“Iya Bu,aku mengaku salah”, ucap Marot dengan pasrah saat dia dimarahi oleh ibunya.
“Mari nona, kita sama-sama mengecek apakah semua benar-benar siap atau belum”, ucap nenek Xion yang menghadap kepada Lisa, kemudian nenek Xion masih melanjtkan perkataanya dengan melirik kepada Marot, “Abaikan saja ayahnya Sea yang tak berguna ini” ucap nenek Xion kepada Lisa tanpa bisa menyaring ucapannya.
“Tolong Nyonya jangan berkata seperti itu, bagaimanapun juga Tuan Marot adalah Ayah dari Sea, dan akan menjadi besan saya”, ucap Lisa dengan melirik genit ke arah Marot.
“Sudah, mari nona dan Nyonya biar saja lanjutkan menjelaskan”, ucap si enyelenggara yang sedari tadi sebenarnya sudah menjelaskan kepada nenek Xion dan Marot, tapi harus mengulangi semua penjelasanya karena sekarang ada Lisa disana.
Sudah cukup lama mereka berkeliling dan kini sudah dapat dipastikan bahwa semua sudah benar benar siap dan dipast
Siang ini, diwaktu yang sama saat Marot, nenek Xion dan Lisa menuju kediaman wish , Rachel sedang membereskan sisa-sisa pekerjaannya.Berkas-berkas kini berserakan di meja kerjanya mulai dia rapikan satu-persatu,“Huhhh... disaat semua sibuk dengan mempersiapkan kebahagiaan, aku harus mengurusi lembaran-lembaran kertas ini”, omel Rachel yang kemudian berucap kembali, “Aku kan juga ingin berduaan dengan suamiku”.“Hahhhh.. apa sih yang aku pikirkan”, celetuk Rachel mengerutu dirinya sendiri.“Aku yang memilih berkarir, dan bahkan suamiku mengupayakan perusahaan ini untukku, belum lagi bahkan suamiku rela mengalah tidak meminta keturunan terlebih dahulu agar aku bisa menggapai karirku”, ucap Rachel yang berhenti beraktifitas sejenak.“Aku harus berjuang demi semuanya yang sudah kami upayakan”, ucap Rachel yang berhasil mengupayakan semangatnya sendiri lagi.Kini saat dia kembali melan
Sementara itu Radhis yang tadi disuruh untuk membeli hadiah oleh istrinya kini sudah mendapatkan apa yang dia cari, kini dia membawa kotak kecil yang terbuat dari kaca, dan isinya dapat dilihat yaitu sebuah kalung dengan linotin dari berlian, tak lupa kotak itu juga dihiasi dengan pita melingkar menambah kesan mewah.“Darimana?” tanya Dere kapada Radhis.“Ini Ayah, aku barusaja membeli hadiah untuk kita bawah nanti”, jawab Radhis kepada ayahnya.“Kenapa kamu tadi tidak bilang, aku akan ikut jika kamu bilang, aku juga ingin membelikan hadiah untuk mereka”, ucap Dere yang sedikit kecewa.“Ayah tenang saja, di mobil ada hadiah yang bisa di bawah oleh Ayah dan Ibu”, ucap Radhis.“Oh benarkah?”, tanya Dere kepada menantunya itu.“Iya ayah, iya sudah aku masuk dulu”, lanjut Radhis berpamitan kepada Ayahnya untuk masuk kedalam kamarnya.Di dalam kamar dia menelepon Istri
“Iya sudah kamu telepon dulu Tuan Ed”, ucap Rachel yang seolah tak ingin telepon itu dimatikan.“Baik lah kalau begitu sekalian kita bertemu di Tempat resepsi”, ucap Ester kepada Rachel, yang kemudian “Sampai nanti”, dan menutup teleponnya.“Suami ku tadi menelepon, ada apa dia meneleponku?” ucap Rachel sendiri saat menggapai ponselnya, dan melihat kelayar ponsel.“Halo Suamiku?”, ucap Rachel saat telepon dengan suaminya tersambung,“Iya, aku tadi meneleponmu, tapi kamu sepertinya sedang menelepon orang jadi aku menundanya”, ucap Radhis.“Iya, tadi Ester menelepon ku jadi aku suruh temani saja dia aku bekerja, sambil ngobrol-ngobrol lewat telepon”, ucap Rachel dengan polos kepada Radhis.“Iya.. tidak apa-apa, tapi pastikan pekerjaanmu selesai dengan baik”,ucap Radhis memperingatkan IStrinya dengan halus.“Siap pak pemilik perusahaan!&
