"Parfum?" ulang Valentino berpura-pura tidak tahu apa yang dimaksud oleh David.
"Iya. Parfum apa yang kamu pakai?" tanya David.
"Oh, saya hanya pakai parfum milik Pak Agusta yang masih tersisa di tempat saya," jawab Valentino.
David terlihat berpikir namun kemudian dia menggelengkan kepalanya.
"Oke."
Valentino menghela napas lega. Dia tahu betul sebenarnya apa yang dimaksud dengan David itu. Tadi pagi iya terlalu buru-buru sampai dia mengenakan parfum yang selalu dia pakai saat dia menjadi Calvin Miller.
Hal ini karena sebelumnya dia meminta Ruslan untuk menyingkirkan barang-barangnya sebagai Aditya putra. Dan saat akan berangkat dia tak sempat untuk mencari kembali parfum murahan yang biasa dikenakan oleh Aditya.
Tapi untunglah dia teringat pada temannya yang juga suka sekali mengoleksi parfum limited edition seperti miliknya jadi dia rasa ketika seorang Aditya putra memiliki parfum itu dari Agusta, pasti David tidak akan curiga.
"Tolong lepaskan saya! Saya hanya disuruh. Saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya menjalankan perintahnya saja. Saya...""Kau tak perlu membela dirimu seperti itu, Pak Pengacara," potong Valentino.Joshua langsung saja terdiam."Karena aku juga sudah tahu jika kau menerima dana dari Rosa atas apa yang sudah kau lakukan. Kau sendiri yang bilang telah mengubah seluruh isi wasiat itu. Kau melakukan itu dengan sadar bukan? Kau menginginkan imbalan atas hal itu. Benar?" tanya Valentino.Joshua berkeringat semakin deras."Iya, saya memang mendapatkan uang atas itu tapi saya dalam keadaan terjepit saat itu jadi saya terpaksa menerima tawaran itu," dusta Joshua.Valentino menatap malas karena menurutnya Joshua tidak tahu malu sama sekali."Pak Pengacara, sudah kukatakan kau tak perlu berusaha untuk membela dirimu karena itu sama sekali tidak berguna. Kita sudah pernah bertemu dan saya juga sudah pernah memberikan sejumlah dana untuk Anda bukan?
David yang saat ini sedang berada di apartemen Almyra itu pun melihat sebuah nomer internasional yang dia tebak adalah milik Valentino, saudara tirinya.Almyra yang baru saja datang sambil membawa kopi untuk David itu melihat sang pacar yang sedang ragu-ragu sambil melihat layar ponselnya."Kenapa hanya dilihat saja?" tanya Almyra.David masih melihat layar ponselnya tapi kemudian dia menggeser layarnya dan kemudian membuat mode loudspeaker agar kekasihnya juga bisa mendengarnya."Ah, kenapa kau sama sekali mengangkatnya, saudara tiriku?" ucap Valentino."Apakah panggilan telepon dariku membuatmu begitu ketakutan, David?" ucap Valentino lalu dia tertawa mengejek.Wajah David memerah karena kesal, Valentino adalah satu-satunya orang yang bisa mengacaukan mentalnya."Untuk apa kau meneleponku, sialan?" umpat David.Valentino ketawa lagi karena senang David terpancing."Oh, aku hanya ingin sedang menanyakan bagaimana kabarm
"Apa urusanmu tanya apa yang aku lakukan di sini?" Aryan memandang David sinis."Sombong sekali kau. Anak kepala pelayan aja kau belagu sekali. Kau sudah merasa kaya karena bisa ke apartemen Gardenia Hills?" David mencibir Aryan yang sudah ingin sekali pergi dari hadapan David."Aku tak peduli apa yang kau pikirkan. Jadi minggirlah karena aku mau lewat," ucap Aryan menatap kesal David yang menghalangi jalannya.David kemudian mendecih karena merasa Aryan terlalu sombong dan angkuh."Kau itu tak pantas berada di sini, anak kepala pelayan. Lagi pula, satpam pasti akan langsung mengusirmu begitu tahu kau itu miskin," hina David.Aryan yang sudah berjalan itu menghentikan kakinya dan berbalik menatap David."Kau tahu, meskipun aku diusir ataupun tidak diizinkan masuk oleh mereka, itu tetap bukan urusan kamu dan kau tak usah ikut campur urusanku," ujar Aryan yang sudah muak dengan David yang sok sekali dan menghina dirinya."Dasar anak kep
"Jika Ibu dengar sekali lagi kamu menghinanya, Ibu bersumpah tidak akan pernah menganggap kamu sebagai anakku lagi. Dan asal kau tahu, Ibu memang lebih menyukai pria yang lebih muda dari usia Ibu," aku Rosa. David terperanjat karena baru kali ini dia mendengar kejujuran dari sang Ibu. "Iya, David. Kau tidak salah dengar sama sekali, Ibu lebih menyukai daun muda daripada pria tua yang tak bisa melakukan apa-apa seperti ayah diri kamu itu. Kami sudah menjalin hubungan lebih lama dari yang kau pikirkan. Jadi jangan pernah coba-coba kau menghina dia lagi di depan Ibu. Karena Ibu tidak akan pernah tinggal diam kalau kamu mengusiknya." David menatap ibunya tak percaya yang lebih membela orang lain dibandingkan dengan anaknya sendiri. Tanpa mengatakan sepatah kata pun pria muda itu keluar dari kamar sang ibu dan kemudian turun ke lantai bawah. Dia tak mempedulikan lagi teriakan dari ibunya yang memanggilnya agar kembali ke atas. Dia mengacuhkan Misky ketika
