Share

Bab 3

Penulis: Ara putri
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-17 21:20:46

Ferdi menatap nanar dirinya didepan cermin, tubuhnya sudah dibalut dengan Jas mahal khas seorang pengantin.  Terkesan mewah dan sangat cocok ditubuh tampannya, tapi sayang penampilan perfek itu tak didukung dengan senyuman menawan pria itu yang telah hilang entah sejak kapan.

 

Bagaimana mungkin ia tersenyum,  sedangkan hatinya hancur. Hancur karena kehendak orang tua yang  begitu egois,  karena harta dan tahta semua orang seakan lupa jika semua manusia itu dilahirkan sama.

 

Beberapa menit lagi ia akan mengucapkan ijab kabul untuk seorang wanita yang tidak dicintainya,  dan setelah  pernikahan ini sah, Ferdi yakin ia tak akan bahagia seperti dulu lagi.

 

“Aduh... Gantengnya anak tante.  Kamu benar-benar cocok dengan  bela. Yang satu cantik yang satu ganteng  ... Pasangan yang serasi.” Wanita paruh baya itu adik dari ibunya,  wanita itu terus saja memuji Ferdi meskipun  tak direspons sedikit pun.

 

“Ya jelas dong. Kan aku yang pilih calon mantu,  pasti lah cocok.”  Dengan bangga  Sarah memuji pilihannya.

 

Mila terdiam mendengar penuturan sang kakak,  ia mengernyit tak mengerti. Kenapa kakaknya malah bilang seperti itu,  terkesan ia yang merencanakan semua ini.

 

“Kok malah kakak yang cari sih,  bukannya Ferdi sendiri?” tanya Mila, ia menunggu jawaban dari kakaknya yang main asyik tertawa.

 

Farah terhenti tertawa, mendengar pertanyaan adiknya membuat wanita itu tersenyum licik. Teman-teman sosialita Farah ikut menyimak obrolan mereka,  tak ada yang menyela,  mereka malah menikmati saja, toh itu bukan urusan mereka.

 

“Kamu itu ya, Mila.  Calon mantu itu  ya kita yang cari,  kalau disuruh anak kita pasti mencari yang enggak benar.  Mereka itu hanya tahu tentang cinta, tapi kita yang lebih tua tentu tahu orang yang pantas menjadi bagian dalam keluarga kita.” Perkataan itu mungkin sederhana,  tapi mampu membuat ibu-ibu disana bungkam.

 

Mila yang merasa ada keanehan, melihat keponakannya dengan iba.  Sekarang ia tahu kenapa wajah Ferdi terlihat begitu murung, terlihat tak bersemangat sedikit pun,  padahal ini hari penting anaknya itu,  bukankah seharusnya ia penuh canda dan tawa?

 

“Aku rasa kakak salah. Menikah itu perkara bersama seumur hidup,  jika didasari dengan paksaan pasti tidak akan menjadi berkah.” Mila mencoba membantah.

 

Farah merasa tak senanang dengan Jawaban adiknya,  wanita paruh baya itu tersenyum sinis.  Farah itu tak suka perkataannya dibantah apalagi didepan teman-teman nya, ia akan merasa rendah diri jika ada yang berani  membantah ucapannya.

 

“Tahu apa kamu tentang cinta, dek? Kamu kan belum punya anak yang mau menikah,  besok-besok kamu juga pasti akan menyesal  berbicara seperti itu.”

 

Mila tahu sifat keras kepala kakaknya,  karena itu ia tak ingin melanjutkan  pertengkaran itu.  Banyak para tamu di luar, dan juga teman-teman kakaknya sini.  Ia tak ingin mengacaukan acara bahagia ponakannya, Jadi ia memilih untuk mengalah.

 

Mila mengusap lengan Ferdi, seolah memberi semangat pada anak muda itu.

 

“Tante gak tau apa yang terjadi,  tapi  tante hanya berdoa kamu selalu bahagia. Kamu harus semangat!”