Rachel kini yang tadi masih bekerja sudah pulang, tepat pukul 3 dia berada dirumah, “Kamu baru sampai Istriku?”, tanya Radhis yang masih menggunakan celemek dan membawa sebuah Sapu.“Iya...”, ucap Rachel yang memandangi suaminya.“Kenapa?”, tanya Radhis yang sedikit bingung karena dilihat terus menerus oleh Istrinya.“Kamu belum siap-siap?”, tanya Rachel.“Iya aku masih harus beres-beres rumah”, jawab Radhis masih dengan menyapu rumah itu.“Biar Aku yang mengerjakan kamu mandi saja dulu”, ucap Rachel yang berusahan untuk mengambil sapu di tagan Radhis.“Tidak-tidak... sudah kamu saja dulu yang mandi”, ucap Radhis yang menarik sapu di tangannya menjauh dari Rachel.“Kenapa?, sudah kamu saja dulu”, ucap Rachel yang masih mencoba untuk merebut sapu di tangan Radhis.“Tida, tidak, tidak.. Kamu saja dulu, aku gak mau jika aku
“Radhis kemarin mengeluarkan uang 7 juta untuk membeli gaun kita dan stelan yang dia pakai juga Ayah”, suara Rachel menyahuti dari arah belakang.“tu, ju, ju, ta,?” tanya Tania sambil menoleh kearah Rachel dan semakin terngangah.“Rachel.. kamu cantik sekali?”, ucap Tania, yang didengar oleh Dere, dan tentu saja membuat Dere penasaran dan menoleh kearah Rachel.“Ini benar anakku?”, ucap Dere yang kaget melihat putrinya yang begitu cantik dipadu dengan Gaun yang sangat mewah.“Ayah kenapa?” tanya Rchel yang melihat ayahnya begitu kaget.“Anakku begitu tampak menawan..”, ucap Dere.“Ayah...” ucap Rachel sambil menahan malu.“Suamiku kanapa kamu terdiam?”, ucap Rachel yang sambil menatap ke Radhis.“Hah?”, ucap Radhis yang kaget karena dipanggil oleh Rachel.“Seperti kata Ayah dan Ibu, kamu terlihat sangat canti
“Iya selamat malam”, jawab nenek Xion dengan begitu jutek karena dia masih belum bisa menerima Radhis.“Tolong jangan bikin malu aku untuk malam ini”, ucap nenek Xion lagi kepada Radhis.“Iya nek”, ucap Radhis dengan senyum penuh arti kepada nenek Xion.Dan disini Jhon yang berada disamping Sea ikut menerima tamu yang datang dia begitu terpanah melihat Rachel, melihat wanita yang sangat cantik anggun mempesona, selain itu saat dia menatap ke arah Radhis seketika mukanya diliputi amarah, kenapa oran gseperti Radhis bisa seberuntung ini mendapatkan Istri seperti Rachel.“Selamat datang”, ucap Jhon yang mencoba membuka pembicaraan dengan Rachel.“Iya terimakasih”, ucap Radhis menjawab.“Aku tak berbicara kepadamu!”, ucap Jhon seolah penuh emosi.Melihat sikap Jhon kepada Rachel dan Radhis, Ester langsung mengambil tindakan,“Eachel kamu sanga
“Jhon bisa kamu bawah temanmu ini pergi dari sini?”, ucap Radhis kepada Jhon.“Diam, aku tahu mana yang baik dan buruk, kau tidak perlu mengajariku”, ucap Jhon yang justru berkata kasar kepada Radhis.“Sudah teman-teman tinggalkan dia sendiri”, ucap Jhon kepada Teman-temannya.“Siapa dia berani memerintahmu?”,ucap Dari salah satu orang tadi yang melihat Jhon di perintah-perintah oleh Radhis.“Sudah, nanti saja, aku tak mau karena hal seperti ini acaraku jadi berantakan”, ucap Jhon kepada temannya.“Tuan, bisa tuan meningalkan tempat ini sekarang?”, ucap Ed dengan bersikap sedikit sopan.“Tuan Ed?”, ucap laki-laki itu.“Iya ini saya Ed Ackerley”, ucap Ed dengan raut mukanya yang datar membuat kesan wibawahnya.“Tuan Ed mari bergabung bersama kami”, ucap laki-laki itu.“Maaf nak, tapi Tuan Ed harus bersama saya
“Hei!!!!!!, Kalian!!!!! Hentikan video ini!!!!” teriak nenek Xion kepada pegawai hotel yang ada disana, termasuk para staf W.O.Segera roang orang itu langsung sibuk untuk mematikan proyektor yang menayangkan video itu.“Berhenti!!”, ucap Jhon kepada mereka.“Jhon kenapa?!!” ucap nenek Xion kepada Jhon.“Sebentar!! Aku ingin lihat!!”, ucap Jhon kepada nenek Xion.“Sayang, aku bisa menjelaskannya”, ucap Sea kepada Jhon.Disini Jhon mengabaikan Sea dia hanya melihat Video itu, mencoba mencari tau siapa laki-laki itu.“Oh sekarang aku paham!!”, ucap Jhon dengan keras.“Hoi Jhon calon istrimu sexy, dadanya begitu menggoda!”, ucap teman-teman Jhon yang di awal tadi menghina Radhis.“Bruak!!”, suara Proyektor yang dilempar kursi oleh nenek Xion.“Bubar!!” teriak nenek Xion.“Keluar kalian semua!