Home / Urban / Sang Penguasa, Mr. Levon / 106. Informasi Dari Hubert

Share

106. Informasi Dari Hubert

Author: imam Bustomi
last update Last Updated: 2021-11-11 11:59:25

Rose dan Frankie pergi menuju mansion di Washington untuk menyusun rencana menjebak pria bertopeng. Dan sebelum itu, mereka sudah menghubungi orang kepercayaannya untuk mengurus dokumen perpindahan pemilik peerusahaan industri kimia, baik yang asli maupun palsu. Namun orang kepercayaan mereka tidak bisa mengurus dokumen itu sebelum mengetahui nama pemilik barunya.

“Bahkan kita belum tahu namanya.” Frankie gelisah. Ia takut pria bertopeng menghancurkan hidupnya karena dokumen perpindahan pemilik perusahaan lewat batas waktu yang ditentukan.

Rose juga gelisah, tetapi bukan karena memikirkan nama pria bertopeng. Ia gelisah karena hingga saat ini pria bertopeng tidak menghubunginya. Ia takut musuhnya itu punya rencana kejutan yang merugikan dan membahayakan dirinya dan Papanya, karena bagaimanapun juga lawan yang satu ini sangat licik dan berbahaya.

“Yang aku takutkan bukan itu. Kita tidak tahu keberadaannya dan apa yang sedang dia rencanakan hari ini,” ucap Rose

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   107. Tiga Jam

    Amelia dan Pulisic seketika menghentikan tawanya dan menoleh ke arah Levon. Dilihat dari tatapannya, Sang Tuan sedang merencanakan sesuatu untuk memberikan pelajaran pada Rose dan Frankie. “Em apa yang pria bertopeng rencanakan untuk menghancurkan Para bedebah itu?” tanya Amelia menerbitkan senyuman kemenangan. “Sesuatu yang bisa membuat rambut terlepas dari kepalanya tanpa disentuh orang lain.” Levon mengulas senyum licik, Amelia dan Pulisic pun kembali tertawa. Levon menoleh ke arah Hubert yang berdiri di pinggir sofa. Dan pengawas pabrik itu pun langsung menunduk, “Ini juga berkat dirimu, Hubert. Aktingmu sangat bagus. Terima kasih kau sudah membantuku,” ucap Levon, Pulisic dan Amelia pun menoleh ke arah Hubert. Mereka sedikit melupakan kekecewaan pada Hubert karena sudah membongkar siapa saja anak buah Rose yang berkeliaran di perusahaan. “Saya yang seharusnya yang mengucapkan terima kasih pada Tuan. Dengan kejatahan yang pernah saya lakukan, Tuan

    Last Updated : 2021-11-11
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   108. seperti Hewan Peliharaan

    Pria bertopeng memutus sambungan sepihak, membuat emosi Rose dan Frankie meledak seketika. Mereka memukul dan menendang barang yang ada di sekitarnya. Bahkan Rose tidak sadar sudah melempar ponselnya ke lantai hingga layarnya retak.“Argh! Lama-lama aku bisa gila!” teriak Frankie sambil mengacak rambutnya. Lalu ia menendang kaki sofa. “Ahhh!” Frankie menjerit, kakinya kesakitan karena terlalu keras menendang kaki sofa.“Amelia! Pri bertopeng!” raung Rose sambil menghempaskan tubuhnya di sofa dan langsung memukul-mukul permukaan sofa dengan penuh emosi.Mereka terus meluapkan emosinya dengan caranya masing-masing, hingga akhirnya Rose lebih dulu bisa menenangkan dirinya.Rose tidak mau berlarut dalam emosi, sekarang seharusnya iabergerak cepat memikirkan ancaman dari pria bertopeng. Ia tidak mau musuhnya itu menyebarkan video rekaman kejahatannya kepada publik.“Papa, kita tidak bisa seperti ini. Kita

    Last Updated : 2021-11-13
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   109. Dibutakan Kebebasan