 

Ferdi menoleh saat tantenya memberi semangat,  tapi baginya tak berguna lagi,  karena kehidupan ia selama ini sudah diatur sedemikian rupa oleh bunda dan ayahnya, lalu bagaimana cara dia bahagia?

 

Tapi tak masalah,  setelah ini ia kan berusaha mendapatkan gadisnya lagi!

 

Bukankah memiliki lebih dari satu istri diperbolehkan dalam Islam?

 

Mengingat itu  Ferdi mulai tersenyum licik.  Cukup ia menikah saja dengan bela,  setelah itu ia tak akan memedulikan wanita manja itu.

 

******

 

Intan melihat pantulan  dirinya didepancermin, ia tersenyum kecut melihat dirinya yang terlihat begitu cantik. Hanya untuk membuat mantan menyesal ia sampai berdandan begitu parah,  padahal selama ini  ia tipe gadis yang malas berdandan,  ia lebih suka terlihat apa adanya.

 

“Wah,  adik abang cantik banget hari ini,” goda Bima yang dibalas rona merah di pipi adik gadisnya itu.

 

“Abang apaan sih,” jawab Intan malu.

 

“Loh,  abang bicara jujur loh.  Kalau gak percaya tanya saja sama bunda.”

 

Intan tahu hari ini dirinya memang berdandan se maksimal mungkin,  tentu saja hasilnya tak mengecewakan. Hampir satu jam dirinya berias diri,  dan alhamdulillah tak mengecewakan hasilnya.

 

“Enggak mau ah,  nanti di ejek bunda.”

 

Mayang yang berada diambang pintu,  tersenyum bahagia melihat putrinya bisa tersenyum lagi.  Dia tahu tentang kandasnya hubungan Intan dan Ferdi, ia juga tahu hari ini adalah hari pernikahan pria penghianat itu. Semua itu Bima yang memberi tahu,  dan anak sulungnya itu berkata untuk tak banyak bertanya dulu dengan intan,  mereka takut membuat intan semakin tertekan.

 

“Kakak kamu benar kok, anak bunda memang sangat cantik. Dan hari ini kecantikannya bertambah berkali-kali lipat!” ucap mayang menyahut.

 

Intan yang tidak tahu keberadaan ibunya itu, terkejut. Ia menoleh cepat, dan benar saja bundanya mulai melangkah mendekatinya.

 

“loh, bunda dari kapan disana?”

 

“Dari kalian mulai ngobrol, bunda sudah dengar semuanya.”

 

Intan mendelik pada abangnya, sepertinya mereka berdua sama-sama datang, dirinya saja yang tak tahu tadi pagi juga ada melihat ia dan Bima berdebat dengan bunda.

 

“Jadi bagaikan? Sudah siap perginya?”

 

Bima merangkul adiknya, untuk memberi semangat. Begitu juga dengan mayang, ia tersenyum lembut pada anak gadisnya itu.

 

“Pergilah cantik, bunda akan menunggu ceritamu saat kembali nanti,” ucap bunda mayang.

 

Intan mengangguk, setelah berpamitan ia langsung keluar dari kamar.

 

Taksi yang sudah sampai, Intan langsung dipesan langsung berangkat. Ia tak sabar ingin melihat drama apa yang terjadi setelah ini. Di dalam taksi intan tertawa terpingkal-pingkal, berakhirnya ucapan selamat adalah salah satu hal yang sangat disayangkan bagi Intan.

 

Jika nanti ada kesempatan sekali rasanya ia membalaskan rasa sakit hati ini, agar pria itu tahu bagaimana rasa sakit ditinggalkan.

