Share

Guru Baru

Author: Ayunda1903
last update Last Updated: 2021-09-05 16:58:02

Rinjani terpaksa membuka matanya perlahan untuk menyambut dunia yang begitu menggelikan. Mahasiswi cantik itu meraih handuk yang tergantung di pintu kamarnya, lalu masuk ke dalamkamar mandi untuk melakukan ritual mandi. Tidak butuh waktu lama, Rinjani keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian untuk pergi ke kampus lalu menempelkan sedikit bedak di wajahnya yang sudah terlihat cantik.

Mahasiswi cantik itu menuju ruang makan yang telah di hadiri Rindu dan Linda. Ia tersenyum manis pada kedua wanita yang sangat ia sayangi, dan mengambil posisi duduknya yang tidak jauh dengan Rindu.

“Pagi, Bu! Apa yang akan ibu lakukan seharian ini?” sapa Rinjani pada ibunya.

“Pagi, Rinjani! Ibu belum tau, memangnya ada apa?” ucap Linda lembut pada putri sulungnya.

“Nggak ada sih, cuma mau tanya aja. mungkin aja ibu mau kerja atau apa gitu,” ujar Rinjani sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

“Aku berangkat dulu ya bu! Soalnya aku harus mengerjakan tugas yang belum selesai kemarin malam,” Rindu pamit pada Linda untuk berangkat ke sekolah.

Rinjani mengagkat salah satu alisnya, ia merasa Rindu tak menghiraukan dirinya. Akan tetapi pikiran itu segera ia tepis, mahasiswi cantik itu berusaha tidak memikirkan hal-hal yang akan membuat dirinya pusing sendiri.

“Bu, aku pergi dulu ya! takut terlambat,” ujar mahasiswi cantik itu pada Linda.

“Iya, Nak. Kamu hati-hati di jalan ya! belajar yang rajin,” nasehat Linda pada putri sulungnya.

Rinjani keluar dari rumahnya menuju halte yang biasanya ia menunggu bus untuk mengantar dirinya ke kampus. Di halte, ia tidak menemukan Rindu dan membuat dirinya sedikit was-was. Bagaimanapun sikapnya yang terkadang kasar, tetapi sebagai seorang kakak ia masih menjaga keutuhan keluarganya.

Bus berhenti di depan mahasiswi cantik itu, lalu ia masuk ke dalamnya dan duduk dengan tenang. Rinjani menikmati perjalanannya pagi ini yang tidak terganggu oleh siapa pun.

***

Di SMA N 1 Asmara, terlihat tiga siswi cantik yang sedang duduk dan berbincang hangat. Mereka terlihat begitu bahagia tanpa ada masalah apa pun dalam hidupnya masing-masing. Rindu yang ada di antara tiga gadis itu memang berusaha tertawa menutupi semua permasalahan yang ada dalam hidupnya. Gadis cantik itu tak ingin siapa pun mengetahui perihal keluarganya, termasuk kedua sahabatnya.

“Rindu, kamu kenapa gak jadi datang ke rumah aku? kami berdua udah nunggu kamu,” ucap Bintang pada Rindu.

“Maaf, Bintang! Kemarin aku ketiduran, jadi setelah sampai di rumah aku mandi lalu rebahan sebentar. Eh taunya kebablasan tertidur di kasurku yang empuk,” jelas Rindu dengan tawanya yang khas.

Kedua sahabatnya ikut tertawa, bukan karena penjelasan Rindu melainkan terpancing dengan tawa gadis cantik itu yang khas, menggelegar dan sedikit terkikik.

“Aku udah maafin kamu, kok. Lagian ini bukan masalah penting yang harus di perpanjang,” balas Bintang pada Rindu.

“Sebaiknya kita masuk ke dalam kelas, nanti terlambat lagi!” Bulan berdiri dari duduknya dan melangkah menuju kelas.