    “Levon? Mengapa pria sampah sepertimu ada disini?” Fletcher terkejut melihat Levon berada di mansion milik Tuan Leo. Fletcher melupakan rasa takutnya saat melihat wajah orang yang sangat dibencinya.“Tuan Fletcher? Benarkah kau adalah Tuan Fletcher? Bukankah Tuan sekarang seharusnya ada di penjara?” tanya Levon berpura-pura terkejut, menampilkan wajah konyol yang biasa Fletcher lihat.Fletcher tersadar, wajahnya masih di make over agar orang tidak mengenal dirinya. Namun, ia tak peduli lagi. Ia sudah terlanjur emosi melihat orang yang telah membuat hidupnya menderita.“Hakim berubah pikiran. Seharusnya aku tidak menerima hukuman itu, jadi aku dibebaskan.” Fletcher berdusta. Ia mengeraskan rahang dan menggertakkan gigi menatap Levon dengan tatapan penuh kebencian. Ia mengingat segalanya. “Dan sekarang aku akan menghajarmu. Kau sudah membuat hidupku berantakan!”“Apakah Tuan berbohong?,” tany

    Last Updated : 2021-11-13
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   110. Kemarahan Azmir

    Fletcher, Eric, dan Ethan spontan berdiri. Bola matanya hanya tertuju pada satu titik, yakni keluar masuknya ruangan. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat, bahkan terdengar cukup nyaring. Mereka menggigit bibir, tubuhnya bergetar drngan keringat yang semakin deras mengalir ketika mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat.“Dia pasti Tuan Leo!”“Dia datang untuk menghukum kita!”“Kita sudah tamat!”Ethan, Eric, dan Fletcher bergantian berbicara sambil tetap menatap lurus ke depan dengan tatapan pasrah, hidupnya tak akan lama lagi. Napasnya tersengal-sengal, tubuhnya seperti mati rasa, dan jantungnya seperti ingin keluar dari tempatnya dan berlari menjauh sejauh mungkin.Sementara itu, Levon yang berdiri di belakang Fletcher cs,hanya bisa menutup mulut dengan tangan kanannya untuk menahan tawa.Levon menyingkirkan tangan dari mulutnya dan mengulas senyum licik, “Masih mendingan

    Last Updated : 2021-11-13
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   111. Bunuh Saja

    Fletcher cs tubuhnya membeku ketika menoleh ke arah belakang. Bukan Levon konyol yang biasa mereka lihat, tapi auranya begitu kontras. Levon terlihat sangat berwibawa, sangat istimewa.“Ja-jadi Tu-tuan ada-lah Tuan Leo?” tanya Fletcher dengan suara gemetar. Mendadak dirinya menjadi orang gagap. Tubuhnya terguncang dengan bermandikan keringat.“Tu ...Tu ...” Hanya itu yang bisa dikeluarkan dari mulut Ethan. Napasnya berlarian, detak jantungnya berdetak hebat hingga ia merasakan sakit di dada. Ethan memegangi dadanya yang tak mampu menahan suara detakan dari dalam.“Ma-ma-maafkan saya, Tuan.” Setelah mengucapkan ini, tubuh Eric roboh meskipun tidak pingsan karena tak mampu menahan guncangan yang sangat hebat.Setelah memberikan kesempatan pada Fletcher cs berbicara, Amelia melangkah menghampiri Levon dan memutar tubuhnya kembali. “Apakah kalian tidak malu pada Tuan Leo? Dari awal dia sudah tahu kejahatan

    Last Updated : 2021-11-13
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   112. Mengerahkan Seluruh Pasukan

    Kota New York, di rumah Rose.Kurang 30 menit lagi, Rose dan yang lainnya masih menyusun strategi untuk menghadapi pria bertopeng. Mereka juga menempatkan anak buahnya di beberapa titik. Ada yang berpura-pura menjadi seorang pelayan, ada juga yang menyamar sebagai orang biasa dan berkeliaran di sekitar rumah.“Kau tenang saja, dia bahkan tidak akan bisa menginjak kaki ke dalam rumahmu. Begitu dia keluar dari mobilnya, aku langsung menembaknya dari atas gedung,” ucap Brandon dengan penuh keyakinan. Ia sendiri mengenakan pakaian badut dan akan menembak pria bertopeng di atas gedung yang cukup tinggi. Letaknya tidak terlalu jauh dan bisa mengarahkan peluru ke sekitar rumah Rose.“Sekarang pergilah ke tempatmu. Waktu semakin mendekat, aku takut pria bertopeng itu datang sebelum waktunya!” titah Rose dengan tatapan serius. Ia ingin rencananya berjalan sempurma, tidak ada kesalahan sedikitpun.“Baiklah,” balas Brandon dengan

    Last Updated : 2021-11-13
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   113. Ratusan Pria Bertopeng

    Ketika Brandon ingin menarik pelatuknya, ia dikejutkan dengan tiga orang lain yang turun dari mobil, ketiga-tiganya juga memakai topeng. “Hah? Apa-apaan ini? Ada pria bertopeng lainnya yang keluar dari mobil. Mana yang asli?” Brandon mengurungkan niat menarik pelatuk senjata apinya. Ia bingung karena semuanya mengenakan topeng dan dan pakaian serba hitam yang sama, postur tubuhnya juga hampir mirip.Keterkejutan Brandon belum berhenti, banyak mobil lainnya datang menyusul. Dan semua orang yang turun dari mobil itu mengenakan topeng dan pakaian yang sama, meskipun postur tubuhnya berbeda-beda.“Hah sial!” teriak Brandon dengan wajah kesal sambil menggerakkan senjata memukul alas gedung. “Pantas saja Rose terlihat cemas, rupanya pria bertopeng itu memang sangat licik.”“Sekarang mana yang harus aku tembak?” tanya Brandon pada dirinya sendiri sambil mengarahkan senjatanya ke beberapa pria bertopeng

    Last Updated : 2021-11-14
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   114. Bukan Disuruh Katerine

    “Jangan coba-coba mempermainkan kami ... kami sudah memberikan apa yang kau minta!” Suara Rose meninggi, mencoba mengusir rasa takut dalam dirinya. Ia memberanikan diri menatap pria bertopeng dengan tatapan menantang. Pria bertopeng malah tertawa keras, dan di detik berikutnya menatap Rose dan Frankie dengan tatapan geli, “Maafkan aku, Nona. Aku hanya ingin mengembalikan hak orang lain yang kalian rampas .. Lebih tepatnya bermula dari Frankie.” “Aku? Apa maksudmu?” Frankie reflek mengeluarkan suara karena terkejut namanya disebut, dan apa hubungannya dengan mengambil hak orang lain. Frankie benar-benar lupa tentang masa lalu disaat ia merampas perusahaan milik keluarga Nyonya Katerine. Pria bertopeng mendengus dengan senyuman kecut, “Apa kau pura-pura lupa, Frankie? Bukankah perusahaanmu saat ini hasil dari rampasan di masa lalu?” tanyanya dengan tatapan sindiran sambil menunjukkan memory rekaman. “Buktinya sudah aku ambil barusan!” Frankie maup

    Last Updated : 2021-11-14

Latest chapter

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   240. Akhir Cerita

    Air mata Angelina mengalir deras, menumpahkan semua kesedihannya. Kalimatnya barusan diucapkan secara sadar. Ia siap mati, Jika dengan nyawanya bisa membuat Amelia kembali ke jalan yang Sementara itu, Amelia sangat terkejut. Tanpa dugaannya sama sekali, Angelina mengetahui identaitasnya. “Nona Amelia? Aku Ketty ... Namaku Ketty, bukan Nona Amelia,” ucap Amelia masih belum mengaku. “Sudahlah, Nona. Buka topengmu. Jika kau ingin membunuhku, silahkan saja. Aku tidak akan melawannnya,” kata Angelina pasrah. Amelia mulai cemas. Ia mulai curiga bahwa Angelina datang bersama dengan Levon dan orang-orang kepercayaannya. “Aku bukan Nona Amelia!” teriak Amelia. “Aku Ketty ... Aku memanggilmu kesini untuk menyelesaikan masalahku. Tapi kau justru berpihak pada wanita itu.” Amelia masih mempertahankan penyamarannya. Lalu ia berjalan cepat ke arah sudut pintu. Ia melihat layar pengintai aktifitas di luar, depan dan sekitar kamarnya. Tidak ada siapa-siapa, batinnya. Lalu ia kembali memutar ba

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   239. Angelina Dalam Bahaya

    “Sayang sekali, padahal kue ini sangat enak,” ucap Amelia sambil meletakkan kue itu ke wadahnya“Em kalau begitu, makanlah,” kata Angelina setengah mengetes.“Ah aku sudah kenyang ... aku sudah banyak menghabiskan kue ini,” kilah Amelia tersenyum paksa, menutupi rasa kesalnya.“Ow ya, Ketty. Rumahmu dimana?” tanya Angelina.“Hemmm dekat dengan mansion Tuan Leo,” jawab Amelia.“Apa Tuan Leo mengenalmu?” tanya Angelina memancing.“Emmm tidak ... Tuan Leo tidak mengenalku,” kilah Amelia. “ow ya lanjutkan pembahasan yang tadi ... Jadi bagaimana menurutmu? Apa aku harus mengalah?”“Terkadang kita harus mengalah demi kebahagiaan orang yang kita cintai,” jawab Angelina bijak. “Tapi aku tidak sudi wanita iblis itu merebut orang yang aku cintai ... Hanya aku yang pantas mendampinginya, bukan wanita iblis itu,” respon Amelia sedikit emosi. Tatapan tajamnya mulai diperlihatkan pada Angelina. “tunggu ... Apa itu artinya kau mendukung wanita itu merebut pujaan hatiku?” tanyanya.Angelina menghela

