Ryder semakin terkejut, mendengar nama sang kakek di sebut oleh Fatan.
"Benarkah? Aku sangat berterima kasih, tapi ini semua belum berakhir Ryder. Pasukan bayangan berniat menguasai seluruh wilayah, mungkin sekarang mereka lebih kuat dari kita semua," sesal Fatan."Aku mengerti, jadi bagaimana dengan mayat ayahmu yang ada di dalam gua?" tanya Ryder."Aku lebih baik membiarkannya disana, ayah memiliki tempat yang aman daripada mayatnya berada di luar gua," ucap Fatan."Jadi selama ini kau menyerang orang-orang yang masuk kedalam hutan dan menjadikannya pasukan naga?" tanya Freya."Benar, aku menahan mereka semua dan berharap bisa membalaskan dendamku pada pasukan bayangan, tapi sekarang aku harus bersabar sampai memiliki lebih banyak pasukan lagi,"jawab Fatan.Mereka semua menjadi mengerti dengan kisah hidup Fatan. Putri tuan jalal yang sebenarnya telah ditemukan, tapi terungkap dengan berita yang sangat mengejutkan. Tuan Jalal yang sebenarnya adalah prajPak Jafar berdiri di gerbang akademi, dengan wajah yang sangat serius, mereka semua menatap sang kepala akademi dengan heran."Kalian semua dinyatakan sebagai ksatria sihir akademi mulai hari ini," tegas Jafar.Semua murid akademi yang baru saja tiba, sangat terkejut dengan ucapan itu, Daren bahkan jatuh pingsan mendengarnya. Pak Damian, Zack dan ibu Alice yang telah sadar hanya bisa tersenyum masam.Ryder yang masih menggendong Freya tertawa dengan keras, lalu melangkah ke arah Pak Jafar. Pria tua itu terkejut melihat Freya yang pingsan, lalu menarik pedangnya ke arah Ryder."Apa yang telah kau lakukan?"tanya Pak Jafar."Tenanglah pak, pedangmu bisa saja melukai Freya yang sangat kau lindungi," jawab Ryder.Pak Damian segera membawa para murid menjauh dari Pak Jafar, dan meminta mereka untuk masuk ke ruang kesehatan. Pak Zack dan ibu Alice menangani Pak Jafar yang begitu murka pada Ryder.Beberapa murid telah pergi setelah mendapat vitamin
Keesokan harinya, di kelas gabungan Natalia memandangi Daren dari jauh, tapi Daren sama sekali tidak melihatnya dan terfokus pada Ryder yang sedang berlatih. Freya sedih melihat Natalia, dengan langkah pasti Freya mengambil tanah dan melemparnya ke arah Ryder. Lalu berdiri di depan Ryder, sambil menaruh tangannya di pinggang."Apa sih yang kau lakukan," amuk Ryder."Freya, jangan mengganggu latihan orang lain," ucap Pak Damian"Hey, jangan bicara seperti itu pada muridku," sahut pak Zack."Benar tuh pak, gara-gara Ryder kelas penyihir menjadi suram," teriak Freya begitu keras."Zack, bawa kembali muridmu kesana, dia mengganggu latihan muridku," kesal Pak Damian."Ini kelas gabungan, jadi mereka berhak memilih ingin latihan di mana dan melawan siapa," ketua Pak Zack.Daren memutuskan membela pak Damian, dan Freya membela pak Zack. Mereka berempat bertengkar seperti anak kecil yang memperebutkan mainan nya.Natalia dan Laila hanya bisa tertawa pela
Zane yang kebetulan sedang melakukan peninjauan pada penguasaan wilayah utara, tak sengaja melihat seorang perempuan tengah menatap bunga-bunga sambil tersenyum. Zane sangat membenci senyum yang ada di wilayah utara, karena itu sama saja penduduk utara sedang mengejek penduduk wilayah selatan yang mengalami krisis pangan. Ternyata dengan merusak bunga itu, Zane akhirnya bisa bertemu dengan Ryder setelah sekian lama.Entah takdir sedang mempermainkan mereka, tapi Ryder sangat percaya akan dirinya sendiri yang sudah mampu melawan siapapun. Zane melangkah ke arah Ryder, lalu menepuk pundak pria itu. Freya dan Daren menatap Ryder yang sejak tadi menahan emosinya.Daren menarik Freya menjauh, firasatnya begitu buruk melihat Ryder yang sangat emosi bertemu pria itu. Zane menunjuk ke arah Freya, Ryder menarik lengan Zane hingga tidak bisa menunjuk Freya lagi. Zane menarik leher baju Ryder, lalu menatapnya tajam. "Kau ternyata sudah menjadi sombong, hahahaha dasar tid
Suasana menjadi semakin tegang dengan teriakan Freya, baru kali ini semua orang mendengar Freya begitu marah sejak menjadi murid akademi. Daren menatap Freya bingung, lalu menariknya menjauh dari Hana. Namun, Freya menepis tangan Daren dengan kasar dan maju kehadapan Hana."Apakah kau ingin menggali kuburanmu sendiri lagi sekarang?" ucap Freya.Hana tersenyum tipis, lalu menampar wajah Freya dengan keras. Semua orang semakin terkejut, Natalia segera menarik leher baju Hana dan menatapnya begitu tajam. Daren yang melihat mereka mulai mengeluarkan sihir, memukul meja dengan keras. Natalia sontak berbalik dan menjauh dari Hana, Freya yang tidak peduli malah semakin termakan oleh provokasi yang dilakukan Hana. Freya mengalirkan sihir api pada tangannya, lalu meninju perut Hana hingga perempuan itu terjatuh ke lantai. Arin dan Anita yang memiliki sihir menghilang, segera menangkap Freya. Hana yang tadinya terjatuh, seketika bangun tanpa ada luka sedikitpun, Freya m
Freya tidak menanggapi perkataan Hana, dia membuang padangnya asal lalu melangkah menjauh. Melihat sikap Freya yang tidak peduli, Hana dengan cepat mengikat tubuh Freya dengan sihir alam menggunakan akar yang ada di bawah tanah. Freya memberontak, mencoba melepaskan ikatan itu tapi tidak bisa. Karena kelelahan dengan permainan Hana, Freya membakar seluruh akar itu hingga hancur tak bersisa. Hana tertawa begitu keras, perempuan itu telah terobsesi untuk mengalahkan Freya sejak mereka menjadi saudara angkat. Freya menembakkan sihir es, lalu membekukan kedua kaki dan tangan Hana. Sama seperti waktu mereka berdua bertarung untuk pertama kali, Freya membekukan kedua tangan dan kaki Hana agar perempuan itu diam dan tidak berbuat seenaknya. Tapi, sekarang Hana yang lemah, telah berubah menjadi kuat. Sihir pembekuan Freya dilepaskan oleh sihir air miliknya tanpa membutuhkan waktu lama."Apa hanya itu yang bisa kau lakukan?" ejek Hana."Iya, aku hanya perempuan yang lemah sekara
Laila menjadi malu melihat reaksi Natalia yang berlebihan. Daren mencari sebuah kejelasan, namun tidak ada informasi yang bisa dia dapatkan tentang Freya dan Hana. Daren pergi sambil tersenyum pada Natalia dan Laila. Hati Natalia menjadi tak karuan, dia sangat senang mendapatkan senyuman dari Daren. Berbeda dengan Ryder, perasaan Natalia begitu senang melihat Daren dan mendengar semua apa yang Daren lakukan. Ryder berjalan menjauh menuju Pak Damian, mereka berdua saling menatap dan bertegur sapa sebentar. Ryder sudah bisa memahami situasi yang dialami oleh Freya, itu sama saja seperti perebutan tahta yang terjadi di dalam kerjaan. Tapi, logika Ryder terus menentang hal itu, karena Freya adalah keturunan asli dari sang penguasa. Pendapat itu bisa dikatakan hanya bisa menjadi mimpi belaka, buktinya Hana bisa menjadi kuat dan memiliki aura hitam yang sangat pekat di mata Ryder."Itu bisa menyulitkan Freya nanti," lirih Ryder.Laila berjalan mengikuti Natalia, mer