Tiga gadis cantik itu masuk ke dalam kelas yang terlihat sangat ramai dengan berbagai percakapan yang terjadi antara siswa dan siswi. Rindu dan kedua sahabatnya memutuskan untuk duduk tenang di kursi masing-masing. Di sana sudah ada murid baru yang tersenyum pada mereka dan membuat Rindu mengerutkan keningnya, ia heran oleh sikap Devan yang terlihat sok akrab.

“Hai, nona cantik! Kalian lama banget sih datangnya, aku kan gak punya teman,” sapa Devan pada Rindu dan kedua sahabatnya.

“Memangnya kamu mau berteman sama kami, bukannya tipe teman kamu gak seperti kita ya!” ketus Bulan pada murid baru itu.

“Kata siapa aku milih teman, aku bisa berteman dengan siapa saja kecuali makhluk gaib,” Devan sedikit terkekeh.

Rindu memutar matanya, ia malas mendengar celotehan Devan yang sedikit pun tidak lucu baginya. Gadis cantik itu memutuskan untuk duduk di kursinya dan membuka buku yang akan mereka pelajari hari ini.

Pintu terbuka dengan kedatangan lelaki tampan memakai baju dinas layaknya seorang guru. Para siswi di dalam kelas langsung bersorak kagum melihat lelaki tampan itu, mereka terpesona oleh ketampanan lelaki itu yang terlihat seperti aktor korea.

Berbeda dengan Rindu, ia memilih membaca bukunya dan tidak menghiraukan keributan yang sedang terjadi. Gadis cantik itu tidak penasaran sama sekali pada lelaki tampan yang berada di depan kelas.

“Pagi, semuanya! Sepertinya kalian adalah murid yang selalu bersemangat. Baiklah perkenalkan nama saya Deren,mulai hari ini saya akan menggantikan guru olahraga yang selalu mengajar kalian. Karena saat ini saya tengah melakukan praktek lapangan di sekolah ini. Jadi harap kerja samanya ya!” ucap lelaki tampan itu yang bernama Deren.

“Baik, Pak. Kami akan bersikap baik, karena terlalu tampan untuk disakiti,” ujar salah satu siswi yang ada dalam kelas itu pada Deren.

Deren hanya tersenyum tipis mendengarnya, ia paham dengan kelakuan remaja saat ini. Wajar saja para siswi bersikap begitu, karena mereka sedang berproses tumbuh menuju dewasa.

“Baiklah, teman-teman sekalian! Hari ini kita akan sedikit mengulas teori tentang permainan bola basket. Mohon perhatiannya dalam pelajaran ini, oke!” Deren melanjutkan kegiatan mengajarnya dengan baik.

Seluruh siswa dan siswi mengikuti pelajaran dengan baik dan tenang. Berbeda dengan Devan, ia memilih menutup wajahnya dengan buku dan memposisikan kepalanya di atas meja serta menutup mata. Rindu yang melihat hal itu menggelengkan kepala, ia tidak banyak berkomentar tentang hal itu karena ia merasa bukan urusannya.

Bel berbunyi pertanda waktu istirahat telah tiba. Seluruh siswa dan siswi berhamburan keluar kelas menuju berbagai tempat. Tidak bedanya dengan Rindu dan dua sahabatnya, gadis cantik itu mengemaskan peralatan tulisnya, setelah selesai ia keluar dari dalam kelas.

“Hari ini kita mau makan apa? aku mau menu yang beda,” ujar Bintang pada kedua sahabatnya.

“Aku tergantung kalian aja, asalkan kita makan. Soalnya tadi pagi aku gak cukup sarapan,” balas Rindu pada Bintang.

“Aku ngikut aja, biar gak ribet. Apa pun pilihan kalian, aku setuju,” timpal Bulan pada kedua sahabatnya.

Ketiga gadis cantik itu melangkah menuju kantin tempat biasa mereka nongkrong. Bintang segera memesan makanan, smeentara Rindu dan Bulan duduk di kursi mereka. Tanpa aba-aba, lelaki tampan ikut duduk di sana dengan kedua gadis cantik itu, ia tersenyum dan terlihat sangat manis.

