Share

Bab 5

Author: Ara putri
last update Last Updated: 2022-02-27 16:19:01

“Kalau begitu,  tolong katakan padaku bagaimana cara mencari jodoh yang baik?”

 

Intan sengaja ingin tahu dengan pikiran pria ini,  tapi siapa sangka jawaban pria itu malah membuat ia merasa gamang.

 

“Taaruf!”

 

Intan langsung mencibir,  pemikiran pria didepanya ini benar-benar sangat kuno.  Tentu saja intan tak setuju, bukankah pacaran lebih baik? Kita bisa lebih mengenal pria yang menjadi calon suami masa depan kita, bukan? Lagi pula kita tak tahu kan, bagaimana kalau ternyata pria itu kasar dan suka memukul, itu pasti akan membuat dirinya menyesal  karena sudah memilih untuk berjodoh  dengan pilihan orang lain.

 

“Kau pasti berpikir cari ini sangat kuno,  tapi percayalah tidak ada ajaran Allah ini yang menyesatkan umatnya.” Pria asing itu berucap lagi.

 

“Bagimu berbicara seperti itu sangat mudah, tapi menjalaninya yang susah ... Tidak ada yang bisa menjamin akan bahagia menikah seperti itu, bagaimana bisa hidup bersama dengan seseorang yang belum dikenal dengan baik.” Bantah intan.

 

Sang pria menyeringai, “lalu?  Apa kau sudah bahagia dengan seseorang yang kau kenal dengan baik?”

 

Intan terdiam mendengar pertanyaan itu,  apa dirinya sudah bahagia dengan Ferdi?  Yang hampir dua tahun mereka bersama, tapi pada akhirnya hanya luka yang ia dapatkan. Dia tidak bahagia!

 

Melihat diamnya intan membuat pria itu menatap dengan penuh ejekan, “kau tidak tahu saja ... Berpacaran setelah menikah itu jauh lebih baik dan sangat indah dilakukan.  Apapun yang dilakukan berdua tidak akan menimbulkan fitnah dan dosa. Jadi, jika ada cara yang dihalalkan kenapa harus mencoba cara yang haram?”

 

Lagi-lagi Intan tak bisa menjawab ucapan sang pria asing ini.  Intan malah jadi terpesona melihat  ucapan dia yang begitu dewasa, sekarang intan semakin yakin jika lelaki ini pria yang baik.

 

Tanpa mereka sadari, mereka telah menciptakan rasa nyaman di antara mereka.  Jika dipikirkan lagi,  intan seperti baru saja curhat dengan seorang teman, intan menjadi malu sendiri menyadari kesalahannya.

 

Sebuah ide gila tiba-tiba muncul di otak intan,  ia menyeringai menatap pria tadi. Bukankah pria itu bilang  berpacaran setelah menikah itu indah? Jadi sekarang waktunya ia membalas pria ini, mungkin menggoda pria ini bisa membuat ia sedikit terhibur. Ehh ... Jangan berpikir aneh dulu!

 

“Maaf, tuan yang bijak ... Jika boleh tahu, siapa nama tuan?” Intan kembali mengulang pertanyaan yang tadi sempat ia ucapkan.

 

Sang pria menatap intan sesaat, “Zaki,  namaku Zaki.”

 

“Baiklah, mas Zaki ...,” Intan mengantung ucapannya,  gadis itu  berdiri untuk menjauhi  pria yang baru ia tahu namanya Zaki.

 

Zaki mengernyit heran,  “baiklah apa?” Zaki menggidik ngeri melihat senyum misterius intan. Perasaannya mulai tak enak melihat senyum gadis didepanya.

 

Setelah sedikit jauh,  intan berteriak, “Baiklah, Mas Zaki saja yang datang melamarmu! Biar kita bisa berpacaran setelah menikah!” Setelah berteriak begitu keras,  gadis itu langsung melarikan diri. Jika dirinya masih lama disana pati ia akan sangat malu.

 

Zaki mematung terkejut mendengar teriakan Intan, entah mengapa ada yang bergetar di dalam sana. Saat melihat  gadis itu berlari menjauh dirinya malah merasa ada perasaan kosong.

