Mendengar dukungan Ed terhadap rencana ESter Radhis berpikir sebentar sebelum akhirnya dia menyetujui nya yang ditandai dengan ucapannya, “Jika memang begitu persiapkan besok malam sesuai dengan apa yang baru saja aku dengar.”
“Siap Tuan!” Ed dan Ester menjawabnya dengan begitu tegas secara bersamaan.
Setelah semua dirasa selesai dan rencana juga sudah dipersiapkan Radhis kini mulai meninggalkan kantor Geneve.
Diwaktu yang sama di Wish Corp Rachel dan Alin baru saja selesai berbicara beberapa hal penting terkait proyek yang pernah mereka selesaikan setelah perbincangan penting itu Rachel kini mulai membicarakan beberapa pribadi untuk basa-basi dan mencairkan suasana.
“Semoga untuk proyek yang selanjutnya bisa segera direalisasikan,” uc
Cukup lama Boas dan Rachel berkendara, kini mereka sudah sampai di sebuah butik dengan tulisan “Flower Butik” besar.Selang beberapa saat Rachel turun dari mobil dengan dibukakan pintu oleh Boas, setelah itu tentu saja Rachel segera masuk kedalam Butik itu mengingat jika hari sudah sangat sore.“Selamat sore Nona!” ucap pemilik butik yang waktu itu bertepatan sedang berada disana.Rachel menjawab sambutan dari pemilik butik itu dengan sedikit mengangguk, meskipun Rachel sedikit bingung karena ternyata si pemilik butik masih mengingatnya dengan baik padahal sebelumnya ia hanya kesini satu kali bersama suaminya, itu pun entah sudah berapa lama yang lalu, Rachel sendiri sudah hampir tidak mengingat dengan tepat waktunya.
Setelah Rachel benar-benar memutuskan untuk membeli setelan yang dipilihkan Boas, mereka pergi ke kasir untuk membayarnya.Saat dikasir Rachel kembali dikejutkan oleh pelayanan yang sangat begitu sopan kepadanya, bahkan saat memberikan kantong belanjaan milik Rachel pegawai kasir itu sembari membungkukkan badan dan tersenyum penuh hormat.“Apa Nona mengingat saya?” Rachel penasaran pada sikap kasir tersebut.Pegawai kasir itu tersenyum, “Tentu saja saya ingat, bagaimana mungkin saya melupakan pelanggan terhormat butik ini, Nona muda Zond?” Ia membungkuk lagi saat menyebutkan nama Nona Muda Zond.Rachel merasa bingung, kenapa mereka menyangka Rachel adalah Nona muda Zond, Rachel tahu jika yang mereka maksud adalah keluarga tersohor di Moland.
Radhis yang melihat Boas tampak masih bingung dan ragu seketika menepuk pundak dari orang barunya itu dengan pelan. Namun penuh penekanan.“Sudah ayo kedalam,” lanjut Radhis dengan dengan melenggang berjalan menuju ruang makan.Boas dengan menunduk mengikuti Tuan muda nya itu dari arah belakang, sampai mereka tiba di area meja makan, dan Boas masih hanya berdiri saja sebelum dia diminta untuk duduk oleh Radhis.Dalam hatinya Boas hanya bisa termenung melihat Tuan Mudanya yang begitu ramah bahkan kepada dirinya yang hanya sebagai bawahan tingkat rendah yaitu supir dari Rachel.Kini Rachel sudah hadir di meja makan dan mereka bersama-sama menikmati hidangan yang sudah disediakan oleh Radhis, meskipun Boas merasa canggung dia mencoba untuk tetap ikut menik
Setelah kepergian Boas mereka masih lanjut makan malam, dan Rachel hanya diam menikmati makanannya, begitu juga dengan Radhis.Terlihat disini jika Tania berbeda dari saat Boas berada disana, sekarang Tania lebih diam daripada tadi, mungkin dirinya berpikir jika tidak ada gunanya untuk menyindir Radhis, karena dia merasa tidak ada orang yang akan mendengarkannya dan bahkan terhasut olehnya untuk ikut merendahkan Radhis, meskipun itu tidak akan terjadi jika yang dia hasut adalah orang dari Radhis sendiri, seperti Boas contohnya, dia akan lebih memilih untuk menghindar daripada harus menanggapi orang labil seperti Tania.Kini semua orang sudah selesai makan, termasuk Rachel dan RAdhis, berbeda dengan Tania dan Dere yang langsung pergi ke kamarnya, Radhis masih harus membereskan meja yang selesai mereka pakai untuk makan malam.
