"Hu ... Hukuman lain?" tanya Klaus dengan wajah yang pucat.Max tersenyum tipis dan berkata kepada kumpulannya, "Segera patahkan tangan dan kakinya kemudian buang dia di jalanan. Biarkan ia merasakan seperti apa hidup di jalan!"Setelah mengatakan hal itu Max pun berlalu dan berbisik pada Bill agar membereskan semua kekacauan saat in. "Aku akan memeriksa keadaan di dalam!" ucap Max yang ingin mengetahui bagaimana keadaan Vanessa sekarang ini.Max tentunya harus tampil sebagai pahlawan dan memberikan kesan pada Vanessa saat ini. Ia tahu kalau Vanessa sudah mulai berdamai dengannya.Sementara itu wajah Klaus terlihat semakin pucat. Ia tak dapat membayangkan dirinya sebagai seorang peminta-minta di jalanan.Bagaimana nasibnya nanti harus mengenakan pakaian yang jelek dengan tubuh yang dekil dan bau. Ia harus menadahkan tangan pada setiap orang yang lewat.Lalu bagaimana jika orang lain tahu tentang siapa pengemis yang baru itu. Bagaimana jika ada yang mengenal sosok Klaus adalah pengemi
"Saat ini Anda berada di tempat kami dan luka-luka anda sudah sembuh," ucap seorang pria botak yang ada di sampingnya.Pria yang terbaring itu adalah Rex, dia salah satu pengawal dari Don Ramford yang telah dipecat gara-gara membuat kekacauan. Saat Rex baru sembuh dari luka, ia membuat masalah dan menginginkan untuk merebut kembali posisinya. Namun akhirnya terjadi pertengkaran dan lagi-lagi Max yang memenangkan pertengkaran itu. Hal itu menyebabkan Rex kehilangan kendali dan mengemudi sangat jauh hingga tanpa sadar ia mengalami kecelakaan di jalan. Tubuhnya tergencet oleh mobilnya.Seorang pria botak bernama Robin Lee berhasil menyelamatkannya, dan ia adalah seorang ahli obat kuno yang masih eksis hingga sekarang. Pria itulah yang setiap hari merawat Rex dengan metode khusus yang ia miliki.Meski sebenarnya Rex masih harus berjalan dengan pincang, tapi sebenarnya ia sudah bisa dinyatakan sembuh.Seketika wajah Rex terlihat suram, dan ia berkata pada pria botak yang menolongnya. "Aku
Peristiwa semalam benar-benar membuat Vanessa semakin terkesan terhadap Max. Hingga sekarang ia pun meminta agar pengawal kepercayaan pacarnya itu menemaninya untuk berada di kantor pusat McCall Enterprise.Saat memasuki gedung bertingkat itu, Max seperti sedang bernostalgia dengan masa lalunya. Dulu ini adalah kantornya. Dia memulai semua dari nol sampai bertemu iblis wanita Vanessa.Tak banyak perubahan dengan kantornya, mungkin saja Vanessa tidak menangani sebaik dia. Atau mungkin memang sengaja untuk tidak diubah.Max menghembuskan napas panjang kemudian ia berpikir kalau suatu saat warisan ini akan dinikmati oleh kedua anaknya. Bagaimanapun juga mereka berdua adalah yang paling berhak.Max duduk di sofa sambil menikmati kopi. Ia mengawasi Vanessa yang sekarang sedang berada di balik laptop menangani sesuatu.Diam-diam Max penasaran dengan apa yang dilakukan Vanessa, lebih tepatnya ia ingin tahu tentang perkembangan perusahaan yang lama ia tinggalkan."Nyonya, Anda bekerja begitu
Vanessa hanya melirik sebentar ke arah Max lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Baginya Max hanya mengada-ngada. Mana mungkin orang seperti Max mampu untuk melakukan hal ini.Max tak berkata apa-apa lagi. Percuma saja ia menjelaskan pada Vanessa yang tak percaya kepadanya. Max pun memutuskan untuk beranjak dan meninggalkan ruang kerja Vanessa.Namun ia senang karena ternyata Vanessa mengerjakan semua urusan kantor dengan serius. Setidaknya hal ini bisa membuat kehidupan Olive dan Daniel akan terjamin suatu saat nanti.Saat ia berada di ruangan, tampak Bill sedang berlari ke arahnya."Max aku baru saja mendapatkan kabar kalau Rex sedang berada di area gunung dan ia mendapatkan bantuan dari seorang master kelas atas," ucap Bill dengan napas terengah sepertinya ia baru saja berlari."Tenangkan dirimu dulu dan atur napasmu dengan baik." Bill pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Max dan akhirnya mengulangi perkataannya."Yang benar saja?""Benar Max.""Hmm aku baru saja memikirkan
Saat ini asisten Ming benar-benar telah dikuasai oleh pengaruh dari Rex. Kebencian Rex terhadap Max dan antek-anteknya tampak sudah mendarah daging.Kalau sebelumnya Rex mengira pengawal yang bekerja pada Tuan Ramford akan tunduk kepadanya, tapi ternyata ia salah. Max si pengawal pecundang itu bukan hanya merebut tahtanya, tapi juga membuat semua pengikutnya akhirnya patuh pada Max.Kebencian terhadap kaum jutawan yang suka semena-mena membuat Rex akhirnya memanfaatkan Tuan Lee dan asistennya. Saat mereka berangkat, Rex pun tersenyum penuh kemenangan. Rex bukannya tidak tahu siapa asisten Ming. Ia jelas paham kalau asisten Ming memiliki kemampuan luar biasa dalam segi beladiri. Ditambah lagi asisten Ming memiliki pengikut yang tidak sedikit. Ia yakin kalau kekuatannya akan sepadan atau mungkin lebih tinggi dari Max.Sulit bagi Asisten Ming untuk menghilangkan kebencian atas orang kaya. Maka dari itu ia harus melakukan misi ini. Di samping asisten Ming berdiri Rex yang masih sedikit
Mndengar ancaman dari Rex, Max bukannya takut, ia justru bersikap tenang bahkan cenderung meremehkan Rex. Saat ini ia duduk sambil tertawa lantang."Ha ha ha, aku hanya berkata kenapa seorang pengawal yang tersohor di masanya, Rex justru membawa banyak orang seperti sekarang ini. Ternyata kau kemari untuk mati?" sindir Max."Kau!" seru Rex sambil menuding ke arah Max.Saat ini Rex bersama asisten Ming membawa banyak orang, dan mereka bukanlah orang sembarangan. Orang-orang itu adalah para ahli beladiri yang kemampuannya tak perlu diragukan. Mereka semua dari perguruan lembah hitam.Namun di mata Max mereka semua tak berarti apa-apa. Justru ia bersikap sangat arogan, dan membuat Rex semakin marah."Hey Max, jangan sombong kau! Kali ini aku datang dengan membawa seorang ahli beladiri yang disegani. Kau akan mati dibuatnya! seru Rex tak terima dengan sikap Max."Oh seorang ahli beladiri? Dimana? Aku tidak melihat apa-apa, selain seorang pria dengan tubuh yang tambun di sebelahmu?" ejek M
"Kau tentunya bisa melihat dengan jelas bagaimana kami membuat mereka kewalahan dan akhirnya kalah dengan keadaan yang memalukan, bukan?" tanya Max sambil tersenyum remeh ke arah lelaki itu.Mendengar hal ini Rex pun sangat marah, sampai-sampai ia ingin memuntahkan semua isi perutnya. Kemudian ia pun menoleh ke arah asisten Ming yang ada di sampingnya."Tuan Ming, kumohon bantu aku untuk memberi pelajaran pada laki-laki ini. Dia bermaksud melukaiku dan telah menghina guru," ucapnya meminta tolong.Mendengar hal ini wajah Tuan Ming pun terlihat begitu tak bersahabat. Ia memicingkan mata ke arah Max.Tatapannya begitu tajam dan penuh dengan dendam.Meskipun dia tidak memperhatikan apa yang dilakukannya, tapi tim yang sudah dia kirim berhasil dikalahkan oleh Max hanya dalam hitungan menit. Kekuatan yang dimiliki oleh Max dinilai cukup menakutkan.Asisten Ming kemudian melompat dari mobil Jeep dan mendekat ke arah Max dengan tatapan yang dingin. "Aku adalah asisten Ming, aku bekerja dengan
