Share

Bab 26

Author: Benjamin
Dia menimbang-nimbang apakah dia harus menggunakan nama aslinya di akunnya, tapi memutuskan untuk tidak melakukannya. Dia tidak ingin menarik perhatian yang tidak penting padanya, setidaknya belum.

Namun, dia tidak akan membiarkan mereka. Dia akan benar-benar menghancurkan kesempatan mereka untuk bisa berkencan dengan mereka. Bukankah ini masalah uang? Dia punya uang yang melimpah.

Berpikir seperti itu, Daffa mengisi ulang akunnya sebanyak 75 miliar rupiah sekaligus. Akunnya langsung naik level menjadi level 99, kurang satu level dari level 100. Namanya terdapat centang verifikasi biru, tanda bahwa pemilik akun sudah mengisi ulang lebih dari 15 miliar rupiah.

Daffa tidak peduli jika dia terlalu menghambur-hamburkan uangnya. Platform siaran langsung Groove merupakan bagian dari Konsorsium Halim, sehingga itu berarti dia hanya memperkaya dirinya sendiri.

Akhirnya, lima menit yang diberikan untuk mengisi ulang akun mereka telah selesai, sehingga Alya angkat bicara.

“Akhirnya lima men
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 27

    Ada keheningan sesaat lagi ketika notifikasi itu muncul di siaran tersebut.Para penonton tidak bisa memercayai apa yang mereka lihat. Si Tuan.sederhana10 yang misterius baru saja mengirimkan dua semesta berturut-turut untuk Alya. Itu adalah jumlah yang sangat besar, senilai 750 juta rupiah. Itu terlalu mewah!Alya sendiri tidak bisa memercayai apa yang sedang terjadi. Ketika dia memulai kompetisi itu, dia tidak berharap mendapatkan hadiah lebih dari 150 juta rupiah. Dia sudah cukup puas dengan semua hadiah yang dia terima, tapi penggemar misterius ini malah mengirimkannya dua hadiah super berturut-turut.Bukan hanya Alya yang merasa terkejut. Ketiga wanita di siaran itu termasuk Sarah benar-benar terkejut melihatnya. Mereka tidak menyangka Alya memiliki penggemar sekaya itu!Pemberitahuan yang mengikuti hadiah super itu menarik lebih banyak penonton ke siaran Alya. Banyak orang yang merapat ke siaran Alya hanya untuk satu alasan. Kehadiran akun yang terverifikasi sudah cukup untuk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 28

    “Alya. Aku mau kencan dengan Alya.”Semua orang terkejut ketika mereka mendengar pilihannya, tapi hanya untuk beberapa saat. Ketika mereka memikirkannya, hal itu wajar saja. Lagi pula, Sarah sudah berpacaran dengan salah satu pria terkaya di kampus dan walaupun dia sangat cantik, Alya juga tidak terlalu buruk.Wajah Sarah mengkerut ketika dia melihat pilihan Tuan.sederhana10. Fakta bahwa orang itu lebih memilih Alya daripada dia membuatnya sangat kesal, tapi sedetik setelahnya wajahnya kembali semula, tersenyum dengan cantik.Alya menari kecil di dalam hatinya. Dia dipilih untuk diajak kencan oleh penggemar yang kaya itu! Rasanya masih seperti mimpi baginya bahwa dia telah dihadiahi 75 miliar rupiah oleh satu orang, dan sekarang orang itu memutuskan untuk berkencan dengannya.Alya merupakan seseorang yang menolak untuk berpacaran sebelumnya, tapi dia tidak masalah berkencan dengan orang yang jelas-jelas amat sangat kaya raya itu. Dia tidak sabar untuk bertemu dengannya secara langs

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 29

    Dia kira itu dari Daffa. Namun, ternyata itu adalah salah satu penyiar teratas di Groove.Dia mendengus ketika dia membaca isi pesan itu. Intinya, mereka memintanya untuk melakukan siaran bersama dengannya dengan harapan bisa menarik penggemar kaya rayanya yang baru dia dapatkan supaya dia memberi mereka hadiah lagi.Tanpa ragu-ragu sedikit pun, dia menolak penawaran mereka. Dia mulai melakukan siaran untuk menghidupi dirinya dan adik laki-lakinya, satu-satunya anggota keluarganya yang tersisa setelah orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil. Sekarang, karena dia telah mendapatkan 75 miliar dari siaran itu, tidak ada lagi alasan baginya untuk menuruti permintaan mereka.------Keesokan harinya, Daffa bangun lebih siang dari biasanya. Dia melihat ke sekitar kamarnya dan mendapati bahwa kamarnya kosong lagi. Dia tertawa ketika melihatnya. Teman-temannya ternyata memutuskan untuk menghadiri kelas seperti mahasiswa biasa.Dia meraih ponselnya untuk memeriksa apakah ada lagi pesan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 30

