Share

Bab 6

Penulis: Ara putri
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-27 16:20:30

Intan merasa tak terima dengan tuduhan Nabila, tak pernah ia bermaksud demikian tapi kenapa bila menuduhnya begitu keji.

 

“Aku tahu pertemuan kami berdua disini awalnya,  tapi aku tak mengerti kenapa menuduhku seperti itu?” Intan ikut merasa kesal dituduh seperti ini.  “Dan apa katamu tadi?  Sepupu?  Sepupumu yang mana ingin aku rusakkan hubungannya?”

 

Seingat Intan ia tidak pernah berurusan dengan sepupu gadis ini.  Dan lagi,  intan tahu jika ferdi cukup dekat dengan Nabila tapi mereka berdua bukan sepupu setahu dirinya.

 

“Istri Ferdi ini saudara aku!  Dan sekarang aku tahu kenapa  ibu Ferdi gak mau terima kamu ... Kamu itu benar-benar licik ya, tan. Aku sudah bantu kamu selama itu,  tapi kamu malah melakukan hal sekeji ini pada keluarga ku!”

 

Intan masih sangat bingung, kenapa dirinya ya dituduh seperti ini?

Tapi dari semua ini ia sadar, jika ibu Ferdi sudah mulai bertindak. Gadis itu tersenyum kecut,  sebenci itukah ibu mantanya itu pada dirinya, sampai tega menjelekkan dirinya pada orang lain.

 

“Bila ... Aku tahu pasti ibu Farah sudah mengatakan sesuatu pada mu, tapi percaya lah itu semua bohong.” Intan berpikir sebentar, ia teringat sesuatu, “Bila? Apa maksudnya kamu sepupu Bella?”

 

Intan benar-benar merasa hidupnya dipermainkan, jadi selama ini dirinya berada didekat orang-orang yang berusaha menghancurkan dirinya,  dan bodohnya ia malah menganggap Bila sebagai sahabat.

 

Bila terlihat sedikit terkejut dengan pertanyaan Intan, tapi gadis itu kembali memasang wajah sinisnya.  Ia mencoba menyembunyikan wajah terkejutnya agar tidak terlalu kentara.

 

“iya, kenapa?”

 

“Ternyata orang yang aku anggap sahabat sama saja dengan mereka ya ... Sama-sama hanya ingin mempermainkan hidup aku,” ucap intan lirih, hatinya merasa sakit saat semua orang mencoba mempermainkan kehidupannya.

 

“Gak usah sok tertindas kamu!  Kamu pikir aku masih kasihan dengan wajah memelas mu itu?  Dasar tak tahu diri!”

 

“Bila ... Kamu?” Seakan tak percaya, gadis yang dulu begitu lembut bisa berkata begitu tajam.

 

“Apa?  Untung saja tante Farah memberitahuku keburukan mu, kalau tidak mungkin aku akan dimafaatin sesuka hati. Dasar wanita berwajah dua!” Bila menunjuk-nunjuk intan dengan kasar,  “mulai hari ini kamu dipecat!”

 

Rasanya sungguh menyakitkan mendapatkan penghinaan seperti ini, tapi dirinya berusaha menahan tangis yang ingin keluar. Jangan Lagi dirinya menjadi Lemah di hadapan mereka.

 

Niat hati ingin meminta maaf lama tak datang kerja,  sekalian ingin bercerita banyak dengan Nabila. Tapi siapa sangka, jika gadis ini juga terlibat masalah percintaan nya. Apa selama ini bila selalu menertawakan kebodohannya? Selalu bercerita bertapa Ferdi mencintainya, padahal gadis ini tahu jika sang mantan akan dijodohkan dengan sepupunya sendiri.

 

Tak ingin lebih lama lagi disapa,  intan langsung meninggalkan restoran Bila yang masih tutup.

 

“Dasar penghianat!” gumamnya perih. Sakit rasanya dibohongi Selama ini, dirinya benar-benar Bodoh telah percaya dengan mereka.