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   238. Angelina Masuk Sendirian

    “Ya, Tuan.” Angelina mengangguk dengan tatapan serius “aku siap kehilangan nyawa asal Nona Amelia kembali menjadi orang baik. Karena aku memang salah.”Mendengar itu, Levon terharu. Ia menatap Angelina dengan tatapan bangga. Jack dan teman-temannya pun merasakan hal yang sama.“Aku tidak salah memilih calon istri ...” ucap Levon dengan tatapan lembut. Lalu ia mengambil ponsel Angelina. “Aku tidak akan membiarkan calon istriku celaka.”Angelina meneteskan air mata, lalu ia spontan memeluk Levon.“Tuan, aku stress. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku ingin sekali menjadi istri Tuan, tapi disisi lain ... aku kasihan pada Nona Amelia. Aku tidak mau merebut Tuan darinya,” kata Angelina menangis dalam pelukan Levon. Lalu ia melepas pelukannya dan mendongak menatap penuh arti pada calon suaminya itu. “Menikahlah saja dengan Nona Amelia, Tuan.”“Aku menyayangi Amelia. Dia adikku, dan selamanya statusnya tidak berubah ... Sementara kau, Angel. Kau adalah calon istriku,” respon Levon tersenyu

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   237. Rencana Jahat Amelia

    Dengan pakaian khas pria bertopeng, Amelia menunggu di salah satu kamar apartemen British, kira-kira jarak tempuhnya sekitar satu jam dari apartemen Hoston. Amelia sudah menyelipkan sebuah pisau di sela-sela lubang sofa. Ia juga mencampurkan racun di makanan ringan berupa kue keju yang ada di atas meja. “Leo sudah berbohong padaku, Angelina tidak pulang ke Washington.” Angelina sangat marah, ia sudah tidak sabar ingin bertemu gadis itu dan segera membunuhnya. “Aku pastikan hari adalah hari terakhirnya bisa bernapas!” Sementara itu, Jack bergerak cepat setelah menerima pesan dari Levon. Ia melacak nomor ponsel yang diberikan Sang Tuan. “kamar nomor 987,” ucap temannya pada Jack setelah berhasil melacak keberadaan pemilik nomor itu. Jack dan teman-temannya menyusuri setiap lorong, menaiki lift untuk sampai ke kamar teratas yang ada di apartemen British. Salah satu di antara mereka menyamar sebagai cleaning service, namanya Sancho. TOK! TOK! Sancho mengetok pintu kamar Amelia, se

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   236. Wanita Itu Hanya Umpan

    Levon tampak duduk di kursi ruangan makan yang ada di apartemen Hoston. Ia sudah janjian dengan Angelina untuk makan bersama.“Hem dia sangat cantik,” gerutu Levon ketika melihat Angelina datang. Ia memandangi penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Kecantikannya sangat natural.“Tuan sudah menunggu lama?” tanya Angelina sambil menarik kursi makan yang menghadap Levon.“Hemm dua menit yang lalu,” jawab Levon. lalu ia memanggil waitress“Mau makan apa, Angel?” tanya Levon, Angelina pun mengamati daftar menu makanan dan minuman yang ada di hadapannya.“Tuna sandwich, terus minumannya emmm ...lemon tea.”“Dua tuna sandwich, dua lemon tea,” ulang Levon pada waitress yang berdiri di samping meja makan mereka.“Baik, mohon ditunggu.”Angelina terkekeh pelan, “Kenapa Tuan memesan menu yang sama?”“Karena sebent

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   235. Bukan Sebuah Permainan

