktu lama pesan baru muncul lagi, “ kau melupakanku? Aku orang yang kamu pilih menjadi calon suamimu.”

 

Intan hampir saja melempar hp-nya, iya terlalu Kaget mendapat pesan balasan dari nomorMisterius itu. Intan  mengigit bibirnya merasa gugup dengan balasan orang di seberang yang mengaku sebagai calon suaminya.

 

Intan berpikir apa mungkin ini Zaki, Pria yang ditemuinya di bawah pohon besar itu itu. Memikirkannya entah mengapa membuat ia begidik ngeri. Iya berpikir, Bagaimana jika pria yang Ia goda kemarin menganggap serius dengan ucapannya? Padahal saat itu Ia hanya ingin bercanda saja.

 

“Tak mungkin! Pria setampan dia mana mungkin menyukaiku,” gumam Intan, ia masih bolak balik melihat pesan misterius, apa mungkin seseorang sedang mengerjainya?

 

Tapi saat ia ingin  mengembalikan ponselnya di atas nakas, benda pipih itu kembali bergetar,  membuat intan berdecak kesal.

 

“ jangan mengacuhkan pesanku ... atau aku akan melamarmu malam ini juga!”

 

Intan terbelalak kaget, pesan ancaman pria misterius ini membuat Iya ketakutan, dirinya seolah mendapatkan mimpi buruk, benar-benar mengerikan!

 

“Berhenti mengirim pesan omong kosong, atau saya akan memblokir nomor anda!”

 

Setelah beberapa menit menunggu orang itu tak membalas pesannya lagi. Intan bernafas dekat rumah setelah meletakkan ponselnya ia kembali bersiap untuk istirahat.  Untuk hari ini cukup drama hidupnya, dan sekarang ia harus menyiapkan energi untuk bertahan hari esok.

 

Dalam diam ia kembali berpikir,  siapa kira-kira yang mencoba mengganggunya?

 

Jika benar orang misterius itu pria yang pernah ditemunya di bawah pohon itu, tamat lah riwayat hidupnya.  Tapi intan tak yakin,  lagi pula dari mana Zaki mengetahui nomor ponselnya?  Ia yakin ini pasti seseorang yang kurang kerjaan ingin mengganggunya.

 

Tak ingin menerka-nerka lagi, akhirnya gadis itu jatuh tertidur. menikmati alam mimpi lebih indah dibandingkan dengan dunia real, dengan beginilah ia benar-benar bisa melupakan kejamnya kehidupan.

 

*******

Related chapters

  • Sang pemilik Hati   Bab 8

    Intan menetap nyalang pria yang di depannya. tak menyangka dirinya akan bertemu lagi dengan pria ini. Pria yang menoreh luka sampai sekarang tak dapat ia sembuhkan.“Apa yang kau lakukan disini?!” tanya intan tak senang.Pasalnya pria ini pagi-pagi sudah berada didepan rumahnya. Untung saja kakaknya sudah berangkat kerja, begitu pula dengan ibunya yang pergi kepasar.“Aku merindukan mu,” ucap ferdi sendu.Ferdi menatap Intan penuh kerinduan, ini pertama kali mereka bertemu setelah pesta pernikahan itu. Saat itu ia tak bisa bertemu dengan mantan kekasihnya ini dengan lama, dan setelah lima bulan tak bertemu bertapa ia sangat merindukan sang pujaan hati.Tetapi melihat tatapan kebencian yang intan berikan membuat ia semakin sedih,&nb

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 9

    Status berubah begitu cepat hanya karena ucapan seorang pria. Intan masih tak percaya jika Zaki benar-benar datang ke rumahnya.Pria itu bahkan tak tanggung-tanggung, ia langsung membawa orang tuanya menemui bunda dan kakak Intan.Sekarang mereka sedang berada diruang tamu. Intan bisa melihat Zaki yang terlihat gugup saat berbicara dengan kakaknya, membuat gadis itu terkekeh geli. Tapi saat mereka semua menatap intan kesal, membuat gadis itu mengerti jika dirinya telah mengganggu pembicaraan mereka.“Jadi maksud dan tujuan kami kesini untuk meminang putri ibu mayang untuk anak saya, Zaki.” Ayah Zaki berbicara dengan berwibawa, mengatakan dengan tegas dengan tujuan mereka datang.“Meminang Intan?” tanya bunda mayang yang terlihat tak percaya.

