Sebenarnya sampai sekarang, Gienis tidak mengetahui jika Radhis adalah kepala keluarga Zond yang baru. Sebab itulah Gienis kini tampak begitu terkejut dengan datangnya Radhis disana.
“Ada apa tuan Gienis?” Tanya Radhis dengan ekspresi datarnya.
“Kamu? Apa yang kamu lakukan disini? bukankah kamu adalah teman Jhon yang waktu itu, dan …”
“Dan apa?” Tanya Radhis.
“Kamu adalah menantu keluarga Wish itu bukan? Suami dari direktur Rachel?” Tambah Gienis bertanya.
Radhis mengabaikan semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Gienis, kini justru Radhis duduk di sebuah kursi di depan Gienis, dengan Ed berdiri di sampingnya.
Radhis kini sudah berada di ruangannya, dikarenakan ini adalah hari minggu kantornya sedikit lebih sepi dari hari-hari biasanya.Disaat Radhis menatap ke arah luar jendela kantornya, tiba-tiba dia teringat kenangan yang sudah dia lalui selama ini.Dia ingat betul siapa dia sebelumnya, dia hanyalah seorang laki-laki yang tidak berguna, pergi kemana-mana menggunakan Moped. Sebuah motor listrik yang berbentuk seperti skuter biasa dipakai oleh ibu-ibu untuk pergi berbelanja.Tak jarang dia akan kehujanan disaat musim hujan, dan dia harus memakai jaket yang ekstra tebal saat musim salju tiba.Belum lagi disaat masih adanya nenek Xion di Auckland, hinaan, cacian, dan juga makian adalah makanan setiap hari bagi dirinya.
Diwaktu yang sama itu kini di kediaman Dere dan Tania, masih dalam suasana makan siang bersama. Rachel masih saja tampak sering merenung, seolah ada sesuatu yang mengganggu pikirannya."Rachel!""Iya ayah?" Jawab Rachel dengan ekspresi lucu ke arah Ayahnya."Apa yang sedang kamu pikirkan?" Dere mencoba untuk bertanya dengan berbisik kepada Rachel. Mengingat saat ini di hadapan mereka masih ada tamu Tania, yaitu Deon dan serta kedua orangtuanya."Rachel? Paman?" Deon yang melihat gelagat Rachel dan Ayahnya mencoba untuk bertanya."Iya kenapa?" Tanya Rachel dan Dere bersama-sama."Kamu seperti sedang memikirkan sesu–"
Kini sangat terlihat di hadapan Rachel dan Dere, jika Tania ingin sekali menjodohkan Rachel dengan Deon.Untuk kalangan kelas atas, hal-hal seperti perjodohan bisnis mungkin memang merupakan hal yang sering dilakukan denganlumrah dan biasa. Perjodohan di antara kedua keluarga itu diharapkan akan berdampak baik untuk keduanya.Perjodohan itu akan menjadikan hubungan dua keluarga, yang seringnya diawali kedekatan sahabat menjadi semakin dekat dengan terikat dalam ikatan besan, setelah ikatan itu terjalin maka, mereka akan langsung mengalokasikan dana masing-masing untuk bisnis keduanya agar semakin besar, dengan ditopang oleh satu sama lain. Namun untuk kalangan menengah seperti keluarga ini, adanya hanya pikiran untuk saling memanfaatkan. Keduanya akan berusaha untuk menginjak satu sama lain seolah-olah mereka semua saling menyayangi, tapi sebenarnya