 

Pada akhirnya senyuman Zaki terbit, menatap kepergian intan menyeringai.

 

“Baiklah, gadis patah hati  ... Aku akan segera mewujudkan ucapanmu!  Tunggu saja pinangan ku, setelah ini kau tak akan bisa lepas!

 

*****

 

Hari-hari Intan belakangan ini cukup baik,  sudah terhitung empat hari semenjak ia menjadi tamu undangan di pesta pernikahan ferdi. Tak ada lagi wajah sedih seperti sebelu-sebelumnya,  yang ada hanya wajah cantik yang sering tersenyum sendiri.

 

Bima yang melihat perubahan adiknya sejak hari itu, membuat pria berumur  tiga puluh tahun itu menjadi heran sekaligus bingung.

 

Bima mengambil duduk di sebelah adiknya , “sudah mau mulai kerja lagi?” tanya Bima sambil mengambil piring untuk diisi dengan sarapan pagi ini.

 

“Iya, bang.  Usah hampir sebulan aku gak kerja,  pasti sahabat aku akan marah.”

 

“Bila tidak akan marah padamu, dia gadis yang baik dan pengertian, pasti dia mengerti apa yang terjadi padamu.”

 

Intan mengangguk setuju,  bila memang gadis yang baik. Temannya itu selalu membantu dirinya saat sulit,  dan selalu mengerti dengan posisi dirinya.

 

Intan hanya bekerja di sebuah restoran, dan pemiliknya sendiri Adalah sahabatnya yang bernama Nabila, sering intan panggil dengan Bila.

 

“Abang benar,  kalau Gitu intan pergi dulu ya ... Bilang juga sama bunda nanti,  kalau intan udah pergi kerja.” Pesan Intan.

 

Bima mengangguk.  Setelah Adiknya itu mencium tangan sang kakak,  gadis itu berlalu pergi.  Saat ini bunda mayang sedang pergi ke pasar,  jarak yang cukup jauh membuat wanita paruh baya itu pergi lebih awal.

 

Intan kembali tersenyum mengingat pria yang pernah ditemui nya di bawah pohon. Bukan karena dirinya menyukai Zaki saat pandang pertama,  tapi hanya saja ia masih ingat bagaimana wajah terkejut  pria itu saat dirinya meminta dipinang Zaki.

 

Saat itu Intan hanya gemas dengan ceramah panjang Zaki,  jadi ide gila itu tiba-tiba saja muncul untuk mengerjai Zaki. Jika diinginkan lagi dirinya sangat malu,  untung saja ia lekas pergi dari sana jika tidak ia tak tahu harus taruh dimana mukanya.

 

Restoran Bila sudah ada di depan dirinya,  tinggal menyeberang saja ia sudah bisa masuk ke restoran sahabatnya itu.

 

“Semoga Nabila bisa maafin aku. Gak tau lagi mau cari kerja dimana kalau sampai aku dipecat.” Gumam gadis itu.

 

Intan memasuki restoran dengan sedikit ragu,  tapi saat ia melihat temannya yang menghampiri nya dengan berkacak pinggang,  membuat gadis itu menyengir bersalah.

 

“Hay, bila.” Sapa intan canggung.

 

“Baru ingat sama aku, ke mana ada kamu?!”

 

Intan mengernyit heran,  kenapa temannya ini terlihat begitu sinis pada dirinya.  Apa terjadi sesuatu selama dirinya pergi?

 

“Maaf, Bila.  Aku lagi ada urusan kemarin,”

 

Gadis yang dipanggil Bila itu mendengus kesal, “Urusan buat ngehacurin rumah tangga sepupu aku?”

 

Deg

 

Intan tertegun mendengar ucapan Nabila yang begitu kejam,  yang kembali membuat ia merasa terluka, lagi. Ia tak mengerti teman yang sudah ia anggap sebagai sahabat itu tega berkata begitu kejam.

 

“Maksud kamu apa, Bil? Dan sepupu mu mana?”

 

Bila menatap kesal Intan yang masih berlagak bodoh, saat ia tahu kebusukan temannya gadis itu begitu muak hanya melihat wajah tak berdosa Intan.