 

******

 

 

 

Bab terkait

  • Sang pemilik Hati   Bab 4

    Aula yang disiapkan untuk pesta terlihat sudah dipenuhi oleh para tamu, musik dan nyanyian ikut memeriahkan pesta pernikahan. Canda tawa mulai menggema, sama seperti hati gadis yang berdiri diam itu. Bedanya sang gadis hatinya yang menggema lantaran ingin menghancurkan pria yang tersenyum menerima setiap ucapan selamat dari para tamu.Bagaimana bisa dia tersenyum begitu lebar, sedangkan disini hati seseorang telah ia hancurkan tanpa perasaan. Sekarang rasa benci semakin menyeruk dalam hatinya, intan berjanji ia tak kan pernah semudah itu memaafkan Ferdi.Hati Intan merasa sedih, mereka sudah bersama dan saling memahami selama ini, tapi kenapa pada akhir hanya menjadi tamu undangan.Lima belas menit Intan hanya memandang pesta mewah itu, ia merasa ragu untuk melangkah masuk ke dalam sana. Apakah dulu ia pernah berpikir akan berakhir s

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-17
  • Sang pemilik Hati   Bab 5

    “Kalau begitu, tolong katakan padaku bagaimana cara mencari jodoh yang baik?”Intan sengaja ingin tahu dengan pikiran pria ini, tapi siapa sangka jawaban pria itu malah membuat ia merasa gamang.“Taaruf!”Intan langsung mencibir, pemikiran pria didepanya ini benar-benar sangat kuno. Tentu saja intan tak setuju, bukankah pacaran lebih baik? Kita bisa lebih mengenal pria yang menjadi calon suami masa depan kita, bukan? Lagi pula kita tak tahu kan, bagaimana kalau ternyata pria itu kasar dan suka memukul, itu pasti akan membuat dirinya menyesal karena sudah memilih untuk berjodoh dengan pilihan orang lain.“Kau pasti berpikir cari ini sangat kuno, tapi percayalah tidak ada ajaran Allah ini yang menyesatkan umatnya.” Pria asing itu berucap lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27
  • Sang pemilik Hati   Bab 6

    Intan merasa tak terima dengan tuduhan Nabila, tak pernah ia bermaksud demikian tapi kenapa bila menuduhnya begitu keji.“Aku tahu pertemuan kami berdua disini awalnya, tapi aku tak mengerti kenapa menuduhku seperti itu?” Intan ikut merasa kesal dituduh seperti ini. “Dan apa katamu tadi? Sepupu? Sepupumu yang mana ingin aku rusakkan hubungannya?”Seingat Intan ia tidak pernah berurusan dengan sepupu gadis ini. Dan lagi, intan tahu jika ferdi cukup dekat dengan Nabila tapi mereka berdua bukan sepupu setahu dirinya.“Istri Ferdi ini saudara aku! Dan sekarang aku tahu kenapa ibu Ferdi gak mau terima kamu ... Kamu itu benar-benar licik ya, tan. Aku sudah bantu kamu selama itu, tapi kamu malah melakukan hal sekeji ini pada keluarga ku!”Intan masih

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27
  • Sang pemilik Hati   Bab 7

    Sakit hati rasanya saat cinta tak dapat dimiliki, Karena itu Lebih baik melupakan dari pada mengenang masa lalu. Sudah lima bulan berlalu semenjak ditinggalkan Ferdi, dan lambat Iaun ia mulai merasa terbiasa. Meskipun belum hilang tapi dengan waktu yang ia lewati cukup untuk memudarkan luka yang ia rasakan.Selama lima bulan ini ia merasa hidupnya kembali merasa normal, meskipun ada beberapa teman lamanya yang selalu ingin tahu dengan hubungan mereka yang kandas. Tapi intan selalu menghindari mereka, agar ia tak perlu lagi membahas hal yang sama.Intan melangkah Pelan menuju Kantor tempat ia bekerja baru-baru ini. Sudah dua minggu ia bekerja disana dan ia sangat bersyukur mendapat teman-teman yang baik membuat Ia mudah merasa nyaman.“Assalamualaikum, dan selamat pagi semuanya,” ucap Intan menyapa rekan kerjanya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 8

