“Siap Bu”, ucap Security itu yang menarik pramuniaga senior yang masih saja berteriak meminta maaf itu keluar dari butik.
“Saya benar-benar minta maaf Tuan, saya tadi masih didalam karena ada yang masih saya urus, itu pun tadi jika bukan karena saya sedang istirahat, saya tak akan teriakan wanita tadi yang memanggil nama Tuan”, jelas Vey dengan membungkuk kepada Radhis.
“Sudah, tidak apa-apa”, ucap Radhis dengan santainya.
“Nona, Nona tak akan membatalkan pengerjaan gaun kami kan?”, tanya Sea kepada Vey.
“Tergantung dari etikat baik kalian”, ucap Vey yang tampak begitu jengkel.
“Sudah-sudah, Nona, tolong kerjakan saja gaun mereka, dan sebenarnya wanita ini juga adalah sepupu saya”, ucap Rachel.
“Oh benarkah nona!?”, tanya Vey dengan senang, karena dia adalah sepupu istri dari tuan Radhis, maka kami akan melayani sebaik mungkin”,
Mendengar i
Sementara itu di waktu yang sama yaitu hampir jam 11 siang, Rachel dan Radhis yang berada di mobil untuk pulang tiba tiba Radhis berbelok ke sebuah restoran.“Suamiku,. Ini?”, tanya Radchel yang ta mengetahui rencana Radhis.“Iya,. Ingat kemarin aku bilang kepadamu bahwa aku akan mengajakmu makan siang berdua jika kamu ada waktu”, ucap Radhis kepada Istrinya.“Ayo kita turun”, tambah Radhis.“Iya,.”, ucap Rachel dengan begitu manis dan manja.Kini mereka sudah turun dan memasuki restoran setelah duduk dan memesan makanan sampai makanan sudah di hidangkan dan kini mereka makan berhadapan berdua penuh dengan keromantisan.“Terimakasih ya”, ucap Rachel kepada suaminya yang kini sedang duduk didepannya asik menyantap maknan.“Terimakasih?”, tanya Radhis bingung.“Iya,. Kamu sudah menemani aku makan siang seperti apa yagng aku inginkan”, jawab Rachel
Stelah makan siang itu Rachel dan Radhis segera pulang, namun belum sampai mereka dirumah Ed menelepon Radhis.“Tuan, apa saya mengganggu?”, tanya Ed dar seberang telepon.“Oh,. Tuan Ed, ada yang bisa saya bantu?”, tanya Radhis kepadanya.Seolah mengerti Ed langsung menjawab, “Saya ada sebuah kepentingan yang harus saya bicarakan, kapan sekiranya tuan ada waktu?”.Radhis tak langsung menjawab pertanyaan itu, justru Radhis sekarang menghadap Istrinya yang sedang duduk di sampingnya, “Istriku, sepertinya Tuan Ed ingin bertemu dengan ku, apa sebaiknya kita kesana sekarang, sekalian kita jalan-jalan”.“Oh, baiklah kalau begitu, mumpung aku ambil libur juga”, ucap Rachel yang selah senang karena bisa keluar dengan Radhis keberbagai tempat, meskipun itu sebenarnya bukan tempat untuk berlibur.“Iya kalau memang begitu, sebentar”, jawab Radhis kepada Istrinya yang kemudian dia k
“Ngomong-ngomong, apa yang nona Rachel lakukan disini?”, tanya Alin yang sedarri tadi belum menanyakan tentang keberadaan Rachel disana.“Oh ini, saya sedang mengantarkan suami saya”, ucap Rachel.“Tuan Radhis?”, tanya Alin yang terlihat begitu bersemangat, sampai kemudian dia sadar jika didepannya kini sedang berdiri Rachel, Istri Radhis.“Maaf nona, saya serig mendengar tentang Tuan Radhis dari Tuan Ed makanya saya sedikit bersemangat”, elak Alin yang takut Rachel curiga.“Benarkah begitu?”, tanya Rachel yang juga sangat penasaran tentang suaminya.“Iya nona, kata Tuan Ed suami nona adalah seorang laki-laki yang sangat perduli terahadap pasangannya, sampai-sampai Tuan Radhis meminta Tuan Ed untuk mengambil alih Wish Corp untuk nona’, terang Alin agar Rachel tak curiga.“Iya nona, itu memang benar, dan sekarang saya sangat bersukur bisa mempunyai seorang Sua
“Kamu memang tak pernah mengecewakan saya Ed, saya bangga kepadamu”, ucap Radhis lagi kepada Ed.“Terimakasih atas pujiannya, terus apa yang harus saya lakukan tuan”,“Minta mereka menyiapkan proyektor dan screen yang begitu besar, dan nanti kamu yang urus selanjutnya, tapi tunggu petunjuk dariku”, jelas Radhis.“Siap Tuan, saya mengerti”, ucap Ed dengan begitu hormat kepada tuannya.“Sepertinya ini cukup, aku akan kembali kepada Istriku untuk pulang”, ucap Radhis dengan berdiri.“Tuan tak perlu buru-buru, sekarang nona Rachel berada di ruangan Deluxe Diamond, dan itu adalah ruangn kusus untuk tuan”, ucap Ed.“Untuk ku?” tanya Radhis.“Benar Tuan, bukannya kami berniat tidak sopan, tapi itu adalah sebuah kamar kelas atas kusus untuk untuk tuan, saya menjamin tak ada yang akan menggunakan kamar itu selain tuan, jadi jika Tuan ingin berkunjung atau
