Hari Araya menatap bingung pada David yang sepertinya juga tahu tentang valentine yang sudah berada di Indonesia.
"Kenapa, Opa? Opa kaget kalau ternyata aku juga sudah tahu jika dia sudah ada di sini?" tanya David sambil dia menyunggingkan senyumnya yang licik.
Hari Araya kini malah ikut tersenyum juga.
"Tidak. Tentu Kami tidak akan kaget dengan apa yang baru saja kau katakan itu."
"David, jangan bercanda. Ini tidak lucu," ucap Rosa dengan wajah khawatirnya.
"Aku tidak sedang bercanda, Ibu. Valentino emang sudah berada di Indonesia dan dia telah menelepon diriku beberapa waktu yang lalu untuk memberikan semua ancaman," terang David.
"Ancaman?" ulang Rosa yang terkejut.
"Iya, Ibu. Dia mengancamku setelah temannya itu meninggal. Dia bilang dia memiliki bukti yang cukup kuat untuk menyeretku dan ibu ke penjara. Bukankah itu sangat konyol?" ucap David yang kemudian tertawa.
Jika David menghilangkan rasa gugupnya dengan tawa, tidak
"Kau mau mati?" ucap Valentino kesal karena sahabatnya itu berbicara sembarangan. Aryan malah semakin tertawa terbahak-bahak karena melihat reaksi temannya itu yang baginya lucu sekali. "Tenang, buddy. Kalau kau memang tidak ada perasaan terhadap wanita itu, kau tinggal bilang saja. Tapi benar, aku tidak setuju jika kau menyukainya sebab walaupun benar gadis itu tidak benar-benar berada di pihak David, tetap saja dia bukan wanita baik-baik karena sudah menggunakan tubuhnya untuk mendapatkan apa yang dia mau," ujar Aryan. Valentino sekali memprotes tentang pendapat Aryan sebenarnya tidak adil karena bagaimanapun juga menurut dirinya Almyra tidaklah seburuk itu. Dia memang menggunakan tubuhnya untuk memikat David agar bisa mengetahui dan menyelidiki tentang kematian adiknya akibat tabrak lari yang dilakukan oleh David. Tapi wanita itu masih memiliki sisi baik yang patut untuk diacungi jempol yakni kecintaannya terhadap keluarganya lah yang membuat dia a
Valentino tentunya merasa cukup senang karena lolos menjadi manajer umum di perusahaannya sendiri. Dan dia mulai berpikir jika apa yang dikatakan oleh sang kakek, Hari Araya memang benar jika dia bisa lebih mengontrol segalanya ketika dia berada di perusahaan itu.Sebelumnya dia sangat kesulitan karena posisinya yang hanya sebagai karyawan biasa. Dia tidak memiliki hak untuk lebih bisa masuk ke dalam perusahaan itu. Tapi posisinya sekarang memberinya banyak sekali kebebasan.Dia bisa dengan mudah mengirimkan proposal kerjasama yang dia buat untuk membuat perusahaan-perusahaan besar mengenal proposal buatannya dan mulai mengenal ciri khasnya. Setelah itu dia akan lebih mudah mengambil perusahaan itu kembali jika banyak pihak yang yang mendukung dirinya.Dia belum bisa menunjukkan identitas aslinya karena dia masih belum bisa menemukan beberapa bukti lain mengenai meninggalnya sang ayah dan juga pemasukan beberapa dokumen. Dia baru menemukan setengahnya dan masih
"Memang kenapa, Pak?" tanya Valentino.David menggelengkan kepalanya."Tidak. Hanya saja gaya tulisan kamu agak mirip dengan Agusta. Makannya aku pikir kamu belajar darinya," ucap David.Ah, itu. Bukan begitu bodoh. Tentu saja tulisan itu sama karena keduanya memang tulisanku, batin Valentino."Iya Pak. Bapak memang benar. Pak Agusta yang mengajari saya untuk membuat proposal. Dulu saya sering sekali memperhatikan dia saat membuat proposal dan kemudian saya pun ingin tahu dan dia mengajari saya," ucap Valentino.David menaikkan alisnya sebelah karena tidak tahu jika ternyata hubungan keduanya sampai sedekat itu. David kira mereka hanya baru saling mengenal karena dulunya setahu David, Agusta adalah tipe orang yang juga terlalu sering bergonta ganti pacar.Hampir mirip dengan dirinya namun Agusta lebih halus dan tidak seperti dirinya yang sampai membeli wanita panggilan untuk memuaskan dirinya. Agusta tidak seperti itu.Dia
