Kini mereka sudah berada di Villa Rachel.Barisan mobil parkir di depan pintu masuk.Mobil Rachel berada di depan, disusul oleh mobil Ed Ackerley dibelakangnya.Saat itu, Rachel turun dari pintu belakang mobilnya dengan nenek Xion di pintu lainnya.Sedangkan Marot adalah orang yang menyetir mobil milik Rachel.Ini bisa terjadi karena nenek Xion yang meminta untuk Marot yang menyetir dengan maksud untuk menarik simpati Rachel.Alih-alih mencari simpatik, nenek Xion jauh dalam hatinya ingin agar dirinya bisa dekat dan memanfaatkan apa yang sudah dimiliki oleh Rachel saat ini. Saat mendengar Rachel kini tinggal di Villa bersama dengan keluarganya, nenek Xion segera berencana untuk bisa tinggal disana, baginya memang dulu adalah istri dari kakek Wish bahkan dia juga yang menyandang nama kepala keluarga Wish. Tapi meskipun begitu dia belum pernah menempati villa kelas A, mungkin dia juga akan merasa sangat depresi jika tahu Radhis saat ini juga memiliki sebuah mansion di Consolatoria Hill.
Kembali pada saat ini, di Villa A1.Dimana sekarang sedang ada nenek Xion dan Marot yang baru pulang dari China dengan naitan membalas dendam kepada Radhis. Tapi sepertinya beberapa hal tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh mereka.Selain itu, seperti sebelumnya, saat ini disana juga ada Ed yang sedang memberitahukan sesuatu kepada Rachel tentang suaminya.Kepergian Radhis yang diberitahukan oleh Ed kepada Rachel membuatnya merasa sedikit sedih.“Kalau boleh tahu, memangnya kemana dia pergi saat ini?” Tanya Rachel yang masih menunduk.“Untuk itu saya mohon maaf, Saya tidak bisa memberitahu kemana dia pergi. Yang jelas, saat ini dia sedang berada di luar negeri. Tapi saya berjanji. tidak akan ada hal buruk yang terjadi kepadanya. Saya dapat menjamin keselamatannya. Hanya itu yang bisa saya sampaikan saat ini.” Ed kembali mencoba untuk menjelaskan sekaligus menenangkan Rachel.“Luar negeri?” Sebuah suara menyambar dari arah pintu Villa.“Vivian … kamu baru datang?” Sapa Rachel
Nenek Xion tidak mengenal Vivian, dia dengan cepat memperkenalkan dirinya dengan tujuan dia ingin tahu siapa Vivian dan untuk apa dia berada disana.“Saya adalah Xion Wish.”“Gadis muda, siapa namamu?” tanya nenek Xion seolah menganggap Vivian adalah gadis muda biasa.“Gadis muda?” Vivian bertanya dengan tawanya yang renyah.“Perkenalkan, saya adalah Vivian Smith.”“Smith?” nenek Xion bertanya.Marot memang bodoh tapi bagaimanapun juga dia cukup mengerti dunia bisnis karena dulunya sering ikut kemanapun nenek Xion pergi. “Sepertinya aku pernah mendengar nama Smith.”“Bukankah itu adalah keluarga pemilik Mighty Mall?” nenek Xion berceletuk.“Benar, dan saya ada di Auckland saat ini untuk mebangun Mighty Mall.” Jelas Vivian.Ed membiarkan Vivian dan nenek Xion berbincang terlebih dahulu. Saat ini Ed hanya menatap ke arah Rachel yang sedari tadi tertunduk karena dia merasa sedih jika harus jauh dari suaminya untuk waktu yang lama. Pertengkaran di antara mereka bahkan belum benar-benar
“Nyonya Wish! Oh maaf– Nyonya Xion.” panggil Ed dengan sengaja memprovokasi.“Apa maksud anda?” Bentak nenek Xion kepada Ed.Untuk sejenak, Ed hanya diam.Setelah itu, Ed kembali berbicara dengan mata yang menatap tajam ke arah nenek Xion.“Jika keluarga Wish memiliki bisnis utama yaitu perusahaan Wish Corp. Lantas apa masih bisa anda disebut kepala keluarga Wish jika Wish Corp Sudah tidak lagi menjadi milik anda?”Ucapan Ed itu seolah membuat nenek Xion tersambar listrik tegangan tinggi.bagaimana mungkin dia lupa menyadari hal itu.Bisa dibilang identitas keluarga Wish Adalah Wish Corp dan rumah utama.Tapi untuk saat ini nenek Xion bahkan sudah tidak lagi menempati keduanya. Bahkan dengan bodohnya, saat itu dengan berpikir akan untung besar jika menjadi keluarga Adney. Nenek Xion menarik sisa saham yang dia punya di Wish Corp untuk membuat pesta pernikahan yang megah, hal itu tentu saja semakin membuat dirinya tidak punya pengaruh apa-apa lagi di Wish Corp.Selain tidak punya apa-