“Boleh saya gabung dengan kalian, di sana terlalu bising sehingga saya tidak selera untuk makan,” ujar lelaki tampan itu yang tak lain adalah Deren.

“Boleh, Pak. Silahkan duduk dan jaga ketenangan yang ada di sini!” balas Bulan pada Deren.

“Baiklah, dan terima kasih. Saya tidak akan menyebabkan keributan di sini, karena saya juga suka ketenangan seperti kalian,” Deren duduk dengan tenang.

Bintang datang dengan senyuman manis yang mengembang di bibirnya. Ia segera menghidangkan makanan di atas meja dengan baik dan sopan, sehingga kedua sahabatnya tiak berkomentar dengan sikapnya yang terkadang sedikit ceroboh.

“Oalah, rupanya kita kedatangan tamu baru, ya! selamat datang di meja kami, Pak. Semoga anda merasa tenang dan damai, layaknya hidup kami,” ucap Bintang dengan sopan pada Deren.

“Terima kasih, Bintang. Saya senang berada di antara kalian,” balas Deren dengan senyumnya yang terlihat sangat manis.

“Udah, kamu duduk aja! ayo kita makan, sebentar lagi masuk aku gak mau kita terlambat,” tukas Bulan pada BIntang yang masih senyam-senyum tidak jelas.

Rindu hanya diam sepanjang pembicaraan kedua sahabatnya dengan lelaki tampan yang duduk bersama mereka. Ia enggan untuk membuka mulutnya untuk ikut serta dalam perbincangan yang kurang bermanfaat menurut gadis cantik itu.

Selama proses makan, Deren diam-diam memperhatikan Rindu yang sejak kedatangan dirinya hanya diam seribu bahasa. Gadis cantik itu hanya menyimak perbincangan yang terjadi dan melanjutkan kegiatannya saat makanan sudah datang.

Rindu beranjak lebih dulu dari tempat itu, karena ia sudah selesai dengan makan siangnya. Gadis cantik itu melangkah keluar kantin dan duduk di kursi yang ada di depan kelas yang masih terlihat kosong. Ia memejamkan matanya mencoba menenangkan pikirannya yang sedang kalut dengan permasalahan keluarganya.

“Rindu, kamu tidur di sini? memangnya semalam kamu gak tidur?” tanya Bulan pada sahabatnya.

Rindu membuka matanya secara perlahan mendengar suara yang menyapa dirinya. Ia tersenyum manis pada sahabatnya, seolah Rindu ingin jika Bulan tidak bertanya lebih jauh padanya.

“Aku merasa sangat kenyang, sehingga butuh sedikit sandaran. Aku tidak tidur, hanya memejamkan mata sementara,” jawab Rindu lembut pada Bulan.

Bintang merangkul bahu kedua sahabatnya dari belakang. Rindu dan Bulan tidak heran dengan tingkah Bintang yang bersikap sedikit tengil. Dengan adanya Bintang, suasan dingin antara mereka kerap kali menjadi canda dan tawa yang dapat menghibur diri mereka masing-masing.

Related chapters

  • Sang Penggoda   Sisi menakutkan dari Rindu

    Jam menunjukkan pukul 13:00 siang, semua siswa dan siswi SMA keluar dari kelas masing-masing karena sudah waktunya pulang. Tidak beda dengan Rindu dan kedua sahagatnya, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing karena tak mau membuat keluarga khawatir.“Rindu, gimana kalau kita berumpul di rumah aku dulu? Kemarin kan kamu gak ikut,” ujar Bintang pada Rindu.“Gimana ya, Bintang. Soalnya di rumah aku banyak kerjaan, jadi kayaknya gak sempat untuk singgah di rumah kamu,” balas Rindu pada sahabatnya.“Tumben kamu sibuk, Rindu. Biasanya kan kamu selalu ada waktu buat kita,” timpal Bulan.Rindu mencoba berpikir keras alasan apa yang harus ia berikan pada kedua sahabatnya itu. sebenarnya gadis cantik itu tidak memilki kesibukan apa pun, akan tetapi ia masih enggan untuk keluar dari rumahnya, Rindu lebih nyaman dengan kesendiriannya.“Jadi gini, beberapa hari ini ibuku kurang sehat. Jadi aku gak mungkin

