“Hey anak kecil!”, bentak Marot kepada Rachel.
“Untuk sekarang kau mungkin memang direktur kami!, tapi ingat kau tetaplah seorang anak kecil tau apa kau dengan urusan orang dewasa!”, lanjut Marot memarahi Rachel.
“Aku mungkin bisa di anggap anak kecil oleh Paman!, tapi aku tetaplah Direktur kalian!”, Rachel membentak balik kepada Marot yang dirasa lalai dengan pekerjaannya.
“Kau!!!”, bentak Marot yang terdengar sampai kemeja makan.
Mendengar marot yang membentak Rachel ditelepon nenek Xion segera berdiri untuk menghampiri Marot,
“Kalian tunggu disini”, ucap nenek Xion kepada mereka yang sedang duduk dimeja makan.
“Iya nek”, jawab Sea mewakili beberapa orang itu.
Setelahnya nenek Xion berjalan menuju Marot yang sedang berada diruang tamu.
“Berikan padaku”, ucap nenek Xion dengan mengulurkan tangannya kepada Marot.
“Hey boca kecil, di
“Tuan Adney!”, ucap Nenek Xion yang sedikit kaget melihat kehadiran Adney tanpa pembertahuan terlebih dahulu jika akan segera sampai, kemudian dengan melihat kearah Lisa, “Dan ini,...”.“Perkenalkan dia adalah Lisa, adik saya, dialah yang merawat Jhon selama ini”, terang adney memperkenalkan Lisa.“Lisa”, ucap Lisa dengan sedikit membungkukan badannya.Kemudian Lisa berjalan kedepan kearah Marot sambil menyerahkan sebuah parcel kepadanya,“Maaf jika ini tidak seberapa”, ucap Lisa saat mengulurkan parcel itu kepada Marot.“Oh ini sudah lebih cukup Nona Lisa, sebanrnya Nona juga tidak perlu repot-repot seperti ini”, ucap Marot dengan masih tetap menerima parcel yang di ulurkan oleh Lisa.“Nona?”, tanya Lisa malu malu kepada Marot.“Apa sayah salah?”, tanya Marot kepada Lisa.“Usia kita tidak terlalu berbeda Tuan”, ucap Lisa
“Jadi Bagaimana Tuan Adney?”, tanya Nenek Xion ketika dia sudah selesai bicara tapi Adney hanya terdiam seolah encerna omongan nenek Xion.Melihat Adney yang masih saja terdiam nenek Xion berbicara lagi, “Bagaimana jika satuu bulan lagi?”, tanya nenek Xion mencoba untuk memancing Adney.“Tidak”, ucap Adney dengan menatap kepada Sea dan Jhon, Kemudian dai lanjut berbicara lagi, “Memang benar yang dibilang oleh nyonya Xion, alangkah lebih baik kalau kita segera mempercepat pernikahan mereka”.“Jadi Tuan Adney setuju dengan saya?”, tanya nenek Xion sumringah.“Iya, sudah pasti saya setuju dengan saran Nyonya”, ucap Adney yang ini saling menatap dengan nenek Xion.“Jika memang setuju kenapa tuan Adney bilang tidak saat saya menyarankan satu bulang lagi?” tanya nenek Xion, “Apa itu masih terlalu cepat?”, tambah nenek Xion.“Bukan terlalu ce
Selanjutnya Adney kembali berkata kepada nenek Xion,“Aku tahu kondisi perusahaan kalian yang saat ini sudah di akuisisi oleh Anak dan Menantu Dere”.“Iya tuan Ayah benar, sekarang nenek Xion dan Paman Marot seolah menjadi bawahan dari Rachel”, ucap Jhon yang prihatin dengan apa yang menimpa keluarga nenek Xion.“Iya”, ucap Adney mengiyakan ucapan anak nya.“Karena itu aku akan membantu kalian?”, ucap Adney lagi kini kepada nenek Xion.“Tuan akan membantu kami mendapatkan perusahaan kami kembali?”, tanya nenek Xion dengan penuh semangat.“Tidak”, ucap Adney yang kemudian masih lanjut berbicara kepada nenek Xion, “Menurutku tak ada gunanya memperebutkan Wish Corp dengan anak bau kencur seperti mereka”.“Lantas bagaimana Tuan?”, tanya nene Xion.“Aku akan memberikan satu anak cabangku untuk kalian jalankan”. Ucap Adney kepada
Kini keesokan harinya semua orang beraktifitas seperti biasa,Radhis mengurus rumah, Rachel kekantor seperti biasa.Yang berbeda disini adalah begitu Rachel sampai dikantor dia disambut oleh Marot dan nenek Xion.Rachel awaalnya mengira bahwa nenek Xion dan Marot sudah berubah dan berniat kerja sehingga mereka datang pagi-pagi.Namun sepertinya pikiran Rachel salah, begitu nenek Xion marot dan Rachel memasuki ruangan direktur yang sekarang dijabat oleh Rachel, nenek Xion langsung angkat bicara.“Aku tak akan datang lagi keperusahaan ini”,“Maksut nenek apa?”, tanya Rachel yang bingung.“Aku datang kesini agar kau bilang pada suamimu, bahwa kami menarik saham yang kami punya sekarang” tegas nenek Xion.“Tapi nek?, kenapa mendadak seperti ini?”, tanya Rachel yang bingung.“Lagi pula saham nenek tidak lebih dari 5%, untuk membangun perusahaan itu jauh dari kata cukup&rdquo
