Share

Bab 44

Author: Abimana
Teknologi pengelasan pada zaman ini belum ada, jadi oven modern pasti tidak bisa dibuat, tetapi Arjuna bisa membuat jaring besi yang tidak terlalu tipis.

Arjuna bertanya apakah dia boleh membayar deposit sepuluh sen terlebih dahulu.

Uang yang dia peroleh hari ini jelas tidak cukup untuk membeli sepotong jaring besi. Selain itu, dia belum melihat produk jadinya. Seandainya cukup, Arjuna tidak mau langsung melunasinya.

Zaman itu belum ada konsep deposit, tetapi si bos langsung setuju.

Mereka sama-sama berbisnis. Ikan bakar Arjuna terjual habis di pasar, bos ini sudah mengetahuinya.

Selain itu, dia juga pergi membelinya. Ikan bakar Arjuna memang enak dan Arjuna terlihat tulus. Dia tidak takut Arjuna mengutang tanpa membayar.

Ketika Arjuna kembali dari toko besi, dia menemukan bahwa kedua istrinya telah berkemas dan sedang berbisik-bisik.

Ketika melihat Arjuna kembali, mereka segera berhenti dan berdiri untuk menyambut Arjuna.

"Tuan, kamu kembali!"

"Ya, aku melihat kalian mengobrol dengan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 45

    Hanya sedikit hal yang bisa dilakukan pada musim dingin. Pahan saja sudah menganggur, apalagi Shaka yang merupakan wakil.Dari kemarin hingga awal musim semi, Pahan menyuruh Shaka untuk tidak masuk lagi. Katanya, fokus bersekolah saja untuk mempersiapkan ujian anak setelah musim semi.Hanya setelah lulus ujian anak baru dapat mengikuti ujian sarjana. Tidak ada batasan usia untuk ujian anak.Sebenarnya, Shaka belum terlalu tua.Orang-orang zaman dahulu menikah lebih awal. Shaka dan Arjuna lahir di tahun yang sama. Mereka berdua baru berusia 19 tahun pada tahun ini.Hari ini, Shaka sudah gajian. Pahan sendiri yang mengantar gaji dan hadiah untuk kelahiran putra Shaka ke Desa Embun. Pahan disindir oleh istrinya ketika hendak keluar. "Apakah kamu tidak malu mengantarkan gaji dan hadiah untuk wakilmu?"Pahan langsung marah, "Kamu seorang wanita, tahu apa? Bukankah kamu biasanya suka keluar dan mendengar gosip setiap hari? Apakah kamu tidak mendengar apa yang dikatakan begawan di Kuil Yamuna

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 46

    Daisha menundukkan kepalanya dengan rendah diri.Arjuna yang melihatnya pun merasakan kemarahan muncul di hatinya.Siapa wanita ini? Mengapa dia datang ke rumahnya dan berteriak-teriak?"Tuan, kamu pulang!"Melihat Arjuna mendorong pintu hingga terbuka, Daisha berlari ke arah Arjuna seolah-olah dia telah diselamatkan.Wanita sombong itu juga berjalan mendekat.Ketika Arjuna hendak bertanya siapa wanita itu, Disa berbicara lebih dulu."Tante Praya!""Hm!" Praya mendengus pelan, mengangkat dagunya tinggi-tinggi.Karena tidak melahirkan anak laki-laki, Praya telah lama ditindas oleh Naura. Setelah ditindas, Praya suka melampiaskan amarahnya pada Daisha dan Disa.Karena Arjuna yang dulu terlalu tidak berguna dan memiliki status yang sangat rendah di Keluarga Kusumo. Meskipun Praya dan Naura telah menindas Alsava bersaudari, Arjuna yang dulu juga berpura-pura tidak menyadarinya.Jika Alsava bersaudari mengeluh dan mengucapkan beberapa kata kebencian, Arjuna bahkan akan memukuli mereka dan m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 47

    "Hei, istrinya Arjuna, kenapa kalian masih di sini? Cepat bantu di dapur!"Seorang wanita berteriak pada Disa dan Daisha.Orang ini adalah neneknya Arjuna, Ranjani."Baik, Nenek, kami akan membantu."Disa dan Daisha buru-buru meninggalkan Arjuna menuju ke dapur.Arjuna tidak menghentikan mereka. Di era ini, kata-kata orang tua begitu kuat sehingga mengakar kuat di tulang setiap orang. Dalam lingkungan seperti itu, dia baru saja tiba, jadi dia harus beradaptasi terlebih dahulu.Setelah para istri pergi, Arjuna dengan cermat mengamati neneknya.Dia tampak seperti berusia lima puluhan. Ada kerutan di dahi dan di sudut matanya, serta bekas kerja jangka panjang di masa mudanya pada kedua tangannya, tetapi tetap bersih.Pakaiannya sebagian besar berwarna abu-abu muda, dengan sulaman kuning di bagian leher, juga jepit rambut emas di rambut.Bisa dilihat bahwa Ranjani sangat mementingkan perjamuan hari ini.Sebagai petani, semua itu sudah merupakan barangnya yang paling berharga.Orang-orang z

