“Tidak apa-apa tuan Dere, saya juga meminta maaf jika dengan bekerjanya menantu tuan untuk saya dapat mengakibatkan hal semacam ini terjadi,” ucap Ed dengan menampilkan ekspresi ketulusan dalam tuturnya.
Ed berniat membantu tuan Mudanya dengan mengimbangi drama Radhis, dan sekaligus melimpahkan semuanya kepada dirinya sendiri.
“Ibu! lepaskan aku!” ucap Rachel yang mencoba untuk berontak karena pada saat itu masih tetap diseret keluar dari rumah sakit oleh Tania.
“Tidak! Ibu tidak akan melepaskanmu!” Ucap Tania dengan tegas.
“Untuk apa kau disana? Menemani pecundang tidak berguna itu?” Tania bertanya dengan rasa emosi yang tergambar jelas di setiap penekanan katanya.
“Ibu!
Rachel yang melihat itu hanya berusaha untuk menuruti sang ibu, dia tidak ingin keluarganya semakin tercerai berai.Yang ada dipikiran Rachel adalah jika sampai sang ibu benar-benar nekat melakukan hal gila maka dirinya akan semakin kesusahan, sekarang, Radhis yang seperti ini saja sudah cukup membuat Rachel merasa sedih, jika sampai sang ibu nekat melakukan hal gila yang di bicarakan olehnya barusan maka Rachel sudah pasti akan merasa sangat hancur.Mau tidak mau Rachel harus ikut dengan kemauan ibunya, dan dia berpikir akan mencoba untuk menenangkannya dirumah nanti, dan mencoba meminta izin untuk kembali ketempat sang suami.“Nona, mari saya antarkan,”Tania melupakan sesuatu yaitu, adanya Boas. Supir pribadi Rachel, sekaligus orang yang
Kini keesokan harinya, tepat hari minggu. Pagi-pagi buta Rachel sudah terbangun, dan segera mandi serta bersiap-siap untuk pergi.Setelah dia selesai berganti pakaian dan mempersiapkan semuanya, Rachel segera menuju ke mobilnya.Sayangnya ada satu hal yang sangat diluar dugaan, yaitu pintu rumahnya ternyata kini tidak bisa dibuka.“Kenapa Pintu ini tidak bisa dibuka?” ucap Rachel yang sedang bingung dengan memegang gagang pintu rumahnya.“Percuma.”Suara Tania terdengar dari arah belakang Rachel yang sedang berusaha untuk membuka pintu rumahnya.“Ibu?&rdquo
Rachel merasa bingung, karena memang sebelumnya dirinya tidaklah diberitahu oleh Radhis perihal masalah ini.“Kenapa seperti ini?” Rachel bergumam.“Kenapa?” tanya Tania.“Jelas Radhis tidak memberitahumu, karena pecundang itu takut jika kamu akan meninggalkan dirinya, dan dia juga takut jika kamu akan mengetahui seberapa tidak bergunanya dirinya.”Tania mencoba untuk menghasut anak perempuannya.Rachel kini menunduk, dia berpikir dengan keras, kenapa ibunya berkata tentang semua ini, dan jika memang kata-kata ibunya itu adalah sebuah kebenaran, kenapa Radhis seperti itu kepadanya? Itu adalah semua pertanyaan yang ada di dalam pikirannya saat ini.
Waktu semakin berjalan, kini keluarga Mereka sedang asyik sarapan.Dibilang asik sarapan, namun yang menikmati sarapan pagi itu hanyalah Tania saja, sedangkan Rachel putrinya, tampak begitu sedih.Bahkan matanya tampak berkaca-kaca.Tania, tidaklah tidak mengerti tentang hal di depan matanya itu.Namun, dia memilih seolah tidak peduli dengan perasaan yang dirasakan oleh anaknya.Dere sebagai seorang ayah ingin rasanya membantu sang putri. Namun, dirinya sendiri tidak berani untuk langsung menuju ke pokok inti masalah di rumah mereka kali ini.Sebuah urusan dimana istrinya memaksakan kehendak kepada sang putri.Untuk sebuah
Ester menuliskan pesan kepada Rachel seolah-olah Dirinya belum sempat pergi untuk menjenguk dan melihat kondisi Radhis saat ini.Padahal sebenarnya gini Ester sudah berada di samping Radis yang masih belum sadarkan diri.Ester yang memanglah memiliki rasa sayang terhadap Radhis.Semula dirinya merasa takut kalau sampai tiba-tiba Rachel membuka pintu dan melihat dirinya disana. Namun, setelah membaca Apa pesan yang dikirimkan oleh Rachel di akhirnya mengerti jika kemungkinan besar untuk beberapa saat, atau bahkan beberapa hari kedepan Rachel tidak akan datang ke tempat ini.“Radhis, aku akan berada disini untuk menjaga dirimu,” ucap Ester dengan menggenggam tangan Radhis yang belum sadarkan diri.
Di koridor rumah sakit.Ed yang sedang duduk sendiri di datangi oleh Boas.Disana Boas meminta saran kepada Ed, mengingat pagi itu dirinya sudah tidak diperkenankan untuk menjemput ataupun menjaga Rachel.“Saya merasa bingung tuan.”Ed paham apa yang dimaksudkan oleh Boas, terus terang disini Ed sendiri pun bingung, tentang keputusan apa yang harus diambil olehnya."Jika memang Tuan tahu, tolong bantu saya mencarikan jalan keluar untuk semua masalah ini."“Aku sendiri juga tidak tahu Boas, kita hanya bisa menunggu Tuan muda tersadar.”Yang dibicarakan oleh Ed dan
“Tidak nak Deon, tante sama sekali tidak merasa direpotkan.” Ucap Tania dengan senyum manis, berbeda saat dirinya berbicara dengan menantunya sendiri.“Ibu apa-apaan ibu ini!” ucap Rachel yang semakin merasa kesal kepada ibunya.“Ada apa?” tanya Tania yang bersikap seperti orang bodoh.“Sudahlah, aku mau tidur saja,” ucap Rachel yang mencoba untuk berdiri saat itu juga.“Mau kemana kamu?” tanya tania.“Aku mau masuk kedalam! mau istirahat!” ucap Rachel dengan tegas.Namun disaat itu juga disaat Rachel hendak berjalan tangannya seketika di genggam oleh ibunya.
“Iya, aku mengerti. Aku juga yakin kamu hanya menganggap Rachel sebatas teman, benarkan?” Dere berkata kepada Deon seolah Deon benar-benar akan menuruti apa yang dikatakan olehnya.“Iya benar, Paman.” ucap Deon.“Benar, lagi pula kalian sudah berteman dari kecil kan, jadi tolong kamu juga harus bisa menghargai Rachel yang sudah mempunyai seorang suami,” ucap Dere yang merasa jika Deon seolah memiliki niat tersembunyi untuk mendekati Rachel.“Apa yang kamu katakan?” Tamiya tiba-tiba saja menyambar ucapan Dere.“Kenapa?” Dere Yang merasa bingung akhirnya bertanya kepada istrinya.