“Ibu, bukankah ini sedikit keterlaluan untukku?” Tanya Radhis dengan wajahnya yang dingin.
Mendengar perkataan Radhis Tania segera menyahut dengan kemarahan,
“Keterlaluan katamu?” Teriak Tania.“Tidak ada hal yang namanya keterlaluan masalah perlindungan anak oleh seorang ibu.”
Tania mencoba untuk berdalih di hadapan Radhis, Tania menempatkan semua masalah ini seolah-olah, dirinya hanya ingin Rachel tidak berada dalam keadaan berbahaya.
“Tante, Tolong tentu berikan kesempatan kepada Rachel, Apa Tante tega melihat Rachel yang sedih seperti itu?”
Dean kembali mencoba untuk menarik perha
Tania memang merasa sedikit ada getaran pada dirinya, sebenarnya ada sedikit rasa takut darinya kepada Ed, tetapi Tania masih mencoba untuk tetap tampil berani dengan harapan mendapat dukungan dari Deon.Tidak hanya itu, Tania juga seperti seolah menolak kesadarannya sendiri, tentang siapa Radhis dan juga apa statusnya di Wish Corp.Dia seolah mengabaikan siapa pemilik dari Wish Corp sebenarnya,“Apa yang aku lupakan?”Tanya Tania kepada Ed.Ed yang melihat hal itu seolah tidak percaya akan ada orang yang sangat memalukan seperti Tania. Dia berpikir bahwa Tania sangat memalukan karena Tania seolah tidak mau menerima kenyataan Bahwa Rachel menjadi direktur di Wish Corp karena kebaikan dari Radhis selaku suami yang meny
“Ibu!” Teriak Rachel saat dirinya mendengar apa yang diucapkan oleh Tania.“Bagaimana ibu bisa berbicara seperti it—”“Sudah, tidak apa-apa. Aku akan pergi saat ini, aku akan menunggumu di rumah,” sahut Radhis yang memotong ucapan Rachel.“Apa kau bilang?!” Pekik Tania disaat Radhis selesai berbicara dan baru memutar badannya untuk pergi.“Ada apa lagi Bu?” Radhis menghentikan langkahnya dan memutar badan untuk menatap ke arah Tania.“Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku akan mengizinkanmu untuk pulang ke rumah kami?” Tania berkata dan menatap ke arah Radhis dengan Seringai jahat di bibirnya.
“Berhenti bercanda!” Geram Ed.Dia merasa bahwa Tania sudah salah, itu karena dia mengusir Tuan Mudanya namun masih mencoba untuk meminta rumah yang dibeli oleh Radhis.Radhis menenangkan Ed, Radhis sedikit menarik Ed ke arah belakang di bagian pundaknya.“Tenang lah,” ucap Radhis.“Maafkan saya,” ucap Ed dengan begitu sopan.Tania dan yang lainnya sedikit merasa bingung sekaligus takut jika mereka sudah salah salah langkah karena melihat kesopanan Ed kepada Radhis.“Ibu, jika memang itu yang ibu inginkan, baiklah.” Ucap Radhis sebelum akhirnya menatap ke arah Ed.
"Rachel. Aku hanya mencoba agar dirimu bisa bersama dengan suamimu, itu saja." Ucap Deon yang sepertinya tulis ingin membantu Rachel."Deon cu–" ucapan Rachel terpaksa terhenti karena dipotong oleh Deon."Kenapa kamu masih saja tidak percaya? Bahkan aku melakukan ini karena aku sayang kepadamu! Dari kita kecil!" Teriak Deon tampak penuh emosi dan perasaan tak tentu.Deon masih menambahkan. "Aku rela mengalah agar kamu bisa bersama dengan suamimu, aku bertujuan membantumu seperti itu, tapi kenapa seolah-olah aku salah disini?!""Deon … maaf…." Ucap Rachel yang sepertinya sedikit demi sedikit mulai luluh."Ibu, biarkan aku mengejar suamiku, tolong." Ucap Rachel merengek kepada ibunya.
"Tidak ada apa-apa," ucap Radhis datar.Ester meletakkan perlengkapan minum teh nya di meja, dengan menatap ke arah Ed dan juga Boas.Dia bingung kenapa kedua orang ini berdiri dan tidak mau duduk."Kenapa kalian masih berdiri?" Tanya Ester."Maafkan kami Nona, akan tetapi kami merasa tidak pantas duduk di samping Tuan muda." Ucap Ed.Ester yang memang adalah orang pengertian segera berkata Radhis."Cepat pindahlah kesini." Ucapnya.Radhis terdiam, dia hanya melihat ke sekeliling dimana Ed dan Boas masih berdiri."Radhis, ayolah. Apa kamu tega membiarkan mereka
Waktu berlalu. Kini jam sudah menunjukkan pukul 14:00 Radhis akhirnya berpamitan kepada Ester. Radhis berkata kepada Ester bahwa dirinya akan pergi."Apa kamu akan langsung pergi ke Consolatoria Hills?" Tanya Ester.Radhis bingung. Dia merasa tidak asing dengan nama itu tapi dia tidak tahu."Ed? Apa kamu belum memberitahukan semua kepada Tuan Muda?" Kini Ester bertanya kepada Ed."Maaf Nona. Saya belum sempat memberitahukan kepada Tuan Muda.""Jadi begini Tuan …" akhirnya Ed Ackerley menjelaskan semuanya kepada Radhis.Termasuk apa itu Consolatoria Hills.Itu adalah sebuah bukit buatan di tengah pulau Auckland
Tania masuk lebih dulu, dan sebelum Rachel masuk Deon menahannya,"Jika memang perlu, bercerita lah padaku untuk sedikit mengurangi bebanmu," ucap Deon dengan memegang pipi Rachel.Dasarnya Rachel yang sedang dalam kondisi sedih bahkan kalut, membuat dirinya tidak sadar jika Deon berusaha bersikap romantis terhadapnya."Terimakasih, kamu memang teman masa kecilku yang cukup perhatian. Maaf jika beberapa hari ini aku seperti menganggapmu seperti musuh." Jelas Rachel akan status mereka yang dianggap Rachel sebagai salah satu teman baik sejak mereka kecil, bahkan sekarang Rachel seperti menganggap Deon seperti saudara baginya.Kesialan hubungan Rachel dan Radhis masih berlanjut, jikalau tadi Rachel yang melihat Radhis begitu mesra dengan Ester. Kini sebaliknya,
"Kamu cemburu?" Tanya Dere."Siapa yang cemburu kepadanya? Aku masih ingat Bahwa pernikahan kami karena diminta oleh kakek." Jawab Rachel."Benarkah begitu? Aku mendengar bahwa kalian sedang merencanakan untuk memiliki anak, bagaimana dengan Itu?""Ayah…!" Ucap Rachel dengan memukul ayahnya menggunakan bantal tidur."Nak, ingatlah. Sesuatu yang kita lihat, belum tentu benar adanya." Ucap Dere yang kini sudah sangat dewasa ketimbang di masa masih ada nenek Xion dulu."Aku tahu Radhis adalah laki-laki yang baik."Rachel yang mendengar penjelasan dari sang ayah hanya bisa terdiam menunduk berpikir. Apa yang dikatakan oleh ayahnya adalah benar, bahkan Ra