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 48

    Arjuna memiliki ingatan yang sangat baik. Daisha tadi menjelaskan, dia sudah mengingat nama orang-orang ini.Hidangan di meja pria lebih kaya dan bervariasi dibandingkan hidangan di meja wanita.Meski Shaka kini terkenal, kursi utama tetaplah diduduki oleh ayahnya, Oki.Oki tampak sedikit lebih tua dari istrinya, Ranjani. Dia diperkirakan berusia hampir enam puluh tahun, tetapi tubuhnya masih kuat.Di kiri dan kanan Oki ada Pahan dan kepala desa.Sekarang mereka berkumpul, selain karena Naura melahirkan seorang putra, alasan yang lebih besar tentu saja karena ramalan dari begawan Kuil Yamuna.Siapa yang tidak ingin menyanjung orang sukses sebelum dia menjadi orang sukses? Ketika Shaka menjadi sukses, mereka tidak akan bisa menyanjungnya lagi.Shaka duduk di sebelah Pahan. Dia mengenakan pakaian baru hari ini.Pakaiannya adalah sejenis kemeja berkerah biru, seragam siswa kuno.Kerajaan Bratajaya memiliki peraturan bahwa hanya siswa yang lulus ujian anak yang boleh memakai seragam berker

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 49

    Dia adalah Alan Kusumo, putra dari paman ketiga.Alan memegang kitab "Baratayuda", nada serta sikapnya sangat arogan. Sebagai seorang junior, dia tidak menghormati Arjuna dan Arkana."Maaf, kami akan segera menyingkir." Senyum rendah hati muncul di wajah Arkana, dia menarik Arjuna untuk menyingkir."Pecundang seharusnya tidak muncul di sini dan mempermalukan Keluarga Kusumo."Setelah melewati Arjuna dan Arkana, Alan masih memaki."Apa katamu?" Arjuna tiba-tiba berdiri."Apa kataku? Huh!" Alan mencibir. "Pada jamuan makan ini, kami akan membahas kitab. Jadi menyingkir, mengerti?""Cepat menyingkir! Memalukan!"Sebelum Arjuna mengatakan apa pun, Oki berteriak pada Arjuna dengan marah."Arjuna, jangan menimbulkan masalah. Ayo kita menyingkir." Arkana buru-buru menarik Arjuna ke pojok yang lebih rendah dari meja wanita.Alan menunjukkan senyum mencemooh. "Benar, pecundang memang harus duduk di pojok."Shaka hanya menonton kejadian tersebut dengan rasa superior, seolah tidak ada kaitannya d

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 50

    Arjuna terlalu berani.Kata-katanya tidak hanya mengejek Alan, tetapi juga Shaka.Shaka bukan hanya yang terbaik dalam keluarga, tetapi juga salah satu yang terbaik di sekolah.Arjuna, sebaliknya, adalah seorang pecundang buta huruf yang menganggur sepanjang hari.Bisa-bisanya seorang pecundang mengatakan bahwa siswa terbaik salah.Oki, yang memasang ekspresi buruk, pun membanting cangkir teh. "Dasar bajingan, Paman Shaka-mu dan yang lainnya sedang membaca kitab. Kamu tahu apa? Jangan menyela sembarangan.""Aku tidak mengerti apa-apa, tapi halaman kedua puluh ....""Haha, halaman dua puluh apanya? Itu adalah lembar kedua puluh, lembar saja tidak tahu ....""Buta huruf tapi sok pintar." Begitu Arjuna bersuara, beberapa anak muda langsung menertawainya."Semua anggota Keluarga Kusumo percaya bahwa Arjuna salah, tidak ada yang mencoba mencari tahu."Pergilah, jangan mempermalukanku di sini." Oki, yang tidak menyukai Arjuna, mulai mengusir Arjuna."Arjuna, kamu benar-benar mengecewakanku.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 51

    "Seharusnya kita tidak menyuruhnya kemari, dia akan berulah.""Keluarga kita punya bajingan pecundang seperti ini, benar-benar memalukan!""Benar. Setiap kali membahas Keluarga Kusumo di luar, orang lain akan bertanya apakah Keluarga Kusumo yang ada Arjuna itu? Aku sampai tidak tahu bagaimana menjawabnya.""Dia bagaikan noda bagi Keluarga Kusumo."Anggota keluarga yang ada di sekitar Arjuna mulai berbisik.Tanpa kecuali, mereka menyalahkan Arjuna telah mempermalukan mereka.Alis Shaka juga berkerut. Alasan dia memanggil Arjuna ke rumahnya adalah untuk pamer, sekaligus membuat Arjuna memujanya.Tak disangka, akhirnya dia malah ditempatkan di posisi yang mencanggungkan oleh Arjuna. Shaka akan mengesampingkan masalah ini, tetapi jika Arjuna berulah lagi, Shaka akan benar-benar sial."Dasar pecundang, berlututlah! Apa pun yang sudah kamu lakukan, segera minta maaf kepada Pak Pahan!"Oki dengan marah menghardik Arjuna."Memangnya apa yang sudah aku lakukan? Suruh aku berlutut? Yang benar sa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 52

    Berani-berani Arjuna bersuara saat ini.Shaka memandang Arjuna dengan waspada.Arjuna membuka matanya lebar-lebar dan bertingkah polos. Dia menatap tatapan Shaka sambil tersenyum, sepenuhnya mengabaikan tatapan peringatan dari Shaka."Benar juga!" Sebelum Shaka menjawab, Arjuna sudah lanjut berujar, "Paman Shaka adalah seorang cendekiawan dan memakai kemeja berkerah biru. Bagaimana mungkin dia berbohong?"Arjuna berkata sambil mengulurkan tangannya ke arah Shaka.Shaka mengerutkan kening ketika melihat tangan Arjuna yang terulur. "Apa?""Uang." Arjuna menggoyangkan telapak tangannya. "Paman Shaka, aku sekarang membutuhkan tiga ratus sen untuk melewati musim dingin."Shaka hampir muntah darah.Sebelumnya, penghasilan bulanannya hanya 20 sen. Hari ini, Pahan datang memberi tahu Shaka bahwa pejabat daerah menaikkan gajinya menjadi 100 sen karena kinerjanya baik. Jadi, 300 sen adalah gajinya selama tiga bulan.Shaka menatap Arjuna dengan tajam, lalu dengan menggertakkan gigi berkata, "Jang

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 212

    "Oh."Dinda berjalan ke luar dengan murung."Aish!" Daisha menggelengkan kepalanya. "Anak itu makin nakal saja. Semua karenamu, Tuan.""Adakah?""Kenapa tidak ....""Daisha, apakah kamu ingin belajar cara membuat sup tahu kepala ikan yang baru saja aku buat? Aku akan mengajarimu besok.""Tuan, kamu mengalihkan topik lagi.""Jadi, apakah kamu ingin belajar? Aku akan berhitung sampai tiga, kalau kamu tidak mau belajar, ya sudah.""Satu, dua, ....""Mau, tentu saja aku mau belajar!""Kalau begitu, berhentilah mengomeliku.""Tuan ...." Daisha cemberut sambil mengerutkan kening.Daisha tampak sangat lucu dan menawan sehingga Arjuna ingin menciumnya.Namun, hari ini bukan waktu yang tepat. Dia memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan.Arjuna memasak beberapa hidangan lagi.Dia mengambil semangkuk sup ikan, lalu menaruhnya di atas nampan."Kalian makan dulu saja, tidak perlu menungguku."Arjuna membawa sup ikan yang ada di atas nampan ke kamar samping.Setelah meletakkan sup ikan di at

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 211

    Bulan yang berbaring di atas tungku masih belum sadar.Arjuna membungkuk untuk mengamati Bulan.Denyut nadi Bulan kuat, napasnya teratur, jadi seharusnya tidak ada masalah. Beberapa saat kemudian, Bulan akan bangun dengan sendirinya."Disa, Daisha, kalian berdua temani Tante tidur di kamar ini malam ini."Arjuna takut Bulan akan mencoba bunuh diri lagi bila dia tersadar pada tengah malam.Disa pandai bertarung sehingga dia dapat menghentikan Bulan dari melakukan hal-hal bodoh.Namun, Disa memiliki kepribadian pemarah dan terus terang, mudah impulsif, tidak dapat menghibur atau membujuk orang lain.Jika Bulan bersikeras melakukan hal bodoh, mengingat kepribadian Disa, dia akan membuat Bulan pingsan lagi.Dia tidak terlatih sehingga tak bisa mengendalikan kekuatannya.Daisha berbeda. Dia memiliki kepribadian yang lembut, teliti, suara yang lembut dan menyenangkan. Dia adalah orang yang paling cocok untuk menghibur Bulan."Aku juga mau menemani Tante."Sebelum Arjuna menyetujuinya, Dinda