    Intan menetap nyalang pria yang di depannya. tak menyangka dirinya akan bertemu lagi dengan pria ini. Pria yang menoreh luka sampai sekarang tak dapat ia sembuhkan.“Apa yang kau lakukan disini?!” tanya intan tak senang.Pasalnya pria ini pagi-pagi sudah berada didepan rumahnya. Untung saja kakaknya sudah berangkat kerja, begitu pula dengan ibunya yang pergi kepasar.“Aku merindukan mu,” ucap ferdi sendu.Ferdi menatap Intan penuh kerinduan, ini pertama kali mereka bertemu setelah pesta pernikahan itu. Saat itu ia tak bisa bertemu dengan mantan kekasihnya ini dengan lama, dan setelah lima bulan tak bertemu bertapa ia sangat merindukan sang pujaan hati.Tetapi melihat tatapan kebencian yang intan berikan membuat ia semakin sedih,&nb

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 9

    Status berubah begitu cepat hanya karena ucapan seorang pria. Intan masih tak percaya jika Zaki benar-benar datang ke rumahnya.Pria itu bahkan tak tanggung-tanggung, ia langsung membawa orang tuanya menemui bunda dan kakak Intan.Sekarang mereka sedang berada diruang tamu. Intan bisa melihat Zaki yang terlihat gugup saat berbicara dengan kakaknya, membuat gadis itu terkekeh geli. Tapi saat mereka semua menatap intan kesal, membuat gadis itu mengerti jika dirinya telah mengganggu pembicaraan mereka.“Jadi maksud dan tujuan kami kesini untuk meminang putri ibu mayang untuk anak saya, Zaki.” Ayah Zaki berbicara dengan berwibawa, mengatakan dengan tegas dengan tujuan mereka datang.“Meminang Intan?” tanya bunda mayang yang terlihat tak percaya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 10

    “Dasar pelakor! Saya sudah bilang jangan ganggu suami saya, tapi kenapa kau masih saja menggodanya!”Semua orang-orang yang ada di restoran menonton pertengkaran mereka berdua, bahkan ada pula wanita yang ikut meneriaki pelakor untuk gadis yang tertunduk malu disana.“Bella, hentikan semua ini!” Ferdi membentak istrinya, ia kesal dengan Bella yang datang melabrak Intan.“Kamu lebih memilih pelakor ini dari pada aku, mas? Kamu benar-benar suami yang jahat!”Suasana semakin memanas saat Bella semakin terlihat lemah dan mendramatiskan keadaan. Ia terlihat seperti istri yang baik diselingkuhi suami, membuat orang-orang disana merasa kasihan.Intan menga

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Sang pemilik Hati   Bab 11

    Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa dia Minggu lagi dirinya akan menjadi milik orang lain. Intan merasa tak siap dengan ini semua, tapi ia juga tak ingin melepaskan kesempatan ini begitu saja.Menikah dengan orang yang tidak dicintai, bukan salah satu keinginan Intan. Tapi apa dia punya pilihan? Toh orang yang dicintainya, dijaganya selama dua tahun, tetap saja menjadi milik orang lain. Sekarang ia pasrah dengan takdir yang Allah tentukan untuknya.Saat ini Intan sedang berada di restoran, ia baru saja diajak Zaki untuk kencan. Ehh, sebenarnya Zaki tidak bilang ini kencan, pria itu hanya bilang ingin saling mengenal saja. Ini pertemuan pertama mereka setelah kejadian malam itu, malam dimana Zaki mengantarnya. Sejak saat itu mereka tak pernah bertemu lagi, bahkan pesan pun tak pria itu berikan padanya.“Maaf, apa aku mengganggu waktu mu?”Intan mendengus kesal, entah mengapa calon suaminya ini masih saja begitu formal dengannya?

