Share

Bab 8

Author: Ara putri
last update Last Updated: 2022-03-01 10:07:32

Intan menetap nyalang pria yang di depannya. tak menyangka dirinya akan bertemu lagi dengan pria ini. Pria yang menoreh luka sampai sekarang tak dapat ia sembuhkan.

 

“Apa yang kau lakukan disini?!” tanya intan tak senang. 

 

Pasalnya pria ini  pagi-pagi sudah berada didepan rumahnya.  Untung saja kakaknya sudah berangkat kerja, begitu pula dengan ibunya yang pergi kepasar. 

 

“Aku merindukan mu,” ucap ferdi sendu. 

 

Ferdi menatap Intan penuh kerinduan, ini pertama kali mereka bertemu setelah pesta pernikahan itu. Saat itu ia tak bisa bertemu dengan mantan kekasihnya ini dengan lama,  dan setelah lima bulan tak bertemu bertapa ia sangat merindukan sang pujaan hati. 

 

Tetapi melihat tatapan kebencian yang intan berikan membuat ia semakin sedih,  apa gadis ini sangat membencinya? 

 

“Rindu? Cih...,” Intan berdecak kesal. “Sayangnya aku tak sudi dirindukan orang seperti mu!”

 

Ferdi mendesah kasar. Ternyata Intan benar-benar sangat membencinya, ini akan semakin membuat ia sulit mendapatkan hati gadis ini lagi. 

 

Intan segera beranjak untuk pergi,  tapi Ferdi malah menarik tangan intan membuat gadis itu terpekik kaget. Tak hanya sampai disitu,  Ferdi tanpa memedulikan protes Intan, ia memeluk gadis itu dengan kuat. 

 

“Intan sayang ... Aku mohon jangan benci aku, kamu sangat mencintai mu.” Bisik Fardi lirih, membuat Intan meremang sesaat, saat nafas Ferdi menyentuh daun telinganya. 

 

“Dasar pria gila! Lepaskan aku!” teriak Intan marah. Berusaha melepaskan pelukan Ferdi, tapi pria itu malah semakin mengeratkan pelukannya. 

 

Intan semakin merasa malu saat beberapa orang-orang lewat didepan rumah mereka,  mereka pasti berpikir macam-macam. 

 

“Ferdi! Lepaskan!”

 

Pada usaha terakhir Intan berhasil melepas pelukan Ferdi,  dengan marah ia langsung menampar Ferdi. 

 

“Bajingan! Beraninya kau menyentuh ku.”

 

Intan berlari menjauh, ia takut Ferdi akan semakin berbuat nekat padanya.  Saat melewati ibu-ibu tetangganya, intan tertunduk malu. Tapi untung saja mereka semua tak ada yang bertanya membuat intan bernafas lega. Dengan cepat Intan masuk dalam taksi,  melihat Ferdi yang masih berusaha mengajarnya membuat ia merasa sedikit takut. 

 

Taksi melaju meninggalkan pekarangan rumah Intan dengan ditemani teriakan Ferdi yang masih memanggil namanya. Intan Merasa sedikit sedih melihat cowok yang pernah ia cintai, tapi mau bagaimana lagi,  dirinya tak ingin nanti dibilang pelakor lagi. 

 

 

******

 

 

Intan melangkah dengan memasuki perkantoran tempat ia bekerja, ia sedikit memburu langkahnya karena ia sudah terlambat lima menit. Ini semua karena ulah Ferdi yang mencegatnya tadi, membuat pagi harinya yang indah berubah menjadi kacau. 

 

“Pagi semuanya,” sapa intan seperti pagi biasanya. 

 

“pagi juga ... Kamu kok terlambat?”

 

“Ada sedikit masalah di jalan, makanya telat, mbak.” Jawab intan. 

 

“Tadi kamu ditanya sama mbak Lisa,”

 

“loh... Kenapa mbak?  Apa karena aku terlambat?” Intan merasa cemas,  ia takut dirinya kembali dipecat dari pekerjaan.

 

“Gak tau,  coba aja dulu temui ke ruangannya.”

 

 

.....

 

Saat keluar dari ruangan atasannya,  wajah intan ditekuk.  Pagi ini dirinya benar-benar sial,  sudah bertemu mantan dan sekarang malah dimarahi karena telat datang. 