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 210

    "Tuan, kamu mau pergi ke mana?"Daisha mengejar Arjuna."Tuan." Disa yang sedang memotong kayu di halaman, menghentikan Arjuna."Oh ya!"Arjuna menggunakan kesempatan itu untuk menarik Disa. "Disa, ikut aku.""Ke mana?""Gunung belakang.""Untuk apa ke sana?""Aku juga tidak tahu, kamu ikut saja." Arjuna berharap firasatnya salah.Setelah beberapa saat kemudian, Arjuna dan Disa tiba di persimpangan jalan."Sekarang kita mau ke arah mana, Tuan?"Arjuna mengangkat pandangannya, melihat ke depan.Ada dua arah jalan, keduanya mengarah ke gunung belakang desa. Satu di sebelah timur, satu lagi di sebelah barat."Di arah mana aku terjatuh ke jurang? Cepat bawa aku ke sana.""Kenapa kita pergi ke sana, Tuan?""Jangan tanya, cepat bawa aku ke sana!"Bahkan Arjuna sendiri tidak tahu mengapa dia ingin pergi ke sana.Hanya firasat."Tuan, apakah kamu baik-baik saja?" Disa tiba-tiba berhenti melangkah. Dia menatap Arjuna dengan bingung.Kenapa Arjuna mau pergi ke tempat itu?Apakah dia ingin jatuh

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 209

    Ketika Arjuna sadar kembali, dia mendapati wajahnya basah.Dia menangis.Arjuna yang dulu mulai merusak dirinya sendiri setelah Bulan menikah.Sebelum jatuh ke jurang, Arjuna yang dulu selalu menghindari Bulan setiap kali Bulan pulang ke rumah orang tuanya.Dia tahu bahwa perilakunya tidak baik dan takut Bulan akan kecewa padanya.Karena Arjuna selalu menghindari Bulan sebelumnya.Ketika Bulan pulang kali ini, Oki hanya memanggil Keluarga Arkana, tidak memanggil Arjuna untuk kumpul bersama.Anak perempuan yang sudah menikah tidak boleh bermalam di rumah orang tuanya.Setelah makan di rumah Shaka, Bulan akan kembali ke rumah suaminya.Kali ini, Bulan bertindak sedikit tidak biasa. Dia membawa sebuah kantong besar menuju rumah Arjuna tanpa menghiraukan larangan Oki dan Shaka.Bulan berdiri di depan rumah Arjuna, melihat rumah yang baru saja direnovasi. Dia begitu gembira hingga menangis sambil bergumam sendiri."Benar, mereka tidak membohongiku. Arjuna benar-benar sudah menjadi baik. Dia

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 208

    Hari kedua sekolah diliburkan.Setelah berlatih kaligrafi selama setengah hari, Arjuna merasa punggung dan pinggangnya sedikit pegal. Dia meletakkan kuas di tangannya, kemudian berjalan ke halaman untuk meregangkan otot-ototnya.Tidak lama setelah tiba di halaman, Arjuna mendengar suara berisik dari sebelah.Pasti ada orang yang mengirim sesuatu untuk keluarga Shaka lagi.Berita bahwa syair Shaka sangat dipuji oleh Cakra, bersama dengan berita syair Arjuna, menyebar ke beberapa desa terdekat.Sementara semua orang mengolok-olok Arjuna, mereka juga memuji Shaka dan makin yakin bahwa Shaka akan diterima di sekolah menengah atas kelas.Orang-orang datang memberikan hadiah kepada Shaka sangat banyak seperti sebelumnya."Tante pulang! Tante pulang!"Suara putra sulung Shaka, Zafa, terdengar dan berhasil menghentikan Arjuna untuk masuk ke rumah.Tante?Tante Zafa berarti tante Arjuna juga.Bayangan seorang wanita bertubuh tinggi, berpakaian rapi dan anggun, serta bertatapan ramah muncul di b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 207

