“Maafkan saya Tuan, saya tak bermaksut membohongi tuan Muda”, ucap Etsre yang tiba-tiba berdiri dan membungkuk kepada Radhis.
“Sudahlah ini diluar jam kantor kamu bisa memnaggilku Radhis saja”, jawab Radhis lagi yang sudah risih karena terus dipanggil dengan panggilan Tuan Muda oleh orang yang hampir sekelasnya yaitu Ester.
“Maaf Tuan tapi saya tidak bisa seperti itu kepada calon kepala keluarga Zond”,ucap Ester yang berpikir bahwa Radhis adalah masih bersetatus calon penerus kepala keluarga Zond, dia tida tahu jika sebenarnya Radhis sekarang memanglah kepala keluarga Zond yang baru.
“Jika memang seperti itu anggap ini sebagai perintah dari atasanmu”, pungkas Radhis lagi.
Kini Ester berpikir sejenak tentang pantas atau tidaknya dia memanggil Radhis dengan nama, namun setelah dia pikir jjika tidak seperti ini dia tidak akan ada kemajuan dalam kedekatanya dengan Radhis.
“Emm, baik Radhis”, u
Kini mereka sudah tiba di bandara Auckland, mereka berempat turun dari mobil untuk mengantar keberangkatan Mey.Kini mereka menjumpai Ed yang sepertinya sudah menunggu sedari tadi di bandara itu.“Selamat siang Tuan”, ucap Ed kepada Radhis.“Siang Ed, Sudah kamu persiapkan semuanya?”, tanya Radhis pada Ed yang berdiri di depannya dengan seorang pria tampan yang sepertina dalah seorang pilot.“Sudah siap Tuan, ini adalah Pilot yang akan menerbangkan pesawat yang di naiki oleh Nyonya Mey”.“Selamat Siang”, ucap Pilot itu dengan membungkuk kearah mereka ber-empat.“Iya selamat siang”, jawab Radhis mewakili semua orang yang ada disamping sampingnya,“Nyonya berangkat sekarang?” tanya sang pilot kepada Mey.“Iya kalau memang sudah siap berangkat sekarang saja”, balas Mey yang kemudian menghadap ke arah Radhis.“Sudah sampai sini saja&rdq
Radhis bukan terkaget tentang apa yang di pertanyakan oleh Ester, tapi dia terkaget kenapa Ester dengan begitu mudahnya menanakan itu langsung kepada Radhis.“Kenapa?” tanya Ester yang ikut terkaget.“Tidak apa-apa, Cuma itu, lampunya merah”, jawab Radhis beralasan.“Bagaimana?, jika memang kamu tahu semua, berarti kamu tau tentang masalah itu juga kan?” tanya Ester lagi karena merasa belum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.“Iya, aku juga tau”, ucap Radhis dengan sedikit malu-malu.“Baguslah kalau begitu, aku jadi tidak perlu repot-repot lagi untuk mencari cara mendekatimu”, ucap Ester Ringan.“Tapi aku sudah mempunyai istri, jadi aku berharp kamu tidak berpikir aneh-aneh perihal masalah ini”, jawab Radhis agar Ester tidak berpikir terlalu jauh.“Jika kamu menjadi kepala keluarga Zond nanti, bukanlah hal yang tabu untuk memiliki dua istri”,
Ini adalah saat saat yang ditunggu oleh Radhis, Radhis sudah menunggu waktu ini dari beberapa minggu yang lalu, Ternyata saat itu kini datang juga.“Inilah yang aku tunggu”, ucap Radhis dalam hatinya.Di saat Radhis sedang memikirkan tentang semua itu Tania berceletuk,“Aku tak bisa membayang kan seberapa malunya mereka jika sampai ini terekspos”.“Tapi bukankah itu akan juga berdampak kepada keluarga kita Bu?”, tanya Radhis memastikan efek dari rencananya yang tidak diketahui oleh semua orang.“Menurutku itu bukan suatu masalah, karena yang terpenting disini adalah mereka merasakan yang namanya dipermalukan”, terang Tania dengan santainya.Kini diwaktu yang sama malam itu di kediaman Adney, Jhon sedang mencoba berbicara dengan orang tuanya pada saat mereka makan malam.“Ayah, Ada yang ingin aku bicarakan”, ucap Jhon dengan sedikit ragu-ragu.“Kenapa Jh
“Apa kamu yakin Jhon?”, Lisa bertanya sekalilagi kepada Jhon.“Aku sempat ragu Tante”, ucap Jhon dengan menunduk kepada Lisa.“Apa yang membuatmu ragu?”,“Iya karena,.”“Sudah bilang saja sama Tante, jangan kamu takut”.“Aku memang sering melakukan hal itu dengan Sea”, ucap Jhon dengan menunduk,“Tapi Sea selalu melarang aku menuntaskan di dalam dirinya.“Begini Jhon tante yakin kamu sudah mengerti tentang hal sepertiitu, karena kamu senidir sudah sangat dewasa, jadi kenapa kau bisa yakin itu adalah anakmu jika kamu sendiri tak pernah sampai menuntaskan didalam Sea?”, desak Tantenya.“Iya Tante, tapi Sea bilang ada kemungkinan saat kami sama-sama tak menyadarinya aku tuntas didalam”.“Begini saja, sebagai tantemu, dan tante sangat sayang kepadamu, tante ingin tahu apa kau benar benar yakin sekarang baha itu adalah
“Silahkan intruksinya Tuan Muda”, ucap Ed.“Kamu tau kan video Sea dan Huang yang kamu dapatkan, terlihat jelas disana ada muka Huang”.“Iya Tuan muda”,“setelah aku pikir karena sekarang karena Alin berada di Aucland, aku ingin kamu mengedit video itu”.“Apa yang harus saya rubah Tuan?”, Tanya Ed dengan penuh semangat.“Kamu tak perlu merubah apapun, cukup kamu samarkan tampang si Huang, karena aku tak ingin Alin merasa malu”, ucap Radhis menjelaskan kepada Ed.“Dan aku yakin meskipun kita menyamarkan muka Huang, tapi orang orang yang terlibat dengan huang seperti Jhon dan Adney aka sadar jika yang di video itu adalah Huang”.“Baik Tuan, saya akan segera melakukan nya”, ucap Ed kemudian bertanya kepada Radhis, “Apa ini tanda nya pembalasan untuk keluarga Wish akan segera dilakukan Tuan?”.“Aku mendengar dari Istrik
Saat Radhis menghisap di titik itu, Rachel hanya bisa memejamkan matanya dan mendesah keenakan sambil dengan menjabak perlahan rambut suaminya.Setela Radhis puas dengan titik itu kini Radhis melanjutkan menciumi tubuh indah istrinya, semakin turun sampai tepat di bawah perut Rachel, kini kedua tangan Radhis menarik celana dan celana dalam istrinya secara bersamaan sampai melolosi kedua kaki jennjang Rachel.Kini Rachel sudah terbaring polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuhnya,Radhis yang sudah melucuti pakaian istrinya kini sedang berdiri di bawah tempat tidur sambil melihat ke arah istrinya.“Jangan melihatku terus, aku malu” ucap Rachel dengan manja kepada Radhis.Tanpa berkata apa-apa Radhis segera menurunkan celananya sendiri, dan setelah dia sama polosnya dengan Rachel kini dia membuka paha Istrinya kemudian dia merangkak ke atas tubuh Rachel sampai mereka sekarang sejajar, dengan posisi bertindihan .Saat mer
Kini hari sudah pagi,di kediaman Wish keluarga nenek Xion termasuk Nori sedang bersiap bersiap untuk sarapan pagi,“Apa hari ini kita akan menjenguk Sea?”, tanya Nori.“Kita telepon saja dulu Sea”, ucap nenek Xion, “Jika memang kita menjenguknya sekalian saja kita membawakan oleh oleh untuknya, kita tanya dulu dia minta apa”, imbuh nenek Xion.“Baik Bu, aku akan meneleponnya”, jawab Marot.Kini Marot mengeluarkan ponselnya, setelah beberapa kali menelepon Sea akhirnya di angkat juga olehnya,“Halo Sea?”, ucap marot.“Iya ayah, aku baru saja bangun”, ucap Sea dengan sedikit lemas seperti orang baru bangun pada umumnya.“Maaf jika Ayah mengganggu istirahatmu,” ucap Marot, kemudian Marot melanjutkan bertanya kepada Sea, “Kami akan menjengukmu, kamu ingin dibawakan apa?”.“Oh, Tidak perlu ayah”, jawab Sea.&ldquo
“Iya Bu, aku juga menyadari akan hal itu, makanya aku dan Rachel juga sama sama berpendapat kalaukami akan menahan masalah anak terlebih dahulu”, terang Radhis sedikit malu malu kepada mertuanya.“Sebenarnya aku masih sedikit kurang setuju jika kamu masih yang menjadi suami Rachel, tapi ika memang ini yang di inginkan oleh Rache sendiri aku tidak bisa berbuat apa-apa”, ucap Tania dengan muka masam.“Tapi Ibu tenang saja, aku tidak akan mengganggu perjalanan karir Rachel, aku akan selalu mendukung apapun kemauan nya”, ucap Radhis dengan penuh keyakinan.“Kalau aku sebenarnya setelah mengetahui kamu selalu mengutamakan Rachel aku sudah merestui kalian”, ucap Dere, “Tapi jika masalah anak, tolong kamu pikir dulu tentang karir Istrimu, jangan sampai Rachel tidak bisa meneruskan karirnya yang sedang berjalan karena dia harus hamil dan merewat anaknya”, tambah Dere.“Iya Ayah, aku akan mengingat