“Iya teman,” Ester hanya bisa tertunduk menahan rasa sedih di dalam dirinya.
Jika diijinkan untuk jujur Tentu saja dia ingin memiliki Radhis seutuhnya, Namun dia sadar jika Radhis sangat menyayangi istrinya, yaitu Rachel.
“Maafkan Kakek, jika saja dulu Radhis tetap dalam pengawasan Kakek dari dulu, mungkin kamu tidak akan makan hati seperti ini,” ucap Kakek Zond.
“Tapi, aku berharap kamu masih mau menyayangi Radhis meskipun dia sudah mempunyai istri.” Tambah kakek Zond.
Kakek Zond masih dengan pendapatnya, bahwa tidak masalah untuk orang besar seperti mereka memiliki pasangan lebih dari satu, asumsi itu mengacu kepada, raja yang mempunyai Selir meskipun sudah mempunyai seorang Ratu.
&
Dua hari berselang,Radhis pun sudah bisa pulang, namun tetap dengan harus melakukan cek up rutin, yang tentunya sudah diberikan jadwalnya oleh dokter yang menanganinya.Kini Radhis berjalan keluar dari rumah sakit dengan di temani Ed dan juga Ester, tak lupa Boas juga ada disana.Setelah Radhis sadar kemarin, dan sebelumnya, Ester yang susah untuk menjelaskan, akhirnya Radhis diberitahukan semuanya oleh Boas, terkait apa-apa saja yang sudah terjadi."Kemana kita Tuan?" Tanya Boas kepada atasannya."Kita langsung saja pergi ke Wish Corp." Ucap Radhis.Kini kondisi Radhi memang sudah membaik. Namun tetap saja, sebelumnya lukanya cuku
Dalam perjalanan menuju Wish Corp, Radhis hanya terdiam dan menatap keluar jendela mobil. Perlu diketahui Radhis sengaja tidak menelpon istrinya selama dirinya terbangun dari ketidak sadaran dirinya di rumah sakit. Itu bertujuan untuk memberikan sebuah kejutan kepadanya, namun Radhis juga merasa sedikit ragu, karena dia takut akan merasa kecewa dengan istrinya nantinya, itu karena dia takut jika istrinya sudah tidak lagi perhatian kepadanya demi untuk menuruti Tania, Ibunya.“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Ester yang melihat ekspresi Radhis.Radhis tidak menjawab, dan akhirnya Ester kembali memanggil Radhis.“Radhis!”“Iya? Apa?” tanya Radhi
“Aku tidak menyangka kamu bisa sebegitu pengertian kepada istriku.”Sebuah suara terdengar dari arah pintu yang baru terbuka, dan itu adalah suara Radhis.Rachel segera berdiri, dengan dua tangan bertopang pada meja kerjanya, karena sangat terkejut dengan kedatangan Radhis.“Radhis!” pekik Rachel yang berlari mendekat ke arah Radhis.Disaat yang sama Tania dan Deon juga berdiri dan sama-sama berseru, “Radhis?!”Rachel mengabaikan TAnia dan Deon dan segera berjalan menuju ke arah Rachel, tak lupa juga Rachel bergegas untuk ke arah suaminya.“Rachel! Berhenti!” Ucap Tania.
“Ibu, bukankah ini sedikit keterlaluan untukku?” Tanya Radhis dengan wajahnya yang dingin.Mendengar perkataan Radhis Tania segera menyahut dengan kemarahan, “Keterlaluan katamu?” Teriak Tania.“Tidak ada hal yang namanya keterlaluan masalah perlindungan anak oleh seorang ibu.”Tania mencoba untuk berdalih di hadapan Radhis, Tania menempatkan semua masalah ini seolah-olah, dirinya hanya ingin Rachel tidak berada dalam keadaan berbahaya.“Tante, Tolong tentu berikan kesempatan kepada Rachel, Apa Tante tega melihat Rachel yang sedih seperti itu?”Dean kembali mencoba untuk menarik perha
Tania memang merasa sedikit ada getaran pada dirinya, sebenarnya ada sedikit rasa takut darinya kepada Ed, tetapi Tania masih mencoba untuk tetap tampil berani dengan harapan mendapat dukungan dari Deon.Tidak hanya itu, Tania juga seperti seolah menolak kesadarannya sendiri, tentang siapa Radhis dan juga apa statusnya di Wish Corp.Dia seolah mengabaikan siapa pemilik dari Wish Corp sebenarnya,“Apa yang aku lupakan?”Tanya Tania kepada Ed.Ed yang melihat hal itu seolah tidak percaya akan ada orang yang sangat memalukan seperti Tania. Dia berpikir bahwa Tania sangat memalukan karena Tania seolah tidak mau menerima kenyataan Bahwa Rachel menjadi direktur di Wish Corp karena kebaikan dari Radhis selaku suami yang meny
“Ibu!” Teriak Rachel saat dirinya mendengar apa yang diucapkan oleh Tania.“Bagaimana ibu bisa berbicara seperti it—”“Sudah, tidak apa-apa. Aku akan pergi saat ini, aku akan menunggumu di rumah,” sahut Radhis yang memotong ucapan Rachel.“Apa kau bilang?!” Pekik Tania disaat Radhis selesai berbicara dan baru memutar badannya untuk pergi.“Ada apa lagi Bu?” Radhis menghentikan langkahnya dan memutar badan untuk menatap ke arah Tania.“Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku akan mengizinkanmu untuk pulang ke rumah kami?” Tania berkata dan menatap ke arah Radhis dengan Seringai jahat di bibirnya.
“Berhenti bercanda!” Geram Ed.Dia merasa bahwa Tania sudah salah, itu karena dia mengusir Tuan Mudanya namun masih mencoba untuk meminta rumah yang dibeli oleh Radhis.Radhis menenangkan Ed, Radhis sedikit menarik Ed ke arah belakang di bagian pundaknya.“Tenang lah,” ucap Radhis.“Maafkan saya,” ucap Ed dengan begitu sopan.Tania dan yang lainnya sedikit merasa bingung sekaligus takut jika mereka sudah salah salah langkah karena melihat kesopanan Ed kepada Radhis.“Ibu, jika memang itu yang ibu inginkan, baiklah.” Ucap Radhis sebelum akhirnya menatap ke arah Ed.
"Rachel. Aku hanya mencoba agar dirimu bisa bersama dengan suamimu, itu saja." Ucap Deon yang sepertinya tulis ingin membantu Rachel."Deon cu–" ucapan Rachel terpaksa terhenti karena dipotong oleh Deon."Kenapa kamu masih saja tidak percaya? Bahkan aku melakukan ini karena aku sayang kepadamu! Dari kita kecil!" Teriak Deon tampak penuh emosi dan perasaan tak tentu.Deon masih menambahkan. "Aku rela mengalah agar kamu bisa bersama dengan suamimu, aku bertujuan membantumu seperti itu, tapi kenapa seolah-olah aku salah disini?!""Deon … maaf…." Ucap Rachel yang sepertinya sedikit demi sedikit mulai luluh."Ibu, biarkan aku mengejar suamiku, tolong." Ucap Rachel merengek kepada ibunya.
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia