Share

Bab 50

Penulis: Abimana
Arjuna terlalu berani.

Kata-katanya tidak hanya mengejek Alan, tetapi juga Shaka.

Shaka bukan hanya yang terbaik dalam keluarga, tetapi juga salah satu yang terbaik di sekolah.

Arjuna, sebaliknya, adalah seorang pecundang buta huruf yang menganggur sepanjang hari.

Bisa-bisanya seorang pecundang mengatakan bahwa siswa terbaik salah.

Oki, yang memasang ekspresi buruk, pun membanting cangkir teh. "Dasar bajingan, Paman Shaka-mu dan yang lainnya sedang membaca kitab. Kamu tahu apa? Jangan menyela sembarangan."

"Aku tidak mengerti apa-apa, tapi halaman kedua puluh ...."

"Haha, halaman dua puluh apanya? Itu adalah lembar kedua puluh, lembar saja tidak tahu ...."

"Buta huruf tapi sok pintar." Begitu Arjuna bersuara, beberapa anak muda langsung menertawainya."

Semua anggota Keluarga Kusumo percaya bahwa Arjuna salah, tidak ada yang mencoba mencari tahu.

"Pergilah, jangan mempermalukanku di sini." Oki, yang tidak menyukai Arjuna, mulai mengusir Arjuna.

"Arjuna, kamu benar-benar mengecewakanku.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Farelkanaya Farelkanaya
lanjutan nya kapan bos
goodnovel comment avatar
Eko Setyo Budi
kapan dilanjutkan?
goodnovel comment avatar
Dee No
semangat... menulis perlu imajinasi, sehingga kata kata yg disajikan mengundang pembaca untuk membaca lebih semangat dalam membaca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 51

    "Seharusnya kita tidak menyuruhnya kemari, dia akan berulah.""Keluarga kita punya bajingan pecundang seperti ini, benar-benar memalukan!""Benar. Setiap kali membahas Keluarga Kusumo di luar, orang lain akan bertanya apakah Keluarga Kusumo yang ada Arjuna itu? Aku sampai tidak tahu bagaimana menjawabnya.""Dia bagaikan noda bagi Keluarga Kusumo."Anggota keluarga yang ada di sekitar Arjuna mulai berbisik.Tanpa kecuali, mereka menyalahkan Arjuna telah mempermalukan mereka.Alis Shaka juga berkerut. Alasan dia memanggil Arjuna ke rumahnya adalah untuk pamer, sekaligus membuat Arjuna memujanya.Tak disangka, akhirnya dia malah ditempatkan di posisi yang mencanggungkan oleh Arjuna. Shaka akan mengesampingkan masalah ini, tetapi jika Arjuna berulah lagi, Shaka akan benar-benar sial."Dasar pecundang, berlututlah! Apa pun yang sudah kamu lakukan, segera minta maaf kepada Pak Pahan!"Oki dengan marah menghardik Arjuna."Memangnya apa yang sudah aku lakukan? Suruh aku berlutut? Yang benar sa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 52

    Berani-berani Arjuna bersuara saat ini.Shaka memandang Arjuna dengan waspada.Arjuna membuka matanya lebar-lebar dan bertingkah polos. Dia menatap tatapan Shaka sambil tersenyum, sepenuhnya mengabaikan tatapan peringatan dari Shaka."Benar juga!" Sebelum Shaka menjawab, Arjuna sudah lanjut berujar, "Paman Shaka adalah seorang cendekiawan dan memakai kemeja berkerah biru. Bagaimana mungkin dia berbohong?"Arjuna berkata sambil mengulurkan tangannya ke arah Shaka.Shaka mengerutkan kening ketika melihat tangan Arjuna yang terulur. "Apa?""Uang." Arjuna menggoyangkan telapak tangannya. "Paman Shaka, aku sekarang membutuhkan tiga ratus sen untuk melewati musim dingin."Shaka hampir muntah darah.Sebelumnya, penghasilan bulanannya hanya 20 sen. Hari ini, Pahan datang memberi tahu Shaka bahwa pejabat daerah menaikkan gajinya menjadi 100 sen karena kinerjanya baik. Jadi, 300 sen adalah gajinya selama tiga bulan.Shaka menatap Arjuna dengan tajam, lalu dengan menggertakkan gigi berkata, "Jang

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 53

    Arjuna yang sebelumnya tidak berani macam-macam di depan Keluarga Kusumo, tetapi dia terkenal sebagai preman dengan Raditya di luar.Penduduk desa menyebut mereka sebagai Dewa Wabah di belakang mereka."Tidak baik kalau orang yang akan mengikuti ujian berurusan dengan Dewa Wabah sepertiku."Arjuna juga tidak menyangka bahwa Raditya secara tidak langsung banyak membantunya. Tanpa Raditya, tidak ada seorang pun di desa yang akan takut pada Arjuna. Arjuna juga tidak akan menyandang gelar Dewa Wabah.Jika demikian, Arjuna mungkin tidak bisa mendapatkan uang mahar dan upah hasil jerih payah Disa dan Daisha.Benar saja, ketika mendengar kata "Dewa Wabah", ekspresi Shaka dan Oki langsung berubah.Orang-orang zaman dahulu sangat percaya takhayul.Naura, yang berada di kejauhan, berjalan mendekat sambil menggendong anaknya."Tiga ratus sen untukmu, Arjuna. Demi pamanmu dan Keluarga Kusumo, sebelum pamanmu mengikuti ujian, kelak ada apa-apa di rumah kami, kamu dan istri-istrimu tidak perlu datan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 54

    Huh!Lalu kenapa? Arjuna ditakdirkan untuk lebih rendah darinya dalam kehidupan ini. Baik dalam hal senioritas, karier maupun kehidupan."Hm!"Pahan mengangguk, kemudian mengikuti Shaka keluar.Ada kereta kuda yang diparkir di depan pintu. Shaka menyewanya untuk mengantarkan Pahan.Di desa kecil itu, apa pun yang terjadi, semua orang akan mengetahuinya. Apalagi Pahan datang sendiri membawa imbalan dari pengadilan kerajaan.Selain Shaka, ada banyak orang yang berkepung untuk melihat.Setelah mengantar sampai depan pintu, sebagian besar orang kembali ke rumah Shaka. Hanya Shaka yang bersikeras mengantar Pahan sampai gerbang desa."Shaka benar-benar hebat.""Memiliki dua putra berturut-turut, dia benar-benar beruntung.""Bukan hanya bisa memiliki anak laki-laki, tapi juga pintar belajar.""Begawan di Kuil Yamuna mana pernah berbohong?"Itulah alasan Shaka bersikeras mengantar Pahan ke gerbang desa. Jika tidak mengantar, bagaimana dia memperoleh tatapan iri yang lebih banyak dari warga des

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 55

    Begitu Arjuna menoleh, Oki langsung memerintahnya. "Kembalikan uang tiga ratus sen itu kepada pamanmu. Seorang pengangguran tidak pantas mengambil begitu banyak uang.""Tidak akan," balas Arjuna dengan tegas.Tidak ada negosiasi mengenai masalah ini.Karena tiga ratus sen itu milik Disa dan Daisha.Arjuna hanya membantu mereka mendapatkannya kembali.Oki menunjuk Arjuna dengan marah. "Kamu!"Arjuna mendorong tangan Oki yang menunjuknya. "Apakah kakek dan nenek buyutku tidak pernah mengajari Kakek? Menunjuk orang lain seperti ini sangat tidak sopan."Dikatai tidak sopan oleh cucunya sendiri membuat Oki sangat marah hingga wajahnya memerah. "Dasar bajingan, tinggalkan uangnya!""Kalau aku tidak mau?"Arjuna mengatupkan kedua tangannya, kemudian mengerahkan tenaga.Jari-jari saling bertautan dan berbunyi."Apa yang ingin kamu lakukan? Aku ini kakekmu." Oki pun melangkah mundur.Oki sudah mendengar bahwa anak ini menjadi hebat setelah jatuh ke jurang.Beberapa hari yang lalu, Raditya dihaj

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 56

    Arjuna mengeluarkan sisa uang dan uang hasil penjualan ikan hari ini dari sakunya, kemudian berjalan ke dalam dapur.Dua bersaudari yang sedang fokus menghitung uang tidak menyadari bahwa Arjuna masuk ke dapur.Saat ini, mereka sudah menghitung hampir setengahnya.Arjuna melihat dari samping, dia tiba-tiba merasa senang."Tak, tak, tak!"Arjuna menuangkan semua koin yang ada di tangannya ke atas meja, mencampurkannya dengan koin tembaga yang memang ada di atas meja."Hei, Kak Disa! Apa yang kamu lakukan? Semuanya tercampur, kita harus menghitung dari awal."Daisha mengangkat kepalanya, menatap Disa dengan kesal, alhasil malah melihat wajah Arjuna yang tersenyum."Bukan ...."Disa, yang ingin menjelaskan kepada Daisha bahwa pelakunya bukan dia, juga mengangkat kepalanya pada saat yang bersamaan."Tuan!"Kedua perempuan itu berseru serempak.Arjuna menyengir sembari berkata, "Ya, aku.""Tuan, kita sudah hampir selesai menghitung." Daisha menghentakkan kakinya dengan kesal."Kalau begitu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 57

    "Kak Disa, apa yang paling ingin kamu beli setelah menghasilkan uang?""Mana perlu ditanyakan lagi? Tentu saja membeli anak panah."Kedua kakak beradik yang bekerja itu mulai memikirkan bagaimana menghabiskan uang setelah memiliki uang."Aku ingin membeli sekotak pemerah pipi. Selain pemerah pipi, aku juga ingin ....""Apa lagi yang kamu inginkan?"Daisha tiba-tiba berhenti berbicara, Arjuna yang merasa sedih mendengarnya pun bertanya kepadanya."Ti ... tidak ada."Daisha menggelengkan kepalanya berulang kali. Mungkin takut Arjuna akan terus bertanya, jadi dia menambahkan, "Aku belum kepikiran."Arjuna langsung tahu bahwa Daisha sedang berbohong.Bukan hanya suasana hati Daisha yang berubah, tetapi begitu pula suasana hati Disa.Entah kepikiran apa, kedua kakak beradik itu agak murung sekarang.Arjuna juga samar-samar ingat bahwa ada sesuatu yang harus diselesaikan, tetapi dia tidak dapat mengingat apa itu.Keesokan harinya, langit masih belum sepenuhnya terang.Arjuna pergi mengetuk p

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 58

    "Aku benar-benar tidak tega melihat putriku bernasib seperti Alsava bersaudari."Arkana bergumam pada dirinya sendiri, tetapi Arjuna bisa mendengarnya dengan jelas.Arjuna menatap Arkana dengan kosong, tidak bisa berkata-kata untuk waktu yang lama.Arkana jelas mengatakan keburukan Arjuna, tetapi Arjuna tidak marah sama sekali.Sebaliknya, dia merasa sesak.Dalam ingatannya, ada adegan Alsava bersaudari dipukul dan dimarahi oleh Arjuna yang dulu. Terutama adegan di mana kaki Daisha dipukul sampai patah."Arjuna!"Melati yang mendengar suara pun keluar."Tante mohon, pikirkanlah masa depan adik sepupumu."Usai berbicara, Melati pun ingin berlutut."Tante."Arjuna buru-buru menahan Melati.Ya Tuhan, apa-apaan yang dia hadapi hari ini?Arjuna adalah senior Arkana dan Melati, tetapi mereka malah berlutut pada Arjuna demi putri mereka.Semua orang tua di dunia memang sangat berwelas asih.Untuk menghilangkan kecurigaan pasangan ini, Arjuna langsung mengeluarkan sepuluh sen, lalu menyerahkan

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 99

    Arjuna tidak mengantar pada hari pertama, jadi dia pikir Arjuna akan mengantarkannya pada hari kedua.Alhasil, pada hari ketiga, keempat, kelima, Arjuna tak kunjung datang.Sebelumnya di rumah Shaka, dia mengatakan Arjuna tidak berguna. Sekarang seingin apa pun, Oki tak bisa menurunkan harga dirinya untuk pergi meminta."Aku cerewet? Memangnya mendidik cucu seperti itu salahku?"Ranjani menjadi lebih marah."Kenapa bukan salahmu? Dulu aku menyuruhmu untuk jangan terlalu jahat padanya.""Jahat? Aku?"Ranjani dan Oki berdebat tanpa henti....Setelah makan malam, Arkana dan keluarganya kembali ke rumah. Disa dan Daisha berada di dapur, bergumam untuk waktu yang lama, tidak kunjung keluar.Wanita banyak bicara, tetapi Arjuna tidak peduli. Dia mengatakan sesuatu kepada dua saudara perempuan di dapur, lalu keluar.Magano bilang, dia menemukan sebuah danau baru dan meminta Arjuna untuk pergi melihat apakah kualitas ikan di danau itu bagus.Ketika Arjuna pulang, rumah sudah sepi. Kedua istrin

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 98

    Di bawah tekanan kuat dari semua orang, Raditya hanya bisa menundukkan kepalanya, meminta maaf kepada Arjuna, kemudian ...."Guk, guk, guk!""Mirip sekali!""Hahaha! Kurasa Raditya mungkin memang seekor anjing di kehidupan sebelumnya."Ketika Arjuna membawa iga pulang, dia mendengar suara tiruan anjing menggonggong dan suara tawa di belakangnya.Di tengah kerumunan yang tertawa, Raditya melihat punggung Arjuna dengan tatapan tajam.Kamu tunggu saja, Arjuna!'...Daisha tidak tahu cara memasak iga, jadi Arjuna yang menjadi koki untuk malam ini.Aroma yang menggugah selera terus tercium dari dapur.Daisha mencium aroma harum sambil menatap Arjuna yang sedang sibuk di depan kompor. Rasa bahagia muncul di hatinya."Kak Arjuna!"Hari ini Arjuna mengundang keluarga Arkana untuk makan bersama. Begitu mereka tiba di rumah Arjuna, Naya bergegas ke dapur karena mencium aroma makanan lezat. Dia bertanya apa yang sedang Arjuna masak.Melati menggelengkan kepalanya. "Gadis ini makin tidak terkendal

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 97

    "Siapa yang kamu maki, Anan?""Buk!"Tinju Magano menghantam wajah Anan dengan keras.Tadi Anan memperlakukannya dengan buruk dan menghinanya, dia bisa menoleransinya.Namun, Anan mengatai Arjuna.Magano tidak bisa terima.Tanpa Arjuna, bagaimana dia bisa punya uang untuk membeli lemak daging?"Magano, kamu ....""Buk!"Tinju lainnya menghantam wajah Anan dengan keras, kali ini Ravin yang melakukannya."Buk, buk, buk!"Ravin yang muda tidak hanya melontarkan satu pukulan."Bisa-bisanya Anan menghina Kak Arjuna. Kurasa dia minta dihajar. Kawan-kawan, ayo kita hajar!"Ketika Ravin berteriak, seluruh penduduk desa yang menangkap ikan untuk Arjuna pun bergegas maju.Anan dihajar dengan sangat parah hingga wajahnya memar dan bengkak. Dia terus memohon belas kasihan, barulah semua orang dengan berat hati melepaskannya."Buk!"Magano melempar sebuah kantong kain kecil di atas talenan daging Anan. "Dasar manusia sombong! Hitung saja uang di dalamnya dan lihat apakah aku sanggup membeli setenga

