"Valen, apa sebaiknya kau sekarang malah membuang identitasmu sebagai Calvin Miller saja? Opa pikir kau lebih aman jika menyamar sebagai Aditya putra daripada Calvin Miller. Ini terlalu beresiko untuk kamu," ucap Hari.
"Tapi, Opa. Valen sudah terlanjur mengundurkan diri dari perusahaan itu. Bagaimana caranya Valen masuk ke dalam perusahaan itu lagi?" tanya Valentino bingung.
"Itu mudah saja. Kau sendiri memiliki beberapa teman yang sepertinya mulai mendukung kamu kan di sana? Opa pikir kamu bisa memanfaatkan mereka untuk bisa masuk kembali ke perusahaan itu. Karena kita tidak tahu jika Rosa benar-benar memperhatikan garis wajah kamu, dia bisa saja langsung mengenali kamu sebagai Valentino," jelas Hari.
Valentino menghela napasnya dan sepertinya dia memang salah langkah karena buru-buru keluar dari perusahaan itu. Hal ini tentunya berkaitan dengan pembunuhan Agusta yang telah membuatnya kebingungan dan ditikam dengan rasa bersalah yang sangat besar.
Saat d
"Tidak, Aryan."Valentino masuk ke dalam kamarnya."Kenapa tidak? Aku bisa sangat berguna di sana. Kau tahu kan aku dosen hukum. Aku bisa mencari kelemahan dari surat wasiat itu kalau aku melihatnya," ucap Aryan.Valentino menggelengkan kepalanya."Aku tidak mau mengorbankan orang lain lagi. Aku sudah kehilangan Agusta. Aku tidak mau jika mereka mengincar kamu. Karena jika sampai terjadi sesuatu terhadap kamu, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan pada Bu Sriani," ujar Valentino.Rasa bersalah itu kembali datang dan membuatnya merasa sesak. Dia tidak tahan membiarkan David tenang lama-lama. Dia harus segera membuat mereka menanggung semua perbuatannya."Valentino, aku bukan seorang anak kecil tidak bisa menjaga diriku sendiri. Lagipula aku yakin jika terhadapku si David itu tak mungkin berbuat macam-macam Karena bagaimanapun juga ibuku adalah salah satu orang kepercayaan ibunya. Ibuku tahu beberapa rahasia Rosa yang tidak diketahui oleh
David saat ini sedang menuju ke apartemen Gardenia hills untuk menemui sang kekasih yang sudah lama tidak dia kunjungi lantaran kesibukannya mencari manajer baru itu.David memang selalu bertemu dengan Almyra di kantornya karena gadis itu bekerja sebagai sekretarisnya, tapi dia seperti tidak memiliki waktu untuk bermesraan dengan wanita cantik itu selama dia di kantor.Maka setelah dia menghitung-hitung, David sudah sama sekali tidak menyentuh wanita itu lagi. Dia tidak hanya merindukan wanita itu tapi juga tubuhnya.Almyra yang sedang mandi dikagetkan dengan kehadiran David yang sudah melepaskan pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandinya."David, apa yang kau lakukan?" ucap Almyra terkejut bukan main karena saat ini dirinya sedang tidak memakai pakaian apapun. Badannya pun masih basah karena dia baru saja memulai ritual mandinya."Kenapa kau kaget begitu? Aku sangat merindukanmu, Almyra. Aku langsung datang ke sini," ucap David sambil mendekati
Sementara Valentino sedang menyiapkan dirinya untuk segera kembali ke perusahaan itu, saat ini di rumah besar keluarga Araya di pagi hari, sedang ada sepasang suami istri yang sudah menunggu dibukakan pintu di depan gerbang.Sriani yang dipanggil oleh satpam langsung saja membelalakkan matanya ketika melihat Hari dan Ana Araya yang telah lama tidak dilihat selama belasan tahun."Ya Tuhan. Nyonya Besar. Tuan Besar," ucap Sriani sambil membuka mulutnya."Cepat bukakan!" suruh Sriani pada kedua penjaga gerbang.Penjaga terbang itu terkejut sekali melihat ekspresi tidak biasa yang ditunjukkan oleh kepala pelayan mereka."Saya tidak percaya bisa bertemu dengan Anda lagi, Nyonya," ucap Sriani.Ana tersenyum pada kepala pelayan yang dulunya sangat dia kenal baik itu."Saya juga tidak menyangka akan kembali ke sini lagi, Sriani," ucap Ana lalu menggandeng tangan wanita itu.Ana Araya tidak pernah membeda-bedakan tidak jadi manusia jadi
David jangan mendengar suara keributan di lantai bawah itu pun terbangun dan bergegas keluar dari kamarnya. Dengan wajah yang masih terkantuk-kantuk dan baju berantakan, pria itu turun sambil menguap.Hari Araya yang melihat anak dari Rosa Melinda itu langsung saja mencibirnya."Mau jadi perusahaanku di tangan anak itu? Mana ada seorang pemimpin yang bangun di jam ini dan belum pergi ke kantor?" ucap Hari keras-keras dengan sengaja agar David membuka matanya.Dan benar saja sekarang David terbelalak kaget saat mendapati nenek dan kakek tirinya ada di ruang tamu mereka."Oma. Opa," sapa David berusaha untuk menyucikan senyumnya tapi malah gagal."Apa tidak ada yang memberitahu kamu bagaimana caranya memimpin perusahaan dengan benar?" ujar Hari Araya.David tentang menelan salivanya dengan kasar karena tersentak atas ucapan Hari."Opa kapan datangnya?" tanya David."Kau tidak perlu berbasa-basi denganku karena tak ada gunanya. Le
Hari Araya menatap bingung pada David yang sepertinya juga tahu tentang valentine yang sudah berada di Indonesia."Kenapa, Opa? Opa kaget kalau ternyata aku juga sudah tahu jika dia sudah ada di sini?" tanya David sambil dia menyunggingkan senyumnya yang licik.Hari Araya kini malah ikut tersenyum juga."Tidak. Tentu Kami tidak akan kaget dengan apa yang baru saja kau katakan itu.""David, jangan bercanda. Ini tidak lucu," ucap Rosa dengan wajah khawatirnya."Aku tidak sedang bercanda, Ibu. Valentino emang sudah berada di Indonesia dan dia telah menelepon diriku beberapa waktu yang lalu untuk memberikan semua ancaman," terang David."Ancaman?" ulang Rosa yang terkejut."Iya, Ibu. Dia mengancamku setelah temannya itu meninggal. Dia bilang dia memiliki bukti yang cukup kuat untuk menyeretku dan ibu ke penjara. Bukankah itu sangat konyol?" ucap David yang kemudian tertawa.Jika David menghilangkan rasa gugupnya dengan tawa, tidak
"Kau mau mati?" ucap Valentino kesal karena sahabatnya itu berbicara sembarangan. Aryan malah semakin tertawa terbahak-bahak karena melihat reaksi temannya itu yang baginya lucu sekali. "Tenang, buddy. Kalau kau memang tidak ada perasaan terhadap wanita itu, kau tinggal bilang saja. Tapi benar, aku tidak setuju jika kau menyukainya sebab walaupun benar gadis itu tidak benar-benar berada di pihak David, tetap saja dia bukan wanita baik-baik karena sudah menggunakan tubuhnya untuk mendapatkan apa yang dia mau," ujar Aryan. Valentino sekali memprotes tentang pendapat Aryan sebenarnya tidak adil karena bagaimanapun juga menurut dirinya Almyra tidaklah seburuk itu. Dia memang menggunakan tubuhnya untuk memikat David agar bisa mengetahui dan menyelidiki tentang kematian adiknya akibat tabrak lari yang dilakukan oleh David. Tapi wanita itu masih memiliki sisi baik yang patut untuk diacungi jempol yakni kecintaannya terhadap keluarganya lah yang membuat dia a