 

******

 

Intan sangat kecewa dengan apa yang dilakukan bila, tapi lebih kecewa lagi dengan dirinya yang. Udah dibohongi. Kembali dengan wajah sedih, tapi saat melihat ibu dan kakaknya menunggu, dengan cepat ia mengubah raut wajahnya. Mereka tidak boleh tahu jika dirinya bersedih lagi, bukankah tadi pagi ia bahagia maka ia harus memperlihatkan wajah itu kembali.

 

“loh Dek, kok pulangnyaCepat.” Bima menatap heran adiknya.

 

“Intan dipecat, Kak.” Jawab intan males,  Ia menghempaskan tubuhnya di sofa sebelah Bima.

 

Bima berusaha menguatkan adiknya, “tidak apa-apa,  kamu masih bisa cari pekerjaan lain.”

 

Intan tersenyum sembari mengangguk setuju, ia sangat senang berada di keluarga yang penuh pengertian seperti ini,  serasa mendapat obat saat dirinya merasa sakit.

 

“Maaf Adek ya bunda. Sekarang sudah Gak bekerja, semakin merepotkan kalian.” Keluh Intan sedih, sekarang ia malah menjadi beban keluarga.

 

Mayang dan Bima serentak menggeleng,  “kamu Gak ngerepotin dek,  kita keluarga akan selalu saling menyayangi. Jangan pernah berbicara seperti ini lagi,”

 

Intan berpikir memang hidupnya akhir-akhir ini sangat  melelahkan.  Setiap saat selalu ada makalah, dan sekarang ia menjadi pengangguran hanya karena ibu Ferdi yang tidak menyukainya.

 

“Bun, bang. Intan istirahat dulu ya?”

 

“Pergilah, nak. Tenangkan pikiran, bunda akan selalu mendoa kan yang terbaik untuk mu.” Intan terharu mendengar ucapan ibunya,  ia membalas dengan kecupan singkat di kening ibunya.

 

“Ibu yang terbaik,”

 

*******

 

Intan Membuka laci nakas, disana banyak sekali kenang-kenangan dirinya bersama Ferdi.  Foto mereka yang tersenyum manis berdua masih terpampang jelas di album kenangan miliknya.

 

“Aku masih gak percaya Kak,  hubungan ini berakhir dengan begitu buruk. Jika saja aku tahu akan menjadi begini,  tak mungkin aku menjalin kasih dengan orang yang tak sebanding denganku ... Tapi apa aku salah terlahir di keluarga sederhana, apakah hanya harta yang bisa menjadi tolak ukur sebuah kebahagiaan?”

 

Intan menangis mengingat semua kenangan manis mereka berdua. Jika saja orang tahu,  dirinya sudah terlalu banyak berharap untuk Ferdi, berharap pria ini lah yang akan bersanding dengannya,  tapi siapa sangka dirinya malah ditinggal nikah seperti ini.

 

“kamu pasti sedang berbahagia disana kan Kak?  Tapi kenapa aku disini masih belum bisa melupakan semua kenangan kita?” Intan menarik nafas lelah, “kamu begitu mudah meninggalkan ku,  kamu tega Kak!  Aku membencimu!”

 

Isak tangis Intan semakin menjadi,  memukul dada yang terasa begitu sesak,  tapi tak juga membuat dirinya merasa lebih baik. Malah rasa sakit dan sesak dirasanya semakin parah.

 

“Jika saja aku tahu akan berakhir seperti ini, aku tidak akan pernah ingin mengenalkan mu, kak. Kau adalah kenangan terburuk ku!”

 

Jika mulut mengatakan benci tapi hati malah berkata lain.  Meskipun sudah mengatakan berbagai umpatan dan kebencian, tapi tetap saja disatu sisi ia juga merindukan pria yang menemaninya selama dua tahu ini.

 

Dirinya sudah terlalu banyak memberikan cinta untuk si dia,  tapi apa balasannya?  Rasa sakit yang ia terima.

 

Sura ketukan pintu membuat intan lekas menghapus air matanya,  ia tidak ingin bunda dan kakaknya melihat ia menangis lagi.

 

“Dek?”

 

“Iya bang, ada apa?” teriak intan balik tanpa membuka pintu.

 

“Bunda menyuruh kita makan malam ... Yuk buruan keluar.” Balas Bima.

 

“Ya bang, duluan aja. Sebentar lagi Adek akan keluar.”

 

Mendengar langkah kaki Bima yang menjauh,  buru-buru dirinya berlari ke kamar mandi. Ia harus mencuci wajahnya agar tak terlihat jejak air mata.

 

“Semangat gadis patah hati! Kamu pasti bisa melewati ini semua!” gumam ia menyemangati dirinya sendiri.

 

Untung saja matanya tak terlalu bengkak, jadi ia tak perlu khawatir jika kakak dan bundanya akan bertanya nanti.

 

Setelah memoleskan sedikit bedak dan pelembab di bibir pucatnya, ia bersiap untuk makan malam bersama. Sekarang wajahnya sudah terlihat segar dan baik-baik saja.

Bab terkait

  • Sang pemilik Hati   Bab 7

    Sakit hati rasanya saat cinta tak dapat dimiliki, Karena itu Lebih baik melupakan dari pada mengenang masa lalu. Sudah lima bulan berlalu semenjak ditinggalkan Ferdi, dan lambat Iaun ia mulai merasa terbiasa. Meskipun belum hilang tapi dengan waktu yang ia lewati cukup untuk memudarkan luka yang ia rasakan.Selama lima bulan ini ia merasa hidupnya kembali merasa normal, meskipun ada beberapa teman lamanya yang selalu ingin tahu dengan hubungan mereka yang kandas. Tapi intan selalu menghindari mereka, agar ia tak perlu lagi membahas hal yang sama.Intan melangkah Pelan menuju Kantor tempat ia bekerja baru-baru ini. Sudah dua minggu ia bekerja disana dan ia sangat bersyukur mendapat teman-teman yang baik membuat Ia mudah merasa nyaman.“Assalamualaikum, dan selamat pagi semuanya,” ucap Intan menyapa rekan kerjanya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 8

    Intan menetap nyalang pria yang di depannya. tak menyangka dirinya akan bertemu lagi dengan pria ini. Pria yang menoreh luka sampai sekarang tak dapat ia sembuhkan.“Apa yang kau lakukan disini?!” tanya intan tak senang.Pasalnya pria ini pagi-pagi sudah berada didepan rumahnya. Untung saja kakaknya sudah berangkat kerja, begitu pula dengan ibunya yang pergi kepasar.“Aku merindukan mu,” ucap ferdi sendu.Ferdi menatap Intan penuh kerinduan, ini pertama kali mereka bertemu setelah pesta pernikahan itu. Saat itu ia tak bisa bertemu dengan mantan kekasihnya ini dengan lama, dan setelah lima bulan tak bertemu bertapa ia sangat merindukan sang pujaan hati.Tetapi melihat tatapan kebencian yang intan berikan membuat ia semakin sedih,&nb

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 9

    Status berubah begitu cepat hanya karena ucapan seorang pria. Intan masih tak percaya jika Zaki benar-benar datang ke rumahnya.Pria itu bahkan tak tanggung-tanggung, ia langsung membawa orang tuanya menemui bunda dan kakak Intan.Sekarang mereka sedang berada diruang tamu. Intan bisa melihat Zaki yang terlihat gugup saat berbicara dengan kakaknya, membuat gadis itu terkekeh geli. Tapi saat mereka semua menatap intan kesal, membuat gadis itu mengerti jika dirinya telah mengganggu pembicaraan mereka.“Jadi maksud dan tujuan kami kesini untuk meminang putri ibu mayang untuk anak saya, Zaki.” Ayah Zaki berbicara dengan berwibawa, mengatakan dengan tegas dengan tujuan mereka datang.“Meminang Intan?” tanya bunda mayang yang terlihat tak percaya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 10

    “Dasar pelakor! Saya sudah bilang jangan ganggu suami saya, tapi kenapa kau masih saja menggodanya!”Semua orang-orang yang ada di restoran menonton pertengkaran mereka berdua, bahkan ada pula wanita yang ikut meneriaki pelakor untuk gadis yang tertunduk malu disana.“Bella, hentikan semua ini!” Ferdi membentak istrinya, ia kesal dengan Bella yang datang melabrak Intan.“Kamu lebih memilih pelakor ini dari pada aku, mas? Kamu benar-benar suami yang jahat!”Suasana semakin memanas saat Bella semakin terlihat lemah dan mendramatiskan keadaan. Ia terlihat seperti istri yang baik diselingkuhi suami, membuat orang-orang disana merasa kasihan.Intan menga