“Baiklah kalau begitu, biar nanti aku bilang kepada Ibumu”, ucap Dere kepada anak kesayangannya.“Iya ayah”, yang kemudian Rachel menutup teleponnya.Setelahnya Rachel menghadap kepada Radhis, seolah paham Radhis mendekatkan dirinya kepada Rachel dan memeluk erat Istrinya, “Sekarnag kita tak perlu menahan sayang” ucap Radhis yang menjadikan mereka terbakar gairah yang membara dan kini mereka berdua langsung bergumul dengan begitu panas.Sementara itu Sea dan Jhon yang sampai di Rumah kini sedang duduk di kursi ruang tamu bersama keluarga Sea yang lain.“Bagaimana dengan fitting gaunnya?”, tanya nenek Xion kepada Sea.“Semua berjalan lancar Nek meskipun ada sedikit hal yang membuat au jengkel”, ucap Sea.“Kenapa?, apa mereka tidak sopan kepadmu?” tanya nenek Xion lag kepada cucunya.“Bukan itu”, jawab Sea dengan muka asam.“Lantas kenapa?&r
“Haachhiiii!!!”, Racel terbersin.Rachel berada disebelah Radhis, mereka berpelukan begitu erat dengan tanpa ada sehelai benang yang menempel di tubuh mereka, dengan keringat yang begitu melimpah seolah baru selesai lari maraton.“Sepertinya ada yang sedang membicarakanku”, ucap Rachel dengan menggosok-gosok hidungnya.“Mungkin Ayah atau Ibu sedang membicarakanmu”, ucap Radhis yang masih saja mendekap tubuh istrinya dan merasakan hangatnya tubuh istrinya.“Iya mungkin”, jawab Rachel, yang semakin erat memeluk Suaminya.“Apa kita harus pulang?”, tanya Radhis kepada Rachel, dan disini seketika Rachel memandang ke arah mata Radhis tanpa berucap, cuman memandang dengan tatapan sayu seolah tidak ingin waktu itu berlalu.Seakan mengerti Radhis kemudian mencium bibir Rachel, cukup lama Radhis melakuka itu dengan tangannya yang mulai bergerak untuk menyusuri lekukan tubuh indah istrinya,
Kini beberapa hari berlalu, dan sudah tibah waktu dimana pernikahan Sea digelar.Acara itu akan di gelar nanti jam tujuh malam dan kini saat pagi harinya Rachel masih masuk ke kantornya, sementara keluarga nenek Xion sibuk mempersiapkan semuanya.Iring-iringan mobil yang akan mengantarkan Sea dan Jhon ke hotel juga sudah dipersiapkan,barisan mobil berjajar di depan kediaman Wish, entah itu mobil sewaan atau dari Jhon juga tidak ada yang tahu.Sementara itu di dalam Rumah dengan bersantai menunggu waktu acara resepsi, Sea berbicara dengan calon suaminya untuk menanyakan informasi dari W.O yang mengurus pernikahan mereka.“Sayang apa kamu sudah mencoba menghubungi orang W.O?”,“Semuanya sudah berjalan dengan baik sayang, kamu tidak usah merasa kawatir”, ucap Jhon kepada calon istrinya.“Iya sayang..” ucap Sea kepada Jhon, kemudian dengan bersandar di bahu Jhon Sea kembali berkata, “Sebentar l
“Tapi Bu”, ucap marot yang sebenarnya malas jika di ajak kesana waktu itu, seolah ada yang sedang dia kerjakan.“Kenapa?!”, tanya nenek Xion dengan membentak.“Aku sedikit sibuk Bu, ada yang aku kerjakan dengan Nori”, ucap Marot perlahan karena merasa takut jika nenek Xion akan marah.Benar saja, mendengar perkataan Marot nenek Xion langung membentaknya seketika,“Aku disini tidak bertanya!, aku di sini memerintahmu agar mengantarkanku kesana!”.“Iya Bu, aku minta maaf, aku akan mengantarkanmu kesana”, ucap Marot yang langsung berdiri dan masuk kedalam.“Mau kemana kamu?!”, tanya nenek Xion dengan keras karena dia sudah terlanjur merasa jengkel kepada Marot.“Aku akan mengganti pakaian ku dulu Bu”, ucap Marot yang berhenti di tengah jalannya menuju kamar sembari menoleh kepada nenek Xion.“Baik kalau begitu, aku juga mengganti pakaian”
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia