Radhis yang melihat Boas tampak masih bingung dan ragu seketika menepuk pundak dari orang barunya itu dengan pelan. Namun penuh penekanan.
“Sudah ayo kedalam,” lanjut Radhis dengan dengan melenggang berjalan menuju ruang makan.
Boas dengan menunduk mengikuti Tuan muda nya itu dari arah belakang, sampai mereka tiba di area meja makan, dan Boas masih hanya berdiri saja sebelum dia diminta untuk duduk oleh Radhis.
Dalam hatinya Boas hanya bisa termenung melihat Tuan Mudanya yang begitu ramah bahkan kepada dirinya yang hanya sebagai bawahan tingkat rendah yaitu supir dari Rachel.
Kini Rachel sudah hadir di meja makan dan mereka bersama-sama menikmati hidangan yang sudah disediakan oleh Radhis, meskipun Boas merasa canggung dia mencoba untuk tetap ikut menik
Setelah kepergian Boas mereka masih lanjut makan malam, dan Rachel hanya diam menikmati makanannya, begitu juga dengan Radhis.Terlihat disini jika Tania berbeda dari saat Boas berada disana, sekarang Tania lebih diam daripada tadi, mungkin dirinya berpikir jika tidak ada gunanya untuk menyindir Radhis, karena dia merasa tidak ada orang yang akan mendengarkannya dan bahkan terhasut olehnya untuk ikut merendahkan Radhis, meskipun itu tidak akan terjadi jika yang dia hasut adalah orang dari Radhis sendiri, seperti Boas contohnya, dia akan lebih memilih untuk menghindar daripada harus menanggapi orang labil seperti Tania.Kini semua orang sudah selesai makan, termasuk Rachel dan RAdhis, berbeda dengan Tania dan Dere yang langsung pergi ke kamarnya, Radhis masih harus membereskan meja yang selesai mereka pakai untuk makan malam.
“Itu tadi aku belikan untukmu,” ucap Rachel, saat melihat ekspresi kaget di raut wajah suaminya.“Kenapa kamu repot-repot membelikan ini untukku?” tanya Radhis kepada Sang istri yang kini sudah duduk di pinggir tempat tidur tepat berada di samping sampingnya.“Tidak boleh?” Rachel bertanya dengan menunduk dan bibir yang sedikit cemberut seperti seorang anak kecil.Melihat itu Radhis segera meletakkan setelan tadi di atas tempat tidur yang ada dan mendekap tubuh kecil istrinya dengan mesra,“Boleh Istriku, namun apa kamu tidak merasa repot sampai membelikan ku itu?”Rachel masih sama menunduk seperti semula namun kini tangannya mem
Dengan berat hati Deon berjalan menuju ke kamar Sandra untuk memanggilnya, sesuai dengan apa yang diperintahkan Daka kepadanya.Begitu sampai dikamar memang benar jika Sandra, Ibunya sedang tertidur dengan begitu pulas.Kebiasaan Sandra memanglah seperti itu, dia tidak akan bangun jika belum ingin bangun, meskipun itu tengah hari bolong.“Ibu—” ucap Deong dengan sedikit menggoyang-goyangkan badan ibunya yang masih tampak muda itu.“Ibu, Bangun Bu,” Deon mencoba untuk mengulangi ucapannya saat ibunya belum kunjung bangun juga.“Hemm? ada apa?” jawab Sandra yang matanya masih terpejam di atas tempat tidur.
