Dua hari berselang,
Radhis pun sudah bisa pulang, namun tetap dengan harus melakukan cek up rutin, yang tentunya sudah diberikan jadwalnya oleh dokter yang menanganinya.Kini Radhis berjalan keluar dari rumah sakit dengan di temani Ed dan juga Ester, tak lupa Boas juga ada disana.
Setelah Radhis sadar kemarin, dan sebelumnya, Ester yang susah untuk menjelaskan, akhirnya Radhis diberitahukan semuanya oleh Boas, terkait apa-apa saja yang sudah terjadi.
"Kemana kita Tuan?" Tanya Boas kepada atasannya.
"Kita langsung saja pergi ke Wish Corp." Ucap Radhis.
Kini kondisi Radhi memang sudah membaik. Namun tetap saja, sebelumnya lukanya cuku
Dalam perjalanan menuju Wish Corp, Radhis hanya terdiam dan menatap keluar jendela mobil. Perlu diketahui Radhis sengaja tidak menelpon istrinya selama dirinya terbangun dari ketidak sadaran dirinya di rumah sakit. Itu bertujuan untuk memberikan sebuah kejutan kepadanya, namun Radhis juga merasa sedikit ragu, karena dia takut akan merasa kecewa dengan istrinya nantinya, itu karena dia takut jika istrinya sudah tidak lagi perhatian kepadanya demi untuk menuruti Tania, Ibunya.“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Ester yang melihat ekspresi Radhis.Radhis tidak menjawab, dan akhirnya Ester kembali memanggil Radhis.“Radhis!”“Iya? Apa?” tanya Radhi
“Aku tidak menyangka kamu bisa sebegitu pengertian kepada istriku.”Sebuah suara terdengar dari arah pintu yang baru terbuka, dan itu adalah suara Radhis.Rachel segera berdiri, dengan dua tangan bertopang pada meja kerjanya, karena sangat terkejut dengan kedatangan Radhis.“Radhis!” pekik Rachel yang berlari mendekat ke arah Radhis.Disaat yang sama Tania dan Deon juga berdiri dan sama-sama berseru, “Radhis?!”Rachel mengabaikan TAnia dan Deon dan segera berjalan menuju ke arah Rachel, tak lupa juga Rachel bergegas untuk ke arah suaminya.“Rachel! Berhenti!” Ucap Tania.
“Ibu, bukankah ini sedikit keterlaluan untukku?” Tanya Radhis dengan wajahnya yang dingin.Mendengar perkataan Radhis Tania segera menyahut dengan kemarahan, “Keterlaluan katamu?” Teriak Tania.“Tidak ada hal yang namanya keterlaluan masalah perlindungan anak oleh seorang ibu.”Tania mencoba untuk berdalih di hadapan Radhis, Tania menempatkan semua masalah ini seolah-olah, dirinya hanya ingin Rachel tidak berada dalam keadaan berbahaya.“Tante, Tolong tentu berikan kesempatan kepada Rachel, Apa Tante tega melihat Rachel yang sedih seperti itu?”Dean kembali mencoba untuk menarik perha
Tania memang merasa sedikit ada getaran pada dirinya, sebenarnya ada sedikit rasa takut darinya kepada Ed, tetapi Tania masih mencoba untuk tetap tampil berani dengan harapan mendapat dukungan dari Deon.Tidak hanya itu, Tania juga seperti seolah menolak kesadarannya sendiri, tentang siapa Radhis dan juga apa statusnya di Wish Corp.Dia seolah mengabaikan siapa pemilik dari Wish Corp sebenarnya,“Apa yang aku lupakan?”Tanya Tania kepada Ed.Ed yang melihat hal itu seolah tidak percaya akan ada orang yang sangat memalukan seperti Tania. Dia berpikir bahwa Tania sangat memalukan karena Tania seolah tidak mau menerima kenyataan Bahwa Rachel menjadi direktur di Wish Corp karena kebaikan dari Radhis selaku suami yang meny
“Ibu!” Teriak Rachel saat dirinya mendengar apa yang diucapkan oleh Tania.“Bagaimana ibu bisa berbicara seperti it—”“Sudah, tidak apa-apa. Aku akan pergi saat ini, aku akan menunggumu di rumah,” sahut Radhis yang memotong ucapan Rachel.“Apa kau bilang?!” Pekik Tania disaat Radhis selesai berbicara dan baru memutar badannya untuk pergi.“Ada apa lagi Bu?” Radhis menghentikan langkahnya dan memutar badan untuk menatap ke arah Tania.“Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku akan mengizinkanmu untuk pulang ke rumah kami?” Tania berkata dan menatap ke arah Radhis dengan Seringai jahat di bibirnya.
“Berhenti bercanda!” Geram Ed.Dia merasa bahwa Tania sudah salah, itu karena dia mengusir Tuan Mudanya namun masih mencoba untuk meminta rumah yang dibeli oleh Radhis.Radhis menenangkan Ed, Radhis sedikit menarik Ed ke arah belakang di bagian pundaknya.“Tenang lah,” ucap Radhis.“Maafkan saya,” ucap Ed dengan begitu sopan.Tania dan yang lainnya sedikit merasa bingung sekaligus takut jika mereka sudah salah salah langkah karena melihat kesopanan Ed kepada Radhis.“Ibu, jika memang itu yang ibu inginkan, baiklah.” Ucap Radhis sebelum akhirnya menatap ke arah Ed.
"Rachel. Aku hanya mencoba agar dirimu bisa bersama dengan suamimu, itu saja." Ucap Deon yang sepertinya tulis ingin membantu Rachel."Deon cu–" ucapan Rachel terpaksa terhenti karena dipotong oleh Deon."Kenapa kamu masih saja tidak percaya? Bahkan aku melakukan ini karena aku sayang kepadamu! Dari kita kecil!" Teriak Deon tampak penuh emosi dan perasaan tak tentu.Deon masih menambahkan. "Aku rela mengalah agar kamu bisa bersama dengan suamimu, aku bertujuan membantumu seperti itu, tapi kenapa seolah-olah aku salah disini?!""Deon … maaf…." Ucap Rachel yang sepertinya sedikit demi sedikit mulai luluh."Ibu, biarkan aku mengejar suamiku, tolong." Ucap Rachel merengek kepada ibunya.
"Tidak ada apa-apa," ucap Radhis datar.Ester meletakkan perlengkapan minum teh nya di meja, dengan menatap ke arah Ed dan juga Boas.Dia bingung kenapa kedua orang ini berdiri dan tidak mau duduk."Kenapa kalian masih berdiri?" Tanya Ester."Maafkan kami Nona, akan tetapi kami merasa tidak pantas duduk di samping Tuan muda." Ucap Ed.Ester yang memang adalah orang pengertian segera berkata Radhis."Cepat pindahlah kesini." Ucapnya.Radhis terdiam, dia hanya melihat ke sekeliling dimana Ed dan Boas masih berdiri."Radhis, ayolah. Apa kamu tega membiarkan mereka