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 96

    Pembeli itu adalah Ravin. Dia memperoleh uang dari membantu Arjuna menangkap ikan hari ini, jadi dia ingin membeli daging paha depan untuk istrinya yang sedang dalam masa nifas setelah melahirkan.Sebelum hari ini, Ravin adalah seorang pria miskin yang terkenal di Desa Embun. Sebagai seorang tukang daging yang berkeliling dari desa ke desa, Anan tentu mengetahui situasi keluarga Ravin.Jangankan daging bagian perut, bagian daging termurah saja, Ravin tak sanggup membelinya."Anan, apakah ada lemak daging?"Orang kedua yang datang ke hadapan Anan adalah Magano. Keluarganya telah makan nasi tanpa minyak selama tiga bulan. Mereka begitu menginginkannya. Lauk apa pun akan terasa enak bila diberi minyak.Anan memandang Ravin dan Magano yang berdiri di depannya.Dia merasa kesal, memandang Ravin dan Magano dengan sinis.Nasib buruk apa yang dialaminya hari ini?Begitu datang, dia bertemu dengan dua orang miskin dari Desa Embun.Selain itu, apa yang dikatakan oleh dua pria miskin ini?Yang sa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 95

    Sudahlah. Jangan bawal lagi, kalian berdua. Cepat pulang, lalu bawa tangki air dan gerobak kemari. Aku harus mengantar ikan ke kabupaten.""Oke, oke, kami dengarkanmu.""Kami dengarkan Kak Arjuna."Di bawah tatapan iri semua orang, Magano dan Ravin segera berlari pulang.Ravin dapat memperoleh penghasilan tambahan sepuluh sen sehari, Magano dapat penghasilan tambahan dua puluh sen.Kedua pria ini adalah tulang punggung keluarga, mereka diam-diam menyeka air mata selama dua hari terakhir.Mereka akhirnya membuat kehidupan keluarga mereka lebih baik.Semua penduduk desa yang membantu Arjuna menangkap ikan menerima uang dari rumah Arjuna dan pulang dengan gembira.Orang-orang yang berdiri di luar rumah Arjuna menyaksikan kesenangan itu.Melihat penduduk desa yang menerima uang dan pulang ke rumah, tidak ada seorang pun yang berani mengatakan apa pun. Mereka pulang dengan lesu.Beberapa orang bahkan disalahkan oleh istrinya ketika mereka kembali ke rumah.Katanya, mereka seharusnya tidak m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 94

    "Aku tidak!"Karel biasanya anak yang sangat lincah, tetapi ketika berbicara tentang Vian, dia mulai gagap."Aku ... aku malas bicara dengan kalian. Aku akan membawa uang pulang untuk ibuku beli beras."Usai berbicara, Karel pun berlari keluar.Saat berlari, satu tangan Karel memegang erat sakunya. Ada dua belas sen yang baru saja dia terima di dalam saku."Aku juga mau pulang, istriku sedang menunggu.""Ayahku juga sedang menunggu. Saat aku meninggalkan rumah pagi ini, dia memarahiku, katanya Arjuna pasti menipu kita. Aku akan membawa uang pulang, lihat apa yang bisa dia katakan lagi.""Aku juga. Aku tak hanya memberi tahu keluargaku, tapi aku akan memberi tahu semua orang kalau Arjuna memberi kita uang. Sekarang Arjuna adalah orang yang baik.""Ya, ya, ya!"Penduduk desa yang menerima uang mengucapkan terima kasih kepada Arjuna, kemudian pulang."Kak Magano, Ravin!"Arjuna menghentikan Magano dan Ravin.Setelah ikan dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengantar.Untuk mengurangi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 93