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 10

    “Dasar pelakor! Saya sudah bilang jangan ganggu suami saya, tapi kenapa kau masih saja menggodanya!”Semua orang-orang yang ada di restoran menonton pertengkaran mereka berdua, bahkan ada pula wanita yang ikut meneriaki pelakor untuk gadis yang tertunduk malu disana.“Bella, hentikan semua ini!” Ferdi membentak istrinya, ia kesal dengan Bella yang datang melabrak Intan.“Kamu lebih memilih pelakor ini dari pada aku, mas? Kamu benar-benar suami yang jahat!”Suasana semakin memanas saat Bella semakin terlihat lemah dan mendramatiskan keadaan. Ia terlihat seperti istri yang baik diselingkuhi suami, membuat orang-orang disana merasa kasihan.Intan menga

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 11

    Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa dia Minggu lagi dirinya akan menjadi milik orang lain. Intan merasa tak siap dengan ini semua, tapi ia juga tak ingin melepaskan kesempatan ini begitu saja.Menikah dengan orang yang tidak dicintai, bukan salah satu keinginan Intan. Tapi apa dia punya pilihan? Toh orang yang dicintainya, dijaganya selama dua tahun, tetap saja menjadi milik orang lain. Sekarang ia pasrah dengan takdir yang Allah tentukan untuknya.Saat ini Intan sedang berada di restoran, ia baru saja diajak Zaki untuk kencan. Ehh, sebenarnya Zaki tidak bilang ini kencan, pria itu hanya bilang ingin saling mengenal saja. Ini pertemuan pertama mereka setelah kejadian malam itu, malam dimana Zaki mengantarnya. Sejak saat itu mereka tak pernah bertemu lagi, bahkan pesan pun tak pria itu berikan padanya.“Maaf, apa aku mengganggu waktu mu?”Intan mendengus kesal, entah mengapa calon suaminya ini masih saja begitu formal dengannya?

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 12

    Tak ada kebahagiaan rasanya saat sesuatu yang kita cintai direnggut untuk pergi. Menikah dengan Bella benar-benar membuat Ferdi merasa muak dengan semua sandiwara wanita licik itu. Dengan cara licik yang Bella lakukan selama ini bersama ibunya, Ferdi benar-benar merasa hidup didalam neraka. Bella yang hobi sekali mengikutinya kemanapun ia pergi, membuat Ferdi tak sebebas dulu. Bahkan wanita itu juga selalu ikut campur dalam urusannya. “Berhenti mencampuri urusan ku! Apa kau bodoh! Kenapa kau selalu membuat hidupku kacau seperti ini, dasar wanita pembawa sial!” Maki Ferdi. Pagi ini diantara mereka berdua kembali bertengkar karena Bella yang ingin tahu kemana tujuan suaminya pergi nanti. Tapi Ferdi tentu saja tak akan mengatakannya, ia lebih memilih membentak istrinya dari pada berterus terang. Tapi sayang, bagaimana pun Ferdi menghinanya tetap saja Bella tak peduli, ia akan selalu melakukan apapun yang ia suka, tapi memperdulikan harga dirinya ya

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 13

    Ferdi membolak-balik kertas yang ada ditangannya, sesekali pria itu mengernyit keningnya jikalau melihat kesalahan disana. Tapi tak lama ia akan kembali serius untuk memeriksa tumpukan laporan dengan teliti. Tak ada waktu yang ia sia-siakan, bagaimana pun dirinya harus menjadi pemimpin yang baik selepas dari masalah pribadinya. Meskipun ia tak terlalu menyukai pekerjaan yang membosankan ini, tapi demi sang ayah Ferdi terpaksa menurut.Suara ponsel mengalihkan perhatian Ferdi dari laporan yang diperiksanya. Ternyata yang meneleponnya adalah ibunya, tak ada niat untuk mengangkat panggilan, Ferdi memilih mematikan ponselnya agar tak diganggu lagi saat bekerja.“Pasti wanita itu mengadu lagi, benar-benar pembuat masalah!” Ferdi menghela nafas kesal. Ferdi bersandar pada kursi besar kebanggaan nya, sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya untuk mendapatkan sang pujaan hati.Tak pernah sekalipun ia akan memikirkan masa depan pernikahan