 

Dirinya hanya pegawai baru, jadi wajar jika sang atasan memarahinya. Untung saja dia tak dipecat, jika iya habis sudah masa depannya. 

 

“bagaimana?” tanya mbak Lilis.

 

“Gak apa-apa kok, mbak. Cuma dimarahi dikit,”

 

Wanita yang bernama Lilis itu menepuk pelan bahu Intan, “Gak apa-apa, namanya juga karyawan baru.  Dulu awal mbak bekerja juga seperti itu kok, malah lebih parah lagi.” 

 

“benarkah?”

 

“Iya, waktu itu kepala divisi ini cowok, mana galak lagi.  Mbak bahkan sampai nangis waktu itu,” cerita mbak Lilis membuat  Intan merasa bersyukur,  setidaknya tadi Bu lisa hanya mengingat dirinya agak tak terlambat lagi.

 

“Alhamdullilah ya mbak, sekarang atasan kita lebih baik.  Untung saja dia sudah pergi, jadi mbak Gak perlu lagi bertemu dengan dia. “

 

Mbak Lilis tertawa melihat  wajah Intan yang sangat bersyukur, “dikantor memang gak bertemu, tapi di rumah mah mana bisa mbak hindari.”

 

Intan merasa bingung, kenapa wanita ini bilang di rumah mereka selalu bertemu, “memangnya sekarang mbak tetangga sama dia?”

 

Tawa Lilis benar-benar pecah saat mendengar pertanyaan Intan. Tapi sebelum sempat  ia menjelaskan  pria yang di samping intan menjawab dengan geli. 

 

“Bukan tetangga, tapi pria itu menjadi suaminya sekarang.”

 

Intan terbelalak kaget. “Serius mbak?” Lilis mengangguk mengiyakan.  “kok kayak novel ya mbak? Setelah benci jadi cinta, seperti novel yang sering aku baca.”

 

Lagi-lagi mereka yang ada di ruangan itu tertawa mendengar ucapan Intan.  Tapi saat mendengar seseorang  berdeham, membuat mereka semua diam dan kembali sibuk bekerja. 

 

Intan yang masih merasa penasaran, membuat ia menerka-nerka bagaimana kisah cinta Lilis ini sehingga mereka sampai menikah. 

 

Sekarang ia ingat dengan  Zaki,  pria yang pernah ditemunya.  Apa mungkin nanti mereka juga berjodoh? Memikirkan itu membuat intan senyum-senyum sendiri.

 

 

******”

 

 

Intan mengunjungi kafe yang tak terlalu jauh dari rumahnya. Dimalam minggu ini ia tak tahu harus kemana,  tak punya kekasih,  teman pun tak ada.  Jadi ia memutuskan melepas penat sesaat di tempat ini. 

 

Intan mengeluarkan ponselnya, memilih sibuk dengan benda pipih itu dari pada melihat pasangan kekasih yang bermesraan di dalam kafe itu. Tapi saat ia merasakan kehadiran seseorang yang duduk didepanya membuat ia mendongak. 

 

“Sendiri, lagi?”

 

Intan hampir saja berteriak, untung saja dia dengan cepat bisa menguasai diri.  Dia bukan kaget dengan kehadiran seseorang didepanya,  tapi ia kaget saat tahu siapa yang sedang duduk manis didepanya. 

 

“Kamu?” masih tak percaya apa yang dilihatnya. 

 

Zaki tersenyum manis melihat gadis didepanya benar-benar syok, ternyata kejutannya berhasil. 

 

“Lama tak bertemu  ... Aku harap pertemuan kali ini akan bertahan lama,” ucap Zaki membuat Intan semakin syok. 

 

“Kamu ... Kenapa ada disini?” Entah kenapa suaranya terdengar gugup,  membuat pria didepanyaq ini mengulum senyum. 

 

“Tentu saja untuk bertemu dengan calon istriku. Kamu lupa sekarang malam minggu?”

 

Intan membuang nafas kasar,  ia kesal bercampur malu saat Zaki mengatakan dirinya calon istri. Ingin rasanya ia pergi dari sini tapi ia juga tak tega mengabaikan  pria yang beberapa hari ini selalu ia pikirkan. 

 

“Kau bicara apa? Berhenti berkata dan.” Banten Intan. 

