Peristiwa semalam benar-benar membuat Vanessa semakin terkesan terhadap Max. Hingga sekarang ia pun meminta agar pengawal kepercayaan pacarnya itu menemaninya untuk berada di kantor pusat McCall Enterprise.Saat memasuki gedung bertingkat itu, Max seperti sedang bernostalgia dengan masa lalunya. Dulu ini adalah kantornya. Dia memulai semua dari nol sampai bertemu iblis wanita Vanessa.Tak banyak perubahan dengan kantornya, mungkin saja Vanessa tidak menangani sebaik dia. Atau mungkin memang sengaja untuk tidak diubah.Max menghembuskan napas panjang kemudian ia berpikir kalau suatu saat warisan ini akan dinikmati oleh kedua anaknya. Bagaimanapun juga mereka berdua adalah yang paling berhak.Max duduk di sofa sambil menikmati kopi. Ia mengawasi Vanessa yang sekarang sedang berada di balik laptop menangani sesuatu.Diam-diam Max penasaran dengan apa yang dilakukan Vanessa, lebih tepatnya ia ingin tahu tentang perkembangan perusahaan yang lama ia tinggalkan."Nyonya, Anda bekerja begitu
Vanessa hanya melirik sebentar ke arah Max lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Baginya Max hanya mengada-ngada. Mana mungkin orang seperti Max mampu untuk melakukan hal ini.Max tak berkata apa-apa lagi. Percuma saja ia menjelaskan pada Vanessa yang tak percaya kepadanya. Max pun memutuskan untuk beranjak dan meninggalkan ruang kerja Vanessa.Namun ia senang karena ternyata Vanessa mengerjakan semua urusan kantor dengan serius. Setidaknya hal ini bisa membuat kehidupan Olive dan Daniel akan terjamin suatu saat nanti.Saat ia berada di ruangan, tampak Bill sedang berlari ke arahnya."Max aku baru saja mendapatkan kabar kalau Rex sedang berada di area gunung dan ia mendapatkan bantuan dari seorang master kelas atas," ucap Bill dengan napas terengah sepertinya ia baru saja berlari."Tenangkan dirimu dulu dan atur napasmu dengan baik." Bill pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Max dan akhirnya mengulangi perkataannya."Yang benar saja?""Benar Max.""Hmm aku baru saja memikirkan
Saat ini asisten Ming benar-benar telah dikuasai oleh pengaruh dari Rex. Kebencian Rex terhadap Max dan antek-anteknya tampak sudah mendarah daging.Kalau sebelumnya Rex mengira pengawal yang bekerja pada Tuan Ramford akan tunduk kepadanya, tapi ternyata ia salah. Max si pengawal pecundang itu bukan hanya merebut tahtanya, tapi juga membuat semua pengikutnya akhirnya patuh pada Max.Kebencian terhadap kaum jutawan yang suka semena-mena membuat Rex akhirnya memanfaatkan Tuan Lee dan asistennya. Saat mereka berangkat, Rex pun tersenyum penuh kemenangan. Rex bukannya tidak tahu siapa asisten Ming. Ia jelas paham kalau asisten Ming memiliki kemampuan luar biasa dalam segi beladiri. Ditambah lagi asisten Ming memiliki pengikut yang tidak sedikit. Ia yakin kalau kekuatannya akan sepadan atau mungkin lebih tinggi dari Max.Sulit bagi Asisten Ming untuk menghilangkan kebencian atas orang kaya. Maka dari itu ia harus melakukan misi ini. Di samping asisten Ming berdiri Rex yang masih sedikit
Mndengar ancaman dari Rex, Max bukannya takut, ia justru bersikap tenang bahkan cenderung meremehkan Rex. Saat ini ia duduk sambil tertawa lantang."Ha ha ha, aku hanya berkata kenapa seorang pengawal yang tersohor di masanya, Rex justru membawa banyak orang seperti sekarang ini. Ternyata kau kemari untuk mati?" sindir Max."Kau!" seru Rex sambil menuding ke arah Max.Saat ini Rex bersama asisten Ming membawa banyak orang, dan mereka bukanlah orang sembarangan. Orang-orang itu adalah para ahli beladiri yang kemampuannya tak perlu diragukan. Mereka semua dari perguruan lembah hitam.Namun di mata Max mereka semua tak berarti apa-apa. Justru ia bersikap sangat arogan, dan membuat Rex semakin marah."Hey Max, jangan sombong kau! Kali ini aku datang dengan membawa seorang ahli beladiri yang disegani. Kau akan mati dibuatnya! seru Rex tak terima dengan sikap Max."Oh seorang ahli beladiri? Dimana? Aku tidak melihat apa-apa, selain seorang pria dengan tubuh yang tambun di sebelahmu?" ejek M
"Kau tentunya bisa melihat dengan jelas bagaimana kami membuat mereka kewalahan dan akhirnya kalah dengan keadaan yang memalukan, bukan?" tanya Max sambil tersenyum remeh ke arah lelaki itu.Mendengar hal ini Rex pun sangat marah, sampai-sampai ia ingin memuntahkan semua isi perutnya. Kemudian ia pun menoleh ke arah asisten Ming yang ada di sampingnya."Tuan Ming, kumohon bantu aku untuk memberi pelajaran pada laki-laki ini. Dia bermaksud melukaiku dan telah menghina guru," ucapnya meminta tolong.Mendengar hal ini wajah Tuan Ming pun terlihat begitu tak bersahabat. Ia memicingkan mata ke arah Max.Tatapannya begitu tajam dan penuh dengan dendam.Meskipun dia tidak memperhatikan apa yang dilakukannya, tapi tim yang sudah dia kirim berhasil dikalahkan oleh Max hanya dalam hitungan menit. Kekuatan yang dimiliki oleh Max dinilai cukup menakutkan.Asisten Ming kemudian melompat dari mobil Jeep dan mendekat ke arah Max dengan tatapan yang dingin. "Aku adalah asisten Ming, aku bekerja dengan
Rex pun mendekat pada Max dan ingin mengatakan sesuatu kepadanya. Namun saat mereka berdekatan, lidahnya pun kelu tak bisa mengatakan apa-apa. Sedangkan Max sendiri berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada."Max, apa yang kau mau?" tanya Rex dengan berteriak ketakutan.Saat ini Max terlihat begitu mengerikan seperti iblis di mata Rex.Awalnya Rex berpikir kalau kedatangannya kemari bersama asisten Ming akan membuat Max kalah dengan mudah. Ia bisa melihat Max terkapar dan tak berdaya. Namun ternyata hasilnya malah sebaliknya. Orang yang diharapkan justru tewas di depan mata Rex.Max pun memperhatikan Rex dengan jelas kemudian kedua matanya memandang mantan pimpinan pengawal itu dengan remeh. Setelah itu, Max pun menepuk-nepuk pundak Rex dan berkata dengan nada mengejek, "Rex, bukankah aku sudah mengatakan kalau kau datang ke sini karena ingin mati."Seketika lutut Rex terasa begitu lemas dan tib-tiba saja ia jatuh berlutut di hadapan Max. Ini sesuatu yang sangat langka dan ti
Sementara itu di sudut kota Bayview, Tom yang merupakan saudara sepupu dari Rex tengah duduk menikmati anggur. "Tom, katamu saat ini Rex tengah pergi ke pegunungan naga untuk mencari bantuan. Bukankah dia berniat untuk memberikan pelajaran pada Max? Namun kenapa sampai sekarang tidak juga ada kabar darinya?" tanya Jason yang juga sepupu dari Rex.Jason adalah kerabat paling muda yang dimiliki oleh Rex. Mereka semua sering menghabiskan waktu di apartemen lima kamar milik Rex.Sebenarnya Rex sendiri juga memiliki keinginan untuk menguasai harta kekayaan Tuan Ramford. Ia juga menginginkan untuk dapat menggantikan tempat Tuan Ramford.Saat itu Tom mengernyitkan kening dan berpikir. Kekhawatiran pun tampak jelas di wajahnya."Tak perlu khawatir, Rex tidak sendirian. Ada asisten Ming dan pengikutnya yang mendampingi. Jumlahnya pun tak hanya satu atau dua, tapi ada puluhan atau mungkin ratusan, entahlah.""Baguslah jika ada asisten Ming, setidaknya Max tidak akan berkutik melawannya. Bukank
Tom langsung membuka apa yang dikirimkan oleh Max pada mereka. Saat itu mereka pun langsung terkejut dan melemparkan apa yang mereka pegang.Saat itu ia melihat kepala Rex dengan kedua mata melotot dan terlihat tegang. Sepertinya ada sesuatu yang mengerikan sebelum kematian orang itu."Gila! Ini benar-benar gila. Max buka. Sekedar pengawal lagi, tapi sudah sakit jiwa. Bagaimana mungkin ia bisa mengirimkan kepala Rex pada kita!""Benar! Menurutku dia sudah tidak punya perikemanusiaan lagi. Max sudah tidak layak disebut sebagai manusia," lanjut Jason memperkuat pernyataan Tom."Rex bagaimana mungkin ini bisa terjadi?" tanya Tom. Sekarang ini tanpa disadari air matanya pun mulai meleleh.Rex dianggap sebagai yang terkuat dan dihormati di klan mereka, dan sekarang harus mati dalam keadaan yang mengenaskan.Sekarang ini lutut Tom benar-benar lemas, bahkan ia nyaris pingsan melihat ini. Saudaranya pergi dari penthouse dan mengatakan kalau ia ada perlu untuk memberi pelajaran pada Max dan me