    Setiap Festival Musim Semi, sebagian keluarga gembira, sementara sebagian lainnya murung.Karena tidak semua orang akan memperoleh hasil yang baik setelah bekerja keras selama setahun.Begitulah adanya. Saat orang masih kecil, mereka sangat menantikan Festival Musim Semi. Namun makin dewasa, mereka makin tak menyukai festival ini.Karena Festival Musim Semi itu memusingkan.Di awal musim, mereka menetapkan resolusi untuk menabung sejumlah uang, serta menyelesaikan hal-hal penting dalam tahap kehidupan tertentu.Hanya saja mayoritas orang melebih-lebihkan kemampuan mereka dan meremehkan kejamnya waktu.Waktu tidak akan berhenti untukmu hanya karena kamu miskin.Tidak peduli seberapa pagi kamu bangun dan seberapa larut kamu tidur, seberapa keras kamu bekerja setiap hari, hidupmu tetap tidak membaik dan kamu masih terus berjuang.Setelah setahun bekerja keras, kamu menoleh ke belakang, lalu menemukan bahwa kamu masih belum punya apa-apa.Namun, pemandangan di Desa Embun tahun ini sangat b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 206

    Sekolah Pelita menerbitkan kisi-kisi setiap tahun. Soal dalam kisi-kisi sering kali memprediksi soal ujian tahun berikutnya. Meskipun tidak persis, jenis soalnya sangat mirip.Dapat dikatakan bahwa siswa yang mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita seperti mendapat bantuan tambahan.Para pelajar dari sepenjuru Kerajaan Bratajaya berlomba-lomba mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita. Akan tetapi, sekolah tersebut biasanya hanya memberikannya kepada pelajar di sekolah sendiri.Sekolah itu hanya menerima dua puluh siswa setiap tahun. Selain itu, mereka hanya menerima orang yang berjodoh.Sekalipun orang itu berkuasa, jika kepala sekolahnya merasa bahwa dia tidak berjodoh, maka dia akan ditolak."Benar, tapi kakakmu bilang itu bukan yang asli, hanya salinan.""Salinan juga tidak apa-apa. Ayah, cepat minta Kakak untuk mengantarnya kemari. Tidak!" Shaka segera menggelengkan kepala."Ayah, besok suruh seseorang untuk menyampaikannya kepada Kakak. Katakan bahwa aku menginginkannya besok.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 205

    "Kalau begitu Kak Daisha, kamu benar-benar tidak marah karena Tuan menulis sembarangan?""Kenapa harus marah? Tuan menulis ini pasti ada maksudnya sendiri.""Kamu benar-benar tidak marah? Pak Guru meminta syair itu ditempel di depan rumah kita.""Kalau Tuan tidak mau menempelnya, aku baru marah." Suara maupun tubuh Daisha tampak rileks.Bisa dilihat bahwa syair yang ditulis Arjuna membuatnya sangat senang.Meskipun Daisha tidak mengerti apa yang dimaksud dengan "penyewa rumah" dan "pria lajang". Dia mengerti bagian "istri cantik" dan "penuh kegembiraan".Arjuna mengungkapkan bahwa dia sangat bahagia memiliki mereka. Itu adalah pernyataan cinta Arjuna kepada mereka.Arjuna bersikeras menempelkan syair ini di depan rumah untuk menunjukkan cintanya untuk mereka kepada semua orang.Tuan mereka mengungkapkan cintanya untuk mereka secara terbuka.Kenapa Daisha harus marah? Dia senang sekali.Arjuna, yang duduk di dalam kamar, mendengar percakapan antara Daisha dan Dinda. Hatinya akhirnya ten

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 204

    Jangan-jangan calon orang mulia dari Keluarga Kusumo yang dimaksud oleh begawan Kuil Yamuna ... adalah Arjuna?!Jika memang demikian ....Cakra mengangguk tanpa suara.Apa yang dikatakan begawan Kuil Yamuna kemungkinan benar.Cakra telah menjadi guru selama bertahun-tahun dan telah bertemu banyak orang.Meskipun Shaka sangat cerdas dan berprestasi secara akademis, Cakra tidak setuju bahwa dia adalah orang mulia.Bagaimanapun, Shaka kekurangan kualitas tertentu....Tidak ada acara hiburan di desa pegunungan kecil, jadi gosip menjadi satu-satunya hiburan di desa.Syair Arjuna dengan cepat menyebar dari sekolah. Dalam waktu satu jam, semua orang di desa sudah mengetahuinya.Selain keluarga kepala desa, Magano dan orang-orang yang menangkap ikan untuk Arjuna, sisanya menertawakan Arjuna.Disa dan Dinda, yang menunggu Arjuna di luar sekolah, tentu saja menjadi bahan ejekan juga.Mereka menjadi sasaran olok-olokan dan tertawaan para istri pelajar."Tuan!"Begitu Arjuna keluar dari sekolah,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status