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 14

    Hari ini hari dimana Intan dan Zaki diminta orang ibu mereka untuk memilih baju pengantin. Pagi sekali Zaki telah datang menjemput sang calon istri untuk pergi ke butik. Bahkan Intan tak sempat sarapan karena didesak sang bunda untuk cepat pergi, gadis itu hanya bisa menurut saja tanpa protes.“Apa ini tidak terlalu pagi? Lagi pula butik juga belum buka jam segini,” Intan bertanya pada Zaki dengan sedikit berbisik.“Kamu tidak perlu kawatir ... Lebih baik kita perlu lebih awal, agar tak terjebak macet.” Hanya sebuah alasan, padahal dalam hati ia hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan gadis ini.Satu Minggu lagi mereka tidak akan bisa bertemu, itu karena mereka akan menjalani pingitan yang merupakan sebuah adat sebelum pernikahan kata orang tua mereka. Zaki hanya bisa menurutnya saja, toh ini juga demi kebaikan mereka juga.“Baiklah,”Setelah berpamitan dengan ibu Intan dan juga Bang Bima, mereka langsun

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 15

    Zaki menatap penampilan Intan yang sangat cantik, pria itu buru-buru berdehem sebelum mengeluarkan suaranya.“Ini bagus ... Jika suka ambillah.”Baju pengantin yang berwarna putih dihiasi mutiara, membuat penampilan Intan benar-benar cantik dan tampak anggun. Baju yang dikenakan Intan adalah baju yang memakai hijab, jadi Zaki cukup senang dengan pilihan Calon istrinya, ia bahkan tak protes sedikit pun.“Apa bagus? Jika tidak aku akan pilih baju yang lain.” Intan bertanya pada Zaki.“Memangnya kamu mau baju yang mana?”Intan yang melihat Zaki yang terlalu serius, membuat ia memiliki ide jahil. Dengan asal ia menunjukkan baju pengantin yang sangat seksi. Bagaimana tidak, baju itu tak memiliki lengan dan juga bagian punggung dan dada sangat terbuka. Intan yakin jika dia memakai pakaian itu pasti bunda dan kakak tak akan mau mengakuinya lagi sebagai keluarga. Padahal bagian belakang berjuntai cukup panjan

    Last Updated : 2022-03-01

Latest chapter

  • Sang pemilik Hati   Kisah akhir kita

    “Akhirnya, hubungan mereka menjadi sangat baik,” gumam Naila. Naila turut merasa senang melihat kebahagiaan kakak dan kakak iparnya. Meskipun pada akhirnya ia sendiri mendapatkan luka ini, tapi ia tetap saja merasa bahagia. Dengan mereka yang berhasil menyingkirkan Najwa, akhirnya keluarga baru kakaknya bisa kembali damai dan menjalani hidup dengan normal kembali.“Kamu kenapa senyum-senyum?” Tanya Bima yang muncul dari belakang Naila.“Lagi bahagia lihat mereka ... Serasi bangat kan?”Bima menganggukkan kepalanya. Ia juga merasa bahagia melihat adik perempuan satu-satunya itu bahagia. Tapi ia hanya sedikit merasa heran, tidakkah gadis ini merasa sedikit marah pada Intan?“Apa sekarang kamu membenci adikku?”Naila menarik perhatiannya dari dua sejoli itu, kembali ia menatap heran Bima.“Maksud mas Bima bagaimana?”Bima mengangkat bahunya, “barang kali aja ... Kan adikku sudah membuat mu sakit seperti sekarang ini. Jika kamu marah pun itu hal yang wajar,” Naila tersenyum mendengar pe

  • Sang pemilik Hati   masih ingin berpisah?

    Hah?Intan mengernyit tak mengerti. “Penjara? Kenapa sepenjara?” Intan semakin kesal. Suaminya pasti mencoba mengalihkan pembicaraan. “Karena sekarang mas sudah memenjarakan Najwa. Demi kamu Dan demi keluarga kita. Dia tidak akan mengganggu kita lagi.” ucap Zaki meyakinkan.Intan terkejut tak percaya. Tidak mungkin, tidak mungkin seorang Zaki akan memenjarakan sepupu kesayangannya itu kan? Intan menolak untuk percaya dengan itu.“Kamu pasti berbohong. Gak mungkin kamu tega, mas.” Intan menggeleng tak percaya.“Kalau kamu gak percaya, ayo kita ke kantor polisi sekarang.” Zaki sungguh-sungguh mengatakannya, “sudah seperti ini, tapi kamu masih tidak mempercayai suamimu?” Antara percaya dan tak percaya. Sekarang intan jadi takut, apa benar gadis itu dipenjara karenanya? Jika ia sekarang musuhnya akan bertambah banyak. Intan tak senang, meskipun gadis itu sudah banyak melakukan hal buruk padanya, tapi entah kenapa ia merasa kasian. “Aku ... Aku,” tak tahu lagi. Sekarang intan merasa bin