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 11

    Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa dia Minggu lagi dirinya akan menjadi milik orang lain. Intan merasa tak siap dengan ini semua, tapi ia juga tak ingin melepaskan kesempatan ini begitu saja.Menikah dengan orang yang tidak dicintai, bukan salah satu keinginan Intan. Tapi apa dia punya pilihan? Toh orang yang dicintainya, dijaganya selama dua tahun, tetap saja menjadi milik orang lain. Sekarang ia pasrah dengan takdir yang Allah tentukan untuknya.Saat ini Intan sedang berada di restoran, ia baru saja diajak Zaki untuk kencan. Ehh, sebenarnya Zaki tidak bilang ini kencan, pria itu hanya bilang ingin saling mengenal saja. Ini pertemuan pertama mereka setelah kejadian malam itu, malam dimana Zaki mengantarnya. Sejak saat itu mereka tak pernah bertemu lagi, bahkan pesan pun tak pria itu berikan padanya.“Maaf, apa aku mengganggu waktu mu?”Intan mendengus kesal, entah mengapa calon suaminya ini masih saja begitu formal dengannya?

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 12

    Tak ada kebahagiaan rasanya saat sesuatu yang kita cintai direnggut untuk pergi. Menikah dengan Bella benar-benar membuat Ferdi merasa muak dengan semua sandiwara wanita licik itu. Dengan cara licik yang Bella lakukan selama ini bersama ibunya, Ferdi benar-benar merasa hidup didalam neraka. Bella yang hobi sekali mengikutinya kemanapun ia pergi, membuat Ferdi tak sebebas dulu. Bahkan wanita itu juga selalu ikut campur dalam urusannya. “Berhenti mencampuri urusan ku! Apa kau bodoh! Kenapa kau selalu membuat hidupku kacau seperti ini, dasar wanita pembawa sial!” Maki Ferdi. Pagi ini diantara mereka berdua kembali bertengkar karena Bella yang ingin tahu kemana tujuan suaminya pergi nanti. Tapi Ferdi tentu saja tak akan mengatakannya, ia lebih memilih membentak istrinya dari pada berterus terang. Tapi sayang, bagaimana pun Ferdi menghinanya tetap saja Bella tak peduli, ia akan selalu melakukan apapun yang ia suka, tapi memperdulikan harga dirinya ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 13

    Ferdi membolak-balik kertas yang ada ditangannya, sesekali pria itu mengernyit keningnya jikalau melihat kesalahan disana. Tapi tak lama ia akan kembali serius untuk memeriksa tumpukan laporan dengan teliti. Tak ada waktu yang ia sia-siakan, bagaimana pun dirinya harus menjadi pemimpin yang baik selepas dari masalah pribadinya. Meskipun ia tak terlalu menyukai pekerjaan yang membosankan ini, tapi demi sang ayah Ferdi terpaksa menurut.Suara ponsel mengalihkan perhatian Ferdi dari laporan yang diperiksanya. Ternyata yang meneleponnya adalah ibunya, tak ada niat untuk mengangkat panggilan, Ferdi memilih mematikan ponselnya agar tak diganggu lagi saat bekerja.“Pasti wanita itu mengadu lagi, benar-benar pembuat masalah!” Ferdi menghela nafas kesal. Ferdi bersandar pada kursi besar kebanggaan nya, sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya untuk mendapatkan sang pujaan hati.Tak pernah sekalipun ia akan memikirkan masa depan pernikahan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 14