David melakukan apa yang dikatakan oleh Valentino dan mengkonfrontasi ibunya. Rosa semakin murka dengan anaknya yang ikut campur pada urusan percintaannya."Kau tahu, David. Bagaimana rasanya menjadi seorang ibu tunggal untuk kamu dan mencari biaya untuk semua kebutuhan kamu dari kamu masih kecil sampai kamu dewasa? Susah, David. Kau pikir itu adalah hal yang mudah? Lalu sekarang ketika ibumu menikmati sesuatu dan kau berusaha menghalanginya? Kau anak tidak tahu diri, David. Aku menyesal sudah melahirkan kamu," ucap Rosa dengan kejamnya.Rosa membanting pintu kamarnya yang depan muka anaknya. David tak peduli lagi apakah sang ibu akan semakin marah terhadapnya atau tidak karena dia merasa sudah melakukan hal yang benar. Dia ingin ibunya itu sadar kita tak pantas bagi perempuan yang usianya hampir saja kepala lima, malah menjalin hubungan dengan pria yang lebih pantas menjadi anaknya.Dengan berbekal keyakinan itu, David mengusir Misky dan dia mengancam jika pria
Apakah itu berarti David telah berteman dengan salah satu anak buah musuhnya? Almyra berpikir cukup keras di dalam kepalanya yang mulai berat.Dia sekarang sangat bimbang sekali karena sedang diliputi rasa keraguan yang besar. Awalnya dia ingin sekali menghancurkan David karena telah membunuh saudara perempuannya tapi setelah dia semakin mengenal pria itu, dia pun juga tahu jika David telah banyak mengalami hal yang tidak mudah dan sebenarnya patut untuk dikasihani.Tapi saat dia mengingat kebaikan sosok Valentino Araya yang belum pernah dia temui itu, dia jadi berpikir ulang karena dia sudah berhutang nyawa pada pria itu. Entah apa yang bisa dilakukan oleh pengawal terpercaya keluarga Araya itu jika sampai dia terpergok sedang bersembunyi di balik tirai saat itu."Kenapa kau terdiam, Almyra?"Almyra yang tersadar dari lamunannya pun langsung menggelengkan kepalanya."Tidak. Aku balik ke ruangan aku dulu ya," pamit Almyra.Tidak. Maaf, David
"Astaga, David. Aku sungguh heran kenapa bisa ada manusia sebodoh kau itu."Wajah David semakin memerah dan kembali ingin meraih Valentino dan menghajarnya tapi tentunya semua pengawal Valentino dengan tangkas bisa melindungi Tuannya."Sialan, mau sampai kapan kau berputar-putar terus? Katakan apa maksud kamu!" teriak David."Hm. David, bukankah semuanya sudah jelas? Ah, begini saja. Pengawal, bawah David keluar dari perusahaan ini karena mulai sekarang dia tidak diizinkan untuk masuk ke AL Group," ucap Valentino."Punya hak apa kau? Sialan."David kembali meronta-ronta untuk melepaskan dirinya tapi tentunya tak berhasil sama sekali. Berikutnya sebuah mobil kembali datang dan berhenti di depan AL Group. Dari mobil berwarna hitam itu, Hari dan Ana Araya keluar dari mobil itu dan berjalan menuju Valentino."Cucuku, apakah kau mendapatkan kesulitan untuk mengusir dia dari sini?" tanya Hari Araya yang sontak membuat semua orang yang masih ada di
Di hari itu, Valentino Araya yang ditemani oleh kakek dan neneknya diperkenalkan secara resmi sebagai Valentino Araya, putra kandung dari Budi Araya dan juga pemilik sah dari harta warisan milik Budi Araya.Tapi mengingat Valentino yang masih menyembunyikan wajah aslinya, dia meminta seluruh jajaran direksi dan juga karyawan yang bernaung di bawah AL Group untuk tidak membocorkan tentang identitasnya.Dia hanya mengizinkan berita yang tersebar adalah kembalinya sang putra kandung tanpa apa adanya berita tambahan apa lagi dengan mengunggah photo Valentino.Valentino cukup puas karena ternyata cukup mudah untuk mengambil alih perusahaan itu setelah dirinya mendapatkan dukungan dari berbagai perusahaan yang telah menjadi partnernya. Selain itu kedatangan kakek dan neneknya sudah cukup untuk mengkonfirmasi identitasnya yang sesungguhnya.Valentino kemudian kembali ke ruangannya setelah kakek dan neneknya pulang. Namun ternyata dia itu sudah ditunggu oleh seor