  • Sang pemilik Hati   Naila lumpuh

    “Bunda ... Bagaimana keadaan Naila?” Intan baru saja kembali lagi ke rumah sakit setelah ia sempat pulang untuk beristirahat sebentar. Itu mertuanya yang suruh, jika tidak mungkin dirinya tak akan beranjak sedikit pun dari buangan Naila.Tika menarik nafas panjang, dengan suara bergetar ia berkata “Naila sudah sadar, nak. Tapi ...,”“Tapi kenapa?” “Kata dokter ... Untuk sementara waktu mungkin Naila gak bisa jalan, Tan.” Tangis yang ia coba tahan akhirnya pecah juga. Melihat anaknya terbaring lemah tak berdaya hati ibu mana yang tidak terluka. Dirinya tidak ingin ini semua terjadi, tapi ia juga tak bisa menyalahkan siapapun atas takdir ini.Intan segera berlari memeluk tubuh yang terguncang hebat itu. Ia tak tega melihat ibu mertuanya menangis seperti ini. Seharusnya dirinya yang ditabrak dan terluka, mungkin tidak akan membuat orang-orang akan merasa sedih seperti sekarang ini.“Bun, maaf. Jangan menangis lagi. Ini semua salah Intan, semua gak akan jadi begini jika saj...,” Tika la

  • Sang pemilik Hati   Pembalasan untuk Najwa

    Lima belas menit berlalu, Zaki menunggu seseorang dengan tak sabaran. Tak lama Najwa muncul dari balik pintu depan tangan terikat dan dijaga oleh dua orang bodyguard berbadan kekar. Bukanya merasa bersalah, Najwa malah tersenyum senang melihat Zaki yang ada didepannya.Zaki memerintahkan anak buahnya untuk segera melepaskan ikatan tangan gadis itu agar bisa berbicara leluasa.“Masih berani tersenyum?” Zaki mengaku takjub dengan keberanian gadis ini. Entah berani atau sudah gila, Zaki sendiri tak tau apa yang dialami sepupunya ini.“Tentu saja. Sepertinya aku berhasil membuat mu tertarik untuk menemui ku,” ucap Najwa penuh percaya diri.Zaki tak percaya apa yang didengarnya. Kenapa gadis masih begitu tenang? Tapi ia yakin dibalik keterangan yang dia sembunyikan ada rasa cemas yang menghantui.“Baiklah. Setelah ini dipastikan kamu tidak akan berani untuk tertawa, bahkan bibir mu tak aku biarkan sedikit pun tersenyum! Bagaimana?!”Kali ini Najwa langsung kehilangan senyumnya. Ia menatap

  • Sang pemilik Hati   Kecelakaan 2

    Suara tabrakan membuat semua orang yang melihatnya terkejut. Intan menyentuh lutut dan kepalanya yang terasa sakit karena terbentur di jalan aspal. Saat ia mencoba bangkit dan menoleh ke belakang, ia sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat. Wajah wanita itu berubah menjadi pucat pasi melihat Naila terbaring di tengah aspal sana dengan berlumuran darah.“Naila!” Ia berteriak keras. Intan segera berdiri dan berlari ke tubuh Naila yang sudah mengeluarkan darah cukup banyak. “Ya Tuhan ... Kenapa jadi begini,” Intan menangis sambil memangku tubuh Naila. Melihat orang-orang yang hanya sibuk menonton dan tak ada niat untuk membantu, Intan berteriak keras meminta pertolongan.“Pak, tolong adik saya. Tolong bawa ke rumah sakit.” Intan memohon pada orang-orang yang melihat kecelakaan itu. Mereka segera menghubungi ambulance, dan setelah itu ia tak ingat apapun karena ia hanya sibuk memperhatikan adik iparnya itu.Setelah ambulance datang tubuh Naila segera di angkat masuk, Intan ikut menema

  • Sang pemilik Hati   Kecelakaan

    Intan mengungkapkan kepergian suaminya ke kantor ini disertai sedikit pengalaman. Sekali lagi pria itu tak ingin mengantarnya untuk memeriksa di rumah sakit, meskipun begitu berharap untuk ditemani suaminya. Sudah dua minggu berlalu, tapi Zaki masih bersiap-siap dingin pada Intan. Seperti pria itu sangat marah sekarang. Dan lagi, Intan tahu jika suaminya telah mendengar setiap kutipannya pada Ferdi kemarin itu. Pantas saja suaminya sangat marah. “Kak,” Intan terkejut melihat sang adik ipar yang sudah masuk ke dalam kamarnya, dengan cepat menguapkan sisa air matanya. “iya… Kenapa Nai?” “Kakak habis nangis ya?” “Gak kok… Oh ya, kenapa cari kakak?”Naila terlihat bingung untuk mengatakannya, “itu ... Kakak Intan mau ke rumah sakit ya? Hari ini jadwal kakak periksakan?” “Iya”, Intan masih membukanya dengan Zaki, jadi ia tak pernah mendengar inspirasi dari Naila. “Aku aja ya kak, nemenin ke rumah sakit?” Intan tersenyum, lalu mengangguk lemah. “Gak usah Nai, kakak bisa sendiri kok.

