"Bapak tidak perlu khawatir karena proposal kerjasamanya sudah disetujui. Semua akan segera diproses dan Bapak bisa mengambil alih dari sini," ucap Valentino.
David langsung saja tertawa senang karena ternyata kerja si culun Aditya Putra ini cukup bagus dan juga cepat. Awalnya dia sangat meragukan jika itu mampu mendapatkan proposal itu dan dia juga sudah membatin jika sampai Aditya Putra gagal membuat perusahaan itu mau bekerja sama dan menolak proposal yang telah dia ajukan, dia tidak akan mempertahankan karyawannya itu dan akan langsung memecatnya.
Tapi semua di luar dugaan dan ini cukup membuat dia terkejut.
Tok..Tok..Tok..
Misky masuk setelah David Araya mempersilahkan dirinya untuk masuk. Dengan wajah yang sangat pucat, pria itu memberi isyarat pada David Araya untuk berbicara dengannya berdua.
"Ah, Aditya. Kau boleh kembali ke ruanganmu," ucap David.
Valentino mengangguk dan langsung keluar dari ruang presiden direktur itu.
Val
Valentino cukup kesal sekali karena ternyata membiarkan David berkunjung ke rumahnya itu adalah kesalahan yang sangat besar. Karena sekarang rumahnya menjadi tempat mabuk dari teman-teman David.David sendiri sekarang sudah sangat mabuk karena terlalu banyak meminum alkohol. Padahal semua orang tahu jika David adalah peminum yang sangat kuat tapi karena malam itu dia memang meminum sangat banyak, dia pun akhirnya mabuk disusul oleh Bara yang lebih mabuk daripada dirinya.Dengan terpaksa dia membiarkan kedua orang itu untuk menginap di apartemennya.Sedangkan Stefan Aditama, sepupu David yang menurut Valentino terlihat berbeda dari David dan juga Bara, sekarang ini membantunya untuk memindahkan kedua temannya itu ke kamar tamu."Ah, kau memang sangat tak beruntung memiliki teman seperti kami," ujar Stefan sambil tertawa konyol."Calvin, aku pikir kau sebaiknya tidak terlalu dekat dengan sepupuku itu karena aku rasa dia bisa memberi dampak yang cukup
"Siapa ini?" tanya Rosa dari seberang sana."Ah, maaf saya terpaksa menjawab panggilan dari Anda. Ini saya Calvin dan David sedang menginap di rumah saya karena tidak mungkin saya membiarkan David pulang dalam keadaan mabuk," ucap Calvin langsung karena tidak ingin bertele-tele."Oh, Calvin. Aku pikir ada orang yang mengambil ponsel David. Apakah dia juga bersama dengan kedua temannya?" tanya Rosa."Tadi mereka yang datang bertiga tapi kemudian Stefan pulang dan kini tinggal David dan Bara yang menginap di rumah saya," jawab Valentino sambil memberi kode pada Ruslan untuk memeriksa David."Oh begitu. Baiklah kalau begitu tolong jika dia sudah bangun besok pagi katakan jika saya pagi-pagi akan keluar kota bersama dengan teman-teman saya. Sebenarnya saya ingin menyampaikan sendiri tapi mengingat anak itu yang pasti bangun terlambat besok, rasanya tidak akan sempat," ucap Rosa yang memperkirakan perjalanannya yang cukup memakan waktu agak panjang di pesawat.
"Parfum?" ulang Valentino berpura-pura tidak tahu apa yang dimaksud oleh David."Iya. Parfum apa yang kamu pakai?" tanya David."Oh, saya hanya pakai parfum milik Pak Agusta yang masih tersisa di tempat saya," jawab Valentino.David terlihat berpikir namun kemudian dia menggelengkan kepalanya."Oke."Valentino menghela napas lega. Dia tahu betul sebenarnya apa yang dimaksud dengan David itu. Tadi pagi iya terlalu buru-buru sampai dia mengenakan parfum yang selalu dia pakai saat dia menjadi Calvin Miller.Hal ini karena sebelumnya dia meminta Ruslan untuk menyingkirkan barang-barangnya sebagai Aditya putra. Dan saat akan berangkat dia tak sempat untuk mencari kembali parfum murahan yang biasa dikenakan oleh Aditya.Tapi untunglah dia teringat pada temannya yang juga suka sekali mengoleksi parfum limited edition seperti miliknya jadi dia rasa ketika seorang Aditya putra memiliki parfum itu dari Agusta, pasti David tidak akan curiga.
"Tolong lepaskan saya! Saya hanya disuruh. Saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya menjalankan perintahnya saja. Saya...""Kau tak perlu membela dirimu seperti itu, Pak Pengacara," potong Valentino.Joshua langsung saja terdiam."Karena aku juga sudah tahu jika kau menerima dana dari Rosa atas apa yang sudah kau lakukan. Kau sendiri yang bilang telah mengubah seluruh isi wasiat itu. Kau melakukan itu dengan sadar bukan? Kau menginginkan imbalan atas hal itu. Benar?" tanya Valentino.Joshua berkeringat semakin deras."Iya, saya memang mendapatkan uang atas itu tapi saya dalam keadaan terjepit saat itu jadi saya terpaksa menerima tawaran itu," dusta Joshua.Valentino menatap malas karena menurutnya Joshua tidak tahu malu sama sekali."Pak Pengacara, sudah kukatakan kau tak perlu berusaha untuk membela dirimu karena itu sama sekali tidak berguna. Kita sudah pernah bertemu dan saya juga sudah pernah memberikan sejumlah dana untuk Anda bukan?