“Apa maksut dar perkataan mu?”, tanya nene Xion seola instingnya mengatakan bahwa Radhis adalah binatang buas yang akan segera menyergap mangsanya, dan disini dia merasa bahwa dirinya lah yang menjadi mangsa Radhis.“Sudah Bu, Abaikan saja, aku yakin dia hanya menggertak”, ucap Marot berbisik.“Menggertak?”, tanya Radhis.“Tapi, sudahlah, yang terpenting semoga saja Jhon akan terus percaya bahwa anak didalam kandungan Sea adalah anaknya”, ucap Radhis dengan entengnya.“Radhis!!!!”, bentak nenek Xion dengan sangat kencang.“Suahlah Nek, pelan saja, aku belum tua, jadi aku masih belum tulih”, ucap Radhis dengan ekspresi menghina.“Istriku, suruh sekretarismu membuatkan surat penyerahan saham kepada nenek Xion sekarang”, ucap Radhis.“Tapi Suamiku, Kas perusahaan sekarang kurang dari nominal itu, karna sedang digunakan untuk pendanaan proyek yang se
Di waktu yang sama kini Jhon dan Sea sedang berada di Wedding Organizer terbaik di Auckland, mereka sedang mengurus semua hal untuk persiapan pernikahannya.Sepertinya semua sudah selesai dibahas, untuk lokasinya mereka memilih untuk di aula hotel Pashe De-Lier, dan sesuai jadwal W.O tersebut sudah membokingkan tempat itu untuk satu minggu dari sekarang.“Baik Tuan, untuk semuanya sudah dipersiapkan, sesuai yang tuan inginkan”, ucap Wanita cantik pemilik WO yang diketahui namanya adalah Anis, seorna gwanita cantik yang usianya sekitar usia Jhon dengan badan tinggi dan kaki jenjang, yang pasti dia adalah keturunan Asia.“Baik Nona Anis, kalau begitu untukundangan nya sendiri kapan jadi?” tanya Jhon.“Undangannya Tuan bisa setorkan daftar nama, biar Team kami mengurus untuk memberikan semua sesuai dengan alamat yang ingin di tuju, tapi jika ada undangan yang ingin Tuan sampaikan pribadi Tuan bisa mengambilnya besok sekitar jam
“Mungkin kamu ada benarnya, tapi aku tetap merasa kasihan jika anak yang tak tahu apa-apa yang berada di dalam kandungan Sea ikut menerima akibat perbuatan Marot dan Ibu”, ucap Dere lagi.“Sudah lah terserah padamu, yang jelas aku berharap semoga kali ini firasat Radhis tidak salah, aku ingin mereka merasakan bagaimana rasanya hancur!”, ucap Tania yang berdiri dan meninggalkan Dere dan Radhis diruang tamu.“Sudah kamu lanjutkan pekerjaanmu”, ucap Dere kepada Radhis, dan setelah Radhis mengiyakan perintah Ayah mertuanya dia segera melanjutkan pekerjaan rumah tangga seperti biasa.Hari sudah malam Rachel juga sudah berada dirumah setelah seharian bekerja,karena begitu lelah Rachel sudah tertidur ,begitu juga dengan Radhis.***Keesokan Harinya berjalan seperti biasa, yang berbeda disini adalah nenek Xion dan Marot yang sudah resmi tidak datang lagi keperusahaan Wish Corp.Dan sesuai dengan yang dijanji
Mendengar udapan Radhis Sea tiba tiba tersentak, seolah Radhis sengaja berkata seperti itu untuk menyindirnya.“Sayang ayo kita pulang”, ucap Sea kepada Jhon.“Mau kemana?”, tanya Rachel yang kemudian di lanjutkan oleh Radhis bertanya kepada Sea, “Tidakkah kalian makan malam dulu disini?”.“Tidak perlu”, ucap Sea dengan berdir, dan mengajak Jhon untuk segera pulang.Radhis hanya tersenyum melihat ekspresi Radhis, sepertinya apa yang dipikirkan Radhis benar adanya, seolah Radhis sudah memprediksikan semuanya.“Kenapa dengan Sea?”, tanya Rachel saat Sea dan Jhon sudah meninggalkan rumahnya.“Entah, aku juga tidak tau”, ucap Radhis yag berpura-pura tidak tahu.Setelah itu kini sudah semakin malam dan semua orang beristirahat, hanya tersisah Radhis yang sedang berada dihalaman rumah, dia berada disana malam-malam hanya untuk menelepon Ed seperti apa yang sudah dia sep