Pak Jafar berdiri di gerbang akademi, dengan wajah yang sangat serius, mereka semua menatap sang kepala akademi dengan heran.
"Kalian semua dinyatakan sebagai ksatria sihir akademi mulai hari ini," tegas Jafar.Semua murid akademi yang baru saja tiba, sangat terkejut dengan ucapan itu, Daren bahkan jatuh pingsan mendengarnya. Pak Damian, Zack dan ibu Alice yang telah sadar hanya bisa tersenyum masam.Ryder yang masih menggendong Freya tertawa dengan keras, lalu melangkah ke arah Pak Jafar. Pria tua itu terkejut melihat Freya yang pingsan, lalu menarik pedangnya ke arah Ryder."Apa yang telah kau lakukan?"tanya Pak Jafar."Tenanglah pak, pedangmu bisa saja melukai Freya yang sangat kau lindungi," jawab Ryder.Pak Damian segera membawa para murid menjauh dari Pak Jafar, dan meminta mereka untuk masuk ke ruang kesehatan. Pak Zack dan ibu Alice menangani Pak Jafar yang begitu murka pada Ryder.Beberapa murid telah pergi setelah mendapat vitaminKeesokan harinya, di kelas gabungan Natalia memandangi Daren dari jauh, tapi Daren sama sekali tidak melihatnya dan terfokus pada Ryder yang sedang berlatih. Freya sedih melihat Natalia, dengan langkah pasti Freya mengambil tanah dan melemparnya ke arah Ryder. Lalu berdiri di depan Ryder, sambil menaruh tangannya di pinggang."Apa sih yang kau lakukan," amuk Ryder."Freya, jangan mengganggu latihan orang lain," ucap Pak Damian"Hey, jangan bicara seperti itu pada muridku," sahut pak Zack."Benar tuh pak, gara-gara Ryder kelas penyihir menjadi suram," teriak Freya begitu keras."Zack, bawa kembali muridmu kesana, dia mengganggu latihan muridku," kesal Pak Damian."Ini kelas gabungan, jadi mereka berhak memilih ingin latihan di mana dan melawan siapa," ketua Pak Zack.Daren memutuskan membela pak Damian, dan Freya membela pak Zack. Mereka berempat bertengkar seperti anak kecil yang memperebutkan mainan nya.Natalia dan Laila hanya bisa tertawa pela
Zane yang kebetulan sedang melakukan peninjauan pada penguasaan wilayah utara, tak sengaja melihat seorang perempuan tengah menatap bunga-bunga sambil tersenyum. Zane sangat membenci senyum yang ada di wilayah utara, karena itu sama saja penduduk utara sedang mengejek penduduk wilayah selatan yang mengalami krisis pangan. Ternyata dengan merusak bunga itu, Zane akhirnya bisa bertemu dengan Ryder setelah sekian lama.Entah takdir sedang mempermainkan mereka, tapi Ryder sangat percaya akan dirinya sendiri yang sudah mampu melawan siapapun. Zane melangkah ke arah Ryder, lalu menepuk pundak pria itu. Freya dan Daren menatap Ryder yang sejak tadi menahan emosinya.Daren menarik Freya menjauh, firasatnya begitu buruk melihat Ryder yang sangat emosi bertemu pria itu. Zane menunjuk ke arah Freya, Ryder menarik lengan Zane hingga tidak bisa menunjuk Freya lagi. Zane menarik leher baju Ryder, lalu menatapnya tajam. "Kau ternyata sudah menjadi sombong, hahahaha dasar tid
Suasana menjadi semakin tegang dengan teriakan Freya, baru kali ini semua orang mendengar Freya begitu marah sejak menjadi murid akademi. Daren menatap Freya bingung, lalu menariknya menjauh dari Hana. Namun, Freya menepis tangan Daren dengan kasar dan maju kehadapan Hana."Apakah kau ingin menggali kuburanmu sendiri lagi sekarang?" ucap Freya.Hana tersenyum tipis, lalu menampar wajah Freya dengan keras. Semua orang semakin terkejut, Natalia segera menarik leher baju Hana dan menatapnya begitu tajam. Daren yang melihat mereka mulai mengeluarkan sihir, memukul meja dengan keras. Natalia sontak berbalik dan menjauh dari Hana, Freya yang tidak peduli malah semakin termakan oleh provokasi yang dilakukan Hana. Freya mengalirkan sihir api pada tangannya, lalu meninju perut Hana hingga perempuan itu terjatuh ke lantai. Arin dan Anita yang memiliki sihir menghilang, segera menangkap Freya. Hana yang tadinya terjatuh, seketika bangun tanpa ada luka sedikitpun, Freya m
Freya tidak menanggapi perkataan Hana, dia membuang padangnya asal lalu melangkah menjauh. Melihat sikap Freya yang tidak peduli, Hana dengan cepat mengikat tubuh Freya dengan sihir alam menggunakan akar yang ada di bawah tanah. Freya memberontak, mencoba melepaskan ikatan itu tapi tidak bisa. Karena kelelahan dengan permainan Hana, Freya membakar seluruh akar itu hingga hancur tak bersisa. Hana tertawa begitu keras, perempuan itu telah terobsesi untuk mengalahkan Freya sejak mereka menjadi saudara angkat. Freya menembakkan sihir es, lalu membekukan kedua kaki dan tangan Hana. Sama seperti waktu mereka berdua bertarung untuk pertama kali, Freya membekukan kedua tangan dan kaki Hana agar perempuan itu diam dan tidak berbuat seenaknya. Tapi, sekarang Hana yang lemah, telah berubah menjadi kuat. Sihir pembekuan Freya dilepaskan oleh sihir air miliknya tanpa membutuhkan waktu lama."Apa hanya itu yang bisa kau lakukan?" ejek Hana."Iya, aku hanya perempuan yang lemah sekara