“Nanny adalah orang yang saya pilih untuk menjadi Maid pribadi Nona Rachel.”Ed berhenti sejenak.“Iya tuan Ed, Nanny juga sudah menjelaskan perihal itu.” Jawab Rachel.“Selain itu. Sebenarnya, saya berharap agar Nona bisa menjadikan Nanny sebagai asisten pribadi Nona. Tidak hanya di di rumah, tapi juga di kantor.”Rachel kembali melihat ke arah Nanny.Dia berpikir kenapa Ed ingin menjadikan Nanny sebagai asisten pribadinya?“Apakah Nanny mempunyai kualifikasi itu?” pikir Rachel dalam hatinya.Ed mengerti apa yang sudah dipikirkan oleh Rachel, namun Ed tidak mau terlalu menjelaskan semuanya kepada Rachel.Ed menyembunyikan semuanya dari Ed tentang latar pendidikan dan juga kemampuan beladiri milik Nanny.Latar belakang Nanny sebelumnya adalah hampir sama dengan Hall atau Halligan. Orang yang pernah melatih Radhis saat kecil. Bedanya Nanny dengan Hall adalah, Hall termasuk seorang veteran perang, dan Nanny hanyalah sebatas seorang agen wanita yang memiliki teknik beladiri yang baik.Se
Deon tiba-tiba saja ikut berbicara saat Rachel dan Nanny masih membicarakan bagaimana besok mereka akan pergi, “Rachel. Apa kau yakin jika Wanita ini akan bisa mengikuti ritme kerjamu?” Rachel segera menoleh ke arah Deon yang barusan berceletuk.Rachel merasa jika ucapan Deon seolah merendahkan Nanny secara langsung.Tidak dipungkiri, ada keraguan di hati Rachel tentang Nanny. tapi jika mendengar apa yang dibicarakan oleh Ed, Rachel seolah ingin mempercayai Nanny.“Aku yakin ini adalah rencana dari suamimu yang tidak berguna itu.”Deon seolah ingin mencari perkara dengan Rachel disana.Tidak ada niatan dari Deon untuk seperti itu, tapi tanpa dia sadari ucapannya sangat menyinggung perasaan Rachel.Deon masih berpikir jika Rachel belum kembali rukun dengan suaminya, karena itulah Deon mencoba untuk semakin menghasut Rachel agar perasaannya semakin jauh dari Radhis.“Kenapa kau berkata seperti itu?” Tanya Rachel pelan namun ada sedikit penekanan.“Apa kamu lupa? Siapa kamu dan siapa d
“Ibu! Sepertinya aku harus pulang sekarang.”Saat itu, Dere seolah ingin kabur dari sana sebelum ibunya meminta hal yang aneh-aneh kepadanya.Dere sudah merasa tidak enak. Itu karena saat itu tatapan nenek XIon menunjukan tatapan rakus yang selama ini sudah dipahami oleh Dere sebagai anaknya.Sebenarnya, saat ini nenek Xion masih cukup merasa marah dengan apa yang sudah disampaikan oleh Rachel; Saat Rachel berkata jika pemilik Villa besar itu adalah Radhis dan itu membuat nenek Xion tidak bisa menghasutnya agar memberikan izin kepadanya untuk tinggal disana dan merasakan kemewahan yang ada. Dere sudah merasakan semua nya, tidak ada lagi kenyamanan dirinya di sana, itulah kenapa sebenarnya Dere sata ii ingin segera pergi dari sana. Tapi semua itu perrcuma, karena anenek Xion menanhannya dengan sebuah tatapan dimana Dere seolah terintimidasi.“Kenapa kau ingin segera pergi dari sini? tidakkah kau merasa rindu dengan ibu dan marot?” Dere menunduk untuk sejenak merenungi persetujuannya
“Radhis...Sepertinya kamu lelah. Istirahatlah, aku akan menyiapkan makanan.” Sebuah suara yang begitu lembut ikut terdengar dari panggilan Radhis.Dere sedikit syok dan tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Tidak ada maksud untuk menaruh curiga kepada menantunya, karena Dere tahu jika Radhis sangat menyayangi Rachel.Tapi setelah apa yang dia dengarkan Dere tidak bisa serta merta menyimpulkan hal baik ataupun hal buruknya. Dere lebih memilih untuk bertanya langsung kepadanya.“Radhis–”“Oh iya ayah tapi uang yang aku kirim tidak banyak hanya Seratus ribu Dolar. Akan tetapi aku yakin itu lebih dari cukup sebagai ungkapan beramah-tamah dalam rangka menyambut kepulangan mereka.”“Seratus ribu Dolar?” Cetus nenek Xion dan marot secara bersamaan.Tidak kalah kaget dengan ibu dan kakak pertamanya, Dere tanpa terkontrol bertanya kepada Radhis. “Seratus ribu Dolar?!” “Aku berharap itu cukup, dan aku masih banyak pekerjaan. Aku akan menutup teleponnya terlebih dahulu.” Ucap Radhis yang