    Daffa mengangguk dan duduk dengan nyaman di kursi belakang taksi tersebut. Dia akhirnya mulai mencari apartemen baru.Daffa mendapati dirinya melewati beberapa gedung mewah di perjalanan. Daffa tidak pernah pergi ke daerah kota itu sebelumnya, jadi dia terkejut oleh kemegahan bangunan-bangunan itu.Akhirnya setelah melakukan perjalanan selama lebih dari 45 menit, taksi itu berhenti di depan gerbang yang sangat mewah. Daffa menunggu beberapa detik sebelum supirnya bergerak maju, tapi tidak ada tanda-tanda pergerakan dari supir tersebut. Kebingungan, Daffa memutuskan untuk bertanya apa permasalahannya.“Permisi, apakah tidak bisa maju lagi? Atau apakah ada alasan mengapa kita berhenti di sini?” tanya Daffa.Ketika dia mendengar pertanyaan Daffa, supir yang merupakan laki-laki paruh baya itu menggeleng kepala pelan. Sepertinya firasatnya memang benar. Penumpangnya jelas-jelas tidak tahu bagaimana peraturan di Dragon Estate.“Mohon maaf, Tuan, tapi saya tidak bisa pergi lebih jauh dar

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 31

    Daffa tidak mendengar percakapan antara kedua penjaga keamanan itu. Dia malah sibuk terpukau dengan kemewahan dan kemegahan tempat itu.Seluruh wilayah tersebut dipenuhi oleh toko-toko megah dan beberapa gedung tinggi. Banyak sedan-sedan mahal dan mobil-mobil sport melewati jalanan. Toko-toko itu terlihat lebih unggul daripada toko-toko di luar wilayah itu. Daffa tidak tahu ada tempat semegah seperti itu di sini. Rasanya seperti mimpi baginya.Dalam keadaan terkagum-kagum, dia lupa bahwa Bram tidak pernah memberikannya tempat spesifik untuk dikunjungi. Dia baru menyadarinya setelah beberapa lama bahwa Bram hanya menyebutkan Dragon Estate dan seorang manajer.Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Bram. Ponsel itu bahkan tidak sampai berdering sekali sebelum Bram mengangkat teleponnya.“Halo, Tuan Muda Halim. Apakah ada masalah?” tanya Bram dengan sangat sopan.“Hm. Aku sudah di Dragon Estate sekarang dan aku baru ingat kamu hanya menyebutkan Estate-nya dan seorang manajer. Ada b

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 32

    Resepsionis itu menatap Daffa dengan penuh hina. Dia tidak mengerti apa yang sedang orang itu coba lakukan. Apakah dia berniat menggunakan ponselnya dan menelepon seseorang untuk menunjukkan kekuasaannya?Daffa menyadari tatapan penuh hinanya tanpa mengindahkannya. Ponselnya hanya berdering sekali sebelum Bram mengangkat teleponnya.“Tuan Muda Halim! Apakah semuanya baik-baik saja, Tuan Muda?!” tanya Bram penuh kecemasan.“Iya. Semuanya baik-baik saja,” jawab Daffa dengan nada yang menenangkan.Bram menghela nafas di ujung telepon. Tuan Mudanya baik-baik saja.“Jika semuanya baik-baik saja, kenapa Anda menelepon, Tuan Muda Halim?” tanya Bram, terdengar kebingungan.“Hm. Aku sudah tiba di Dragon Lord’s Imperial Residence, tapi resepsionisnya menolak untuk mempertemukanku dengan manajernya. Bisakah kamu beri tahu manajernya kalau aku sudah menunggu di lobi?” tanya Daffa dengan riang, tatapannya terpaku pada resepsionis seraya dia berbicara.“Beraninya dia?! Manajernya akan segera

