“Silahkan intruksinya Tuan Muda”, ucap Ed.
“Kamu tau kan video Sea dan Huang yang kamu dapatkan, terlihat jelas disana ada muka Huang”.
“Iya Tuan muda”,
“setelah aku pikir karena sekarang karena Alin berada di Aucland, aku ingin kamu mengedit video itu”.
“Apa yang harus saya rubah Tuan?”, Tanya Ed dengan penuh semangat.
“Kamu tak perlu merubah apapun, cukup kamu samarkan tampang si Huang, karena aku tak ingin Alin merasa malu”, ucap Radhis menjelaskan kepada Ed.
“Dan aku yakin meskipun kita menyamarkan muka Huang, tapi orang orang yang terlibat dengan huang seperti Jhon dan Adney aka sadar jika yang di video itu adalah Huang”.
“Baik Tuan, saya akan segera melakukan nya”, ucap Ed kemudian bertanya kepada Radhis, “Apa ini tanda nya pembalasan untuk keluarga Wish akan segera dilakukan Tuan?”.
“Aku mendengar dari Istrik
Saat Radhis menghisap di titik itu, Rachel hanya bisa memejamkan matanya dan mendesah keenakan sambil dengan menjabak perlahan rambut suaminya.Setela Radhis puas dengan titik itu kini Radhis melanjutkan menciumi tubuh indah istrinya, semakin turun sampai tepat di bawah perut Rachel, kini kedua tangan Radhis menarik celana dan celana dalam istrinya secara bersamaan sampai melolosi kedua kaki jennjang Rachel.Kini Rachel sudah terbaring polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuhnya,Radhis yang sudah melucuti pakaian istrinya kini sedang berdiri di bawah tempat tidur sambil melihat ke arah istrinya.“Jangan melihatku terus, aku malu” ucap Rachel dengan manja kepada Radhis.Tanpa berkata apa-apa Radhis segera menurunkan celananya sendiri, dan setelah dia sama polosnya dengan Rachel kini dia membuka paha Istrinya kemudian dia merangkak ke atas tubuh Rachel sampai mereka sekarang sejajar, dengan posisi bertindihan .Saat mer
Kini hari sudah pagi,di kediaman Wish keluarga nenek Xion termasuk Nori sedang bersiap bersiap untuk sarapan pagi,“Apa hari ini kita akan menjenguk Sea?”, tanya Nori.“Kita telepon saja dulu Sea”, ucap nenek Xion, “Jika memang kita menjenguknya sekalian saja kita membawakan oleh oleh untuknya, kita tanya dulu dia minta apa”, imbuh nenek Xion.“Baik Bu, aku akan meneleponnya”, jawab Marot.Kini Marot mengeluarkan ponselnya, setelah beberapa kali menelepon Sea akhirnya di angkat juga olehnya,“Halo Sea?”, ucap marot.“Iya ayah, aku baru saja bangun”, ucap Sea dengan sedikit lemas seperti orang baru bangun pada umumnya.“Maaf jika Ayah mengganggu istirahatmu,” ucap Marot, kemudian Marot melanjutkan bertanya kepada Sea, “Kami akan menjengukmu, kamu ingin dibawakan apa?”.“Oh, Tidak perlu ayah”, jawab Sea.&ldquo
“Iya Bu, aku juga menyadari akan hal itu, makanya aku dan Rachel juga sama sama berpendapat kalaukami akan menahan masalah anak terlebih dahulu”, terang Radhis sedikit malu malu kepada mertuanya.“Sebenarnya aku masih sedikit kurang setuju jika kamu masih yang menjadi suami Rachel, tapi ika memang ini yang di inginkan oleh Rache sendiri aku tidak bisa berbuat apa-apa”, ucap Tania dengan muka masam.“Tapi Ibu tenang saja, aku tidak akan mengganggu perjalanan karir Rachel, aku akan selalu mendukung apapun kemauan nya”, ucap Radhis dengan penuh keyakinan.“Kalau aku sebenarnya setelah mengetahui kamu selalu mengutamakan Rachel aku sudah merestui kalian”, ucap Dere, “Tapi jika masalah anak, tolong kamu pikir dulu tentang karir Istrimu, jangan sampai Rachel tidak bisa meneruskan karirnya yang sedang berjalan karena dia harus hamil dan merewat anaknya”, tambah Dere.“Iya Ayah, aku akan mengingat
“jadi seperti yang aku bilang kepada kalian sebelumnya, aku akan berbicara dengan Ayahku, dan aku menepato janji itu”, ucap Jhon dengan menunduk.“Jhon,.?”, ucap Nori yang terlihat cemas.“Iya Tante”, jawab Jhon dengan menghadap kepada mereka.“Aku bilang semua kepada Ayah, dan dia berkata dia akan kesini nanti setelah pulang dari kantor”.“Tapi apakah Ayahmu sudah bilang kepadamu, apakah dia menyetujuinya atau tidak?” Tanya nenek Xion kepada Jhon dengan penasaran.“Nenek tenang saja, Ayahku bilang dia kesini untuk membicarakan pernikahanku dan Sea”, jelas Jhon kepada nenek Xion.“Benarkah begitu?” tanya nenek Xion seolah lebih meyakinkan lagi.“Benar Nek, ayah bilang nanti dia akan kesini, bahkan mungkin akan mnegajak tante Lisa”,“Bukankah Lisa itu adik dari Ayahmu yang merawatmu sedari kecil?”, tanya Marot kepada Jhon.
