Valentino tentunya merasa cukup senang karena lolos menjadi manajer umum di perusahaannya sendiri. Dan dia mulai berpikir jika apa yang dikatakan oleh sang kakek, Hari Araya memang benar jika dia bisa lebih mengontrol segalanya ketika dia berada di perusahaan itu.
Sebelumnya dia sangat kesulitan karena posisinya yang hanya sebagai karyawan biasa. Dia tidak memiliki hak untuk lebih bisa masuk ke dalam perusahaan itu. Tapi posisinya sekarang memberinya banyak sekali kebebasan.
Dia bisa dengan mudah mengirimkan proposal kerjasama yang dia buat untuk membuat perusahaan-perusahaan besar mengenal proposal buatannya dan mulai mengenal ciri khasnya. Setelah itu dia akan lebih mudah mengambil perusahaan itu kembali jika banyak pihak yang yang mendukung dirinya.
Dia belum bisa menunjukkan identitas aslinya karena dia masih belum bisa menemukan beberapa bukti lain mengenai meninggalnya sang ayah dan juga pemasukan beberapa dokumen. Dia baru menemukan setengahnya dan masih
"Memang kenapa, Pak?" tanya Valentino.David menggelengkan kepalanya."Tidak. Hanya saja gaya tulisan kamu agak mirip dengan Agusta. Makannya aku pikir kamu belajar darinya," ucap David.Ah, itu. Bukan begitu bodoh. Tentu saja tulisan itu sama karena keduanya memang tulisanku, batin Valentino."Iya Pak. Bapak memang benar. Pak Agusta yang mengajari saya untuk membuat proposal. Dulu saya sering sekali memperhatikan dia saat membuat proposal dan kemudian saya pun ingin tahu dan dia mengajari saya," ucap Valentino.David menaikkan alisnya sebelah karena tidak tahu jika ternyata hubungan keduanya sampai sedekat itu. David kira mereka hanya baru saling mengenal karena dulunya setahu David, Agusta adalah tipe orang yang juga terlalu sering bergonta ganti pacar.Hampir mirip dengan dirinya namun Agusta lebih halus dan tidak seperti dirinya yang sampai membeli wanita panggilan untuk memuaskan dirinya. Agusta tidak seperti itu.Dia
David Araya terkagum-kagum melihat semua perabotan yang dimiliki oleh Calvin Miller. Semua furniture yang dimiliki oleh Calvin di apartemennya adalah ah furniture kelas atas yang sangat mewah.Dia masih sangat bingung kenapa apa teman barunya itu masih mau mengemudi mobil nya sendiri kadang-kadang. Padahal buah itu memiliki banyak sekali pelayan di rumahnya sampai mungkin ada lebih dari sepuluh pelayan yang melayaninya.David mengira jika Calvin tak perlu lagi bersusah payah untuk hidup enak dalam beberapa puluh tahun kedepan karena kekayaannya yang sepertinya jauh di atas dirinya.David tiba-tiba saja teringat dengan kakek tirinya, Hari Araya yang memiliki kekayaan yang jauh lebih besar dan telah diserahkan kepada Budi Araya. Tapi sayangnya hanya hari raya mengetahui bagaimana caranya mendapatkan harta itu. Harta itupun tak jelas berada di mana. Dan sialnya Hari Araya tidak akan pernah mungkin mau memberitahu dia dan juga ibunya mengenai harta itu.Jadi
"Cepat katakan dan jangan bertele-tele!" titah David."Itu Pak. Saya mau saya yang mewakili perusahaan ini untuk mempresentasikan semua proposal yang saya kerjakan. Tapi tulis aja itu atas nama Bapak. Jadi saya akan menggunakan nama Bapak sebagai orang yang presentasi. Bagaimana?" tanya Valentino.David agak terkejut dengan syarat yang diajukan oleh si culun itu tapi dia pun mulai berpikir sebentar mengenai haid udah setelah dia menimbang-nimbang, David akhirnya mengangguk setuju."Oke, kau boleh persentasi tapi harus memakai namaku. Aku tidak mau ada orang yang tahu jika kau yang menulis proposal itu. Tapi jika nanti para pemimpin perusahaan itu curiga, kau bisa bilang jika kau adalah salah satu anak buahku yang aku suruh untuk mewakiliku," terang David.Valentino tentu saja langsung mengangguk menyetujui gantian mengundurkan tangannya pada David yang diawetkan oleh David."Baiklah, kau siapkan saja semua proposal itu lebih matang. Karena dua hari
