Mendapati Dave berbicara seperti itu kepadanya Ester hanya terdiam, karena dia bingung antara memberinya maaf atau tidak.
Melihat Dave seperti itu Ester sebenarnya sudah tidak tega, namun jika dia mengingat perlakuan Dave kepadanya itu cukup membuat dirinya sakit hati.
“Nona.. saya mohon nona... maafkan saya nona”, ucap Dave lagi yang masih merengek seperti anak kecil yang ketakutan.
“Nona..”, ucap Dave lagi yang merasa Ester mengabaikannya.
“Nona tolong maafkan saya”, ucap Dave lagi yang kini mencoba untuk mendekat ke arah Ester karena sedari tadi Ester mengabaikan dirinya.
“Berhenti”, ucap Ester yang tidak mau didekati oleh Dave.
Mendengar Ester berteriak seperti itu, Rocky mendekat ke arah Dave untuk memberi Dave pelajaran, tapi sebelum Rocky benar-benar memberikan pelajaran kepada Dave Ester buru-buru mengehntikannya,
“Sudah cukup Tuan!”, ucap Ester kepada Rocky.
“Kau!!, sampai kapan kau mau memungkiri apa yang sudah kau lakukan?”, ucap Radhis kepada Goma dengan tatapannya yang sudah mulai berubah menjadi tajam dan seolah siap menghapuskan Goma dari dunia ini.“Baik-baik tuan saya akan berbicara jujur kepada semuanya”, ucap Goma yang akhirnya dengan bersujud di dekat kaki Radhis.“Cepat bilang, kenapa kau melakukan ini kepada Ester?”, ucap Radhis lagi dengan merendahkan posisinya dari berdiri menjadi bertumpu satu lutut.“Memang saya yang emmerintahkan Dave untuk mencari orang terbaik untuk membawa Ester kembali ke Moland tuan, dan saya juga yang di awal mengirimkan orang untuk menculiknya di awal, tapi sampai sekarang mereka tidak kembali”, ucap Goma lagi, yang sebenarny atahu jika orang-orang yang dia kirimkan di awal sudah hilang dari dunia itu.“Saya butuh Ester kembali agar dia mau menyerahkan haknya atas Esfor kepada saya”, ucap Goma lag
“Kakek, mari kita pulang”, ucap Radhis yang menghadap ke arah kakeknya,“Apa urusan disini benar-benar sudah berakhir seperti ini?”, tanya kakek Zond memastikan.“Sudah Kek, karena Ester sudah memaafkan mereka jadi aku tidak punya hak untuk bertindak lenbih jauh lagi”, ucap Radhis.“Ester, aku tanya sekali lagi, apa kamu benar-benar akan melepaskan mereka berdua?”, tanya kakek Zond ingin memastikan keinginan Ester.“Sudah Kek.. menurut saya ini sudah lebih cukup untuk mereka”, ucap Ester dengan membungkuk kepada kakek Zond.“Baik kalau begitu”, ucap kakek Zond.Setelah kakek Zond setuju untuk pergi dari sana Radhis menghadap kepada arah Ed dan berkata, “Ed, tolong siapkan tempat untuk aku kita”, ucap Radhis kepada Ed.“Baik Tuan, Saya sudah mempersiapkan semua untuk Tuan”, ucap dengan membungkuk kearah Radhis.“Bagus jika begit
“Nona”, ucap Ed.“Iya Ed?”, tanya Ester, karena bagaimanapun sebenarnya status Ester lebih tinggi dari Ed.“Bagaimana pendapat nona tentang tuan muda?”, tanya Ed yang takut Ester bersikap extream karena Ed tau jika ada Rachel yang menjadi istri Radhis.“Aku tidak tahu Ed, karena aku juga berteman baik dengan Rachel sekarang” ucap Ester.“Aku tidak mau ikut campur masalah nona, tapi saranku tolong jika memang nona ingin bersama dengan Tuan muda, gunakan cara yang bersih”, ucap Ed lagi.“Iya Ed aku paham”, ucap Ester,“Biarkan aku meyakinkan Diriku dulu”, ucap Ester lagi.“Iya nona, maaf jika aku bertanya yang kelewat batas kepada nona”, ucap Ed lagi.Akhirnya kini mereka semua terdiam sampai akhirnya berhenti di depan suatu hotel besar, dengan tulisan Ackerley disana.Hotel ini adalah milik keluarga Ackerley, keluarga Ed, jadi
“Jadi bilang kepadaku apa yang terajadi sebenarnya?”, tanya Kally kepada sang suami.Goma yang mendapat pertanyaan dari Kally hanya manatap keluar jendela,“Semuanya hancur berantakan”, ucap Goma.“Apa maksutmu?” tanya Kally yang mencoba memahami perkataan suaminya.“Semua sebelumnya berjalan dengan lancar”,“Terus kenapa kau bilang semuanya berantakan?” tanya Kally.“Iya memang semuanya berjalan lancar, orang yang dikirim oleh Goma juga datang dengan Ester seperti yang di harapkan”, ucap Goma yang berhenti sejenak.“Terus?”, tanya Kally lagi.“Semua hancur berantakan, saat cucu”, ucap Goma yang kemudian sadar kalau sudah di peringatkan oleh Radhis untuk tidak bercerita kepada siapapun.“Cucu?”, tanya Kally yang penasaran siapa ayng dimaksutkan.“Tidak, maksutku Tuan Zond datang”, ucap Goma d
“Lantas apa yang harus kita lakukan istriku?”, tanya Goma.“Kita harus membuat semua ini batal!”, ucap Kally dengan tegas dan yakin.“Iya. Tapi bagaimana caranya?!”, tanya Goma lagi.“Sudah tenang saja, aku akan membantumu berpikir nanti, yang penting kita harus merawatmu dulu kerumah sakit”, ycap Kally.“Tidak!!, aku tidak mau kerumah sakit”. Ucap Goma lagi yang menolak di bawah kerumah sakit.“Iya sudah kalau begitu kita langsugn pulang nanti biar aku panggilkan Suster untuk merawatmu”, ucap Kally.“Tapi lebih baik kita pura-pura tidak tahu dulu di depan Ayah”, ucap Kally mengintruksi suaminya,Jika dibandinkan dengan Goma memang Kally jauh lebih pintar dan licik.Dia selalu memiliki ide-ide yang akan menguntungkannya.“Aku juga paham jika tentang itu”, ucap Goma lagi menjawab intruksi dari istrinya.“Kalau begi
“Tidak Tuan!!”, ucap Semua orang itu seperti sedang dipandu oleh seorang dirijen.“Tidak seperti itu Tuan”,ucap pemimpin kelompok buru buru meluruskan salah paham antara mereka dan Radhis.“Ini terlalu banyak untuk kami tuan”, ucap pemimpin itu.“Kalian tenang saja, semua sudah aku perhitungkan sendiri”, ucap Radhis.“Tapi Tuan”, ucap pemimpin kelompok itu lagi.“Sudah, lebih baik kalian menuruti dan menerima apa yang ingin di lakukan oleh Tuan Muda”, ucap Rocky yang kemudian berusaha memberikan mereka penjelasan sebagai senior dalam hal pengabdian kepada Radhis.“Baik, Tuan......”, ucap pemimpin kelompok itu yang belum tau betul siapa nama dari orang berbicara kepadanya.“Rocky”, ucap Rocky dengan penuh wibawah sebagai senior.“Baik Tuan Rocky”, ucap pemimpin kelompok itu lagi dengan membungkuk kepadanya, di ikuti
“Ehh.. Kamu bisa keluar sekarang”, ucap Rachel kepada Sekretarisnya.“Baik bu”, ucap Sekretarisnya kepada Rachel.“Saya permisi dulu Tuan”, ucap Sekretaris itu kepada pemuda bernama Deon itu.“Baik terimakasih nona”, ucap laki-laik yang dipanggi Deon oleh Rachel.Setelah Sekretaris itu benar-benar keluar, Rachel segera berdiri dari tempat duduknya, dan berjalan menuju sofa di ruangannya.“Silahkan duduk”, ucap Rachel dengan penuh semangat.“Terimakasih”, ucap Deon.“Aku kira kamu tak akan mengingatku”, ucap Deon menambahkan.“Bagaimana aku bisa lupa kepadamu”, ucap Rachel.“Kita sudah berteman sudah lama sedari kita kecil”, ucap Rachel kepada Deon.“Iya kamu benar”, ucap Deon.Disini diketahui jika Deon adalah teman semasa kecilnya Rachel, mereka tumbuh bersama sampai sekolah menengah
“Yahhh.. sudah dimatikan”, gerutu Radchel dengan wajah lucunya.“Padahal aku belum bilang tetang Deon kepadanya”, ucap Rachel dengan menaruh ponselnya kembali keatas meja.“Biarlah kapan-kapan saja aku akan bilang kepada Radhis”, ucap Rachel lagi yang selanjutnya mengerjakan pekerjaannya.Di siang itu semua orang melakukan aktifitas masing-masing,Radhis sedang beristirahat di suatu hotel keluarga Ackerley, Ester juga demikian, setelah apa yang dia lalui, kini dia sedang beristirahat tertidur dengan nyenyak.Tidak berasa kini sudah waktunya orang pulang dari pekerjaannya, sementara Rachel yang baru saja menyelesaikan semua pekerjaannya kini sedang merapikan meja kantornya,.Semua berkas dia kumpulkan pada satu tempat, di sela-sela dia menata berkasnya ponselnya berdering,“Hallo Rachel” ucap Deon yang meneleponnya.“Iya Deon, aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku, dan aku ba