Rex pun mendekat pada Max dan ingin mengatakan sesuatu kepadanya. Namun saat mereka berdekatan, lidahnya pun kelu tak bisa mengatakan apa-apa. Sedangkan Max sendiri berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada."Max, apa yang kau mau?" tanya Rex dengan berteriak ketakutan.Saat ini Max terlihat begitu mengerikan seperti iblis di mata Rex.Awalnya Rex berpikir kalau kedatangannya kemari bersama asisten Ming akan membuat Max kalah dengan mudah. Ia bisa melihat Max terkapar dan tak berdaya. Namun ternyata hasilnya malah sebaliknya. Orang yang diharapkan justru tewas di depan mata Rex.Max pun memperhatikan Rex dengan jelas kemudian kedua matanya memandang mantan pimpinan pengawal itu dengan remeh. Setelah itu, Max pun menepuk-nepuk pundak Rex dan berkata dengan nada mengejek, "Rex, bukankah aku sudah mengatakan kalau kau datang ke sini karena ingin mati."Seketika lutut Rex terasa begitu lemas dan tib-tiba saja ia jatuh berlutut di hadapan Max. Ini sesuatu yang sangat langka dan ti
Sementara itu di pegunungan Aiken Mountain, tempat yang sangat dingin dan selalu dipenuhi kabut sepanjang tahun. Di sebuah area tanah yang lapang penuh tampak sebuah bangunan yang berdiri dengan kokoh. Di situ tempat berdirinya kelompok persaudaraan legenda bintang enam. Tak jauh dari bangunan itu tampak ratusan orang dengan pakaian serba hitam berdiri berjajar. Mereka semua menggenggam pedang dengan erat yang terbuat dari baja.Kesemuanya menunjukkan aura kematian yang sangat kuat, sekuat pedang mereka. Saat mereka memotong besi, sudah seperti memotong ranting, sangat mudah. Hanya dalam hitungan detik saja akan mampu terbelah menjadi dua bagian.Kedua mata mereka memandang begitu tajam seperti iblis dari neraka yang siap untuk menghancurkan.Mereka adalah pasukan kedua yang memang dibentuk oleh Max. Mereka semua gabungan dari pengawal terlatih yang bekerja pada Tuan Ramford.Karir Max sebagai pengawal memang melaju pesat. Dia yang awalnya tidak memiliki kemampuan dan hanya diremehka
Seketika pria berpakaian kelabu itu pun ketakutan. Wajahnya semakin lama semakin pucat pasi, “Lepaskan aku! Lepaskan!” Pria itu terus saja berteriak.Sekarang ini dia sedang merasakan aura yang mengerikan dan siap membunuh dari orang-orang yang bersamanya ini. Pria ini sangat yakin kalau orang-orang yang membawanya sekarang sudah sering membunuh orang.Dia pun yakin kalau bukan satu dua atau tiga orang yang pernah dibunuh. Mungkin saja jumlahnya ratusan. Jika tidak, tak mungkin ia bisa merasakan keganasan orang-orang itu.Sikap mereka memang terlihat biasa saja, tapi saat mengeluarkan senjata dan menyeret tubuhnya, semua tampak begitu ringan dan tidak ada kendala sama sekali. Seolah tidak ada beban apa-apa yang dialaminya.Pria bergaya kuno ini sampai tidak berani untu membayangkan apa yang akan ia terima kalau sampai jatuh ke dalam genggaman mereka.Selang beberapa menit kemudian …Bill pun tiba di hadapan Mx, dan ia langsung berkata dengan sedikit tergesa, tapi tidak meninggalkan ke