Hana memberi hormat pada Freya, lalu mundur beberapa langkah. Freya melepaskan sepatunya, menarik pedang dari sabuk lalu menghunuskannya ke arah Hana. Kedua perempuan itu telah siap, demi mempertaruhkan harga diri masing-masing dan menjadi penerus sang ayah. Freya sebenarnya tak ingin sampai melukai Hana, dia hanya menginginkan orang-orang memandang dirinya sebagai putri dari mantan ksatria sihir yang terbunuh oleh ibu Hana.Hana berlari ke arah Freya, sambil mengeluarkan sulur daun merambat dari tanah. Sulur itu memiliki duri, Freya dengan sigap melompat menghindari sulur daun itu. Namun, pergerakannya seperti terbaca dengan cepat oleh Hana, hingga lengan kiri Freya tergores begitu dalam oleh duri dari sulur daun itu. Freya menembakkan bola api yang besar, Hana menghindarinya dengan cepat. Sejauh ini Hana terlihat lebih unggul, tapi setiap detiknya Freya mengamati dengan baik pergerakan dan sihir yang digunakan oleh Hana. Freya memutar padangnya dengan lihai, lal
Ryder menatap para penjaga dengan tajam, dan menyerang mereka tanpa ampun. Natalia merasakan kekuatan Zane berada di sekitar arena, perempuan itu melihat sekelilingnya dengan cepat dan menemukan aura dari kekuatan Zane. Natalia merupakan partner penyihir Zane seja mereka melakukan kontrak darah, sebelum menipu Ryder. Natalia gemetar ketakutan, bisa saja Zane datang ke arena untuk menangkapnya yang telah berkhianat. Tapi, melihat Zane yang fokus pada pertandingan, membuat Natalia bisa sedikit tenang.Melihat Ryder yang mengamuk, Pak Damian segera turun menenangkannya. Saat Ryder sudah menumbangkan sebagian penjaga, sebuah cahaya keemasan keluar dari tubuh Freya yang sudah membeku. Cahaya yang sangat menyilaukan itu, membuat sang penguasa wilayah utara berdiri dari duduknya dan gemetar melihat kekuatan itu. Sama seperti cahaya yang pernah muncul di perang wilayah zaman dulu.Ryder berhenti, dan menatapnya dengan khawatir. Perlahan bongkahan es itu retak dan jatuh dar
"Nino, bukankah itu sangat lucu?" ucap Ryder."Tidak sayang, nama itu terlalu kuno untuk bayi kita. Pilihlah nama yang keren dan jarang ditemukan dimanapun," terang Freya.Ryder memelas tak bersemangat, sudah seribu kali mereka menyebutkan nama dan tidak ada satupun diantara nama itu yang pas. Billy membawakan secangkir teh, sambil membawa beberapa berkas pada Ryder."Tuan, sebentar lagi wakil dari wilayah utara akan datang untuk membawa kontrak penyediaan batu sihir," ucap Ryder.Ryder hanya diam, tak bergeming sama sekali. "Tuan, jadwal anda besok menjenguk nona-""Benar, aku harus pergi bertemu Layla dan Lilian agar mereka mau membujuk Freya," seru Ryder tiba-tiba."Tuan, kumohon fokuslah pada pekerjaan dulu," keluh Billy.Ryder mengangguk dan menyusun laporan, tanpa peduli pada Billy sedikitpun. "Kalau begitu, saya permisi tuan," pamit Billy.Ryder keluar dari ruangannya tergesa-gesa, tapi menabrak Daren yang ternyata datang sebagai perw
Daren menarik Billy dengan paksa, menyeretnya agar berani menjelaskan apa yang terjadi padanya saat mendengar ucapan Freya kemarin. Ryder dan Freya yang sedang sarapan, melihat Billy yang tiba-tiba muncul membuat Freya terkejut, sedangkan Ryder hanya menatap pria itu dingin."Bicaralah kawan, katakan maksud dan tujuanmu datang kemari," ucap Daren."Daren, sepertinya dia merasa tidak enak badan. Wajahnya begitu pucat," tutur Freya khawatir."Dia terlalu takut, sampai tidak bisa tidur semalaman hahahaha. Tunjukkan. Keberanianmu kawan," sela Daren.Ryder yang menggendong bayi kecil, tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Billy maju ke depan Freya, walaupun pria itu tidak bisa mengucapkan isi kepalanya pada semua orang tapi Billy sangat ingin berbaikan dengan Freya dan Ryder."Billy, tenanglah dan jangan takut. Aku sama sekali tidak marah dengan apa yang terjadi kemarin," tutur Freya mencoba menenangkan Billy yang sedang gemetar."Freya. Jangan terlalu baik pada seoran