 

Zaki tak peduli dengan sikap Intan yang terkesan cuek, padahal saat pertama kali bertemu gadis itu yang lebih dulu menggodanya. Gadis ini bahkan berteriak histeris seperti orang gila dipinggir jalan. Mengapa Zaki memberi nama gadis ini, gadis patah hati. 

 

“Kenapa kamu bilang aku berbicara? kamu yang lebih dulu memintaku untuk meminangmu?” 

 

biru...

 

Wajah Intan memerah, ia merasa malu saat Zaki mengingatkan kejadian itu. “Maaf, saat itu aku hanya ingin bercanda,” ucap intan pelan. 

 

“Tapi aku menganggap itu sebagai permintaan ... Jadi dengan baik hati aku akan permintaanmu.” Zaki menggoda Intan, membuat gadis itu tak lagi berkutik. Tapi apa yang diucapkannya itu tidak bohong, dirinya memang benar-benar ingin memiliki gadis manis ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related chapters

  • Sang pemilik Hati   Bab 9

    Status berubah begitu cepat hanya karena ucapan seorang pria. Intan masih tak percaya jika Zaki benar-benar datang ke rumahnya.Pria itu bahkan tak tanggung-tanggung, ia langsung membawa orang tuanya menemui bunda dan kakak Intan.Sekarang mereka sedang berada diruang tamu. Intan bisa melihat Zaki yang terlihat gugup saat berbicara dengan kakaknya, membuat gadis itu terkekeh geli. Tapi saat mereka semua menatap intan kesal, membuat gadis itu mengerti jika dirinya telah mengganggu pembicaraan mereka.“Jadi maksud dan tujuan kami kesini untuk meminang putri ibu mayang untuk anak saya, Zaki.” Ayah Zaki berbicara dengan berwibawa, mengatakan dengan tegas dengan tujuan mereka datang.“Meminang Intan?” tanya bunda mayang yang terlihat tak percaya.

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 10

    “Dasar pelakor! Saya sudah bilang jangan ganggu suami saya, tapi kenapa kau masih saja menggodanya!”Semua orang-orang yang ada di restoran menonton pertengkaran mereka berdua, bahkan ada pula wanita yang ikut meneriaki pelakor untuk gadis yang tertunduk malu disana.“Bella, hentikan semua ini!” Ferdi membentak istrinya, ia kesal dengan Bella yang datang melabrak Intan.“Kamu lebih memilih pelakor ini dari pada aku, mas? Kamu benar-benar suami yang jahat!”Suasana semakin memanas saat Bella semakin terlihat lemah dan mendramatiskan keadaan. Ia terlihat seperti istri yang baik diselingkuhi suami, membuat orang-orang disana merasa kasihan.Intan menga

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 11

    Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa dia Minggu lagi dirinya akan menjadi milik orang lain. Intan merasa tak siap dengan ini semua, tapi ia juga tak ingin melepaskan kesempatan ini begitu saja.Menikah dengan orang yang tidak dicintai, bukan salah satu keinginan Intan. Tapi apa dia punya pilihan? Toh orang yang dicintainya, dijaganya selama dua tahun, tetap saja menjadi milik orang lain. Sekarang ia pasrah dengan takdir yang Allah tentukan untuknya.Saat ini Intan sedang berada di restoran, ia baru saja diajak Zaki untuk kencan. Ehh, sebenarnya Zaki tidak bilang ini kencan, pria itu hanya bilang ingin saling mengenal saja. Ini pertemuan pertama mereka setelah kejadian malam itu, malam dimana Zaki mengantarnya. Sejak saat itu mereka tak pernah bertemu lagi, bahkan pesan pun tak pria itu berikan padanya.“Maaf, apa aku mengganggu waktu mu?”Intan mendengus kesal, entah mengapa calon suaminya ini masih saja begitu formal dengannya?