    Last Updated : 2021-09-07
  • Sang Penggoda   Pekerjaan Baru

    Bintang dan Bulan berabjak dari tempat duduknya, mereka pamit pulang kepada Rindu dan Linda. Kedua sahabat Rindu sudah merasa lega dengan kondisi gadis cantik itu, mereka tidak perlu mengkhawatirkan apa pun.“Rindu, kita pulang dulu ya! takutnya nanti orangtua aku khawatir lagi,” ucap Bintang lembut pada gadis cantik yang menemani sahabatnya itu keluar rumah.“Iya, Bintang dan Bulan. Makasih ya, kalian udah ada saat aku terpuruk begini,” balas Rindu pada kedua sahabatnya.“Hei, kamu gak boleh ngomong kayak gitu. Kita akan selalu ada buat kamu,” timpal Bulan pada gadis cantik itu.Bulan dan Bintang keluar dari perumahan Rindu. Mereka berdua menuju rumah masing-masing yang tidak jauh dari tempat tinggal Rindu. Sementara itu, Rindu masuk ke dalam rumahnya dan bergegas menuju kamar. Gadis cantik itu merebahkan tubuhnya yang sebenarnya tidak begitu lelah, tetapi batinnya yang sedikit kacau.“Kamu sudah melakukan

    Last Updated : 2021-09-08
  • Sang Penggoda   Hasrat yang terpendam

    Rindu dan kedua sahabatnya pergi ke toilet untuk mengganti pakaiannya. Sesampainya di dalam toilet, tiga gadis cantik itu mengganti pakaian mereka dan sangat cepat selesai. Rindu menunggu bulan dan Bintang, ia berdiri di depan pintu masuk.“Hai, kamu Rindu kan? Kenalin namaku Dio, jurusan IPS. Kita satu angkatan lho,” ujar lelaki yang bernama Dio pada Rindu.“Terus, memangnya kenapa kalau kita satu angkatan? Kamu mau apa?” tanya Rindu pada Dio.“Aku hanya ingin kenalan sama kamu, Rindu. Memangnya gak boleh ya!” jawab Dio sopan pada gadis cantik itu.“Namaku Rindu, aku kelas dua belas jurusan IPA. Makanan kesukaanku, coklat, mie goreng, ayam goreng, terus hobi rebahan aja. Untuk saat ini aku menutup pintu hati buat lelaki mana saja,” jelas Rindu panjang lebar.Dio melongo melihat tingkah gadis cantik itu padanya, ia tidak menduga masih ada gadis yang seperti itu zaman sekarang. Biasanya para wanita han

    Last Updated : 2021-09-09
  • Sang Penggoda   Adegan Dewasa

    Mobil Prasetyo terus melaju, dan setelah satu jam perjalanan mobil berhenti di depan bangunan mewah yang disebut sebagai hotel berbintang lima di kota itu. Prasetyo keluar dari dalam mobil diiringi oleh Linda. Wanita paruh baya itu tidak memikirkan hal apa pun saat ini, ia hanya mengikuti langkah lelaki yang ada jauh di depannya dengan tenang.Linda membiarkan Prasetyo mengurus administrasi terlebih dahulu, ia memilih duduk di kursi tunggu yang ada di sana. Prasetyo menghampiri Linda yang masih memperhatikan lingkungan sekitar, lelaki itu tersenyum tipis melihat tingkah wanita yang ada dihadapannya.“Kamu belum pernah ke sini? kok kayak orang bingung gitu?” tanya Prasetyo pada wanita dua anak itu.“Iya, Mas. Saya belum pernah ke sini sbeelumnya, lagian buat apa saya ke sini,” jawab Linda jujur pada lelaki yang menahan tawanya.Prasetyo meraih tangan lembut Linda dan merangkul pinggul wanita paruh baya itu. Kedua manusia itu masuk k

    Last Updated : 2021-09-10
  • Sang Penggoda   Berdamai karena rasa lapar

    Rindu masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi tanpa siapa pun. Ia merebahkan tubuhnya di atas sofa dan memandangi langit-langit rumah itu. Sesekali gadis cantik itu menghembuskan nafasnya dan mencoba menutup mata untuk beristirahat sejenak.Pintu terbuka lebar dengan kedatangan sosok wanita cantik yang tersenyum melihat Rindu yang tengah tertidur. Ia mengamati wajah gadis cantik itu dengan seksama tanpa ada keinginan untuk mengganggunya.Rinjani melangkah ke dapur untuk mempersiapkan sesuatu yang dapat mengganjal perutnya, mahasiswi cantik itu memang sudah biasa dengan hal seperti itu. Tidak lama kemudian, nasi goreng telah siap dihidangkan, aroma makanan tersebut membuat Rindu membuka matanya secara perlahan.Rindu menghampiri Rinjani yang tengah duduk menikmati nasi goreng buatannya, gadis cantik itu ikut duduk dan mengambil bagian untuk dirinya. Rinjani hanya tersenyum tipis melihat tingkah Rindu yang semaunya saja.“Kakak udah lama pulang? kok a

    Last Updated : 2021-09-12
  • Sang Penggoda   Bekerja ke luar kota

    Linda menyuguhkan secangkir teh hangat untuk Tina, meskipun ia ingin segera beristirahat tetapi ia bertahan demi menghormati tamunya yang datang. Wanita paruh baya itu sangat menghoramti setiap tamu yang berkunjung ke rumahnya, akan tetapi ia tidak menerima sembarang orang untuk masuk ke dalam rumah, ia takut bisik-bisik tetangga yang lebih tajam dari pedang.“Besok mbak bekerja lagi ya? aku ikut dong mbak, dari pada nganggur,” ujar Tina pada Linda.“Mas Prasetyo ajak aku ke luar kota sih, Tina. Tapi aku bingung buat alasan apa sama anak-anak aku,” balas Linda pada Tina.“Itu urusan yang sangat mudah banget, Mbak. Pasti mas Prasetyo punya cara tersendiri untuk menyelesaikan hal ini,” Tina meyeruput minumannya yang hampir dingin.Malam pun tiba setelah pagi dan siang berkelanana di bumi manusia. Rindu bangkit dari sofa dan membawa buku bacaannya menuju kamar, gadis cantik itu tidak kuat menahan kantuk akibat dari kegiata

    Last Updated : 2021-09-13
  • Sang Penggoda   Urus saja urusanmu!

    Rindu masuk ke dalam lingkungan sekolah dengan ekspresi datar. Gadis cantik itu tidak terlalu ramah pada siswa dan siswi lainnya, ia memilih untuk mencari keberadaan Bulan dan Bintang. Langkahnya terhenti oleh seseorang yang ada di hadapannya saat ini dan tersenyum manis pada gadis cantik itu.“Pagi, Rindu! Apa kabarmu? Apa tidurmu nyeyak?” tanya orang itu yang tak lain adalah Deren, guru muda di sekolah itu.“Apa urusanmu dengan tidurku? Minggir! kehadiranmu membuat hariku tambah buruk,” ketus Rindu pada Deren.“Bisa gak sih, kalau kamu sopan dikit sama orang yang lebih tua. Kamu harus sadar posisi kamu, Rindu,” balas Deren tidak terima dengan sikap Rindu padanya.“Seharusnya kata itu untuk diri kamu, bukan untuk aku. Kamu juga harus tahu batasanmu sebagai seorang guru terhadap murid,” Rindu melewati Deren yang masih berdiri di tempat.Deren mengusap rambutnya dengan kasar, ia merasa sedikit kesal de