David yang saat ini sedang berada di apartemen Almyra itu pun melihat sebuah nomer internasional yang dia tebak adalah milik Valentino, saudara tirinya.Almyra yang baru saja datang sambil membawa kopi untuk David itu melihat sang pacar yang sedang ragu-ragu sambil melihat layar ponselnya."Kenapa hanya dilihat saja?" tanya Almyra.David masih melihat layar ponselnya tapi kemudian dia menggeser layarnya dan kemudian membuat mode loudspeaker agar kekasihnya juga bisa mendengarnya."Ah, kenapa kau sama sekali mengangkatnya, saudara tiriku?" ucap Valentino."Apakah panggilan telepon dariku membuatmu begitu ketakutan, David?" ucap Valentino lalu dia tertawa mengejek.Wajah David memerah karena kesal, Valentino adalah satu-satunya orang yang bisa mengacaukan mentalnya."Untuk apa kau meneleponku, sialan?" umpat David.Valentino ketawa lagi karena senang David terpancing."Oh, aku hanya ingin sedang menanyakan bagaimana kabarm
"Apa urusanmu tanya apa yang aku lakukan di sini?" Aryan memandang David sinis."Sombong sekali kau. Anak kepala pelayan aja kau belagu sekali. Kau sudah merasa kaya karena bisa ke apartemen Gardenia Hills?" David mencibir Aryan yang sudah ingin sekali pergi dari hadapan David."Aku tak peduli apa yang kau pikirkan. Jadi minggirlah karena aku mau lewat," ucap Aryan menatap kesal David yang menghalangi jalannya.David kemudian mendecih karena merasa Aryan terlalu sombong dan angkuh."Kau itu tak pantas berada di sini, anak kepala pelayan. Lagi pula, satpam pasti akan langsung mengusirmu begitu tahu kau itu miskin," hina David.Aryan yang sudah berjalan itu menghentikan kakinya dan berbalik menatap David."Kau tahu, meskipun aku diusir ataupun tidak diizinkan masuk oleh mereka, itu tetap bukan urusan kamu dan kau tak usah ikut campur urusanku," ujar Aryan yang sudah muak dengan David yang sok sekali dan menghina dirinya."Dasar anak kep
"Jika Ibu dengar sekali lagi kamu menghinanya, Ibu bersumpah tidak akan pernah menganggap kamu sebagai anakku lagi. Dan asal kau tahu, Ibu memang lebih menyukai pria yang lebih muda dari usia Ibu," aku Rosa. David terperanjat karena baru kali ini dia mendengar kejujuran dari sang Ibu. "Iya, David. Kau tidak salah dengar sama sekali, Ibu lebih menyukai daun muda daripada pria tua yang tak bisa melakukan apa-apa seperti ayah diri kamu itu. Kami sudah menjalin hubungan lebih lama dari yang kau pikirkan. Jadi jangan pernah coba-coba kau menghina dia lagi di depan Ibu. Karena Ibu tidak akan pernah tinggal diam kalau kamu mengusiknya." David menatap ibunya tak percaya yang lebih membela orang lain dibandingkan dengan anaknya sendiri. Tanpa mengatakan sepatah kata pun pria muda itu keluar dari kamar sang ibu dan kemudian turun ke lantai bawah. Dia tak mempedulikan lagi teriakan dari ibunya yang memanggilnya agar kembali ke atas. Dia mengacuhkan Misky ketika
David melakukan apa yang dikatakan oleh Valentino dan mengkonfrontasi ibunya. Rosa semakin murka dengan anaknya yang ikut campur pada urusan percintaannya."Kau tahu, David. Bagaimana rasanya menjadi seorang ibu tunggal untuk kamu dan mencari biaya untuk semua kebutuhan kamu dari kamu masih kecil sampai kamu dewasa? Susah, David. Kau pikir itu adalah hal yang mudah? Lalu sekarang ketika ibumu menikmati sesuatu dan kau berusaha menghalanginya? Kau anak tidak tahu diri, David. Aku menyesal sudah melahirkan kamu," ucap Rosa dengan kejamnya.Rosa membanting pintu kamarnya yang depan muka anaknya. David tak peduli lagi apakah sang ibu akan semakin marah terhadapnya atau tidak karena dia merasa sudah melakukan hal yang benar. Dia ingin ibunya itu sadar kita tak pantas bagi perempuan yang usianya hampir saja kepala lima, malah menjalin hubungan dengan pria yang lebih pantas menjadi anaknya.Dengan berbekal keyakinan itu, David mengusir Misky dan dia mengancam jika pria