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 12

    Tak ada kebahagiaan rasanya saat sesuatu yang kita cintai direnggut untuk pergi. Menikah dengan Bella benar-benar membuat Ferdi merasa muak dengan semua sandiwara wanita licik itu. Dengan cara licik yang Bella lakukan selama ini bersama ibunya, Ferdi benar-benar merasa hidup didalam neraka. Bella yang hobi sekali mengikutinya kemanapun ia pergi, membuat Ferdi tak sebebas dulu. Bahkan wanita itu juga selalu ikut campur dalam urusannya. “Berhenti mencampuri urusan ku! Apa kau bodoh! Kenapa kau selalu membuat hidupku kacau seperti ini, dasar wanita pembawa sial!” Maki Ferdi. Pagi ini diantara mereka berdua kembali bertengkar karena Bella yang ingin tahu kemana tujuan suaminya pergi nanti. Tapi Ferdi tentu saja tak akan mengatakannya, ia lebih memilih membentak istrinya dari pada berterus terang. Tapi sayang, bagaimana pun Ferdi menghinanya tetap saja Bella tak peduli, ia akan selalu melakukan apapun yang ia suka, tapi memperdulikan harga dirinya ya

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 13

    Ferdi membolak-balik kertas yang ada ditangannya, sesekali pria itu mengernyit keningnya jikalau melihat kesalahan disana. Tapi tak lama ia akan kembali serius untuk memeriksa tumpukan laporan dengan teliti. Tak ada waktu yang ia sia-siakan, bagaimana pun dirinya harus menjadi pemimpin yang baik selepas dari masalah pribadinya. Meskipun ia tak terlalu menyukai pekerjaan yang membosankan ini, tapi demi sang ayah Ferdi terpaksa menurut.Suara ponsel mengalihkan perhatian Ferdi dari laporan yang diperiksanya. Ternyata yang meneleponnya adalah ibunya, tak ada niat untuk mengangkat panggilan, Ferdi memilih mematikan ponselnya agar tak diganggu lagi saat bekerja.“Pasti wanita itu mengadu lagi, benar-benar pembuat masalah!” Ferdi menghela nafas kesal. Ferdi bersandar pada kursi besar kebanggaan nya, sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya untuk mendapatkan sang pujaan hati.Tak pernah sekalipun ia akan memikirkan masa depan pernikahan

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 14

    Hari ini hari dimana Intan dan Zaki diminta orang ibu mereka untuk memilih baju pengantin. Pagi sekali Zaki telah datang menjemput sang calon istri untuk pergi ke butik. Bahkan Intan tak sempat sarapan karena didesak sang bunda untuk cepat pergi, gadis itu hanya bisa menurut saja tanpa protes.“Apa ini tidak terlalu pagi? Lagi pula butik juga belum buka jam segini,” Intan bertanya pada Zaki dengan sedikit berbisik.“Kamu tidak perlu kawatir ... Lebih baik kita perlu lebih awal, agar tak terjebak macet.” Hanya sebuah alasan, padahal dalam hati ia hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan gadis ini.Satu Minggu lagi mereka tidak akan bisa bertemu, itu karena mereka akan menjalani pingitan yang merupakan sebuah adat sebelum pernikahan kata orang tua mereka. Zaki hanya bisa menurutnya saja, toh ini juga demi kebaikan mereka juga.“Baiklah,”Setelah berpamitan dengan ibu Intan dan juga Bang Bima, mereka langsun

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 15

    Zaki menatap penampilan Intan yang sangat cantik, pria itu buru-buru berdehem sebelum mengeluarkan suaranya.“Ini bagus ... Jika suka ambillah.”Baju pengantin yang berwarna putih dihiasi mutiara, membuat penampilan Intan benar-benar cantik dan tampak anggun. Baju yang dikenakan Intan adalah baju yang memakai hijab, jadi Zaki cukup senang dengan pilihan Calon istrinya, ia bahkan tak protes sedikit pun.“Apa bagus? Jika tidak aku akan pilih baju yang lain.” Intan bertanya pada Zaki.“Memangnya kamu mau baju yang mana?”Intan yang melihat Zaki yang terlalu serius, membuat ia memiliki ide jahil. Dengan asal ia menunjukkan baju pengantin yang sangat seksi. Bagaimana tidak, baju itu tak memiliki lengan dan juga bagian punggung dan dada sangat terbuka. Intan yakin jika dia memakai pakaian itu pasti bunda dan kakak tak akan mau mengakuinya lagi sebagai keluarga. Padahal bagian belakang berjuntai cukup panjan