    Last Updated : 2021-09-14
  • Sang Penggoda   Dua Pasang

    Prasetyo dan dua wanita yang tengah bersamanya masuk ke dalam taxi yang tersedia di luar bandara. Di dalam taxi, tidak ada percakapan khusus antara mereka bertiga. Linda memilih diam, ia juga bingung harus membahas apa, begitu juga dengan Prasetyo, ia merasa terhalang oleh kehadiran Tina antara mereka.“Mbak, kenapa dari tadi diam aja? apa kalian malu dengan keberadaanku di sini?” tanya Tina pada Linda dan Prasetyo.“Tidak, Tina. Aku hanya tidak tahu harus bahas apa dengan mas Prasetyo, makanya aku diam aja,” jawab Linda sopan.“Berhenti di sini, Pak. Kami sampai sini saja,” ujar Prasetyo pada supir taxi.Taxi berhenti di depan sebuah mobil yang parkir di tepi jalan raya. Prasetyo keluar dari taxi setelah membayar biaya tumpangannya dan dua wanita yang ia bawa. Lelaki itu membawa beberapa barang dan meletakkannya di dekat mobil yang parkir di sana.“Mas, ini mobil siapa? Kamu sembarang letakin barang aja, k

    Last Updated : 2021-09-14

Latest chapter

  • Sang Penggoda   Kehangatan keluarga

    Rindu dan kedua sahabatnya mengikuti pelajaran dengan baik. Mereka juga terlihat aktif di dalam kelas, sehingga guru senang masuk di dalam kelas itu. Waktu terus saja berjalan sehingga masa sekolah hari ini selesai. Rindu dan kedua sahabatnya keluar dari sekolah, mereka berdiri di depan bangunan itu untuk menunggu bus yang akan mengantar mereka pada rumah masing-masing.“Aku pulang sama kalian aja ya! soalnya mama aku ada halangan,” ujar Bintang pada Rindu dan Bulan.“Boleh, asal jangan ngeluh aja dengan suasana dalam bus. Kadang sempit, bising, dan segala macamlah,” balas Bulan pada sahabatnya.“Udah biasa kali! Hal itu gak masalah bagiku, yang penting aku hadapinnya sama kalian,” Bintang tersenyum manis pada kedua sahabatnya.Tiga gadis cantik itu tidak butuh waktu lama untuk menunggu bus. Rindu dan kedua sahabatnya masuk ke dalam bus dan duduk berdekatan. Mereka asyik memandangi beberapa pasangan muda yang saling ber

  • Sang Penggoda   Back to Home

    Linda masih asyik dengan permainan yang ia buat sendiri, sehingga membuat Prasetyo kewalahan dan menginginkan hal lebih. Akan tetapi, ia tidak mungkin melanjutkan hal itu karena mereka akan pulang ke rumah masing-masing.Wanita paruh baya itu menyelesaikan kegiatannya lebih kurang setengah jam. Ia tersenyum manis pada Prasetyo yang terlihat lesu karena baru saja mengeluarkan sesuatu yang membuat dirinya lega. Lelaki itu menciun kening Linda dengan penuh kasih sayang, seolah ia tidak ingin kehilangan wanita yang sudah beberapa hari masuk ke dalam hidupnya.“Sayang, apa kamu mau menikah denganku?” tanya Prasetyo setelah melepas kecupannya.“Itu gak mungkin, Mas. Kamu sudah punya keluarga dan aku tidak ingin menjadi nenalu dalam keluargamu,” tolak Linda secara halus.“Tapi aku gak bahagia hidup sama dia, Sayang. Aku ingin bahagia bersamamu,” ujar Prasetyo memohon pada Linda.Prasetyo memeluk wanita itu dan menyandar