"Apa nona tidak tahu? Selama ini Tuan Ryder menjaga kekuatannya untuk membantu siapapun, bahkan dia sangat senang dengan kekuatannya. Lantas kenapa anda tidak membantunya untuk memilih cara lain!!" teriak Billy."Itu tidak seperti yang kamu dengar Billy, aku juga ti-""Bukankah nona ingin Tuan Ryder bahagia?!" seru Billy.Daren yang baru masuk menahan Billy mundur bersama Ryder, karena Billy tampak begitu kesal pada Freya. Layla yang melihat Freya menahan air matanya, melenggang masuk dan menampar Billy dengan keras."Jangan pernah melukai perasaan Freya, ingat itu bajingan!!" teriak Layla kesal."Daren bawa Billy keluar, aku akan menjaga Freya," ucap Ryder.Daren menarik lengan Billy paksa, menyeretnya keluar dari ruang tersebut. Ryder memeluk Freya pelan, tangis perempuan itu pecah dan membuat semua orang ikut khawatir. Bayi kecil yang mendengar teriakan itu, menangis begitu keras hingga Lilian segera membawanya ke ruangan lain untuk menenangkannya."Lepaskan aku, dasar brengsek jan
"Freya, bukankah hari ini kita akan pergi ke wilayah utara menghadiri upacara pembukaan aula akademi baru," ujar Layla sambil merengek."Aku akan mendiskusikan ini dengan Ryder, jangan memasang wajah lugu itu," cibir Freya."Baiklah, kalau begitu ayo kita ke tempat Ryder sekarang!!" seru Layla semangat."Ryder sedang rapat bersama para tetua, itu akan memakan banyak waktu. Lebih baik kita menunggunya selesai," sela Freya."Huuuhh... Ryder menyebalkan sekali, aku akan mengatakannya pada Billy," ucap Layla spontan.Freya menghela nafas panjang, kegigihan Layla untuk membawanya berjalan-jalan di wilayah utara sangat sulit di bantah."Pergilah mandi dan bersiap bersama bayi kecil, aku akan segera kembali dengan izin Ryder!!" teriak Layla lalu pergi dari rumah menuju kantor wilayah tempat Ryder."Baiklah, aku akan menunggumu," ucap Freya.Ryder menumpuk beberapa kertas, sambil menuliskan setiap kekurangan dari laporan tersebut. Dia mengambil banyak pekerjaan sebelum akhir pekan, karena ing
"Ayo segera kesana, maaf Freya aku harus pergi memeriksa desa. Aku akan kembali setelah memeriksa keamanan disana," tutur Ryder tergesa-gesa pergi ke luar.Freya yang ingin ikut pergi bersama Ryder, di tahan oleh Edward. Terpaksa dia harus berada di rumah saja menunggu Ryder menyelesaikan pekerjaannya.Ryder tiba di depan gerbang desa, memeriksa rumah sakit yang menampung para korban keracunan. Sekitar 100 orang lebih terbaring lemah dengan wajah pucat pasi. Ryder segera meminta bantuan Billy untuk memeriksa sumber masalah. "Kami makan dengan teratur, saat anak-anak membawa sebotol air dari sungai yang ada di ujung desa, kami mulai muntah dan pusing karena mengkonsumsi cukup banyak," terang seorang pria."Gildan, memberi tahu kami bahwa sungai itu sepertinya tercemar oleh sesuatu dari hutan perbatasan. Tuan, tolong kami untuk menyelesaikan masalah ini," sosor seorang wanita tua."Gildan? Siapa yang anda maksud?" tanya Ryder."Dia seorang peramal muda dengan badan besar seperti anda t