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 16

    “Kenapa diam? Ayo masuk, Bunda pasti sudah menunggu kita.”Intan menoleh sesaat sebelum ia kembali menatap rumah mewah itu dengan ragu.Dengan pelan intan mendekati Zaki. Ia meraih tangan pria itu untuk menggenggamnya, seolah ingin mencari perlindungan. Tak apa-apa kan? Toh Zaki pernah berjanji padanya akan selalu berada disisinya apapun yang terjadi.“Kali ini izinkan aku menyentuhmu ... Aku harap kamu tidak keberatan?” Intan menatap mata Zaki untuk mencari jawaban.Zaki menatap bingung tangan mereka yang bertautan, ia mengangguk pelan membuat gadis disebelah nya ikut tersenyum, meskipun terkesan dipaksakan.Intan benar-benar gugup, bukan karena takut bertemu dengan calon mertua, tapi hanya saja ia merasa belum siap untuk respon mereka nanti. Bagaimana nanti mereka akan menyambutnya? Apa kali ini ia juga akan mendapatkan sindiran dan hinaan seperti dulu saat berkunjung ke rumah keluarga Ferdi.******”

    Last Updated : 2022-03-01

Latest chapter

  • Sang pemilik Hati   Kisah akhir kita

    “Akhirnya, hubungan mereka menjadi sangat baik,” gumam Naila. Naila turut merasa senang melihat kebahagiaan kakak dan kakak iparnya. Meskipun pada akhirnya ia sendiri mendapatkan luka ini, tapi ia tetap saja merasa bahagia. Dengan mereka yang berhasil menyingkirkan Najwa, akhirnya keluarga baru kakaknya bisa kembali damai dan menjalani hidup dengan normal kembali.“Kamu kenapa senyum-senyum?” Tanya Bima yang muncul dari belakang Naila.“Lagi bahagia lihat mereka ... Serasi bangat kan?”Bima menganggukkan kepalanya. Ia juga merasa bahagia melihat adik perempuan satu-satunya itu bahagia. Tapi ia hanya sedikit merasa heran, tidakkah gadis ini merasa sedikit marah pada Intan?“Apa sekarang kamu membenci adikku?”Naila menarik perhatiannya dari dua sejoli itu, kembali ia menatap heran Bima.“Maksud mas Bima bagaimana?”Bima mengangkat bahunya, “barang kali aja ... Kan adikku sudah membuat mu sakit seperti sekarang ini. Jika kamu marah pun itu hal yang wajar,” Naila tersenyum mendengar pe

  • Sang pemilik Hati   masih ingin berpisah?

    Hah?Intan mengernyit tak mengerti. “Penjara? Kenapa sepenjara?” Intan semakin kesal. Suaminya pasti mencoba mengalihkan pembicaraan. “Karena sekarang mas sudah memenjarakan Najwa. Demi kamu Dan demi keluarga kita. Dia tidak akan mengganggu kita lagi.” ucap Zaki meyakinkan.Intan terkejut tak percaya. Tidak mungkin, tidak mungkin seorang Zaki akan memenjarakan sepupu kesayangannya itu kan? Intan menolak untuk percaya dengan itu.“Kamu pasti berbohong. Gak mungkin kamu tega, mas.” Intan menggeleng tak percaya.“Kalau kamu gak percaya, ayo kita ke kantor polisi sekarang.” Zaki sungguh-sungguh mengatakannya, “sudah seperti ini, tapi kamu masih tidak mempercayai suamimu?” Antara percaya dan tak percaya. Sekarang intan jadi takut, apa benar gadis itu dipenjara karenanya? Jika ia sekarang musuhnya akan bertambah banyak. Intan tak senang, meskipun gadis itu sudah banyak melakukan hal buruk padanya, tapi entah kenapa ia merasa kasian. “Aku ... Aku,” tak tahu lagi. Sekarang intan merasa bin