"Perkenalkan saya Valentino Araya, putra kandung Pak Budi Araya, pewaris sah AL Group," ucap Valentino dengan percaya diriGery pun terbengong-bengong karena ternyata apa yang pernah dia duga sebelumnya tentang anak kandung Budi Araya yang masih menghilang itu benar adanya."Anda benar-benar Pak Valentino Araya?" tanya Gery dengan tampang bodohnya."Apa perlu saya tunjukkan kartu identitas saya?" tanya Valentino dengan tenangnya."Oh, tidak. Tidak. Bukan seperti itu maksud saya, saya hanya kaget saja karena ini pertama kalinya saya bisa bertemu dengan Anda. Menurut kabar yang beredar anda tidak berada di Indonesia dan tinggal di Inggris, jadi yang kami tahu AL Group jatuh ke tangan Pak David Araya," jelas Gery yang tidak ingin jika orang yang membuat semua orang penasaran tentang keberadaannya itu tersinggung atas kata-katanya."Ah, iya. Saya memang tinggal di Inggris sebelumnya tapi saya sudah kembali ke sini sejak beberapa bulan yang lalu," ujar
Almyra berdiri dan menatap Valentino."Bukankah aku yang seharusnya bertanya kepadamu, apa yang sebenarnya kau sedang coba lakukan di perusahaan ini?" tanya Almyra.Valentino mendesah pelan."Almyra, aku sudah pernah mengatakan kepadamu jika semua hal yang aku lakukan, tidak perlu tahu semua itu. Apa semua perkataanku kemarin belum jelas?" tanya Valentino.Almyra menyibakkan rambutnya dan kemudian dengan tatapan cemas dia melihat Valentino."Aku tahu betul jika kau sedang melakukan hal yang berbahaya. Tidak bisakah kau tidak melakukan itu? Aku tahu Calvin. Kau emang luar biasa kaya dan mungkin saja memang lebih kaya daripada David, tapi masalahnya adalah orang yang sedang kamu hadapi itu bukanlah orang biasa. Kau tidak tahu bagaimana David yang sebenarnya. Kau bahkan juga tahu dia telah membunuh Agusta Irawan. Bukankah itu sudah cukup menjadi bukti jika dia bisa melakukan apa saja terhadap kamu jika nanti kau sampai ketahuan," jelas Almyra.
"Bapak tidak perlu khawatir karena proposal kerjasamanya sudah disetujui. Semua akan segera diproses dan Bapak bisa mengambil alih dari sini," ucap Valentino.David langsung saja tertawa senang karena ternyata kerja si culun Aditya Putra ini cukup bagus dan juga cepat. Awalnya dia sangat meragukan jika itu mampu mendapatkan proposal itu dan dia juga sudah membatin jika sampai Aditya Putra gagal membuat perusahaan itu mau bekerja sama dan menolak proposal yang telah dia ajukan, dia tidak akan mempertahankan karyawannya itu dan akan langsung memecatnya.Tapi semua di luar dugaan dan ini cukup membuat dia terkejut.Tok..Tok..Tok..Misky masuk setelah David Araya mempersilahkan dirinya untuk masuk. Dengan wajah yang sangat pucat, pria itu memberi isyarat pada David Araya untuk berbicara dengannya berdua."Ah, Aditya. Kau boleh kembali ke ruanganmu," ucap David.Valentino mengangguk dan langsung keluar dari ruang presiden direktur itu.Val
Valentino cukup kesal sekali karena ternyata membiarkan David berkunjung ke rumahnya itu adalah kesalahan yang sangat besar. Karena sekarang rumahnya menjadi tempat mabuk dari teman-teman David.David sendiri sekarang sudah sangat mabuk karena terlalu banyak meminum alkohol. Padahal semua orang tahu jika David adalah peminum yang sangat kuat tapi karena malam itu dia memang meminum sangat banyak, dia pun akhirnya mabuk disusul oleh Bara yang lebih mabuk daripada dirinya.Dengan terpaksa dia membiarkan kedua orang itu untuk menginap di apartemennya.Sedangkan Stefan Aditama, sepupu David yang menurut Valentino terlihat berbeda dari David dan juga Bara, sekarang ini membantunya untuk memindahkan kedua temannya itu ke kamar tamu."Ah, kau memang sangat tak beruntung memiliki teman seperti kami," ujar Stefan sambil tertawa konyol."Calvin, aku pikir kau sebaiknya tidak terlalu dekat dengan sepupuku itu karena aku rasa dia bisa memberi dampak yang cukup
"Siapa ini?" tanya Rosa dari seberang sana."Ah, maaf saya terpaksa menjawab panggilan dari Anda. Ini saya Calvin dan David sedang menginap di rumah saya karena tidak mungkin saya membiarkan David pulang dalam keadaan mabuk," ucap Calvin langsung karena tidak ingin bertele-tele."Oh, Calvin. Aku pikir ada orang yang mengambil ponsel David. Apakah dia juga bersama dengan kedua temannya?" tanya Rosa."Tadi mereka yang datang bertiga tapi kemudian Stefan pulang dan kini tinggal David dan Bara yang menginap di rumah saya," jawab Valentino sambil memberi kode pada Ruslan untuk memeriksa David."Oh begitu. Baiklah kalau begitu tolong jika dia sudah bangun besok pagi katakan jika saya pagi-pagi akan keluar kota bersama dengan teman-teman saya. Sebenarnya saya ingin menyampaikan sendiri tapi mengingat anak itu yang pasti bangun terlambat besok, rasanya tidak akan sempat," ucap Rosa yang memperkirakan perjalanannya yang cukup memakan waktu agak panjang di pesawat.