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01

Bab terbaru

  • Sang pemilik Hati   Kisah akhir kita

    “Akhirnya, hubungan mereka menjadi sangat baik,” gumam Naila. Naila turut merasa senang melihat kebahagiaan kakak dan kakak iparnya. Meskipun pada akhirnya ia sendiri mendapatkan luka ini, tapi ia tetap saja merasa bahagia. Dengan mereka yang berhasil menyingkirkan Najwa, akhirnya keluarga baru kakaknya bisa kembali damai dan menjalani hidup dengan normal kembali.“Kamu kenapa senyum-senyum?” Tanya Bima yang muncul dari belakang Naila.“Lagi bahagia lihat mereka ... Serasi bangat kan?”Bima menganggukkan kepalanya. Ia juga merasa bahagia melihat adik perempuan satu-satunya itu bahagia. Tapi ia hanya sedikit merasa heran, tidakkah gadis ini merasa sedikit marah pada Intan?“Apa sekarang kamu membenci adikku?”Naila menarik perhatiannya dari dua sejoli itu, kembali ia menatap heran Bima.“Maksud mas Bima bagaimana?”Bima mengangkat bahunya, “barang kali aja ... Kan adikku sudah membuat mu sakit seperti sekarang ini. Jika kamu marah pun itu hal yang wajar,” Naila tersenyum mendengar pe

  • Sang pemilik Hati   masih ingin berpisah?

    Hah?Intan mengernyit tak mengerti. “Penjara? Kenapa sepenjara?” Intan semakin kesal. Suaminya pasti mencoba mengalihkan pembicaraan. “Karena sekarang mas sudah memenjarakan Najwa. Demi kamu Dan demi keluarga kita. Dia tidak akan mengganggu kita lagi.” ucap Zaki meyakinkan.Intan terkejut tak percaya. Tidak mungkin, tidak mungkin seorang Zaki akan memenjarakan sepupu kesayangannya itu kan? Intan menolak untuk percaya dengan itu.“Kamu pasti berbohong. Gak mungkin kamu tega, mas.” Intan menggeleng tak percaya.“Kalau kamu gak percaya, ayo kita ke kantor polisi sekarang.” Zaki sungguh-sungguh mengatakannya, “sudah seperti ini, tapi kamu masih tidak mempercayai suamimu?” Antara percaya dan tak percaya. Sekarang intan jadi takut, apa benar gadis itu dipenjara karenanya? Jika ia sekarang musuhnya akan bertambah banyak. Intan tak senang, meskipun gadis itu sudah banyak melakukan hal buruk padanya, tapi entah kenapa ia merasa kasian. “Aku ... Aku,” tak tahu lagi. Sekarang intan merasa bin

  • Sang pemilik Hati   Naila lumpuh

    “Bunda ... Bagaimana keadaan Naila?” Intan baru saja kembali lagi ke rumah sakit setelah ia sempat pulang untuk beristirahat sebentar. Itu mertuanya yang suruh, jika tidak mungkin dirinya tak akan beranjak sedikit pun dari buangan Naila.Tika menarik nafas panjang, dengan suara bergetar ia berkata “Naila sudah sadar, nak. Tapi ...,”“Tapi kenapa?” “Kata dokter ... Untuk sementara waktu mungkin Naila gak bisa jalan, Tan.” Tangis yang ia coba tahan akhirnya pecah juga. Melihat anaknya terbaring lemah tak berdaya hati ibu mana yang tidak terluka. Dirinya tidak ingin ini semua terjadi, tapi ia juga tak bisa menyalahkan siapapun atas takdir ini.Intan segera berlari memeluk tubuh yang terguncang hebat itu. Ia tak tega melihat ibu mertuanya menangis seperti ini. Seharusnya dirinya yang ditabrak dan terluka, mungkin tidak akan membuat orang-orang akan merasa sedih seperti sekarang ini.“Bun, maaf. Jangan menangis lagi. Ini semua salah Intan, semua gak akan jadi begini jika saj...,” Tika la

  • Sang pemilik Hati   Pembalasan untuk Najwa

    Lima belas menit berlalu, Zaki menunggu seseorang dengan tak sabaran. Tak lama Najwa muncul dari balik pintu depan tangan terikat dan dijaga oleh dua orang bodyguard berbadan kekar. Bukanya merasa bersalah, Najwa malah tersenyum senang melihat Zaki yang ada didepannya.Zaki memerintahkan anak buahnya untuk segera melepaskan ikatan tangan gadis itu agar bisa berbicara leluasa.“Masih berani tersenyum?” Zaki mengaku takjub dengan keberanian gadis ini. Entah berani atau sudah gila, Zaki sendiri tak tau apa yang dialami sepupunya ini.“Tentu saja. Sepertinya aku berhasil membuat mu tertarik untuk menemui ku,” ucap Najwa penuh percaya diri.Zaki tak percaya apa yang didengarnya. Kenapa gadis masih begitu tenang? Tapi ia yakin dibalik keterangan yang dia sembunyikan ada rasa cemas yang menghantui.“Baiklah. Setelah ini dipastikan kamu tidak akan berani untuk tertawa, bahkan bibir mu tak aku biarkan sedikit pun tersenyum! Bagaimana?!”Kali ini Najwa langsung kehilangan senyumnya. Ia menatap

  • Sang pemilik Hati   Kecelakaan 2

    Suara tabrakan membuat semua orang yang melihatnya terkejut. Intan menyentuh lutut dan kepalanya yang terasa sakit karena terbentur di jalan aspal. Saat ia mencoba bangkit dan menoleh ke belakang, ia sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat. Wajah wanita itu berubah menjadi pucat pasi melihat Naila terbaring di tengah aspal sana dengan berlumuran darah.“Naila!” Ia berteriak keras. Intan segera berdiri dan berlari ke tubuh Naila yang sudah mengeluarkan darah cukup banyak. “Ya Tuhan ... Kenapa jadi begini,” Intan menangis sambil memangku tubuh Naila. Melihat orang-orang yang hanya sibuk menonton dan tak ada niat untuk membantu, Intan berteriak keras meminta pertolongan.“Pak, tolong adik saya. Tolong bawa ke rumah sakit.” Intan memohon pada orang-orang yang melihat kecelakaan itu. Mereka segera menghubungi ambulance, dan setelah itu ia tak ingat apapun karena ia hanya sibuk memperhatikan adik iparnya itu.Setelah ambulance datang tubuh Naila segera di angkat masuk, Intan ikut menema

  • Sang pemilik Hati   Kecelakaan

    Intan mengungkapkan kepergian suaminya ke kantor ini disertai sedikit pengalaman. Sekali lagi pria itu tak ingin mengantarnya untuk memeriksa di rumah sakit, meskipun begitu berharap untuk ditemani suaminya. Sudah dua minggu berlalu, tapi Zaki masih bersiap-siap dingin pada Intan. Seperti pria itu sangat marah sekarang. Dan lagi, Intan tahu jika suaminya telah mendengar setiap kutipannya pada Ferdi kemarin itu. Pantas saja suaminya sangat marah. “Kak,” Intan terkejut melihat sang adik ipar yang sudah masuk ke dalam kamarnya, dengan cepat menguapkan sisa air matanya. “iya… Kenapa Nai?” “Kakak habis nangis ya?” “Gak kok… Oh ya, kenapa cari kakak?”Naila terlihat bingung untuk mengatakannya, “itu ... Kakak Intan mau ke rumah sakit ya? Hari ini jadwal kakak periksakan?” “Iya”, Intan masih membukanya dengan Zaki, jadi ia tak pernah mendengar inspirasi dari Naila. “Aku aja ya kak, nemenin ke rumah sakit?” Intan tersenyum, lalu mengangguk lemah. “Gak usah Nai, kakak bisa sendiri kok.