 

“Gak usah berlagak bodoh, Intan.  Sekarang aku tahu apa maksud kamu mendekati aku selama ini ... Hanya untuk menarik perhatian Ferdi kan?”

 

Intan merasa tak terima dengan tuduhan Nabila, tak pernah ia bermaksud demikian tapi kenapa bila menuduhnya begitu keji.

 

“Aku tahu pertemuan kami berdua disini awalnya,  tapi aku tak mengerti kenapa menuduhku seperti itu?” Intan ikut merasa kesal dituduh seperti ini.  “Dan apa katamu tadi?  Sepupu?  Sepupumu yang mana ingin aku rusakkan hubungannya?”

 

*****

 

 

SALAM CINTA ARA PUTRI

Related chapters

  • Sang pemilik Hati   Bab 6

    Intan merasa tak terima dengan tuduhan Nabila, tak pernah ia bermaksud demikian tapi kenapa bila menuduhnya begitu keji.“Aku tahu pertemuan kami berdua disini awalnya, tapi aku tak mengerti kenapa menuduhku seperti itu?” Intan ikut merasa kesal dituduh seperti ini. “Dan apa katamu tadi? Sepupu? Sepupumu yang mana ingin aku rusakkan hubungannya?”Seingat Intan ia tidak pernah berurusan dengan sepupu gadis ini. Dan lagi, intan tahu jika ferdi cukup dekat dengan Nabila tapi mereka berdua bukan sepupu setahu dirinya.“Istri Ferdi ini saudara aku! Dan sekarang aku tahu kenapa ibu Ferdi gak mau terima kamu ... Kamu itu benar-benar licik ya, tan. Aku sudah bantu kamu selama itu, tapi kamu malah melakukan hal sekeji ini pada keluarga ku!”Intan masih

    Last Updated : 2022-02-27
  • Sang pemilik Hati   Bab 7

    Sakit hati rasanya saat cinta tak dapat dimiliki, Karena itu Lebih baik melupakan dari pada mengenang masa lalu. Sudah lima bulan berlalu semenjak ditinggalkan Ferdi, dan lambat Iaun ia mulai merasa terbiasa. Meskipun belum hilang tapi dengan waktu yang ia lewati cukup untuk memudarkan luka yang ia rasakan.Selama lima bulan ini ia merasa hidupnya kembali merasa normal, meskipun ada beberapa teman lamanya yang selalu ingin tahu dengan hubungan mereka yang kandas. Tapi intan selalu menghindari mereka, agar ia tak perlu lagi membahas hal yang sama.Intan melangkah Pelan menuju Kantor tempat ia bekerja baru-baru ini. Sudah dua minggu ia bekerja disana dan ia sangat bersyukur mendapat teman-teman yang baik membuat Ia mudah merasa nyaman.“Assalamualaikum, dan selamat pagi semuanya,” ucap Intan menyapa rekan kerjanya.

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 8

    Intan menetap nyalang pria yang di depannya. tak menyangka dirinya akan bertemu lagi dengan pria ini. Pria yang menoreh luka sampai sekarang tak dapat ia sembuhkan.“Apa yang kau lakukan disini?!” tanya intan tak senang.Pasalnya pria ini pagi-pagi sudah berada didepan rumahnya. Untung saja kakaknya sudah berangkat kerja, begitu pula dengan ibunya yang pergi kepasar.“Aku merindukan mu,” ucap ferdi sendu.Ferdi menatap Intan penuh kerinduan, ini pertama kali mereka bertemu setelah pesta pernikahan itu. Saat itu ia tak bisa bertemu dengan mantan kekasihnya ini dengan lama, dan setelah lima bulan tak bertemu bertapa ia sangat merindukan sang pujaan hati.Tetapi melihat tatapan kebencian yang intan berikan membuat ia semakin sedih,&nb

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 9

    Status berubah begitu cepat hanya karena ucapan seorang pria. Intan masih tak percaya jika Zaki benar-benar datang ke rumahnya.Pria itu bahkan tak tanggung-tanggung, ia langsung membawa orang tuanya menemui bunda dan kakak Intan.Sekarang mereka sedang berada diruang tamu. Intan bisa melihat Zaki yang terlihat gugup saat berbicara dengan kakaknya, membuat gadis itu terkekeh geli. Tapi saat mereka semua menatap intan kesal, membuat gadis itu mengerti jika dirinya telah mengganggu pembicaraan mereka.“Jadi maksud dan tujuan kami kesini untuk meminang putri ibu mayang untuk anak saya, Zaki.” Ayah Zaki berbicara dengan berwibawa, mengatakan dengan tegas dengan tujuan mereka datang.“Meminang Intan?” tanya bunda mayang yang terlihat tak percaya.