David Araya terkagum-kagum melihat semua perabotan yang dimiliki oleh Calvin Miller. Semua furniture yang dimiliki oleh Calvin di apartemennya adalah ah furniture kelas atas yang sangat mewah.Dia masih sangat bingung kenapa apa teman barunya itu masih mau mengemudi mobil nya sendiri kadang-kadang. Padahal buah itu memiliki banyak sekali pelayan di rumahnya sampai mungkin ada lebih dari sepuluh pelayan yang melayaninya.David mengira jika Calvin tak perlu lagi bersusah payah untuk hidup enak dalam beberapa puluh tahun kedepan karena kekayaannya yang sepertinya jauh di atas dirinya.David tiba-tiba saja teringat dengan kakek tirinya, Hari Araya yang memiliki kekayaan yang jauh lebih besar dan telah diserahkan kepada Budi Araya. Tapi sayangnya hanya hari raya mengetahui bagaimana caranya mendapatkan harta itu. Harta itupun tak jelas berada di mana. Dan sialnya Hari Araya tidak akan pernah mungkin mau memberitahu dia dan juga ibunya mengenai harta itu.Jadi
"Cepat katakan dan jangan bertele-tele!" titah David."Itu Pak. Saya mau saya yang mewakili perusahaan ini untuk mempresentasikan semua proposal yang saya kerjakan. Tapi tulis aja itu atas nama Bapak. Jadi saya akan menggunakan nama Bapak sebagai orang yang presentasi. Bagaimana?" tanya Valentino.David agak terkejut dengan syarat yang diajukan oleh si culun itu tapi dia pun mulai berpikir sebentar mengenai haid udah setelah dia menimbang-nimbang, David akhirnya mengangguk setuju."Oke, kau boleh persentasi tapi harus memakai namaku. Aku tidak mau ada orang yang tahu jika kau yang menulis proposal itu. Tapi jika nanti para pemimpin perusahaan itu curiga, kau bisa bilang jika kau adalah salah satu anak buahku yang aku suruh untuk mewakiliku," terang David.Valentino tentu saja langsung mengangguk menyetujui gantian mengundurkan tangannya pada David yang diawetkan oleh David."Baiklah, kau siapkan saja semua proposal itu lebih matang. Karena dua hari
"Perkenalkan saya Valentino Araya, putra kandung Pak Budi Araya, pewaris sah AL Group," ucap Valentino dengan percaya diriGery pun terbengong-bengong karena ternyata apa yang pernah dia duga sebelumnya tentang anak kandung Budi Araya yang masih menghilang itu benar adanya."Anda benar-benar Pak Valentino Araya?" tanya Gery dengan tampang bodohnya."Apa perlu saya tunjukkan kartu identitas saya?" tanya Valentino dengan tenangnya."Oh, tidak. Tidak. Bukan seperti itu maksud saya, saya hanya kaget saja karena ini pertama kalinya saya bisa bertemu dengan Anda. Menurut kabar yang beredar anda tidak berada di Indonesia dan tinggal di Inggris, jadi yang kami tahu AL Group jatuh ke tangan Pak David Araya," jelas Gery yang tidak ingin jika orang yang membuat semua orang penasaran tentang keberadaannya itu tersinggung atas kata-katanya."Ah, iya. Saya memang tinggal di Inggris sebelumnya tapi saya sudah kembali ke sini sejak beberapa bulan yang lalu," ujar
Almyra berdiri dan menatap Valentino."Bukankah aku yang seharusnya bertanya kepadamu, apa yang sebenarnya kau sedang coba lakukan di perusahaan ini?" tanya Almyra.Valentino mendesah pelan."Almyra, aku sudah pernah mengatakan kepadamu jika semua hal yang aku lakukan, tidak perlu tahu semua itu. Apa semua perkataanku kemarin belum jelas?" tanya Valentino.Almyra menyibakkan rambutnya dan kemudian dengan tatapan cemas dia melihat Valentino."Aku tahu betul jika kau sedang melakukan hal yang berbahaya. Tidak bisakah kau tidak melakukan itu? Aku tahu Calvin. Kau emang luar biasa kaya dan mungkin saja memang lebih kaya daripada David, tapi masalahnya adalah orang yang sedang kamu hadapi itu bukanlah orang biasa. Kau tidak tahu bagaimana David yang sebenarnya. Kau bahkan juga tahu dia telah membunuh Agusta Irawan. Bukankah itu sudah cukup menjadi bukti jika dia bisa melakukan apa saja terhadap kamu jika nanti kau sampai ketahuan," jelas Almyra.
"Bapak tidak perlu khawatir karena proposal kerjasamanya sudah disetujui. Semua akan segera diproses dan Bapak bisa mengambil alih dari sini," ucap Valentino.David langsung saja tertawa senang karena ternyata kerja si culun Aditya Putra ini cukup bagus dan juga cepat. Awalnya dia sangat meragukan jika itu mampu mendapatkan proposal itu dan dia juga sudah membatin jika sampai Aditya Putra gagal membuat perusahaan itu mau bekerja sama dan menolak proposal yang telah dia ajukan, dia tidak akan mempertahankan karyawannya itu dan akan langsung memecatnya.Tapi semua di luar dugaan dan ini cukup membuat dia terkejut.Tok..Tok..Tok..Misky masuk setelah David Araya mempersilahkan dirinya untuk masuk. Dengan wajah yang sangat pucat, pria itu memberi isyarat pada David Araya untuk berbicara dengannya berdua."Ah, Aditya. Kau boleh kembali ke ruanganmu," ucap David.Valentino mengangguk dan langsung keluar dari ruang presiden direktur itu.Val