  • Sang pemilik Hati   Cemburu

    Mereka terdiam sepanjang perjalanan menuju rumah. Tak ada seorang pun yang mau terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan, apalagi Intan. Melihat wajah marah suaminya saja ia sudah merinding. Ya, seseram itu wajah suaminya sekarang di mata Intan.Saat sampai di depan rumah, Zaki keluar dengan membanting pintu dengan keras. Intan yang masih berada di dalam mobil tak bisa lagi menahan air matanya mengalir. Apa salahnya kali ini?Selalu saja seperti ini. Marah tanpa sebab, lalu ada akhirnya hanya meminta maaf. Tapi bodohnya dia selalu saja melunak jika suaminya telah meminta maaf dengan lembut.Dan setelah merasa ia bisa menyadari dirinya, intan segera menyusul sang suami. Ia tidak ingin terlihat menyediakan di depan mertuanya, jika tidak mungkin mereka sampai tahu kecil seperti ini. Melihat rumah yang masih sepi, napas lega, segera menuju kamar dirinya dan Zaki berada. Intan membuka pintu kamar belahan, saat ia masuk saat mereka bertemu. Intan mengontrol degup jantungnya yang menggila,

  • Sang pemilik Hati   Bab 65

    “Kak Ferdi?” Intan sedikit tercengang, “aku habis Check up. Kak Ferdi kenapa ada disini?” ucap Intan basa-basi. Sejujurnya ia agak segan jika dalam situasi canggung begini.Ferdi menghampirinya, lalu tanpa permisi ia langsung duduk di bangku sebelah Intan. Sedikit agak jauh, karena memang bangku-bangku kayu itu cukup panjang.“Lagi nunggu Bella.” Jawab Ferdi. “kamu kenapa sampai begitu sering Check up? Apa sakitnya serius?”“Gak kok, Cuma periksa biasa aja.” Intan berbohong, ia tak ingin orang lain tahu kekurangannya. “Oh, ya. Bella bagaimana? Apa dia lebih baik?”Terlihat Ferdi sedikit menarik bibirnya ke atas, sepertinya pria itu sedang bahagia jikala mendengar nama Wanitanya itu. Terlihat seperti pria yang baru merasakan cinta. Apa mereka sudah bisa saling menerima?“Sudah lebih baik,”“Baguslah,” Intan memandang wajah Ferdi yang terlihat masih saja tampan di matanya. Dia tidak bohong, mantannya ini memang bisa dibilang sangat tampan, tapi sayang dia bukan miliknya. “Kenapa?” Ferd

  • Sang pemilik Hati   Bab 64

    Satu Minggu setelah kedatangan Najwa. Gadis itu tak lagi datang menemui Intan. Mungkin dia sudah tau jika sekarang intan tak lagi bisa ia gapai. Intan cukup senang, semakin gadis itu tak ada berkeliaran di sekitarnya akan lebih baik hidupnya. Meskipun intan sedikit kecewa melihat Zaki bersikap begitu cuek setelah tahu Najwa pulang. Apa tidak ada inisiatif pria itu untuk memberi gadis itu sedikit pelajaran, atau setidaknya memaksa meminta maaf pada dirinya ini.“Mas, besok aku mau ke Rumah sakit. Kamu temani ya?” Zaki menoleh saat Intan mengajaknya mengobrol.“Sendiri aja, ya. Mas besok ada meeting penting,” “Gak bisa ditunda gitu? Kan aku sudah dua Minggu gak cek kesehatan ku. Temani ya?” Zaki mengeluh pelan, “benar gak bisa, dek. Atau kita undur aja, lusa saja periksa, bagaimana?”Intan cemberut, ia pikir tadi suaminya tak akan menolak. Tapi sekarang ia kecewa, padahal Minggu kemarin ia juga tak pergi karena Zaki tak bisa menemaninya.“Baiklah, aku akan pergi sendiri.” Intan ingi

DMCA.com Protection Status