  • Sang pemilik Hati   Naila lumpuh

    “Bunda ... Bagaimana keadaan Naila?” Intan baru saja kembali lagi ke rumah sakit setelah ia sempat pulang untuk beristirahat sebentar. Itu mertuanya yang suruh, jika tidak mungkin dirinya tak akan beranjak sedikit pun dari buangan Naila.Tika menarik nafas panjang, dengan suara bergetar ia berkata “Naila sudah sadar, nak. Tapi ...,”“Tapi kenapa?” “Kata dokter ... Untuk sementara waktu mungkin Naila gak bisa jalan, Tan.” Tangis yang ia coba tahan akhirnya pecah juga. Melihat anaknya terbaring lemah tak berdaya hati ibu mana yang tidak terluka. Dirinya tidak ingin ini semua terjadi, tapi ia juga tak bisa menyalahkan siapapun atas takdir ini.Intan segera berlari memeluk tubuh yang terguncang hebat itu. Ia tak tega melihat ibu mertuanya menangis seperti ini. Seharusnya dirinya yang ditabrak dan terluka, mungkin tidak akan membuat orang-orang akan merasa sedih seperti sekarang ini.“Bun, maaf. Jangan menangis lagi. Ini semua salah Intan, semua gak akan jadi begini jika saj...,” Tika la

  • Sang pemilik Hati   Pembalasan untuk Najwa

    Lima belas menit berlalu, Zaki menunggu seseorang dengan tak sabaran. Tak lama Najwa muncul dari balik pintu depan tangan terikat dan dijaga oleh dua orang bodyguard berbadan kekar. Bukanya merasa bersalah, Najwa malah tersenyum senang melihat Zaki yang ada didepannya.Zaki memerintahkan anak buahnya untuk segera melepaskan ikatan tangan gadis itu agar bisa berbicara leluasa.“Masih berani tersenyum?” Zaki mengaku takjub dengan keberanian gadis ini. Entah berani atau sudah gila, Zaki sendiri tak tau apa yang dialami sepupunya ini.“Tentu saja. Sepertinya aku berhasil membuat mu tertarik untuk menemui ku,” ucap Najwa penuh percaya diri.Zaki tak percaya apa yang didengarnya. Kenapa gadis masih begitu tenang? Tapi ia yakin dibalik keterangan yang dia sembunyikan ada rasa cemas yang menghantui.“Baiklah. Setelah ini dipastikan kamu tidak akan berani untuk tertawa, bahkan bibir mu tak aku biarkan sedikit pun tersenyum! Bagaimana?!”Kali ini Najwa langsung kehilangan senyumnya. Ia menatap

  • Sang pemilik Hati   Kecelakaan 2

    Suara tabrakan membuat semua orang yang melihatnya terkejut. Intan menyentuh lutut dan kepalanya yang terasa sakit karena terbentur di jalan aspal. Saat ia mencoba bangkit dan menoleh ke belakang, ia sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat. Wajah wanita itu berubah menjadi pucat pasi melihat Naila terbaring di tengah aspal sana dengan berlumuran darah.“Naila!” Ia berteriak keras. Intan segera berdiri dan berlari ke tubuh Naila yang sudah mengeluarkan darah cukup banyak. “Ya Tuhan ... Kenapa jadi begini,” Intan menangis sambil memangku tubuh Naila. Melihat orang-orang yang hanya sibuk menonton dan tak ada niat untuk membantu, Intan berteriak keras meminta pertolongan.“Pak, tolong adik saya. Tolong bawa ke rumah sakit.” Intan memohon pada orang-orang yang melihat kecelakaan itu. Mereka segera menghubungi ambulance, dan setelah itu ia tak ingat apapun karena ia hanya sibuk memperhatikan adik iparnya itu.Setelah ambulance datang tubuh Naila segera di angkat masuk, Intan ikut menema

  • Sang pemilik Hati   Kecelakaan

    Intan mengungkapkan kepergian suaminya ke kantor ini disertai sedikit pengalaman. Sekali lagi pria itu tak ingin mengantarnya untuk memeriksa di rumah sakit, meskipun begitu berharap untuk ditemani suaminya. Sudah dua minggu berlalu, tapi Zaki masih bersiap-siap dingin pada Intan. Seperti pria itu sangat marah sekarang. Dan lagi, Intan tahu jika suaminya telah mendengar setiap kutipannya pada Ferdi kemarin itu. Pantas saja suaminya sangat marah. “Kak,” Intan terkejut melihat sang adik ipar yang sudah masuk ke dalam kamarnya, dengan cepat menguapkan sisa air matanya. “iya… Kenapa Nai?” “Kakak habis nangis ya?” “Gak kok… Oh ya, kenapa cari kakak?”Naila terlihat bingung untuk mengatakannya, “itu ... Kakak Intan mau ke rumah sakit ya? Hari ini jadwal kakak periksakan?” “Iya”, Intan masih membukanya dengan Zaki, jadi ia tak pernah mendengar inspirasi dari Naila. “Aku aja ya kak, nemenin ke rumah sakit?” Intan tersenyum, lalu mengangguk lemah. “Gak usah Nai, kakak bisa sendiri kok.