Keringat dingin mengalir begitu banyak di dahi Ryder, kegugupan luar biasa itu membuatnya ingin terus buang air kecil. Daren dan Billy sudah kelelahan memperbaiki baju dan dandanan Ryder yang selalu berantakan. Di tempat lain, Freya sudah siap dengan gaun panjang yang indah berwarna biru muda seperti langit. Bayi kecil tertidur dalam gendongan Lilian, sementara Layla mengajak Freya mengobrol untuk menghilangkan kegugupannya. "Nona, sebentar lagi anda harus berjalan menuju altar. Silahkan bersiap," ucap seorang pengawal."Tuan, silahkan menuju altar, karena sumpah pernikahan akan segera berlangsung," kata seorang pengawal.Ryder mengambil kedua pedangnya, memantapkan hatinya dan berjalan menuju altar diikuti oleh dua orang pengawal. Setelah beberapa menit, semua orang berdiri menyambut mempelai perempuan. Ryder berbalik ke arah pintu, melihat gaun biru yang menyejukkan mata. Nafasnya tercekat, senyum indah di wajah Freya membuat Ryder terpaku, tak bisa berpaling sedikitpun. Perempuan
"Ryder selamat yah, kamu telah resmi menjadi suami Freya,"Ryder terbangun dari tidurnya, dia tertawa kecil dan memijit pelipisnya karena bermimpi menikah dengan Freya. "Haaa, sepertinya aku menjadi gugup karena waktunya sudah dekat," lirih Ryder sambil menghela nafas panjang.Ryder bangkit dari tempat tidurnya, menghirup udara pagi yang segar. Kejadian yang terjadi kemarin cukup membuat Ryder terguncang, tapi dia harus lebih berusaha lagi agar bisa sepenuhnya menjaga Freya dan Bayi kecil. Billy membawa secangkir teh, di ikuti oleh Freya dan Bayi kecil mendekat ke arah Ryder."Freya, apa kamu sudah merasa baikan?" tanya Ryder sembari mengambil Bayi kecil dari gendongan Freya."Aku baik-baik saja Ryder, kamu tampak pucat. Apa perlu aku buatkan obat herbal untukmu?" jawab Freya."Tidak perlu, aku hanya kurang istirahat saja. Besok adalah hari bahagia kita. Aku ingin membuatnya segera terjadi, ini adalah bukti dari rasa cintaku padamu," bisik Ryder.Freya tertawa kecil, lalu pergi membe
Daren menepuk pundak Ryder, menyadarkannya untuk tidak terhanyut dalam emosi dan berpikir lebih tenang. Freya yang terus menangis, tertidur di dalam pelukan Layla. Saat Layla dan Lilian membawa Freya ke kamarnya, Ryder keluar dari rumah dan mencari apakah ada seseorang yang sedang memata-matai mereka."Tuan, saya akan membawa beberapa pengawal untuk berjaga di sekitar rumah ini," ujar Billy."Tidak, aku yang akan mencari langsung perempuan itu dan menghabisinya," tekan Ryder."Hey tenanglah kawan, Freya tidak menginginkanmu melakukan hal segila itu," sela Daren.Ryder melacak sekitarnya, mencari sisa aura yang ada tapi nihil. "Lebih baik kita berpencar, aku akan pergi lebih dulu," ucap Ryder berlari secepat kilat."Huh, tidak ada petunjuk sama sekali-"Daren berhenti, dia mendengar suara rumput yang terinjak di bagian pohon belakang rumah. Dengan tersenyum kecil, Daren menarik lengan Billy menjauh dari rumah. Billy yang kesal, melepaskan pegangan Daren
Ryder melepas tangan Freya pelan, lalu berjalan ke arah pria tersebut. Meskipun perasaannya sangat kesal mendengar ucapan pria itu, Ryder harus tetap bijaksana dalam mengurus semua hal berkaitan penduduknya.“Permisi tuan, Aku sebagai Pemimpin wilayah ini merasa keberatan dengan ucapan anda. Melihat, anda sepertinya bukanlah orang yang menyaksikan perang yang terjadi di wilayah perbatasan. Anda tidak berhak mengatakan hal sekeji itu kepada calon istriku,” tekan Ryder.“Tu-tuan penguasa, saya merasa kasihan pada anda yang tertipu oleh perempuan itu. Tapi-”“Billy, beri tuan ini sedikit pelajaran tentang apa yang terjadi pada saat perang di perbatasan. Dan, untuk penduduk sekalian, Freya adalah perempuan yang menjadi seorang prajurit demi wilayahnya, sebagai seorang pemimpin dan perempuan dia telah menanggung banyak tanggung jawab. Jadi, perhatikan mulut kalian saat ingin berkata kepadanya,” tegas Ryder.Billy menerima perintah tuannya, dia segera pergi menyeret pria itu menjauh bersama