    Hari ini hari dimana Intan dan Zaki diminta orang ibu mereka untuk memilih baju pengantin. Pagi sekali Zaki telah datang menjemput sang calon istri untuk pergi ke butik. Bahkan Intan tak sempat sarapan karena didesak sang bunda untuk cepat pergi, gadis itu hanya bisa menurut saja tanpa protes.“Apa ini tidak terlalu pagi? Lagi pula butik juga belum buka jam segini,” Intan bertanya pada Zaki dengan sedikit berbisik.“Kamu tidak perlu kawatir ... Lebih baik kita perlu lebih awal, agar tak terjebak macet.” Hanya sebuah alasan, padahal dalam hati ia hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan gadis ini.Satu Minggu lagi mereka tidak akan bisa bertemu, itu karena mereka akan menjalani pingitan yang merupakan sebuah adat sebelum pernikahan kata orang tua mereka. Zaki hanya bisa menurutnya saja, toh ini juga demi kebaikan mereka juga.“Baiklah,”Setelah berpamitan dengan ibu Intan dan juga Bang Bima, mereka langsun

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01

Bab terbaru

  • Sang pemilik Hati   Kisah akhir kita

    “Akhirnya, hubungan mereka menjadi sangat baik,” gumam Naila. Naila turut merasa senang melihat kebahagiaan kakak dan kakak iparnya. Meskipun pada akhirnya ia sendiri mendapatkan luka ini, tapi ia tetap saja merasa bahagia. Dengan mereka yang berhasil menyingkirkan Najwa, akhirnya keluarga baru kakaknya bisa kembali damai dan menjalani hidup dengan normal kembali.“Kamu kenapa senyum-senyum?” Tanya Bima yang muncul dari belakang Naila.“Lagi bahagia lihat mereka ... Serasi bangat kan?”Bima menganggukkan kepalanya. Ia juga merasa bahagia melihat adik perempuan satu-satunya itu bahagia. Tapi ia hanya sedikit merasa heran, tidakkah gadis ini merasa sedikit marah pada Intan?“Apa sekarang kamu membenci adikku?”Naila menarik perhatiannya dari dua sejoli itu, kembali ia menatap heran Bima.“Maksud mas Bima bagaimana?”Bima mengangkat bahunya, “barang kali aja ... Kan adikku sudah membuat mu sakit seperti sekarang ini. Jika kamu marah pun itu hal yang wajar,” Naila tersenyum mendengar pe

  • Sang pemilik Hati   masih ingin berpisah?

    Hah?Intan mengernyit tak mengerti. “Penjara? Kenapa sepenjara?” Intan semakin kesal. Suaminya pasti mencoba mengalihkan pembicaraan. “Karena sekarang mas sudah memenjarakan Najwa. Demi kamu Dan demi keluarga kita. Dia tidak akan mengganggu kita lagi.” ucap Zaki meyakinkan.Intan terkejut tak percaya. Tidak mungkin, tidak mungkin seorang Zaki akan memenjarakan sepupu kesayangannya itu kan? Intan menolak untuk percaya dengan itu.“Kamu pasti berbohong. Gak mungkin kamu tega, mas.” Intan menggeleng tak percaya.“Kalau kamu gak percaya, ayo kita ke kantor polisi sekarang.” Zaki sungguh-sungguh mengatakannya, “sudah seperti ini, tapi kamu masih tidak mempercayai suamimu?” Antara percaya dan tak percaya. Sekarang intan jadi takut, apa benar gadis itu dipenjara karenanya? Jika ia sekarang musuhnya akan bertambah banyak. Intan tak senang, meskipun gadis itu sudah banyak melakukan hal buruk padanya, tapi entah kenapa ia merasa kasian. “Aku ... Aku,” tak tahu lagi. Sekarang intan merasa bin

  • Sang pemilik Hati   Naila lumpuh

    “Bunda ... Bagaimana keadaan Naila?” Intan baru saja kembali lagi ke rumah sakit setelah ia sempat pulang untuk beristirahat sebentar. Itu mertuanya yang suruh, jika tidak mungkin dirinya tak akan beranjak sedikit pun dari buangan Naila.Tika menarik nafas panjang, dengan suara bergetar ia berkata “Naila sudah sadar, nak. Tapi ...,”“Tapi kenapa?” “Kata dokter ... Untuk sementara waktu mungkin Naila gak bisa jalan, Tan.” Tangis yang ia coba tahan akhirnya pecah juga. Melihat anaknya terbaring lemah tak berdaya hati ibu mana yang tidak terluka. Dirinya tidak ingin ini semua terjadi, tapi ia juga tak bisa menyalahkan siapapun atas takdir ini.Intan segera berlari memeluk tubuh yang terguncang hebat itu. Ia tak tega melihat ibu mertuanya menangis seperti ini. Seharusnya dirinya yang ditabrak dan terluka, mungkin tidak akan membuat orang-orang akan merasa sedih seperti sekarang ini.“Bun, maaf. Jangan menangis lagi. Ini semua salah Intan, semua gak akan jadi begini jika saj...,” Tika la