  • Sang Penggoda   Menunggu penjelasan dari Bulan

    Bulan selesai membersihkan dirinya dan menatap sendu pada Rindu serta Bintang. Gadis itu masih diam dan enggan untuk membuka mulutnya, sebagai seorang sahabat Rindu dan Bintang juga tidak terlalu ingin tahu apa yang terjadi pada Bulan, biarlah gadis itu yang mengatakannya.“Ayo pergi dari sini! kita mungkin akan dapat hukuman jika terlalu lama meninggalkan kelas,” ajak Rindu pada kedua sahabatnya.Tiga gadis cantik itu keluar dari toilet menuju kelasnya. Di dalam kelas, telah berdiri seorang guru muda dan guru wanita tengah berbincang serius mengenai permasalahan yang Bulan alami. Rindu memutar malas matanya, ia sangat tidak suka jika kejadian ini diperpanjang.“Kalian bertiga! Ikut saya ke kantor, ada sesuatu yang harus kita bahas,” ucap Deren pada Rindu dan kedua sahabatnya.Rindu dan kedua sahabatnya hanya menunduk dan mengikuti langkah Deren menuju kantor guru. Rindu masuk pertama kali dan duduk dengan baik di atas sofa yang te

  • Sang Penggoda   Kejadian tak terduga

    “Sayang, ayo kita tidur! Karena besok kita akan pulang,” ajak Prasetyo pada Linda.Wanita paruh baya itu beranjak dari tempat duduknya dan menggandeng tangan Prasetyo dengan mesra. Linda bergelayut manja pada lelaki itu seperti istri sah dari pemilik perusahaan terbesar seasia.“Apa yang harus kita lakukan, Tina? Apakah kita juga akan tidur?” tanya Jaya pada Tina.“Aku sih terserah kamu aja, Mas. Kalau mau tidur juga gak apa-apa,” jawab Tina tanpa masalah.Jaya dan Tina melangkah menuju kamarnya, mereka berdua masuk ke dalam kamar yang terlihat begitu luas dan sangat nyaman di sana. Tina merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk dan disusul oleh Jaya. Mereka tidak melakukan apa pun kecuai hanya saling berpelukan.Di kamar sebelah, Prasetyo dan Linda juga tidak melakukan apa pun, kecuali sekedar pelukan hangat yang sama-sama mereka berikan sebagai bentuk kasih sayang satu sama lain. Linda terus saja menatap lel

  • Sang Penggoda   Kompak

    “Kalian tidak perlu heran dengan sikapku saat ini, cukup simpan saja sebagai pertanyaan selamanya,” ujar Rinjani pada sahabat Rindu.“Gimana kami gak heran, Kak. Seorang Rinjani yangterkenal dingin dan sekarang dapat tersenyum manis seperti itu,” balas Bintang pada mahasiswi cantik itu.Rindu menepuk jidatnya, gadis cantik itu khawatir jika Rinjani akan marah dengan kalimat yang diucapkan Bintang. Akan tetapi, mahasiswi cantik itu tidak berbuat apa pun dan ia memilih untuk duduk dengan tenang sembari menikmati cemilan yang terletak di atas meja.“Baiklah, aku akan memaafkan kamu hari ini, Bintang. Aku tidak ingin merusak kebahagiaanku saat ini,” ucap Rinjani pada Bintang.Tiga gadis cantik itu saling beradu pandang, mereka benar-benar dibuat kebingungan oleh Rinjani. Berbeda dengan mahasiswi cantik itu, ia tidak perduli dengan pemikiran Rindu dan kedua sahabat sang adik. Kebahagiaan yang ia dapatkan hari ini tidak ingin

  • Sang Penggoda   Orang asing tetapi asyik

    Di kampus, Rinjani tengah serius mendengarkan penjelasan dosen yang sedang menjabarkan materi panjang lebar dalam ruangan itu. Sehingga tak jarang mahasiswi cantik itu menguap karena mengantuk mendengarkan penjelasan dosen yang tidak memilki rasa bosan.Tidak lama kemudian, bel berbunyi pertanda perkuliahan telah berakhir. Rinjani mengemas segala peralatannya dan memasukkan ke dalam tas lalu beranjak keluar dari kelas. Mahasiswi cantik itu langsung menuju keluar kampus dan memutuskan untuk pulang.“Rinjani, tunggu aku dulu! Kamu jalannya cepat banget sih,” teriak seorang wanita pada Rinjani.Mahasiswi cantik itu berhenti dan berbalik melihat siapa yang memanggil dirinya. Rinjani mengerutkan keningnya, ia tidak mengenal siapa wanita yang terlihat sok akrab padanya. wanita itu berhenti di depan Rinjani dengan nafas yang masih terdengar ngos-ngosan.“Maaf, kamu siapa ya? kenapa bisa tahu nama aku?” tanya Rinjani pada wanita itu.