    Amelia turun dari atas dan bepura-pura tidak mengetahui apa-apa. Dengan mengenakan pakaian olaharaga, ia menghampiri mereka.“Hai,” sapa Amelia ramah. “Selamat pagi semuanya.”“Pagi,” jawab mereka bersamaan.“Mau kemana, nak?” tanya Emma perhatian. Sebenarnya ia merasa kasihan dan tidak tidak tega mendengar keputusan Levon mengirim sepupunya itu kembali ke Turki.“Mau olahraga, Anne,” jawab Amelia. “Ya udah dulu, lanjutkan obrolan kalian.”Amelia berjalan ke luar mansion. Ia ingin melarikan diri tanpa naik mobil karena orang-orang kepercayaan Levon ada dimana-mana.Pandangannya mengawasi sekitar jalan. Dirasa aman, ia meyetop taksi yang kebetulan lewat.“Nona Amelia?” tanya supir taksi itu setelah tahu siapa penumpangnya.“Hem antarkan aku ke toko pakaian terdekat,” titah Amelia. “cepat, aku terburu-buru.”“B

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   234. Obat Sariawan

    “Arg! Sial!” teriak Amelia menghempaskan tubuhnya ke kasur sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. Lalu ia berdiri lagi dan mulai merusak barang-barang miliknya di kamar itu.“Leo!” teriaknya lagi penuh emosi. Kali ini ia mengacak-acak sprei kasur. “Apa kau menginginkan aku mati? Kenapa kau tak mencegahku, Leo? Kenapa kau malah mengantar wanita iblis itu pulang?”Angelina sangat marah karena setelah mengirim video itu, Levon justru tidak panik dan berusaha datang menemuinya.“Leo!” teriakannya lebih kencang hingga suaranya serak. “gara-gara wanita iblis itu, kau jauh dariku!”Sementara itu Levon sudah sampai di mansion. Kedatangannya ditemui Emma.“Leo kenapa pulang? Dimana Angel? Bukannya kau mengantarkan Angel ke Washington?” tanya Emma cemas.“Tidak, Anne. Leo mengantarnya ke apartemen Hoston. Sementara waktu dia lebih baik tinggal di sana sampai keadaan di mans

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   233. Penyebab Tuan Leo Hampir Terbunuh

    Amelia mengirimkan sebuah video yang memperlihatkan dirinya sedang melakukan aksi percobaan bunuh diri dengan cara memakan serbuk sabun cuci.“Ada apa, Leo?” tanya Emma sekilas melihat perubahan ekspresi wajah Levon.“Hem tidak ada apa-apa, Anne,” kilah Levon. Beruntung ia barusan menekan mute suara di ponselnya.“Hem Anne kira ada sesuatu.”Levon menggelengkan kepala. Lalu pandangannya bergeser ke arah Angelina. “Ow ya, Angel. Aku akan mengantarmu pulang.”“Tidak perlu, Tuan. Aku minta bantuan pada Fred saja,” respon Angelina menolak. Ia berusaha menghindar dari Levon.“Biarlah Levon yang mengantarmu pulang, Angel,” kata Emma.“Tidak perlu ....” Angelina berhenti berbicara ketika Emma menatapnya dengan isyarat dirinya tidak boleh menolak dihantar Levon. “Baik, Anne.”Malam ini aja aku menuruti permintaan Anne. Setelah ini aku akan m

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   232. Ancaman Bunuh Diri

    “Nona, jangan lakukan itu.” Yang tadinya Angelina diam seribu bahasa, akhirnya bersuara. Tatapannya penuh rasa bersalah. “Aku tidak akan menerima perjodohan ini. Maafkan aku ... aku gadis yang tidak tahu diri. Seharusnya dari dulu aku tidak hadir dalam keluarga Tuan Leo.” “Jika kau menyadari semua kesalahanmu, pergilah sekarang juga!” bentak Amelia pada Angelina dengan sorot mata tajam. “Jika kau tidak ingin melihatku mati, pergilah sejauh mungkin dan jangan perlihatkan wajahmu lagi! Kalau perlu pindah Negara!” Angelina meneteskan air mata, “Baik, Nona. Aku akan pergi dari kehidupan Tuan Leo. Aku akan menjauh dari Tuan Leo ... Maafkan semua kesalahanku. Sejujurnya aku tidak pernah punya niat merebut Tuan Leo dari Nona.” Angelina pun berlari ke kamarnya dengan tangisan, sedangkan sedari tadi tatapan tajam Levon tetap menyorot pada Amelia. “Menikahlah denganku, Leo. Aku janji akan menjadi istri yang baik untukmu,” ucap Amelia dengan buliran tangisan, me

DMCA.com Protection Status