Radhis diantarkan Nora pada suatu kamar di lantai tiga. Kamarnya sangatlah besar, dengan ornamen identiknya berwarna emas.
"Jika ada yang bisa saya lakukan Tuan?" Tanya Nora dengan begitu manis dan sopan.
"Tidak, nanti jika aku butuh sesuatu akan memanggilmu." Jawab Radhis.
"Baik Tuan. Saya permisi, jika Tuan butuh saya Tuan bisa memanggil saya melalui intercom." Ucap Nora dengan sedikit membungkuk dan setelah wanita itu bangkut dari membungkukknya dia langsung bergegas untuk kembali ke tempatnya.
Pintu ditutup.
Radhis merebahkan badannya di tempat tidurnya yang sangat besar.
Tiba-tiba dia mengingat sesuatu, dan akhirnya dia kembali bangkit dari tempat tidur, setelah itu Rad
***Rachel yang sedang berbincang dengan sang ayah kini kesedihan di wajahnya sudah mulai tampak sedikit berkurang.Rachel menjadi lebih senang setelah mendapatkan beberapa nasehat dari ayahnya.Rachel menuliskan beberapa kata melalui pesan di ponselnya."Kamu sedang diman—"Belum selesai dia menuliskan pesan itu Rachel kembali menghapusnya karena dia merasa bahwa dia masih kesal kepada sang suami."Kenapa juga aku harus mengirimkan pesan kepada Radhis? Aku yakin dia sedang bersama Ester kali ini!"Rachel tampak begitu kesal. Dia kembali membenamkan wajahnya ke bantal.
Ester bertanya apakah Radhis sudah mencoba untuk menghubungi Rachel?Ester juga menjelaskan bahwa baru saja dia mencoba untuk menghubunginya. Namun, Rachel tidak menjawab panggilannya. Ester merasa jika pasti saat ini Rachel sedang dalam kondisi sedih dan butuh dihibur mengingat apa yang sudah terjadi di antara mereka karena keegoisan Tania.Radhis yang semula sedikit tersenyum karena sisi kelucuan Ester, tiba-tiba menjadi muram kembali.Dia ingat bahwa tadi dia melihat istrinya yang sedang bersama dengan Deon, dan terlihat sedikit mesra untuk disebut teman masa kecil."Radhis?" Panggil Ester yang mendapati keheningan di panggilan telepon itu."Iya?" Tanya Radhis yang sudah tersadar
"Telpon siapa kamu?" Tanya Tania yang tiba-tiba saja datang entah dari mana saja. “Apa?” ucap Dere yang pura-pura tidak mendengar. “Aku bertanya kepadamu, siapa yang kamu telepon?” Tania mengulangi pertanyaannya dengan sambil mengganti baju. "Tidak ada." Dasar Dere yang memang tidak mau terlalu ambil pusing dengan pertanyaan istrinya, kini Dere justru mencoba kembali untuk mengalihkan pertanyaan istrinya. “Kamu berganti pakaian? Mau kemana?” “Apa orang berganti pakaian harus selalu akan pergi?” Tanya Tania dengan ketus. Dere yang mendapat pertanyaan seperti itu dari sang istri hanya bisa bernafas panjang, dia m
Radhis tersenyum santai saat dirinya mendapati ekspresi kekagetan dari Sandra dan Tania.“Kenapa kam–” Tania dan sandra hampir bertanya dengan serentak kepada Radhis. Namun, saat itu juga mereka berdua sama-sama menghentikan pertanyaan itu, dan karena merasa sama-sama aneh karena tidak ada yang tahu satu sama lain jika saling mengenal dengan Radhis akhirnya Tania dan Sandra saling menatap satu sama lain.“Kamu mengenalnya?” Tania bertanya kepada Sandra.Dengan masih menatap ke arah Radhis, Sandra menjelaskan kepada Tania secara perlahan. Sandra menjelaskan jika saat dia bertemu dengan Radhis awalnya di sebuah pelela
"Sudah! Untuk apa kamu berbicara dengan laki-laki tidak berguna ini?!" Ucap Tania menahan Rachel dengan memegang tangannya.Jika tidak karena Rachel sudah pasti Radhis akan menutup mulut Tania dengan ujung sepatunya. Mengingat apa yang sudah dia berikan kepada keluarganya, bahkan Radhis-lah pemegang saham terbesar di Wish Corp sampai sekarang. Mudah baginya untuk menjatuhkan keluarga itu pada jurang kemiskinan. Radhis lebih memilih diam meninggalkan kerumunan orang itu.Disaat Radhis didalam. Sandra masih mencoba untuk ikut mengompori Rachel."Benar nak Rachel, lagipula untuk apa nak Rachel mengharapkan suami supir seperti dia?" Ucap Sandra ikut mengompori.Rachel yang lumayan kesal akhirnya bertanya dengan tegas kepada Sandra.
Setelah Rachel tersadar mobil Radhis sudah pergi meninggalkan mereka."Kenapa Ayah mencari Radhis?" Tanya Rachel."Tidak ada, nanti ada sesuatu yang Ingin ayah bicarakan denganmu." Ucap Dere berbisik di telinga Rachel.Rachel merasa penasaran, kira-kira apa yang ingin dikatakan oleh ayahnya. Terlebih ayahnya ingin berbicara berdua setelah sang ayah baru saja bertemu dengan Radhis.Merasa aneh dengan sikap Putri dan suaminya Tania tidak mau terlalu mengambil pusing.Kini justru Tania berusaha untuk tersenyum kepada tamu mereka yaitu Deon beserta orang tuanya, Sandra dan Daka Dodge."Mari kita masuk, tidak perlu memikirkan ucapan lelaki tidak berguna itu," ucap Tania.
Sebenarnya sampai sekarang, Gienis tidak mengetahui jika Radhis adalah kepala keluarga Zond yang baru. Sebab itulah Gienis kini tampak begitu terkejut dengan datangnya Radhis disana.“Ada apa tuan Gienis?” Tanya Radhis dengan ekspresi datarnya.“Kamu? Apa yang kamu lakukan disini? bukankah kamu adalah teman Jhon yang waktu itu, dan …”“Dan apa?” Tanya Radhis.“Kamu adalah menantu keluarga Wish itu bukan? Suami dari direktur Rachel?” Tambah Gienis bertanya.Radhis mengabaikan semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Gienis, kini justru Radhis duduk di sebuah kursi di depan Gienis, dengan Ed berdiri di sampingnya.
Radhis kini sudah berada di ruangannya, dikarenakan ini adalah hari minggu kantornya sedikit lebih sepi dari hari-hari biasanya.Disaat Radhis menatap ke arah luar jendela kantornya, tiba-tiba dia teringat kenangan yang sudah dia lalui selama ini.Dia ingat betul siapa dia sebelumnya, dia hanyalah seorang laki-laki yang tidak berguna, pergi kemana-mana menggunakan Moped. Sebuah motor listrik yang berbentuk seperti skuter biasa dipakai oleh ibu-ibu untuk pergi berbelanja.Tak jarang dia akan kehujanan disaat musim hujan, dan dia harus memakai jaket yang ekstra tebal saat musim salju tiba.Belum lagi disaat masih adanya nenek Xion di Auckland, hinaan, cacian, dan juga makian adalah makanan setiap hari bagi dirinya.