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 33

    Ketika manajer Dragon Lord’s Imperial Residence mendengar ancaman Tuan Bram, dia terkesiap. Dia sudah berkali-kali memberitahunya bahwa akan ada tamu sangat penting yang akan datang dan dia harus memperlakukannya dengan sangat hormat, tapi dia tidak mengira tamu itu sudah tiba. Jika dia tahu, dia langsung akan mengenyampingkan apa pun yang dia sedang lakukan dan melayani tamu itu sesegera mungkin!Walaupun dia adalah manajer dari Dragon Lord’s Imperial Residence, dia telah menyaksikan bagaimana Tuan Bram memperlakukan orang-orang yang lebih penting darinya. Jika Bram bisa memperlakukan orang-orang itu seperti seekor semut, sepenting apa orang itu sampai Tuan Bram sendiri menyebutnya sebagai tamu sangat penting?Tanpa menunda-nunda, manajer itu bangkit, meraih ponselnya dan berlari keluar ruangannya. Dia harus menebus kesalahannya bagaimanapun caranya jika tidak ingin menghadapi kemarahan Tuan Bram!Sementara itu, di lobi Dragon Lord’s Imperial Residence, sang resepsionis memelototi

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 34

    Resepsionis itu yang bernama Maura menatap Daffa lagi dengan tatapan memohon. Dia sudah sadar bahwa posisi Daffa berada jauh di atas manajernya sendiri di kedudukan sosial, maka jika Daffa memaafkan perilaku tidak sopannya, manajernya akan melupakannya juga.Sayangnya, Daffa tidak mau membantunya.“Aku tanya apakah yang Tuan Halim katakan itu benar, Maura?” tanya Manajer dengan lantang, menyipitkan matanya pada Maura.“Itu adalah kesalahpahaman, Manajer Ella. Saya tidak tahu Anda memiliki tamu. Mohon maaf atas kelancangan saya!” pinta Maura. Dia menyadari bahwa Daffa tidak akan memaafkannya dan membantunya. Satu-satunya pilihan yang tersisa baginya adalah dengan memohon ampun sendiri.“Jadi itu benar,” ujar Manajer Ella dengan sedih. Tidak heran jika Tuan Bram sangat marah padanya. Sikap yang Maura tunjukkan pada Daffa bukan hanya tidak sopan, tetapi sangat tidak profesional.Dia menghela nafas. Kelihatannya dia terlalu disibukkan oleh aspek-aspek lain kediaman itu sampai dia melu

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 582

    Shelvin dengan terus terang mengungkap, “Aku menemukan ingatan Yarlin tentang tempat latihan dengan praktik-praktik kejam. Pasukan negara-negara Timur telah melarang kelompok yang memulai tempat latihan itu. Kelompok itu ingin mencapai keabadian, jadi mereka mencoba menyerap jiwa-jiwa orang lain untuk memperpanjang hidup mereka. Semua usaha mereka yang besar untuk mengembangkan obat? Itu semua demi alasan yang tidak masuk akal ini. Mereka melakukan banyak hal-hal tidak etis dan ilegal, tapi di suatu titik, mereka semua terekspos. Banyak orang marah pada mereka meskipun mereka memiliki banyak kedudukan sosial dan kekuatan yang sangat besar. Kelompok itu tidak bisa bertahan melawan reaksi orang-orang, jadi eksperimen mereka gagal. Kelompok itu mendapatkan hukuman mati, tapi mereka licik dan berbicara manis pada pasukan di negara itu untuk membebaskan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dideportasi. Karena ini terjadi lama sekali ketika orang-orang tidak menyimpan catatan tertulis, pasuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 581

    Tatapan Shelvin menyapu melewati Erin sebelum mendarat pada Daffa saat dia berkata, “Hanya saja, aku merasakan abnormalitas pada nona itu ketika dia tiba sebelumnya. Karena itu, aku menelusuri kembali ingatanku dan ingatan Yarlin untuk membandingkannya.”Alis Erin menyatu menjadi kerutan dalam, tapi dia menahan dirinya untuk tidak berkomentar karena dia tahu Daffa sedang fokus sepenuhnya pada percakapan itu.Meskipun Shelvin melihat sikap kedua orang itu yang berbeda, Shelvin melanjutkan, “Aku menemukan bahwa orang-orang mengerikan dari Timur itu—orang-orang busuk yang menyerang Yarlin—telah mengembangkan obat ini sejak bertahun-tahun yang lalu.”Daffa mengangguk. “Iya, aku tahu itu.”Dengan raut wajah yang berubah menjadi ekspresi yang rumit tapi sedikit senang, Shelvin menjawab, “Iya, tapi yang ingin kuberi tahu padamu adalah bahwa orang-orang itu belum berhasil.”“Itu mungkin saja,” kata Daffa dan dia mengangguk setelah jeda yang panjang. Dia berpikir meskipun tokoh-tokoh menge