Valentino tentunya merasa cukup senang karena lolos menjadi manajer umum di perusahaannya sendiri. Dan dia mulai berpikir jika apa yang dikatakan oleh sang kakek, Hari Araya memang benar jika dia bisa lebih mengontrol segalanya ketika dia berada di perusahaan itu.Sebelumnya dia sangat kesulitan karena posisinya yang hanya sebagai karyawan biasa. Dia tidak memiliki hak untuk lebih bisa masuk ke dalam perusahaan itu. Tapi posisinya sekarang memberinya banyak sekali kebebasan.Dia bisa dengan mudah mengirimkan proposal kerjasama yang dia buat untuk membuat perusahaan-perusahaan besar mengenal proposal buatannya dan mulai mengenal ciri khasnya. Setelah itu dia akan lebih mudah mengambil perusahaan itu kembali jika banyak pihak yang yang mendukung dirinya.Dia belum bisa menunjukkan identitas aslinya karena dia masih belum bisa menemukan beberapa bukti lain mengenai meninggalnya sang ayah dan juga pemasukan beberapa dokumen. Dia baru menemukan setengahnya dan masih
"Memang kenapa, Pak?" tanya Valentino.David menggelengkan kepalanya."Tidak. Hanya saja gaya tulisan kamu agak mirip dengan Agusta. Makannya aku pikir kamu belajar darinya," ucap David.Ah, itu. Bukan begitu bodoh. Tentu saja tulisan itu sama karena keduanya memang tulisanku, batin Valentino."Iya Pak. Bapak memang benar. Pak Agusta yang mengajari saya untuk membuat proposal. Dulu saya sering sekali memperhatikan dia saat membuat proposal dan kemudian saya pun ingin tahu dan dia mengajari saya," ucap Valentino.David menaikkan alisnya sebelah karena tidak tahu jika ternyata hubungan keduanya sampai sedekat itu. David kira mereka hanya baru saling mengenal karena dulunya setahu David, Agusta adalah tipe orang yang juga terlalu sering bergonta ganti pacar.Hampir mirip dengan dirinya namun Agusta lebih halus dan tidak seperti dirinya yang sampai membeli wanita panggilan untuk memuaskan dirinya. Agusta tidak seperti itu.Dia
Dear, Readers. Terima kasih sudah setia membaca kisah Valentino Araya selama ini. Valentino Araya menjadi salah satu tokoh favorit saya (yah gimana nggak jadi favorit kalau saya sendiri yang menciptakannya) hehe. Ide novel ini tercipta begitu saja dan tidak menyangka jika ternyata banyak yang merelakan waktu dan juga koinnya untuk membaca kisah ini. Sungguh saya tidak pernah menduganya. Mohon maaf jika masih banyak sekali typo.Tapi jangan khawatir, akan segera direvisi agar nyaman dibaca. Season 1 dari Sang Miliarder yang Tersembunyi telah selesai ya readers. Saya akan kembali untuk season 2 ya readers, tapi kemungkinan tidak akan secepat season1 updatenya. Terima kasih,
Beberapa orang terlihat berdiri karena terlalu terkejut sedangkan beberapa lainnya masih duduk dengan ekspresi yang mulai terlihat sangat takut. Mereka saling melihat kearah orang-orang di sekitar mereka karena takut jika mereka duduk disekitar orang yang menjadi pembunuh Misky itu.Ferisha masih terlihat sangat tenang sekali tanpa apa rasa takut sedikitpun. Dia juga telah memerintahkan mantan anak buahnya dan juga bersama-sama dengan polisi untuk menangkap pembunuh itu di gedung itu."Tak perlu khawatir. Pembunuh itu sudah diawasi dengan ketat oleh banyak polisi yang ada di sini jadi Anda tidak perlu mencurigai orang-orang di sekitar Anda," lanjut Valentino.Aryan menatap sahabatnya itu dengan bingung tapi dia tidak mengucapkan apapun.Valentino mengangguk pada Ruslan. Ruslan langsung mengangguk pada ada polisi yang juga berdiri di sampingnya.Petugas polisi itu kemudian mendekat ke arah Aryan."Pak Aryan, Anda ditangkap atas pembunuhan ter