  • Sang pemilik Hati   Cemburu

    Mereka terdiam sepanjang perjalanan menuju rumah. Tak ada seorang pun yang mau terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan, apalagi Intan. Melihat wajah marah suaminya saja ia sudah merinding. Ya, seseram itu wajah suaminya sekarang di mata Intan.Saat sampai di depan rumah, Zaki keluar dengan membanting pintu dengan keras. Intan yang masih berada di dalam mobil tak bisa lagi menahan air matanya mengalir. Apa salahnya kali ini?Selalu saja seperti ini. Marah tanpa sebab, lalu ada akhirnya hanya meminta maaf. Tapi bodohnya dia selalu saja melunak jika suaminya telah meminta maaf dengan lembut.Dan setelah merasa ia bisa menyadari dirinya, intan segera menyusul sang suami. Ia tidak ingin terlihat menyediakan di depan mertuanya, jika tidak mungkin mereka sampai tahu kecil seperti ini. Melihat rumah yang masih sepi, napas lega, segera menuju kamar dirinya dan Zaki berada. Intan membuka pintu kamar belahan, saat ia masuk saat mereka bertemu. Intan mengontrol degup jantungnya yang menggila,

  • Sang pemilik Hati   Bab 65

    “Kak Ferdi?” Intan sedikit tercengang, “aku habis Check up. Kak Ferdi kenapa ada disini?” ucap Intan basa-basi. Sejujurnya ia agak segan jika dalam situasi canggung begini.Ferdi menghampirinya, lalu tanpa permisi ia langsung duduk di bangku sebelah Intan. Sedikit agak jauh, karena memang bangku-bangku kayu itu cukup panjang.“Lagi nunggu Bella.” Jawab Ferdi. “kamu kenapa sampai begitu sering Check up? Apa sakitnya serius?”“Gak kok, Cuma periksa biasa aja.” Intan berbohong, ia tak ingin orang lain tahu kekurangannya. “Oh, ya. Bella bagaimana? Apa dia lebih baik?”Terlihat Ferdi sedikit menarik bibirnya ke atas, sepertinya pria itu sedang bahagia jikala mendengar nama Wanitanya itu. Terlihat seperti pria yang baru merasakan cinta. Apa mereka sudah bisa saling menerima?“Sudah lebih baik,”“Baguslah,” Intan memandang wajah Ferdi yang terlihat masih saja tampan di matanya. Dia tidak bohong, mantannya ini memang bisa dibilang sangat tampan, tapi sayang dia bukan miliknya. “Kenapa?” Ferd

  • Sang pemilik Hati   Bab 64

    Satu Minggu setelah kedatangan Najwa. Gadis itu tak lagi datang menemui Intan. Mungkin dia sudah tau jika sekarang intan tak lagi bisa ia gapai. Intan cukup senang, semakin gadis itu tak ada berkeliaran di sekitarnya akan lebih baik hidupnya. Meskipun intan sedikit kecewa melihat Zaki bersikap begitu cuek setelah tahu Najwa pulang. Apa tidak ada inisiatif pria itu untuk memberi gadis itu sedikit pelajaran, atau setidaknya memaksa meminta maaf pada dirinya ini.“Mas, besok aku mau ke Rumah sakit. Kamu temani ya?” Zaki menoleh saat Intan mengajaknya mengobrol.“Sendiri aja, ya. Mas besok ada meeting penting,” “Gak bisa ditunda gitu? Kan aku sudah dua Minggu gak cek kesehatan ku. Temani ya?” Zaki mengeluh pelan, “benar gak bisa, dek. Atau kita undur aja, lusa saja periksa, bagaimana?”Intan cemberut, ia pikir tadi suaminya tak akan menolak. Tapi sekarang ia kecewa, padahal Minggu kemarin ia juga tak pergi karena Zaki tak bisa menemaninya.“Baiklah, aku akan pergi sendiri.” Intan ingi

DMCA.com Protection Status