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 10

    “Dasar pelakor! Saya sudah bilang jangan ganggu suami saya, tapi kenapa kau masih saja menggodanya!”Semua orang-orang yang ada di restoran menonton pertengkaran mereka berdua, bahkan ada pula wanita yang ikut meneriaki pelakor untuk gadis yang tertunduk malu disana.“Bella, hentikan semua ini!” Ferdi membentak istrinya, ia kesal dengan Bella yang datang melabrak Intan.“Kamu lebih memilih pelakor ini dari pada aku, mas? Kamu benar-benar suami yang jahat!”Suasana semakin memanas saat Bella semakin terlihat lemah dan mendramatiskan keadaan. Ia terlihat seperti istri yang baik diselingkuhi suami, membuat orang-orang disana merasa kasihan.Intan menga

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 11

    Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa dia Minggu lagi dirinya akan menjadi milik orang lain. Intan merasa tak siap dengan ini semua, tapi ia juga tak ingin melepaskan kesempatan ini begitu saja.Menikah dengan orang yang tidak dicintai, bukan salah satu keinginan Intan. Tapi apa dia punya pilihan? Toh orang yang dicintainya, dijaganya selama dua tahun, tetap saja menjadi milik orang lain. Sekarang ia pasrah dengan takdir yang Allah tentukan untuknya.Saat ini Intan sedang berada di restoran, ia baru saja diajak Zaki untuk kencan. Ehh, sebenarnya Zaki tidak bilang ini kencan, pria itu hanya bilang ingin saling mengenal saja. Ini pertemuan pertama mereka setelah kejadian malam itu, malam dimana Zaki mengantarnya. Sejak saat itu mereka tak pernah bertemu lagi, bahkan pesan pun tak pria itu berikan padanya.“Maaf, apa aku mengganggu waktu mu?”Intan mendengus kesal, entah mengapa calon suaminya ini masih saja begitu formal dengannya?

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 12

    Tak ada kebahagiaan rasanya saat sesuatu yang kita cintai direnggut untuk pergi. Menikah dengan Bella benar-benar membuat Ferdi merasa muak dengan semua sandiwara wanita licik itu. Dengan cara licik yang Bella lakukan selama ini bersama ibunya, Ferdi benar-benar merasa hidup didalam neraka. Bella yang hobi sekali mengikutinya kemanapun ia pergi, membuat Ferdi tak sebebas dulu. Bahkan wanita itu juga selalu ikut campur dalam urusannya. “Berhenti mencampuri urusan ku! Apa kau bodoh! Kenapa kau selalu membuat hidupku kacau seperti ini, dasar wanita pembawa sial!” Maki Ferdi. Pagi ini diantara mereka berdua kembali bertengkar karena Bella yang ingin tahu kemana tujuan suaminya pergi nanti. Tapi Ferdi tentu saja tak akan mengatakannya, ia lebih memilih membentak istrinya dari pada berterus terang. Tapi sayang, bagaimana pun Ferdi menghinanya tetap saja Bella tak peduli, ia akan selalu melakukan apapun yang ia suka, tapi memperdulikan harga dirinya ya