“Hey anak kecil!”, bentak Marot kepada Rachel.“Untuk sekarang kau mungkin memang direktur kami!, tapi ingat kau tetaplah seorang anak kecil tau apa kau dengan urusan orang dewasa!”, lanjut Marot memarahi Rachel.“Aku mungkin bisa di anggap anak kecil oleh Paman!, tapi aku tetaplah Direktur kalian!”, Rachel membentak balik kepada Marot yang dirasa lalai dengan pekerjaannya.“Kau!!!”, bentak Marot yang terdengar sampai kemeja makan.Mendengar marot yang membentak Rachel ditelepon nenek Xion segera berdiri untuk menghampiri Marot,“Kalian tunggu disini”, ucap nenek Xion kepada mereka yang sedang duduk dimeja makan.“Iya nek”, jawab Sea mewakili beberapa orang itu.Setelahnya nenek Xion berjalan menuju Marot yang sedang berada diruang tamu.“Berikan padaku”, ucap nenek Xion dengan mengulurkan tangannya kepada Marot.“Hey boca kecil, di
“Tuan Adney!”, ucap Nenek Xion yang sedikit kaget melihat kehadiran Adney tanpa pembertahuan terlebih dahulu jika akan segera sampai, kemudian dengan melihat kearah Lisa, “Dan ini,...”.“Perkenalkan dia adalah Lisa, adik saya, dialah yang merawat Jhon selama ini”, terang adney memperkenalkan Lisa.“Lisa”, ucap Lisa dengan sedikit membungkukan badannya.Kemudian Lisa berjalan kedepan kearah Marot sambil menyerahkan sebuah parcel kepadanya,“Maaf jika ini tidak seberapa”, ucap Lisa saat mengulurkan parcel itu kepada Marot.“Oh ini sudah lebih cukup Nona Lisa, sebanrnya Nona juga tidak perlu repot-repot seperti ini”, ucap Marot dengan masih tetap menerima parcel yang di ulurkan oleh Lisa.“Nona?”, tanya Lisa malu malu kepada Marot.“Apa sayah salah?”, tanya Marot kepada Lisa.“Usia kita tidak terlalu berbeda Tuan”, ucap Lisa
“Jadi Bagaimana Tuan Adney?”, tanya Nenek Xion ketika dia sudah selesai bicara tapi Adney hanya terdiam seolah encerna omongan nenek Xion.Melihat Adney yang masih saja terdiam nenek Xion berbicara lagi, “Bagaimana jika satuu bulan lagi?”, tanya nenek Xion mencoba untuk memancing Adney.“Tidak”, ucap Adney dengan menatap kepada Sea dan Jhon, Kemudian dai lanjut berbicara lagi, “Memang benar yang dibilang oleh nyonya Xion, alangkah lebih baik kalau kita segera mempercepat pernikahan mereka”.“Jadi Tuan Adney setuju dengan saya?”, tanya nenek Xion sumringah.“Iya, sudah pasti saya setuju dengan saran Nyonya”, ucap Adney yang ini saling menatap dengan nenek Xion.“Jika memang setuju kenapa tuan Adney bilang tidak saat saya menyarankan satu bulang lagi?” tanya nenek Xion, “Apa itu masih terlalu cepat?”, tambah nenek Xion.“Bukan terlalu ce
Selanjutnya Adney kembali berkata kepada nenek Xion,“Aku tahu kondisi perusahaan kalian yang saat ini sudah di akuisisi oleh Anak dan Menantu Dere”.“Iya tuan Ayah benar, sekarang nenek Xion dan Paman Marot seolah menjadi bawahan dari Rachel”, ucap Jhon yang prihatin dengan apa yang menimpa keluarga nenek Xion.“Iya”, ucap Adney mengiyakan ucapan anak nya.“Karena itu aku akan membantu kalian?”, ucap Adney lagi kini kepada nenek Xion.“Tuan akan membantu kami mendapatkan perusahaan kami kembali?”, tanya nenek Xion dengan penuh semangat.“Tidak”, ucap Adney yang kemudian masih lanjut berbicara kepada nenek Xion, “Menurutku tak ada gunanya memperebutkan Wish Corp dengan anak bau kencur seperti mereka”.“Lantas bagaimana Tuan?”, tanya nene Xion.“Aku akan memberikan satu anak cabangku untuk kalian jalankan”. Ucap Adney kepada