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 580

    Meskipun hal itu mustahil, Erin melakukannya.Tatapan Daffa menajam pada Erin. Daffa tahu kecerobohannya telah membuat Erin berada dalam kondisinya saat ini dan Daffa menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu. Mata menyipit dengan penuh tekad, Daffa menembakkan kekuatan jiwanya ke depan.Pada saat itu, kekuatan jiwa abu-abu Erin sudah setengah jalan keluar dari tubuhnya, tapi memberontak sekeras mungkin untuk tetap berada di dalam tubuh Erin.Daffa tidak pernah melihat situasi seperti itu sebelumnya, jadi dia menatap ke bawah ke lengannya dan memanggil, “P ….”Seperti jarum jam, Teivel muncul sebelum Daffa bisa selesai mengatakan “Pak.” Teivel melirik gas itu sambil tersenyum. Sosoknya kemudian berpindah ke belakang Daffa untuk berkata, “Itu hanyalah seberkas kekuatan jiwa biasa. Satu-satunya alasan ia menahan seranganmu adalah karena pemiliknya menggabungkan darahnya ke dalamnya.”Serentak, dia melambaikan lengannya ke meja di depan, membuat gelas Daffa di atas meja melayang di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 579

    Alicia mengangguk dengan muram—itu adalah metode yang dia pelajari dari Daffa. Tampaknya semua orang akan takut pada Alicia jika dia menunjukkan ekspresi ini. Dia kemudian berbalik untuk pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.Erin membeku di tempatnya dalam waktu yang lama. Di suatu titik, dia mendengus, merasa kehabisan kata-kata dan marah terhadap tingkah laku Alicia. Meskipun demikian, Erin berbalik dan langsung berjalan pergi, setiap langkahnya kian berat.Ketika Erin tiba di tangga lantai kedua dan berjalan melewati ruangan Briana, dia mendengar seseorang berkata, “Erin? Apakah itu kamu?”Berhenti mendadak, Erin menipiskan bibirnya dengan rasa bersalah. Dia telah melupakan satu hal penting—seperti Briana, Daffa adalah ahli bela diri terbangkit. Maka, Daffa bisa mendengar segala hal di dalam hotel.“Iya, ini aku. Apakah ada masalah?” Erin berjalan dengan lebih ringan dan berbicara dengan lebih lembut dibandingkan sebelumnya ketika berjalan memasuki ruangan Briana.“Tidak.” Brian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 578

    Daffa menatap ponselnya dengan datar. Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sedang dia pikirkan, bahkan Alicia yang telah menguping panggilan telepon itu dari awal sekalipun.Keheningan selama beberapa saat berlalu sebelum Alicia mengumpulkan keberanian untuk menghampiri sisi Daffa. Dia menjaga jarak sejauh dua langkah dari Daffa sambil berbicara, “Tuan, bukankah sebaiknya kita pergi dan selamatkan Kate? Lagi pula, dia belum melakukan kesalahan apa pun selama ini.”Meskipun Daffa menoleh untuk bertatapan dengan Alicia, butuh beberapa saat sebelum Daffa menghela napas dan menjawab, “Benar, dia tidak bersalah. Namun, orang yang terbaik untuk menangani hal ini bukan kita.”Daffa berbicara tanpa perasaan, seperti bagaimana dia menatap Alicia.Suara itu tidak hangat sama sekali hingga tubuh Alicia secara naluriah gemetar. Alicia tidak lagi berani bertatapan dengan Daffa pada saat itu.Menghela napas, Daffa bertanya, “Apakah kamu sadar yang kamu lakukan sekarang sama seperti apa yang