    Last Updated : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 13

    Ferdi membolak-balik kertas yang ada ditangannya, sesekali pria itu mengernyit keningnya jikalau melihat kesalahan disana. Tapi tak lama ia akan kembali serius untuk memeriksa tumpukan laporan dengan teliti. Tak ada waktu yang ia sia-siakan, bagaimana pun dirinya harus menjadi pemimpin yang baik selepas dari masalah pribadinya. Meskipun ia tak terlalu menyukai pekerjaan yang membosankan ini, tapi demi sang ayah Ferdi terpaksa menurut.Suara ponsel mengalihkan perhatian Ferdi dari laporan yang diperiksanya. Ternyata yang meneleponnya adalah ibunya, tak ada niat untuk mengangkat panggilan, Ferdi memilih mematikan ponselnya agar tak diganggu lagi saat bekerja.“Pasti wanita itu mengadu lagi, benar-benar pembuat masalah!” Ferdi menghela nafas kesal. Ferdi bersandar pada kursi besar kebanggaan nya, sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya untuk mendapatkan sang pujaan hati.Tak pernah sekalipun ia akan memikirkan masa depan pernikahan

    Last Updated : 2022-03-01

Latest chapter

  • Sang pemilik Hati   Kisah akhir kita

    “Akhirnya, hubungan mereka menjadi sangat baik,” gumam Naila. Naila turut merasa senang melihat kebahagiaan kakak dan kakak iparnya. Meskipun pada akhirnya ia sendiri mendapatkan luka ini, tapi ia tetap saja merasa bahagia. Dengan mereka yang berhasil menyingkirkan Najwa, akhirnya keluarga baru kakaknya bisa kembali damai dan menjalani hidup dengan normal kembali.“Kamu kenapa senyum-senyum?” Tanya Bima yang muncul dari belakang Naila.“Lagi bahagia lihat mereka ... Serasi bangat kan?”Bima menganggukkan kepalanya. Ia juga merasa bahagia melihat adik perempuan satu-satunya itu bahagia. Tapi ia hanya sedikit merasa heran, tidakkah gadis ini merasa sedikit marah pada Intan?“Apa sekarang kamu membenci adikku?”Naila menarik perhatiannya dari dua sejoli itu, kembali ia menatap heran Bima.“Maksud mas Bima bagaimana?”Bima mengangkat bahunya, “barang kali aja ... Kan adikku sudah membuat mu sakit seperti sekarang ini. Jika kamu marah pun itu hal yang wajar,” Naila tersenyum mendengar pe

  • Sang pemilik Hati   masih ingin berpisah?

    Hah?Intan mengernyit tak mengerti. “Penjara? Kenapa sepenjara?” Intan semakin kesal. Suaminya pasti mencoba mengalihkan pembicaraan. “Karena sekarang mas sudah memenjarakan Najwa. Demi kamu Dan demi keluarga kita. Dia tidak akan mengganggu kita lagi.” ucap Zaki meyakinkan.Intan terkejut tak percaya. Tidak mungkin, tidak mungkin seorang Zaki akan memenjarakan sepupu kesayangannya itu kan? Intan menolak untuk percaya dengan itu.“Kamu pasti berbohong. Gak mungkin kamu tega, mas.” Intan menggeleng tak percaya.“Kalau kamu gak percaya, ayo kita ke kantor polisi sekarang.” Zaki sungguh-sungguh mengatakannya, “sudah seperti ini, tapi kamu masih tidak mempercayai suamimu?” Antara percaya dan tak percaya. Sekarang intan jadi takut, apa benar gadis itu dipenjara karenanya? Jika ia sekarang musuhnya akan bertambah banyak. Intan tak senang, meskipun gadis itu sudah banyak melakukan hal buruk padanya, tapi entah kenapa ia merasa kasian. “Aku ... Aku,” tak tahu lagi. Sekarang intan merasa bin

  • Sang pemilik Hati   Naila lumpuh

    “Bunda ... Bagaimana keadaan Naila?” Intan baru saja kembali lagi ke rumah sakit setelah ia sempat pulang untuk beristirahat sebentar. Itu mertuanya yang suruh, jika tidak mungkin dirinya tak akan beranjak sedikit pun dari buangan Naila.Tika menarik nafas panjang, dengan suara bergetar ia berkata “Naila sudah sadar, nak. Tapi ...,”“Tapi kenapa?” “Kata dokter ... Untuk sementara waktu mungkin Naila gak bisa jalan, Tan.” Tangis yang ia coba tahan akhirnya pecah juga. Melihat anaknya terbaring lemah tak berdaya hati ibu mana yang tidak terluka. Dirinya tidak ingin ini semua terjadi, tapi ia juga tak bisa menyalahkan siapapun atas takdir ini.Intan segera berlari memeluk tubuh yang terguncang hebat itu. Ia tak tega melihat ibu mertuanya menangis seperti ini. Seharusnya dirinya yang ditabrak dan terluka, mungkin tidak akan membuat orang-orang akan merasa sedih seperti sekarang ini.“Bun, maaf. Jangan menangis lagi. Ini semua salah Intan, semua gak akan jadi begini jika saj...,” Tika la

  • Sang pemilik Hati   Pembalasan untuk Najwa

    Lima belas menit berlalu, Zaki menunggu seseorang dengan tak sabaran. Tak lama Najwa muncul dari balik pintu depan tangan terikat dan dijaga oleh dua orang bodyguard berbadan kekar. Bukanya merasa bersalah, Najwa malah tersenyum senang melihat Zaki yang ada didepannya.Zaki memerintahkan anak buahnya untuk segera melepaskan ikatan tangan gadis itu agar bisa berbicara leluasa.“Masih berani tersenyum?” Zaki mengaku takjub dengan keberanian gadis ini. Entah berani atau sudah gila, Zaki sendiri tak tau apa yang dialami sepupunya ini.“Tentu saja. Sepertinya aku berhasil membuat mu tertarik untuk menemui ku,” ucap Najwa penuh percaya diri.Zaki tak percaya apa yang didengarnya. Kenapa gadis masih begitu tenang? Tapi ia yakin dibalik keterangan yang dia sembunyikan ada rasa cemas yang menghantui.“Baiklah. Setelah ini dipastikan kamu tidak akan berani untuk tertawa, bahkan bibir mu tak aku biarkan sedikit pun tersenyum! Bagaimana?!”Kali ini Najwa langsung kehilangan senyumnya. Ia menatap

  • Sang pemilik Hati   Kecelakaan 2

    Suara tabrakan membuat semua orang yang melihatnya terkejut. Intan menyentuh lutut dan kepalanya yang terasa sakit karena terbentur di jalan aspal. Saat ia mencoba bangkit dan menoleh ke belakang, ia sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat. Wajah wanita itu berubah menjadi pucat pasi melihat Naila terbaring di tengah aspal sana dengan berlumuran darah.“Naila!” Ia berteriak keras. Intan segera berdiri dan berlari ke tubuh Naila yang sudah mengeluarkan darah cukup banyak. “Ya Tuhan ... Kenapa jadi begini,” Intan menangis sambil memangku tubuh Naila. Melihat orang-orang yang hanya sibuk menonton dan tak ada niat untuk membantu, Intan berteriak keras meminta pertolongan.“Pak, tolong adik saya. Tolong bawa ke rumah sakit.” Intan memohon pada orang-orang yang melihat kecelakaan itu. Mereka segera menghubungi ambulance, dan setelah itu ia tak ingat apapun karena ia hanya sibuk memperhatikan adik iparnya itu.Setelah ambulance datang tubuh Naila segera di angkat masuk, Intan ikut menema

  • Sang pemilik Hati   Kecelakaan

    Intan mengungkapkan kepergian suaminya ke kantor ini disertai sedikit pengalaman. Sekali lagi pria itu tak ingin mengantarnya untuk memeriksa di rumah sakit, meskipun begitu berharap untuk ditemani suaminya. Sudah dua minggu berlalu, tapi Zaki masih bersiap-siap dingin pada Intan. Seperti pria itu sangat marah sekarang. Dan lagi, Intan tahu jika suaminya telah mendengar setiap kutipannya pada Ferdi kemarin itu. Pantas saja suaminya sangat marah. “Kak,” Intan terkejut melihat sang adik ipar yang sudah masuk ke dalam kamarnya, dengan cepat menguapkan sisa air matanya. “iya… Kenapa Nai?” “Kakak habis nangis ya?” “Gak kok… Oh ya, kenapa cari kakak?”Naila terlihat bingung untuk mengatakannya, “itu ... Kakak Intan mau ke rumah sakit ya? Hari ini jadwal kakak periksakan?” “Iya”, Intan masih membukanya dengan Zaki, jadi ia tak pernah mendengar inspirasi dari Naila. “Aku aja ya kak, nemenin ke rumah sakit?” Intan tersenyum, lalu mengangguk lemah. “Gak usah Nai, kakak bisa sendiri kok.