Valentino telah yakin atas apa yang dia lakukan. Ferisha memang tidak memberitahu dirinya mengenai kecurigaan istrinya itu pada salah satu orang yang dianggap benar-benar melakukan pembunuhan itu.Akan tetapi dia ingin mengalihkan pikirannya dulu dan berujar, "Aryan, bersiap-siaplah karena aku akan segera melantik dirimu menjadi direktur pemasaran."Aryan mengangguk kemudian dia keluar dari ruang kerja Valentino. Pria itu tersenyum dan berjalan kembali menuju ruangannya.Setelah pria itu keluar dari ruang kerjanya, Valentino menghubungi istrinya dan mengatakan akan pulang dengan cepat.Ferisha telah menyiapkan makanan untuk sang suami. Saat Valentino di apartemen mereka, dia itu langsung menghambur ke pelukan istrinya."Hei, apakah kau terlalu merindukan aku sampai kau memelukku seperti ini?" tanya Ferisha sambil mengusap punggung suaminya itu.Ferisha melepaskan pelukannya dan menatap suaminya yang terlihat cukup sedih itu."Apa yang
Malam itu Ferisha menemani suaminya hingga suaminya itu bisa tertidur pulas di tempat tidur mereka. Ferisha tidak langsung tidur cantik langsung saya menghubungi anak buahnya untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai kasus pembunuhan terhadap Misky. Wanita itu sedang hamil besar dan kehamilannya telah mencapai usia tujuh bulan. Usia kehamilan yang sudah memasuki usia tua karena sebentar lagi dirinya akan segera melahirkan. Akan tetapi, semangatnya untuk mengungkap kasus itu tidaklah sirna karena dia telah mencurigai seseorang yang mungkin saja menjadi pelaku utama dalam kasus pembunuhan itu. Dia sangat yakin dugaannya itu benar karena banyak hal yang mencurigakan tentang orang itu. Ferisha hanya tidak ingin menyesal di kemudian hari karena tak bisa mengungkap kasus pembunuhan itu. Dia tidak bisa menolong sahabatnya, Almyra saat itu. Dan bahkan dia juga tidak bisa menyelamatkan Misky, suami Almyra. Jadi satu-satunya cara untuk menebus rasa bersalahnya terhadap
Meskipun perkataan Bara dan argumen Valentino dan juga Aryan cukup terdengar meyakinkan, Misky belum bisa mempercayai sepenuhnya dan kemudian dia kembali mencari Stefan Aditama di sekitar daerah tempat dia menemukan Bara. Dia kembali menelusuri apartemen mewah di sekitar tempat itu tapi sayangnya dia tidak menemukan apa-apa.Misky mulai frustrasi ketika hingga hampir satu minggu lamanya setelah kematian Bara, Misky belum juga menemukan setitik terangkan mengenai keberadaan Stefan. Pria itu pintar sekali menyembunyikan dirinya hingga bahkan ketika Valentino mengarahkan semua anak buahnya untuk mencari Stefan, tetap tak ada hasilnya.Misky merasa tidak bisa membalas dendamnya pada pria itu dan langsung saja dia pergi ke makam istrinya.Saat itu sudah sore dan Masih banyak orang yang sedang mengunjungi pemakaman tersebut.Misky terduduk di makam istrinya itu dan dia malah kembali teringat semua kejadian yang telah dia alami. Dia merasa menjadi pria paling sial