  • Sang Penggoda   Persahabatan Sejati

    Jam menunjukkan pukul 13:00. Saatnya Rindu dan lainnya pulang sekolah setelah menerima pelajaran dari guru mereka. Rindu dan kedua sahabatnya keluar dari kelas dengan langkah beriringan, tiga gadis cantik itu berhenti di depan gerbang untuk menunggu kendaraan yang dapat mengantar mereka pada tempat pusat perbelanjaan.“Hai, nona cantik! Kalian mau ke mana? boleh gak kalau aku ikut?” tanya Devan pada Rindu dan kedua sahabatnya.“Maaf, banget ya! ini khusus kami bertiga aja, dan tidak menerima orang lain,” jawab Bintang pada lelaki itu.“Kalau begitu baiklah, mungkin lain kali aja aku bergabung sama kalian,” Devan pergi dari tempat para gadis itu.Rindu menghentikan sebuah taxi yang berjalan di depan sekolah mereka. Tiga gadis cantik itu masuk ke dalam taxi dan meluncur menuju tempat yang telah mereka ketahui sebelumnya. Satu jam kemudian, Rindu dan kedua sahabatnya keluar dari taxi, lalu masuk ke pusat perbelanjaan.

  • Sang Penggoda   Ekpektasi tidak seindah Realita

    “Mas, ouh … ah … ah masukkan juniormu pada sangkarku. Aku mohon!” Tina memelas pada Jaya.Jaya yang sudah puas bermain di sana dengan mulutnya, kemudian mengeluarkan senjata pamungkasnya dan langsung memasukkan ke dalam sarang Tina. Wanita itu tidak berhenti mendesah, ia kesakitan sekaligus merasakan kenikmatan. Jaya terus saja bermain di sana dengan lembut, karena ia merasa ada sesuatu yang berbeda pada Tina.“Sayang, punyamu sangat sempit. Rasanya kamu masih gadis ting-ting,” puji Jaya pada Tina.“Aku selalu menjaga dan merawatnya, Mas. Agar dapat kamu nikmati,” balas Tina pada lelaki yang sedang berada di atas tubuhnya.Kedua manusia itu saling berpelukan setelah satu jam lebih melakukan kegiatan panas. Jaya segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, lalu di susul oleh Tina setelah lelaki itu selesai melakukan ritual mandi.Dua pasang manusi itu sama-sama keluar dari kamar dan menuju

  • Sang Penggoda   Dua Pasang

    Prasetyo dan dua wanita yang tengah bersamanya masuk ke dalam taxi yang tersedia di luar bandara. Di dalam taxi, tidak ada percakapan khusus antara mereka bertiga. Linda memilih diam, ia juga bingung harus membahas apa, begitu juga dengan Prasetyo, ia merasa terhalang oleh kehadiran Tina antara mereka.“Mbak, kenapa dari tadi diam aja? apa kalian malu dengan keberadaanku di sini?” tanya Tina pada Linda dan Prasetyo.“Tidak, Tina. Aku hanya tidak tahu harus bahas apa dengan mas Prasetyo, makanya aku diam aja,” jawab Linda sopan.“Berhenti di sini, Pak. Kami sampai sini saja,” ujar Prasetyo pada supir taxi.Taxi berhenti di depan sebuah mobil yang parkir di tepi jalan raya. Prasetyo keluar dari taxi setelah membayar biaya tumpangannya dan dua wanita yang ia bawa. Lelaki itu membawa beberapa barang dan meletakkannya di dekat mobil yang parkir di sana.“Mas, ini mobil siapa? Kamu sembarang letakin barang aja, k

DMCA.com Protection Status