Laila menjadi malu melihat reaksi Natalia yang berlebihan. Daren mencari sebuah kejelasan, namun tidak ada informasi yang bisa dia dapatkan tentang Freya dan Hana. Daren pergi sambil tersenyum pada Natalia dan Laila. Hati Natalia menjadi tak karuan, dia sangat senang mendapatkan senyuman dari Daren. Berbeda dengan Ryder, perasaan Natalia begitu senang melihat Daren dan mendengar semua apa yang Daren lakukan. Ryder berjalan menjauh menuju Pak Damian, mereka berdua saling menatap dan bertegur sapa sebentar. Ryder sudah bisa memahami situasi yang dialami oleh Freya, itu sama saja seperti perebutan tahta yang terjadi di dalam kerjaan. Tapi, logika Ryder terus menentang hal itu, karena Freya adalah keturunan asli dari sang penguasa. Pendapat itu bisa dikatakan hanya bisa menjadi mimpi belaka, buktinya Hana bisa menjadi kuat dan memiliki aura hitam yang sangat pekat di mata Ryder."Itu bisa menyulitkan Freya nanti," lirih Ryder.Laila berjalan mengikuti Natalia, mer
Hana memberi hormat pada Freya, lalu mundur beberapa langkah. Freya melepaskan sepatunya, menarik pedang dari sabuk lalu menghunuskannya ke arah Hana. Kedua perempuan itu telah siap, demi mempertaruhkan harga diri masing-masing dan menjadi penerus sang ayah. Freya sebenarnya tak ingin sampai melukai Hana, dia hanya menginginkan orang-orang memandang dirinya sebagai putri dari mantan ksatria sihir yang terbunuh oleh ibu Hana.Hana berlari ke arah Freya, sambil mengeluarkan sulur daun merambat dari tanah. Sulur itu memiliki duri, Freya dengan sigap melompat menghindari sulur daun itu. Namun, pergerakannya seperti terbaca dengan cepat oleh Hana, hingga lengan kiri Freya tergores begitu dalam oleh duri dari sulur daun itu. Freya menembakkan bola api yang besar, Hana menghindarinya dengan cepat. Sejauh ini Hana terlihat lebih unggul, tapi setiap detiknya Freya mengamati dengan baik pergerakan dan sihir yang digunakan oleh Hana. Freya memutar padangnya dengan lihai, lal
Ryder menatap para penjaga dengan tajam, dan menyerang mereka tanpa ampun. Natalia merasakan kekuatan Zane berada di sekitar arena, perempuan itu melihat sekelilingnya dengan cepat dan menemukan aura dari kekuatan Zane. Natalia merupakan partner penyihir Zane seja mereka melakukan kontrak darah, sebelum menipu Ryder. Natalia gemetar ketakutan, bisa saja Zane datang ke arena untuk menangkapnya yang telah berkhianat. Tapi, melihat Zane yang fokus pada pertandingan, membuat Natalia bisa sedikit tenang.Melihat Ryder yang mengamuk, Pak Damian segera turun menenangkannya. Saat Ryder sudah menumbangkan sebagian penjaga, sebuah cahaya keemasan keluar dari tubuh Freya yang sudah membeku. Cahaya yang sangat menyilaukan itu, membuat sang penguasa wilayah utara berdiri dari duduknya dan gemetar melihat kekuatan itu. Sama seperti cahaya yang pernah muncul di perang wilayah zaman dulu.Ryder berhenti, dan menatapnya dengan khawatir. Perlahan bongkahan es itu retak dan jatuh dar
Ryder menceritakan pada Freya tentang kisah hidupnya di masa lalu, perempuan itu menjadi menangis dan mengelus wajah Ryder pelan. Sudah berapa lama Ryder ingin menyembunyikan tentang masa lalunya, tapi melihat Freya yang selama ini begitu menyayangi dirinya."Aku akan minta maaf," ucap Ryder."Untuk apa?" tanya Freya."Karena aku tidak bisa menerimamu," jawab Ryder."Aku akan menunggumu kapanpun itu, percayalah padaku Ryder," balas Freya."Jangan berharap terlalu banyak padaku," ucap Ryder.Freya tersenyum tipis, lalu menatap Ryder sendu. Pria itu hanya mengelus kepala Freya, lalu berbalik begitu cepat meninggalkan Freya yang masih menatap dirinya menjauh. Ryder masih tidak ingin membuat orang memiliki perasaan untuknya, pria itu akan mulai melakukan hal yang diluar dari nalar semua orang demi mencapai tujuannya.Ryder berjalan menuju kamarnya, sambil memperkirakan apa yang harus dia lakukan setelah keluar dari akademi nanti. Malam itu Evan men