  • Sang pemilik Hati   Pembalasan untuk Najwa

    Lima belas menit berlalu, Zaki menunggu seseorang dengan tak sabaran. Tak lama Najwa muncul dari balik pintu depan tangan terikat dan dijaga oleh dua orang bodyguard berbadan kekar. Bukanya merasa bersalah, Najwa malah tersenyum senang melihat Zaki yang ada didepannya.Zaki memerintahkan anak buahnya untuk segera melepaskan ikatan tangan gadis itu agar bisa berbicara leluasa.“Masih berani tersenyum?” Zaki mengaku takjub dengan keberanian gadis ini. Entah berani atau sudah gila, Zaki sendiri tak tau apa yang dialami sepupunya ini.“Tentu saja. Sepertinya aku berhasil membuat mu tertarik untuk menemui ku,” ucap Najwa penuh percaya diri.Zaki tak percaya apa yang didengarnya. Kenapa gadis masih begitu tenang? Tapi ia yakin dibalik keterangan yang dia sembunyikan ada rasa cemas yang menghantui.“Baiklah. Setelah ini dipastikan kamu tidak akan berani untuk tertawa, bahkan bibir mu tak aku biarkan sedikit pun tersenyum! Bagaimana?!”Kali ini Najwa langsung kehilangan senyumnya. Ia menatap

  • Sang pemilik Hati   Kecelakaan 2

    Suara tabrakan membuat semua orang yang melihatnya terkejut. Intan menyentuh lutut dan kepalanya yang terasa sakit karena terbentur di jalan aspal. Saat ia mencoba bangkit dan menoleh ke belakang, ia sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat. Wajah wanita itu berubah menjadi pucat pasi melihat Naila terbaring di tengah aspal sana dengan berlumuran darah.“Naila!” Ia berteriak keras. Intan segera berdiri dan berlari ke tubuh Naila yang sudah mengeluarkan darah cukup banyak. “Ya Tuhan ... Kenapa jadi begini,” Intan menangis sambil memangku tubuh Naila. Melihat orang-orang yang hanya sibuk menonton dan tak ada niat untuk membantu, Intan berteriak keras meminta pertolongan.“Pak, tolong adik saya. Tolong bawa ke rumah sakit.” Intan memohon pada orang-orang yang melihat kecelakaan itu. Mereka segera menghubungi ambulance, dan setelah itu ia tak ingat apapun karena ia hanya sibuk memperhatikan adik iparnya itu.Setelah ambulance datang tubuh Naila segera di angkat masuk, Intan ikut menema

  • Sang pemilik Hati   Kecelakaan

    Intan mengungkapkan kepergian suaminya ke kantor ini disertai sedikit pengalaman. Sekali lagi pria itu tak ingin mengantarnya untuk memeriksa di rumah sakit, meskipun begitu berharap untuk ditemani suaminya. Sudah dua minggu berlalu, tapi Zaki masih bersiap-siap dingin pada Intan. Seperti pria itu sangat marah sekarang. Dan lagi, Intan tahu jika suaminya telah mendengar setiap kutipannya pada Ferdi kemarin itu. Pantas saja suaminya sangat marah. “Kak,” Intan terkejut melihat sang adik ipar yang sudah masuk ke dalam kamarnya, dengan cepat menguapkan sisa air matanya. “iya… Kenapa Nai?” “Kakak habis nangis ya?” “Gak kok… Oh ya, kenapa cari kakak?”Naila terlihat bingung untuk mengatakannya, “itu ... Kakak Intan mau ke rumah sakit ya? Hari ini jadwal kakak periksakan?” “Iya”, Intan masih membukanya dengan Zaki, jadi ia tak pernah mendengar inspirasi dari Naila. “Aku aja ya kak, nemenin ke rumah sakit?” Intan tersenyum, lalu mengangguk lemah. “Gak usah Nai, kakak bisa sendiri kok.