  • Sang pemilik Hati   Cemburu

    Mereka terdiam sepanjang perjalanan menuju rumah. Tak ada seorang pun yang mau terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan, apalagi Intan. Melihat wajah marah suaminya saja ia sudah merinding. Ya, seseram itu wajah suaminya sekarang di mata Intan.Saat sampai di depan rumah, Zaki keluar dengan membanting pintu dengan keras. Intan yang masih berada di dalam mobil tak bisa lagi menahan air matanya mengalir. Apa salahnya kali ini?Selalu saja seperti ini. Marah tanpa sebab, lalu ada akhirnya hanya meminta maaf. Tapi bodohnya dia selalu saja melunak jika suaminya telah meminta maaf dengan lembut.Dan setelah merasa ia bisa menyadari dirinya, intan segera menyusul sang suami. Ia tidak ingin terlihat menyediakan di depan mertuanya, jika tidak mungkin mereka sampai tahu kecil seperti ini. Melihat rumah yang masih sepi, napas lega, segera menuju kamar dirinya dan Zaki berada. Intan membuka pintu kamar belahan, saat ia masuk saat mereka bertemu. Intan mengontrol degup jantungnya yang menggila,

  • Sang pemilik Hati   Bab 65

    “Kak Ferdi?” Intan sedikit tercengang, “aku habis Check up. Kak Ferdi kenapa ada disini?” ucap Intan basa-basi. Sejujurnya ia agak segan jika dalam situasi canggung begini.Ferdi menghampirinya, lalu tanpa permisi ia langsung duduk di bangku sebelah Intan. Sedikit agak jauh, karena memang bangku-bangku kayu itu cukup panjang.“Lagi nunggu Bella.” Jawab Ferdi. “kamu kenapa sampai begitu sering Check up? Apa sakitnya serius?”“Gak kok, Cuma periksa biasa aja.” Intan berbohong, ia tak ingin orang lain tahu kekurangannya. “Oh, ya. Bella bagaimana? Apa dia lebih baik?”Terlihat Ferdi sedikit menarik bibirnya ke atas, sepertinya pria itu sedang bahagia jikala mendengar nama Wanitanya itu. Terlihat seperti pria yang baru merasakan cinta. Apa mereka sudah bisa saling menerima?“Sudah lebih baik,”“Baguslah,” Intan memandang wajah Ferdi yang terlihat masih saja tampan di matanya. Dia tidak bohong, mantannya ini memang bisa dibilang sangat tampan, tapi sayang dia bukan miliknya. “Kenapa?” Ferd

  • Sang pemilik Hati   Bab 64

    Satu Minggu setelah kedatangan Najwa. Gadis itu tak lagi datang menemui Intan. Mungkin dia sudah tau jika sekarang intan tak lagi bisa ia gapai. Intan cukup senang, semakin gadis itu tak ada berkeliaran di sekitarnya akan lebih baik hidupnya. Meskipun intan sedikit kecewa melihat Zaki bersikap begitu cuek setelah tahu Najwa pulang. Apa tidak ada inisiatif pria itu untuk memberi gadis itu sedikit pelajaran, atau setidaknya memaksa meminta maaf pada dirinya ini.“Mas, besok aku mau ke Rumah sakit. Kamu temani ya?” Zaki menoleh saat Intan mengajaknya mengobrol.“Sendiri aja, ya. Mas besok ada meeting penting,” “Gak bisa ditunda gitu? Kan aku sudah dua Minggu gak cek kesehatan ku. Temani ya?” Zaki mengeluh pelan, “benar gak bisa, dek. Atau kita undur aja, lusa saja periksa, bagaimana?”Intan cemberut, ia pikir tadi suaminya tak akan menolak. Tapi sekarang ia kecewa, padahal Minggu kemarin ia juga tak pergi karena Zaki tak bisa menemaninya.“Baiklah, aku akan pergi sendiri.” Intan ingi

DMCA.com Protection Status