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 577

    Barulah saat itu Daffa menyadari bahwa Teivel membohonginya. Buku itu belum sedikit pun puas dengan pasokan energi Daffa. Namun, dia sudah melakukannya sejauh ini. Maka dari itu, Daffa tidak memiliki alasan untuk menyerah.Dia menggertakkan giginya dan terus memaksakannya sampai tetes terakhir kekuatan jiwanya keluar dari tubuhnya. Tidak lama, keringat membasuhinya dari kepala sampai kaki. Ketika dia kehabisan tenaga dan ingin menyerah, dia merasakan kekuatan jiwa yang kuat mengalir keluar dari sisinya—itu adalah kekuatan jiwanya.Kekuatan jiwa itu meledak dari dalam dirinya, tertuang ke dalam buku yang kemudian bergetar hebat. Kemudian, semuanya mereda.Kerutan terukir di wajah Daffa saat dia akhirnya menyadari apa yang sedang terjadi. Rasa syukur memenuhi dadanya pada saat itu selagi dia berpikir, “Jika bukan karena Teivel, aku tidak akan menyadari bahwa aku punya potensi sebesar itu.”Teivel berdiri di samping sambil menyeringai bangga, suaranya terdengar lebih ringan dibandingk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 576

    Keheningan terus berlanjut hingga pria itu terkekeh. “Kamu tidak perlu sepanik itu. Bukuku dan aku telah lama ada di tubuhmu selama beberapa waktu. Aku hanya menampilkan diriku sekarang karena luka-lukaku telah sepenuhnya pulih. Daffa Halim, kurasa kamu sebaiknya memanggilku dengan hormat sebagai mentormu.”Daffa masih terkejut membeku saat ditatap oleh pria itu. Rasanya hampir seperti ayahnya sedang memandangnya pada saat itu, jadi dia membutuhkan waktu untuk kembali tersadar. Setelah mengangguk dengan ragu-ragu, dia hendak melakukan sesuai yang diperintahkan ketika suara tenang pria itu berbicara lagi.“Panggil aku ‘Pak,’ seperti kamu menyebut sosok ayah,” kata pria itu.Mulut Daffa menganga lebar lagi.Namun, pria itu tampaknya tidak kesal oleh sambutan Daffa yang tertunda. Alih-alih, dia tersenyum lebih lebar dan menambahkan, “Aku adalah orang Timur. Keterampilan bela diri yang sekarang sedang kamu pelajari juga berasal dari Timur. Itulah sebabnya aku ingin kamu menyebutku seba

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 575

    “Itu tidak bagus. Aku harus menyelesaikan ini sekarang juga. Sebagai orang miskin yang kemudian mewarisi kekayaan yang tidak terbatas, aku tahu hasil yang mengerikan bagi mereka yang mengembangkan aura dendam dan amarah,” pikir Daffa. Maka, dia menghela napas dalam-dalam dan beranjak duduk di kasurnya, lengannya tersilang.Dia mencoba berkomunikasi dengan tato buku di lengannya, tapi dia tidak pernah membayangkan buku itu akan mewujudkan dirinya di depannya. Sambil mengerutkan alisnya, Daffa mengangkat telapak tangannya, membuat buku itu menurunke tangannya. Matanya menyipit karena dia merasa sedikit terkejut oleh sikap dan perilaku yang tidak biasa dari buku itu. Ketika dia masih terbengong, buku itu tiba-tiba terbuka sendiri.Itu menyulutkan sisi praktis Daffa, jadi dia dengan cepat masuk ke dalam mode fokus dan mengamati apa yang ingin ditunjukkan oleh buku itu. Seperti yang diduga, lembarannya juga berwarna hitam.Melihat itu membuat mata Daffa melengkung senang, tapi dia tidak

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 574

    “Entah kenapa, Tuan Halim terlihat sangat menakutkan! Rasanya seakan-akan dia adalah pencabut nyawa yang sedang mengincar seseorang!” pikir Edward.Daffa membuka matanya, perhatiannya berpindah ke arah pintu langsung. “Masuklah.”Barulah saat itu Edward mencoba melangkah masuk dan mengintip keluar dari balik pintu sambil tersenyum. “T … Tuan, saya hanya ingin mengetahui keputusan Anda karena kedua undangan itu menyebutkan bahwa acaranya diadakan besok malam.”“Benar, aku telah memutuskan untuk tidak pergi ke keduanya.” Daffa mengangguk sambil berbicara seakan-akan dia tidak peduli sama sekali. Dia kemudian melempar undangannya ke meja di depannya. Bersandar dengan nyaman di kursinya, dia menyilangkan satu kaki di atas kakinya yang lain dan terlihat santai.Edward berdiri di hadapan meja, mulutnya menganga begitu lebar sehingga dia bisa menangkap lalat dengan mulutnya. Dia tidak memahami apa pun yang Daffa pikirkan, jadi dia terus melongo, tapi tidak ada kata-kata yang keluar.Kesa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status