Warning! Terdapat adegan kekerasan yang mungkin tidak membuat nyaman, jadi bijaklah dalam membaca. Bara masih belum juga menyerah padahal dia sudah hampir kehabisan napasnya karena terus-menerus berlari tanpa henti. Pada akhirnya Misky tetap saja berhasil mobilnya di depan pemuda itu dan kemudian turun dari mobilnya dengan wajah yang masih tenang. "Kau mau lari ke mana lagi?" Misky bertanya sambil minum susu kotak dengan santainya tanpa menoleh pada Bara yang sudha pucat pasi. "Kenapa kau mengejarku?" tanya Bara mencoba untuk mencari peruntungannya berharap jika mereka tidak mengetahui jika dirinya yang telah membunuh Almyra. Misky tersedak saat minum susu itu dan kemudian melempar kotak susu yang hampir habis itu ke tempat sampah. Saat dia berhasil memasukkan susu kotak itu dia pun berseru, "Wow. Aku hebat, bukan?" Bara menggelengkan kepalanya seakan pria yang sedang ada di depannya itu sudah gila karena bisa-bisanya ma
Misky dengan mudah bisa mendapatkan informasi mengenai Bara Ali yang telah membeli apartemen mewah itu dengan namanya sendiri.Misky sungguh berpikir itu adalah suatu kebodohan terbesar yang pernah dilakukan oleh Bara. Dia benar-benar bingung kenapa kecerobohan yang fatal seperti ini malah dilakukan oleh Bara.Entah karena Bara yang terlalu bodoh tahu mungkin memang dia yang terlalu meremehkan Misky hingga tak mengira mereka bisa menemukan dia.Misky lebih mempercayai kedua alasan itu sekaligus.Ruslan yang menemani pria itu juga merasa sangat bersemangat karena sebentar lagi mereka akan segera menemui Bara, pria yang telah dengan sengaja membunuh Almyra dengan tangannya sendiri."Jangan gegabah!" ucap Ruslan yang mencoba untuk memperingatkan Misky pria itu tetap lebih berhati-hati karena mereka belum tahu apakah Bara memiliki anak buah yang melindunginya atau hanya sendirian saja."Iya, aku tahu. Aku juga tak ingin mati konyol sebelum membala
Bara telah menemukan tempat tinggalnya yang baru dan kemudian segera minta anak buahnya untuk menyiapkan tempat itu.Pria itu takkan pernah memaafkan temannya itu karena lebih membela orang yang tidak dikenalnya dibandingkan dengan dirinya sendiri. Almyra bukankah teman dekat mereka dan mereka hanya mengenal dari situ sebagai kekasih David tanpa pernah terlalu sering terlibat dengannya.Namun Stefan malah membelanya mati-matian hingga membuat hubungan mereka semakin memburuk. Bara masih tidak habis pikir bagaimana bisa dia menyalahkan dirinya tentang penembakan itu padahal Stefan juga menginginkan mereka semua mendapatkan balasan atas perbuatan mereka terhadap David dam kepada mereka sendiri. Tapi anehnya pria itu malah mengecam perbuatannya pada Almyra.Bara tidak bisa menerima semua itu dan dia bahkan tidak menjawab panggilan dari Stefan yang sudah berkali-kali menghubungi dirinya. Pria berambut cepak itu benar-benar telah mengabaikan Bara sepenuhnya dan tak i
Misky mendekatkan dirinya ke arah istrinya itu dan kemudian dia mendengar istrinya berkata, "Bunuh mereka."Misky membeku di tempatnya. Dia kembali menatap istrinya yang menangis dan mulai terlihat semakin lemah tapi dia tetap memaksakan dirinya untuk tetap berusaha mengeluarkan suaranya.Misky mendengar Almyra kembali berkata, "Bunuh mereka. Bunuh mereka untukku, Misky."Wanita itu pun memandang sang suami secara lekat lekat dan kemudian menutup matanya secara perlahan. Almyra mengembuskan napas terakhirnya di dalam mobil ambulans itu.Misky yang melihat istrinya itu sudah udah tak bernyawa hanya bisa menangis frustrasi dan tak henti-hentinya mengecup tangan istrinya dengan rasa sedih yang luar biasa.Ketiga tak bisa berbuat apa-apa karena memang Almyra sudah benar-benar pergi. Peluru itu menembus jantungnya dan tak mungkin bisa dikeluarkan. Perdarahan pun yang terjadi cukup fatal hingga membuat wanita itu tak bisa bertahan. Meskipun mereka tiba t