“Itu tadi aku belikan untukmu,” ucap Rachel, saat melihat ekspresi kaget di raut wajah suaminya.“Kenapa kamu repot-repot membelikan ini untukku?” tanya Radhis kepada Sang istri yang kini sudah duduk di pinggir tempat tidur tepat berada di samping sampingnya.“Tidak boleh?” Rachel bertanya dengan menunduk dan bibir yang sedikit cemberut seperti seorang anak kecil.Melihat itu Radhis segera meletakkan setelan tadi di atas tempat tidur yang ada dan mendekap tubuh kecil istrinya dengan mesra,“Boleh Istriku, namun apa kamu tidak merasa repot sampai membelikan ku itu?”Rachel masih sama menunduk seperti semula namun kini tangannya mem
Dengan berat hati Deon berjalan menuju ke kamar Sandra untuk memanggilnya, sesuai dengan apa yang diperintahkan Daka kepadanya.Begitu sampai dikamar memang benar jika Sandra, Ibunya sedang tertidur dengan begitu pulas.Kebiasaan Sandra memanglah seperti itu, dia tidak akan bangun jika belum ingin bangun, meskipun itu tengah hari bolong.“Ibu—” ucap Deong dengan sedikit menggoyang-goyangkan badan ibunya yang masih tampak muda itu.“Ibu, Bangun Bu,” Deon mencoba untuk mengulangi ucapannya saat ibunya belum kunjung bangun juga.“Hemm? ada apa?” jawab Sandra yang matanya masih terpejam di atas tempat tidur.
“Jadi bagaimana keadaan mobil istri saya?” Daka bertanya kepada orang utusan dari Manualtomotif yang kini sudah berada di depannya.“Jadi begini Tuan, setelah saya lihat sepertinya Mobil Nyonya harus dibawa ke garasi kami agar supaya hasilnya lebih maksimal lagi,” jawab orang Manualtomotif itu kepada Daka.Daka yang mendengar itu langsung menatap ke Istrinya, “Sudah biarkan mobilmu di bawah oleh mereka.”Setelah berkata seperti itu Daka kembali bertanya kepada orang Manualtomotif, “Untuk semua biaya nya bagaimana?”Jelas saja orang Manualtomotif menjelaskan kepada Daka, Semua sudah di cover oleh orang yang memerintahkan mereka untuk datang. Meskipun belum dibayarkan karena masih harus ada pengecekan kondisi kerusakan,
Sandra seketika merasa jika dukungan dari anaknya tidak akan dia dapatkan. Itu membuatnya berpikir lagi, bagaimana cara agar dia bisa lepas dari amarah suaminya."Kenapa kau membela Ayahmu?! Sudah jelas-jelas dia lebih mementingkan wanita itu! Sampai-sampai aku dimarahi oleh Ayahmu cuma karena aku berkata kasar kepada wanita bernama Ester itu!"Kini Deon mulai mengerti duduk perkaranya saat Ibunya berkata seperti itu. Dan benar saja bukan bersimpati kepada Ibunya, kini Deon justru ikut memberitahu Sandra jika apa yang sudah dia lakukan itu salah.Dengan sedikit halus Deon berkata Ibunya itu, Bahwa Ester adalah wakil direktur perusahaan Geneve, dan seperti yang diketahui oleh semua orang bahwa Geneve bukanlah perusahaan sembarangan, bisa diumpamakan Geneve seolah menjadi induk perusahaan-perusahaan seluruh Auckland.&