“Itu— itu,”
Ester masih saja bingung, akhirnya Ester mencoba untuk berlari dari keadaan ini.
“Aku akan mencarikan sup untukmu, aku mendengar sup murrel fish bisa mempercepat penyembuhan luka,” ucap Ester yang mencoba untuk mengelak dari pertanyaan Rachel.
Sup Murrel Fish adalah nama latin dari sup ikan gabus, yang dipercaya oleh orang setempat dapat mempercepat penyembuhan luka, bahkan luka dalam.
Setelah mengatakan itu Ester segera meletakkan piring apelnya, setelah itu Ester segera berdiri dan berpamitan untuk mencari sup yang dia bilang tadi.
Disaat itu juga semua orang sudah menghilangkan kecurigaan kepada Radhis.Kini di dalam ambulan Rachel masih setia menemani suaminya, dengan begitu sedih, menangis, Rachel merasa sangat takut jika sampai kondisi Radhis akan semakin parah.Untungnya dalam perjalanan menuju rumah sakit pun, Radhis juga sudah diberikan penanganan pertama, dengan tujuan agar darah berhenti mengalir.Namun dengan itu pun Rachel masih tampak khawatir dengan sang suami.Sementara untuk komplotan B- dan juga yang lain kini sedang diikuti oleh orang-orang dari Ed dengan cara sembunyi-sembunyi.Dapat dipastikan jika memang dari awal tujuan Radhis adalah seperti ini, Mereka memang tampak seolah membiarkan komplotan itu pergi bebas. Namun sebenarnya tuju
Kembali ke tempat Ed Berada saat ini, Dia segera memberikan instruksi kepada anak buahnya agar menjaga Gienis agar tetap disana.“Jika dia melakukan sesuatu, Hajar!”“Siap Tuan!Sesuai dengan perintah!”Beberapa orang dengan tubuh yang sangat tampak kekar itu menjawab dengan serentak kepada Ed Ackerley.Kata-kata seperti itu keluar karena, dia ingin segera menjenguk Tuan mudanya, Namun tetap saja dia tidak mau menjelaskan kepada anak buahnya di hadapan Gienis kemana dia akan pergi saat ini.“Tuan tolong lepaskan! Saya telah menyesal dan saya berjanji tidak akan mengulangi hal seperti ini lagi!&rdq
“Kenapa kau justru minta maaf kepadanya?” tanya Tania yang sepertinya belum merasa puas.Dere yang merasa jika istrinya sedikit keterlaluan. Akhirnya, dia membawa Tania keluar dari ruangan tempat Radhis dirawat,tujuan Dere membawa istrinya keluar hanya mencoba untuk menenangkan istrinya itu.“Lebih baik kau tenangkan dirimu dulu, jangan terbawa emosi.”“Bagaimana aku bisa tenang?” bentak Tania kepada Dere di koridor rumah sakit, tepat di depan pintu ruang perawatan Radhis.Kini, mau tidak mau Rachel dan Ed pun ikut keluar dari ruangan Radhis,“Ibu, jangan teriak-teriak, ini rumah sakit.” ucap Rachel kepada Tania, ibunya.&ldquo
“Tidak apa-apa tuan Dere, saya juga meminta maaf jika dengan bekerjanya menantu tuan untuk saya dapat mengakibatkan hal semacam ini terjadi,” ucap Ed dengan menampilkan ekspresi ketulusan dalam tuturnya.Ed berniat membantu tuan Mudanya dengan mengimbangi drama Radhis, dan sekaligus melimpahkan semuanya kepada dirinya sendiri.“Ibu! lepaskan aku!” ucap Rachel yang mencoba untuk berontak karena pada saat itu masih tetap diseret keluar dari rumah sakit oleh Tania.“Tidak! Ibu tidak akan melepaskanmu!” Ucap Tania dengan tegas.“Untuk apa kau disana? Menemani pecundang tidak berguna itu?” Tania bertanya dengan rasa emosi yang tergambar jelas di setiap penekanan katanya.“Ibu!
Rachel yang melihat itu hanya berusaha untuk menuruti sang ibu, dia tidak ingin keluarganya semakin tercerai berai.Yang ada dipikiran Rachel adalah jika sampai sang ibu benar-benar nekat melakukan hal gila maka dirinya akan semakin kesusahan, sekarang, Radhis yang seperti ini saja sudah cukup membuat Rachel merasa sedih, jika sampai sang ibu nekat melakukan hal gila yang di bicarakan olehnya barusan maka Rachel sudah pasti akan merasa sangat hancur.Mau tidak mau Rachel harus ikut dengan kemauan ibunya, dan dia berpikir akan mencoba untuk menenangkannya dirumah nanti, dan mencoba meminta izin untuk kembali ketempat sang suami.“Nona, mari saya antarkan,”Tania melupakan sesuatu yaitu, adanya Boas. Supir pribadi Rachel, sekaligus orang yang
Kini keesokan harinya, tepat hari minggu. Pagi-pagi buta Rachel sudah terbangun, dan segera mandi serta bersiap-siap untuk pergi.Setelah dia selesai berganti pakaian dan mempersiapkan semuanya, Rachel segera menuju ke mobilnya.Sayangnya ada satu hal yang sangat diluar dugaan, yaitu pintu rumahnya ternyata kini tidak bisa dibuka.“Kenapa Pintu ini tidak bisa dibuka?” ucap Rachel yang sedang bingung dengan memegang gagang pintu rumahnya.“Percuma.”Suara Tania terdengar dari arah belakang Rachel yang sedang berusaha untuk membuka pintu rumahnya.“Ibu?&rdquo
Rachel merasa bingung, karena memang sebelumnya dirinya tidaklah diberitahu oleh Radhis perihal masalah ini.“Kenapa seperti ini?” Rachel bergumam.“Kenapa?” tanya Tania.“Jelas Radhis tidak memberitahumu, karena pecundang itu takut jika kamu akan meninggalkan dirinya, dan dia juga takut jika kamu akan mengetahui seberapa tidak bergunanya dirinya.”Tania mencoba untuk menghasut anak perempuannya.Rachel kini menunduk, dia berpikir dengan keras, kenapa ibunya berkata tentang semua ini, dan jika memang kata-kata ibunya itu adalah sebuah kebenaran, kenapa Radhis seperti itu kepadanya? Itu adalah semua pertanyaan yang ada di dalam pikirannya saat ini.
Waktu semakin berjalan, kini keluarga Mereka sedang asyik sarapan.Dibilang asik sarapan, namun yang menikmati sarapan pagi itu hanyalah Tania saja, sedangkan Rachel putrinya, tampak begitu sedih.Bahkan matanya tampak berkaca-kaca.Tania, tidaklah tidak mengerti tentang hal di depan matanya itu.Namun, dia memilih seolah tidak peduli dengan perasaan yang dirasakan oleh anaknya.Dere sebagai seorang ayah ingin rasanya membantu sang putri. Namun, dirinya sendiri tidak berani untuk langsung menuju ke pokok inti masalah di rumah mereka kali ini.Sebuah urusan dimana istrinya memaksakan kehendak kepada sang putri.Untuk sebuah