“Iya ayah, silahkan saja ayah bertanya.” Radhis berkata dengan begitu sopan namun juga dengan itikad yang sangat menunjukan sebuah keseriusan.
“Sebenarnya aku sama sekali tidak meragukan penjelasan yang kau berikan, namun aku ingin bertanya kepadamu, jika memang semua itu benar, kenapa Ed Ackerley sangat peduli dengan orang yang dijadikan supir untuk Rachel? apa benar ini adalah perintah dari Ed Ackerley?”
sebenarnya Dere disini bingung, jika memang Ed Ackerley Kenapa dia begitu kerajinan sampai-sampai mencarikan anaknya supir pribadi sekaligus orang untuk menjaga.
Seperti yang diketahui bahwa sebelumnya yang menjadi sopir Rachel adalah Rocky, Meskipun itu hanya untuk sementara namun termasuk salah satu dari hal yang sungguh mustahil untuk orang biasa terima.
<
Radhis hanya terdiam saat ayah mertuanya bertanya lagi kepadanya terkait dengan kenapa Ed memerintahkan orang untuk menjaga Rachel."Kenapa kau diam?" Dere kembali bertanya kepada menantu yang sudah dia restui itu."Aku…"Radhis kini bingung mencari alasan bagaimana agar supaya ayah mertuanya mengetahui keadaannya dan juga tapi tidak sampai mengetahui siapa Radhis yang sebenarnya."Cepat bilang kepada kami, jika memang Ed yang memerintahkan orang menjaga Rachel, kenapa Ed harus melakukan itu.""Baik Ayah. Aku akan bercerita yang sebenarnya kepada Ayah." Radhis dengan raut wajah yang begitu serius berkata kepada sang ayah mertuanya.Mendapat jawaban seperti
“Bagaimana ini Radhis?” Tania masih saja berusaha untuk membuat Radhis merasa tertekan.“Jika memang sudah seperti ini bagaimana jika terjadi apa-apa dengan Anakku!” Tania berkata lagi seolah memusuhi Radhis namun sebenarnya dia hanya ingin sesuatu yang lebih, ibaratnya dia berharap Radhis merasa bersalah dan memberikan sesuatu kepada dirinya.sementara Dere hanya terdiam, dia mencoba untuk berpikir apa yang sudah di bilang oleh Radhis yaitu bahwa jika menantunya itu tidak membantu Ed Ackerley mungkin sekarang mereka sudah menjadi gelandangan.Sementara Tania masih mencoba untuk memberikan tekanan kepada Radhis, “Radhis!” bentak Tania.“Iya Bu.” Jawab Radhis yang saat itu sebenarny
Mendapati dirinya di beritahu seperti itu oleh Suaminya, Tania hanya bisa terdiam da menunduk.Dia tahu jika suaminya seperti itu tandanya jika Suaminya sudah sangat marah.Tania bisa saja protes jika saat suaminya membentaknya, namun jika suaminya sudah menatap seperti itu maka dia tidak berani memberontak karena dia tahu jika suaminya seperti itu tandanya adalah suaminya sangat berbahaya, atau bisa dibilang suaminya kini sangat marah kepadanya.Sementara itu Radhis hanya bisa terdiam melihat ayah dan ibu mertuanya.dia terdiam melihat mereka berdua yang kini sedang saling menekan satu sama lain, lebih tepatnya sang ayah mertua yang menekan Tania, yaitu ibu mertuanya.Sampai akhirnya Radhis buka suara, “Tuan Ed memang bilang ada kemungkinan yang mendapatkan ancaman
sementara itu kini RAchel sudah sampai di kantornya dengan selamat dan diantarkan oleh Boaz supir barunya.“Terima kasih,” Ucap Rachel kepada Boaz yang baru saja membukakan pintu mobil untuk dia turun.“Siap Nona, saya mohon izin untuk berjaga di sekitar kantor sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh Tuan Ed.”“Silakan dan jika ada keperluan kau bisa menghubungi sekretarisku.”“Baik Nona.”Setelah itu kini Rachel memasuki kantornya untuk melakukan pekerjaan nya. Sementara Boaz Berjaga di sekitar kantor dan di sekeliling Rachel untuk menjaga keamanan Rachel tentunya.Setelah cukup lama Boaz Berkeliling di sekitar kantor