  • Sang pemilik Hati   Cemburu

    Mereka terdiam sepanjang perjalanan menuju rumah. Tak ada seorang pun yang mau terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan, apalagi Intan. Melihat wajah marah suaminya saja ia sudah merinding. Ya, seseram itu wajah suaminya sekarang di mata Intan.Saat sampai di depan rumah, Zaki keluar dengan membanting pintu dengan keras. Intan yang masih berada di dalam mobil tak bisa lagi menahan air matanya mengalir. Apa salahnya kali ini?Selalu saja seperti ini. Marah tanpa sebab, lalu ada akhirnya hanya meminta maaf. Tapi bodohnya dia selalu saja melunak jika suaminya telah meminta maaf dengan lembut.Dan setelah merasa ia bisa menyadari dirinya, intan segera menyusul sang suami. Ia tidak ingin terlihat menyediakan di depan mertuanya, jika tidak mungkin mereka sampai tahu kecil seperti ini. Melihat rumah yang masih sepi, napas lega, segera menuju kamar dirinya dan Zaki berada. Intan membuka pintu kamar belahan, saat ia masuk saat mereka bertemu. Intan mengontrol degup jantungnya yang menggila,

  • Sang pemilik Hati   Bab 65

    “Kak Ferdi?” Intan sedikit tercengang, “aku habis Check up. Kak Ferdi kenapa ada disini?” ucap Intan basa-basi. Sejujurnya ia agak segan jika dalam situasi canggung begini.Ferdi menghampirinya, lalu tanpa permisi ia langsung duduk di bangku sebelah Intan. Sedikit agak jauh, karena memang bangku-bangku kayu itu cukup panjang.“Lagi nunggu Bella.” Jawab Ferdi. “kamu kenapa sampai begitu sering Check up? Apa sakitnya serius?”“Gak kok, Cuma periksa biasa aja.” Intan berbohong, ia tak ingin orang lain tahu kekurangannya. “Oh, ya. Bella bagaimana? Apa dia lebih baik?”Terlihat Ferdi sedikit menarik bibirnya ke atas, sepertinya pria itu sedang bahagia jikala mendengar nama Wanitanya itu. Terlihat seperti pria yang baru merasakan cinta. Apa mereka sudah bisa saling menerima?“Sudah lebih baik,”“Baguslah,” Intan memandang wajah Ferdi yang terlihat masih saja tampan di matanya. Dia tidak bohong, mantannya ini memang bisa dibilang sangat tampan, tapi sayang dia bukan miliknya. “Kenapa?” Ferd

  • Sang pemilik Hati   Bab 64

    Satu Minggu setelah kedatangan Najwa. Gadis itu tak lagi datang menemui Intan. Mungkin dia sudah tau jika sekarang intan tak lagi bisa ia gapai. Intan cukup senang, semakin gadis itu tak ada berkeliaran di sekitarnya akan lebih baik hidupnya. Meskipun intan sedikit kecewa melihat Zaki bersikap begitu cuek setelah tahu Najwa pulang. Apa tidak ada inisiatif pria itu untuk memberi gadis itu sedikit pelajaran, atau setidaknya memaksa meminta maaf pada dirinya ini.“Mas, besok aku mau ke Rumah sakit. Kamu temani ya?” Zaki menoleh saat Intan mengajaknya mengobrol.“Sendiri aja, ya. Mas besok ada meeting penting,” “Gak bisa ditunda gitu? Kan aku sudah dua Minggu gak cek kesehatan ku. Temani ya?” Zaki mengeluh pelan, “benar gak bisa, dek. Atau kita undur aja, lusa saja periksa, bagaimana?”Intan cemberut, ia pikir tadi suaminya tak akan menolak. Tapi sekarang ia kecewa, padahal Minggu kemarin ia juga tak pergi karena Zaki tak bisa menemaninya.“Baiklah, aku akan pergi sendiri.” Intan ingi

DMCA.com Protection Status