“Apa yang kau la–”Ed mencoba untuk menegur Jolly yang kini berlutut dengan meluk kaki Radhis.Disaat yang sangat tepat Radhis mengangkat satu tangannya untuk memberitahu Ed agar tidak melakukannya.“Tuan! Atas nama ayahku. Aku mohon kepada tuan, tolong tuan memberikan pengampunan kepada beliau,” ucap Jolly dengan masih tetap memeluk kaki Radhis yang berdiri laksana patung di hadapannya.Pada saat ini sebenarnya Radhis adalah seseorang yang paling tidak baik untuk di ganggu di seluruh Auckland. Itu berkaitan dengan hubungannya dengan sang istri. Namun anehnya kali ini Ed sebagai seseorang yang selalu ada didekatnya dan selalu melihatnya, merasa jika kali ini Radhis tampak sedang ingin memberikan kes
Setelah beberapa saat berlalu Ed kembali sekaligus membawakan secangkir latte panas.“Silahkan Tuan Muda,” ucap Ed dengan meletakkan latte di meja kerja Radhis.“Terimakasih.” Ucap Radhis, yang kemudian meraih cangkir kopi di meja kerjanya itu.Setelahnya, Radhis menyeruput kopi di cangkirnya dengan menghadap ke luar gedungnya.“Maaf Tuan Muda, tapi kenapa saya merasa jika Tuan Muda sedikit lunak kepada kepala keluarga Gienis?” tanya Ed yang berdiri di samping Radhis.Dengan tatapan yang seolah tidak berujung, Radhis sesali menyeruput latte di cangkir yang sedang dipegang olehnya.Ed yang melihat Tuan mudanya seperti itu tidak berani untuk mengulangi pertanyaannya. Ed hanya bisa menunggu sampai Tuan mudanya itu berbicara sendiri.Setelah puas menatap, Radhis mula
Suara tawa riang Alin terdengar ringan di telepon itu.Itu karena Alin merasa jika Rachel, direktur dari Wish Corp memiliki satu sikap yang lucu menurutnya.“Sebenarnya saya sekarang sedang berada di Auckland, saya berencana untuk bertemu dengan Nona besok. Apakah Nona bisa?” tanya Alin."Bagaimana kalau sekarang saja? Kebetulan aku tidak sibuk hari ini. Kalau besok, Saya tidak bisa memastikan kapan ada waktu luang, jadi sebaiknya–sekarang saja!"“Sekarang?” Tanya Alin yang tampaknya sedikit keberatan, itu terdengar dari nada bertanya-nnya.“Nona, Sebenarnya …” Rachel sepertinya ragu-ragu untuk berbicara.
Kini Saryn sudah sampai di depan hotel tempat Alin berada, begitu cepat Rachel berkendara , sampai dirinya tidak menyadari jika tempat yang di tujuh olehnya adalah hotel Emperor-Lux.Awalnya Rachel tidak begitu memperdulikannya, tapi, beberapa langkah Rachel mendekat ke hotel itu, dia mengingat bahwa sebenarnya ini adalah Hotel Ed. Dimana yang dia tahu Ed adalah orang yang sudah bertanggung jawab atas suaminya. Bahkan yang diketahui oleh Rachel dan keluarganya adalah Radhis bekerja untuk menjadi bawahan Ed.Rachel merenung, dia hanya bisa berdiri mematung dan menunduk sambil melihat ke arah dua kakinya yang yang kini sejajar tertutup rapat-rapat. “Apa – Radhis ada di dalam?” Rachel bergumam pelan untuk dirinya sendiri.
“Tuan, tolong jangan libatkan Anak Saya dalam urusan ini!” Gienis masih mencoba untuk berbicara kepada Ed.Sampai sekarang Gienis masih meragukan status Radhis di hadapannya, dia sama sekali tidak tahu jika Radhis adalah keluarga Zond dan direktur dari Geneve. Gienis hanya bisa berpikir bahwa cara satu-satunya agar Jolly tidak mendapatkan masalah adalah dengan memohon kepada Ed, tanpa dia sadari jika Radhis adalah orang yang paling berpengaruh disini.“Bukan hak ku untuk menentukan keselamatanmu dan juga anakmu.” ucap Ed dengan dingin.“Lantas kepada siapa saya harus memohon agar dibiarkan hidup? Haruskah saya memohon kepada menantu Wish ini?” ucap Gienis yang berusaha menunjuk Radhis dengan