  • Sang pemilik Hati   Cemburu

    Mereka terdiam sepanjang perjalanan menuju rumah. Tak ada seorang pun yang mau terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan, apalagi Intan. Melihat wajah marah suaminya saja ia sudah merinding. Ya, seseram itu wajah suaminya sekarang di mata Intan.Saat sampai di depan rumah, Zaki keluar dengan membanting pintu dengan keras. Intan yang masih berada di dalam mobil tak bisa lagi menahan air matanya mengalir. Apa salahnya kali ini?Selalu saja seperti ini. Marah tanpa sebab, lalu ada akhirnya hanya meminta maaf. Tapi bodohnya dia selalu saja melunak jika suaminya telah meminta maaf dengan lembut.Dan setelah merasa ia bisa menyadari dirinya, intan segera menyusul sang suami. Ia tidak ingin terlihat menyediakan di depan mertuanya, jika tidak mungkin mereka sampai tahu kecil seperti ini. Melihat rumah yang masih sepi, napas lega, segera menuju kamar dirinya dan Zaki berada. Intan membuka pintu kamar belahan, saat ia masuk saat mereka bertemu. Intan mengontrol degup jantungnya yang menggila,

  • Sang pemilik Hati   Bab 65

    “Kak Ferdi?” Intan sedikit tercengang, “aku habis Check up. Kak Ferdi kenapa ada disini?” ucap Intan basa-basi. Sejujurnya ia agak segan jika dalam situasi canggung begini.Ferdi menghampirinya, lalu tanpa permisi ia langsung duduk di bangku sebelah Intan. Sedikit agak jauh, karena memang bangku-bangku kayu itu cukup panjang.“Lagi nunggu Bella.” Jawab Ferdi. “kamu kenapa sampai begitu sering Check up? Apa sakitnya serius?”“Gak kok, Cuma periksa biasa aja.” Intan berbohong, ia tak ingin orang lain tahu kekurangannya. “Oh, ya. Bella bagaimana? Apa dia lebih baik?”Terlihat Ferdi sedikit menarik bibirnya ke atas, sepertinya pria itu sedang bahagia jikala mendengar nama Wanitanya itu. Terlihat seperti pria yang baru merasakan cinta. Apa mereka sudah bisa saling menerima?“Sudah lebih baik,”“Baguslah,” Intan memandang wajah Ferdi yang terlihat masih saja tampan di matanya. Dia tidak bohong, mantannya ini memang bisa dibilang sangat tampan, tapi sayang dia bukan miliknya. “Kenapa?” Ferd

  • Sang pemilik Hati   Bab 64

    Satu Minggu setelah kedatangan Najwa. Gadis itu tak lagi datang menemui Intan. Mungkin dia sudah tau jika sekarang intan tak lagi bisa ia gapai. Intan cukup senang, semakin gadis itu tak ada berkeliaran di sekitarnya akan lebih baik hidupnya. Meskipun intan sedikit kecewa melihat Zaki bersikap begitu cuek setelah tahu Najwa pulang. Apa tidak ada inisiatif pria itu untuk memberi gadis itu sedikit pelajaran, atau setidaknya memaksa meminta maaf pada dirinya ini.“Mas, besok aku mau ke Rumah sakit. Kamu temani ya?” Zaki menoleh saat Intan mengajaknya mengobrol.“Sendiri aja, ya. Mas besok ada meeting penting,” “Gak bisa ditunda gitu? Kan aku sudah dua Minggu gak cek kesehatan ku. Temani ya?” Zaki mengeluh pelan, “benar gak bisa, dek. Atau kita undur aja, lusa saja periksa, bagaimana?”Intan cemberut, ia pikir tadi suaminya tak akan menolak. Tapi sekarang ia kecewa, padahal Minggu kemarin ia juga tak pergi karena Zaki tak bisa menemaninya.“Baiklah, aku akan pergi sendiri.” Intan ingi

DMCA.com Protection Status