“Jadi bagaimana keadaan mobil istri saya?” Daka bertanya kepada orang utusan dari Manualtomotif yang kini sudah berada di depannya.“Jadi begini Tuan, setelah saya lihat sepertinya Mobil Nyonya harus dibawa ke garasi kami agar supaya hasilnya lebih maksimal lagi,” jawab orang Manualtomotif itu kepada Daka.Daka yang mendengar itu langsung menatap ke Istrinya, “Sudah biarkan mobilmu di bawah oleh mereka.”Setelah berkata seperti itu Daka kembali bertanya kepada orang Manualtomotif, “Untuk semua biaya nya bagaimana?”Jelas saja orang Manualtomotif menjelaskan kepada Daka, Semua sudah di cover oleh orang yang memerintahkan mereka untuk datang. Meskipun belum dibayarkan karena masih harus ada pengecekan kondisi kerusakan,
Sandra seketika merasa jika dukungan dari anaknya tidak akan dia dapatkan. Itu membuatnya berpikir lagi, bagaimana cara agar dia bisa lepas dari amarah suaminya."Kenapa kau membela Ayahmu?! Sudah jelas-jelas dia lebih mementingkan wanita itu! Sampai-sampai aku dimarahi oleh Ayahmu cuma karena aku berkata kasar kepada wanita bernama Ester itu!"Kini Deon mulai mengerti duduk perkaranya saat Ibunya berkata seperti itu. Dan benar saja bukan bersimpati kepada Ibunya, kini Deon justru ikut memberitahu Sandra jika apa yang sudah dia lakukan itu salah.Dengan sedikit halus Deon berkata Ibunya itu, Bahwa Ester adalah wakil direktur perusahaan Geneve, dan seperti yang diketahui oleh semua orang bahwa Geneve bukanlah perusahaan sembarangan, bisa diumpamakan Geneve seolah menjadi induk perusahaan-perusahaan seluruh Auckland.&
“Maksud Ibu?” taya Deon yang masih mencoba mencerna apa yang diperintahkan oleh ibunya.“Iya Rebut Rachel dari suaminya, hancurkan rumah tangganya! lalu …” belum selesai Sandra berkata, Daka menyahuti “Tidak perlu kau beritahu! memang itulah yang sedang kami rencanakan!”Disini terlihat jelas terkejutnya Deon tad bukanlah tentang perintah ibunya namun keterkejutan Deon yang ternyata pemikiran Ibunya sama dengan mereka berdua. terang saja Deon jadi semakin bersemangat sekarang, untuk mendapatkan Rachel.Deon yang sebelumnya sudah mendapatkan dukungan dari Ayahnya sekarang menjadi lebih bersemangat karena mendapatkan dukungan dari Ibunya juga, tinggal menjalankan rencana selanjutnya yaitu mencoba untuk mendapatkan perhatian dari Rachel.
Mendapati dirinya yang diabaikan, Tania kini kembali menatap kepada Radhis, dengan menyeringai Tania berkata. “Semoga saja kita bisa cepat pindah dan juga keamanan keluarga kita benar-benar dijamin oleh Ed,” ucapnya.“Ibu tenang saja, Tuan Ed pasti akan menepati janjinya untuk menjaga keamanan keluarga kita dan juga kita akan segera menempati hunian itu, jadi ibu tidak usah khawatir.“Lagian apa-apaan Kau ini?” tanya Dere kepada istrinya yang terhenti sejenak untuk sekedar menenangkan emosinya, “Kita bisa berpindah ke hunian baru saja itu sudah menjadi suatu yang sangat diluar dugaan. Jika di ingat, kita sudah menempati rumah ini sedari kita menikah, sebelum lahirnya Rachel, harusnya kamu bersyukur bisa dapat rumah Baru.” Dere menambahka
"Aeh, ter—se—rah, kamu…"Dengan di ikuti suara lenguhan, Kally seolah-olah lupa apa tujuannya datang kesini. Yang semula ingin membicarakan perihal yang sudah dialami Suaminya dengan Dave waktu itu. Kini Kally menjadi fokus pada rabaan Dave.Sedangkan Dave kini mulai melancarkan aksinya dengan lebih gencar lagi, dengan mulai menciumi pinggang Kally yang ramping dan sintal.Disaat ini sebenarnya di waktu yang sama dan juga di Moland atau Motherland Goma sedang berada di kantornya, pemulihan Dave dan Goma memang lebih cepat Goma hanya menyisakan bekas luka robek di bibir Goma, karena siksaan yang diterima Goma tidaklah separah Dave, itu dikarenakan waktu itu Ester meminta kepada Radhis agar memberikan mereka berdua kesempatan, dan mencoba untuk memaafkan mereka berdua atas apa yang sudah