disaat Radhis pergi menuju ke tempat Ed ternyata di waktu yang sama orang-orang suruhan laki-laki misterius itu kini sedang menyelesaikan urusan mereka masing-masing.beberapa orang dengan kode nama “B,” “C2 dan juga 3” sedang berbicara dengan laki-laki dengan tampilan usia yang sedikit tua.Tidak begitu jelas siapa laki-laki tua itu, karena kini mereka berbincang dengan berhadapan dan juga yang tampak kini hanya sebuah punggung yang tampak sedikit berumur namun suaranya masih menunjukkan jika dia menunjukan dirinya bekas dari orang yang berwibawa.“Jadi seperti itu, jika kau mau membantuku kau juga akan sama-sama bisa membalaskan dendammu atas anak tersayang-mu kepada laki-laki itu.”“Benarkah kalian akan membantuku
Bertepatan saat Ester meninggalkan ruangan Radhis, disaat yang sama ternyata seperti apa yang dibilang oleh Radhis kepada Ester di awal, jika memang dirinya kini sudah berjanji bertemu dengan Ed di sana.dan itu sangatlah pas, karena disaat Ester membuka pintu untuk pergi disaat yang sama Ed akan memasuki ruangan Radhis. bahkan kini Ed dalam posisi yang akan mengetuk ruangan Radhis.“Tuan Ed?” ucap Ester yang melihat Ed ada di luar pintu ruangan Radhis dalam posisi mengangkat satu tangan seperti orang kebanyakan yang sedang ingin mengetuk pintu.“Selamat pagi menjelang siang Nona,” Ed berkata dengan ekspresi yang sedikit kaku dan seperti orang yang sedang tekanan.“Siang? ini baru saja 9:30 Tuan,” ucap Ester yang menimpali ucapan
“Jika memang bukan hanya itu, lantas apa lagi tuan?” tanya Ed lagi kepada Radhis.“Alasannya adalah, aku berpikir jika mungkin saja mereka masih mengawasi kita di depan kantor ini,” ucap Radhis kepada Ed lagi.“Saya mengerti Tuan. Jadi Tuan tidak ingin mereka tahu, jika kita sudah mengetahui jika mereka mengirimkan Bom kepada kita.”“Iya kali benar, jadi aku ingin mereka berpikir jika kita masih belum tahu jika kita sudah mendapatkan bom yang mereka letakkan,” ucap Radhis dengan menyatukan jarinya dan menjadikannya sebagai penopang dagu.Ed jadi semakin sadar jika Tuan Mudanya kini semakin berkembang, dia merasa jika pemikiran dari Tuan mudanya kini menjadi lebih tajam, dan berkat itu Ed semakin kagum deng
“Mungkin yang aku inginkan saat ini adalah sebuah Villa atau tempat tinggal yang cukup besar lainnya sejenis itu,” ucap Radhis kepada Ed dengan tatapan orang yang yang sedang penuh pertimbangan.“Jika memang begitu aku ada saran lagi untuk tuan.”Belum selesai Ed berkata Radhis kembali memotong ucapan Ed, “Tapi ingat, sebelum kau memberikan saran kepadaku aku ingin tempat itu tidak jauh-jauh dari sini, karena kau tahu jika istriku adalah penggila kerja, aku tidak ingin dia berkendara malam terlalu jauh saat dia ingin lembur atau mungkin saat dia ada pertemuan dengan klien,” jelas Radhis kepada Ed.“Iya Tuan Muda, saya paham akan itu,” ucap Ed dalam sikap yang sangat serius.“Terimakasih jika kamu sudah paham, jadi ada