    "Hari ini ada sembilan belas orang. Masing-masing dari kalian harus menangkap tiga puluh ekor ikan kap dan enam ekor ikan koan."Artinya ada 570 ekor ikan kap dan 114 ekor koan.Jumlah ikan harus lebih banyak dari kebutuhan sebenarnya. Karena Arjuna memasak ikan hidup, beberapa ikan mungkin saja mati di perjalanan.Selain itu, Tamael bukanlah tipe pengusaha yang tidak akan membayar jika pesanannya sedikit lebih dari yang seharusnya.Begitu Arjuna selesai berbicara, Magano dan yang lainnya langsung menghitung, "Tiga puluh ikan kap, lima ekor satu sen. Enam ikan koan, satu ekor satu sen ...."Orang-orang yang datang pada dasarnya adalah orang-orang miskin di desa yang kurang banyak belajar berhitung. Mereka berhitung bersama dalam waktu yang lama."Aduh, lama sekali," protes Vian."Tiga puluh ikan kap, tiap orang mendapat enam sen. Enam ikan koan, tiap orang juga mendapat enam sen. Kalau ditotal, kalian bisa mendapat dua belas sen sehari.""Dua belas sen?!"Penduduk desa mendongak, menat

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 92

    Gembira karena Arjuna akan mempekerjakan mereka untuk menangkap ikan.Cemas karena tidak yakin apakah Arjuna benar-benar punya uang untuk membayar mereka."Kenapa kalian datang pagi-pagi sekali? Kenapa tidak mengetuk pintu? Di luar begitu dingin."Banyak orang kedinginan hingga mukanya memerah dan badannya menggigil."Uh ...." Magano menggaruk kepalanya dengan malu. "Karena takut membangunkanmu."Orang-orang ini tidak tidur nyenyak tadi malam. Ketika Arjuna melihat mereka, mereka telah berjongkok di luar selama setidaknya setengah jam."Ya, takut membangunkan kalian." Ravin tersenyum polos, tangannya merah karena kedinginan."Aish, kalian ...."Arjuna buru-buru mendorong pintu rumahnya selebar mungkin."Semuanya, masuklah, di luar dingin."Disa dan Daisha yang mendengar suara pun turun dari tempat perapian, kemudian keluar dari kamar."Disa, Daisha, cepat buat dua api unggun."Tidak ada cukup bangku di rumah, jadi Arjuna ingin meminta Disa dan Daisha untuk memindahkan kayu bakar dari r

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 91

    Hari ini mereka menerima 208 tael untuk mengajarkan keterampilan memasak ikan, 201 sen untuk menjual 67 ekor ikan bakar. Ditambah sisa 400 sen dari sebelumnya, seharusnya mereka memperoleh 208 tael 601 sen hari ini.Dia membayar keluarga Arkana 50 sen untuk memancing, menghabiskan 30 tael untuk membeli kereta, serta menghabiskan 3 tael untuk membeli gandum, daging, minyak dan kebutuhan sehari-hari lainnya.Saldo di rekening mereka sekarang adalah 175 tael 551 sen."Hm."Arjuna mengangguk puas. "Kita punya cukup uang untuk memperbaiki lima rumah.""Ya!" Daisha juga sangat senang. "Nanti aku dan Kak Disa bisa tidur di kamar lain.""Hm?"Arjuna tiba-tiba membuka matanya.Ada yang salah!"Kenapa? Kalian tidak mau tidur sekamar denganku?"Kalau begitu untuk apa dia merenovasi begitu banyak kamar?Dia harus merenovasi tiga kamar seperti yang direncanakan semula. Satu kamar tidur, satu ruang utilitas dan satu dapur sudah cukup."Bukan, bukan!" Daisha menggelengkan kepalanya berulang kali, kem

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status