Setelah mendapatkan pukulan maut dari Max, pria berpakaian kelabu itu pun tampak begitu ketakutan. Dia sendiri adalah seorang salah satu master beladiri yang dulu pernah menolong dan mengobati Rex.Kemampuannya tidak bisa disebut sebagai sang ahli amatir atau pemula. Namun juga tidak bisa dikatakan sebagai tingkat utama, karena masih banyak ilmu yang harus dikuasai olehnya.Meskipun begitu, di hadapan Max ia bahkan tidak sanggup untuk menahan pukulan dan langsung terhempas begitu saja hanya oleh sebuah pukulan saja.Sekarang ini, pria berpakaian abu-abu itu sudah terluka sangat parah. Dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk bertarung lagi.Saat ia melihat Max berjalan menghampiri selangkah demi selangkah, wajah pria itu pun semakin terlihat pucat seperti sudah tidak ada aliran darah di sana.Max dengan angkuh datang menghampirinya, dan Ia pun bertanya dengan nada yang dingin, “Siapa yang telah menyuruhmu ke sini dan membunuh putri Nyonya Vanessa?”Begitu mendengar pertanyaan Max,
Cahaya yang terpancar itu mengarah pada leher Olive. Dia pasti mati kalau sampai belati itu memotong urat leher Olive. Gerakannya begitu cepat, sampai tidak ada orang yang sempat melakukan sesuatu.“Aaa tidaak!” Saat itu Daniel berteriak lantang, ia takut jika sesuatu terjadi pada kakaknya. Berbeda sekali dengan Vanessa yang entah dimana keberadaannya sekarang. Mungkinkah wanita itu melarikan diri.Max hanya memaki dalam hati, “Dasar perempuan tidak berguna. Ibu macam apa dia membiarkan darah dagingnya berada dalam bahaya.”Max pun dengan cepat menggeser tubuh kedua anaknya pada Jade yang sekarang berdiri di belakangnya. Jade langsung mendekap anak itu dengan erat. Sekelebat bayangan pun melintas dan berdiri di samping Max.Itu adalah Zack yang bersiap untuk mendampingi Max. Bersama dengan Max ia melayangkan tinju dan Bruk! Sebuah dentuman terdengar sanagt nyaring, seolah-olah seluruh ruangan meledak terkena pukulan Max dan Zack.Max tidak akan pernah memberi ampun pada siapapun yang
Hari ini adalah hari ulang tahun Olive. Vanessa telah menyiapkan sebuah pesta besar. Ia menyewa taman hotel Prime Bayview hanya untuk menyenangkan anak perempuannya.Tak heran jika Olive sempat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ibunya. Sejah ayahnya sakit, ia sama sekali tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya, hanya tekanan dan bahkan hukuman untuknya. Namun bagaimanapun juga Olive adalah seorang anak yang juga membutuhkan kasih sayang orang tua.Meski hari ini Olive merasakan kebahagiaan, tapi sesungguhnya kebahagiaan itu tidak untuknya. Pesta ini dibuat oleh Vanessa demi memperlancar bisnisnya.“Olive, selamat ulang tahun. Jadilah anak yang pintar dan panutan untuk adikmu. Bahagialah selalu Olive,” batin Max yang sedari tadi memperhatikan putri sulungnya dari kejauhan.Saat ini ia sama sekali tidak berani untuk menunjukkan wajahnya di dekat anak itu. Meski sesungguhnya ia ingin memeluk Olive seperti yang biasa dilakukan setiap anak sulungnya berulang tahun. Namun se
Cepat-cepat Max merubah ekspresinya. Ia kembali memasang wajah dingin, jangan sampai Vanessa melihat perubahan pada wajahnya.“Oh, benarkah Nyonya? Saya tidak tahu mengenai kapan ulang tahun mereka, istriku juga tidak bercerita apa-apa,” jawab Max.Vanessa tertawa dingin, “Ha ha sudahlah kau tidak mengetahui ulang tahun mereka itu tidak masalah. Bukankah itu bukan kewajibanmu, lagipula belakangan ini kau lebih sering mengawalku dibanding mengurus kedua anak itu. Sekarang mereka berdua sudah menjadi tanggung jawab istrimu.”“Saya mengerti Nyonya. Hanya saja saya sedikit kaget saat anda menanyakan tentang mereka berdua.”Vanessa mendesah napas panjang, “Yah aku tahu. Meski aku jauh dari mereka dan sudah lama tidak saling menyapa, bahkan aku sempat berpikir untuk membawa mereka ke sekolah asrama saja. Kau tahu kan anak-anak itu sangat berisik!”Max tidak berkata apa-apa. Kalau boleh dikata, dia yang lebih peduli dengan anak-anak dibanding Vanessa. Jade sendiri sudah lama menginginkan keh
Sementara itu di luar hotel …Bill menoleh ke arah Max. Ia penasaran dengan satu keputusan yang dibuat oleh rekannya itu.“Max, kenapa kau membiarkan Selena pergi begitu saja? Apa kau tidak ingin menghabisinya juga?”Saat ini Bill tampak begitu mengkhawatirkan keadaan. Ia teringat akan anggapan kalau kita ingin membasmi sesuatu harus dimilai dari akarnya, jika tidak maka akan tumbuh lagi.Bill menganggap otak dari semua kekacauan ini adalah Selena. Apalagi terlihat jelas bagaimana Tuan Randall begitu menghormati Selena.Saat ini tatapan Selena dipenuhi dengan kebencian terhadap Max dan Bill. Menandakan kalau ia tidak terima dengan perlakuan seperti ini dan dia tidak akan tinggal diam.Max tertawa lirih, kemudian ia pun berkata, “Dia hanya seorang Selena Harris yang tidak penting. Tidak ada gunanya untukku membunuh dia, tujuanku sekarang ini adalah untuk menyuruhnya kembali ke kota Zylan karena aku tahu kalau ia akan membalas dendam kepada Tuan Ramford dan aku, dengan begitu maka aku a
Pengawal pribadi Selena Harris menghela napas perlahan dan berkata, “Nona, tidak ada gunanya untuk membicarakan hal ini sekarang. Kita harus segera pergi dari tempat ini!”Selena Harris pun mengangguk, “Hmm, ayo kita pergi!”Selena sadar kalau saat ini Tuan Randall sudah mati dan tidak ada gunanya lagi untuk terus berlama-lama di kota Northbay. Dia harus segera kembali ke kota Zylan dan menceritakan semua masalah yang telah terjadi di sini pada keluarga besarnya.Jika keluarga besarnya tahu tentang hal ini, maka ia bisa segera membuat keputusan langkah apa yang harus mereka ambil selanjutanya. Bagaimanapun juga grup Mulder masih mereka inginkan untuk saat ini.Kematian Tuan Randall menjadi sebuah kerugian yang besar bagi keluarga Harris.Brak!Saat itu tiba-tiba pintu pun terbuka dengan cara ditendang oleh seseorang.“Ha ha ha, sepertinya sudah terlambat untuk kalian pergi sekarang,” sindir seseorang yang datang dengan tertawa sinis.“Max, kau!” seru Selena tak percaya dengan apa yang
Siapa dia sebenarnya? Sejak kapan ada seorang master yang menguasai ilmu mengerikan dari kota kecil seperti Northbay.“Jangan membuang waktuku. Kalau kau tidak punya kemampuan untuk menyelesaikan dalam waktu sepuluh menit saja, maka kembalilah!” seru Max dengan tidak sabar setelah ia menghabiskan satu kaleng beernya, yang entah kaleng ke berapa saat itu.Begitu mendengar kata-kata Max, wajah Bill pun memerah dan makin lama semakin garag. Di dalam hatinya muncul kemarahan yang berapi-api.Bill tampak tersenyum muram kemudian berkata, “Awalnya aku hanya ingin bersenang-senang, sedikit bermain denganmu bukannya tidak masalah. Sayang sekali aku hanya punya sedikit waktu.”Sebenarnya Bill masih belum ingin meninggalkan Northbay, tapi akan menjadi sangat membosankan. Lagipula ia adalah anak buah Max yang tentunya harus menuruti pria itu. Ketika dia mengikuti Max kembali ke kota Southbay ada sesuatu yang menunggu dirinya di sana, tentunya bukan sesuatu hal yang menyenangkan.Semenjak hubunga