Share

Bab 48

Auteur: Abimana
Arjuna memiliki ingatan yang sangat baik. Daisha tadi menjelaskan, dia sudah mengingat nama orang-orang ini.

Hidangan di meja pria lebih kaya dan bervariasi dibandingkan hidangan di meja wanita.

Meski Shaka kini terkenal, kursi utama tetaplah diduduki oleh ayahnya, Oki.

Oki tampak sedikit lebih tua dari istrinya, Ranjani. Dia diperkirakan berusia hampir enam puluh tahun, tetapi tubuhnya masih kuat.

Di kiri dan kanan Oki ada Pahan dan kepala desa.

Sekarang mereka berkumpul, selain karena Naura melahirkan seorang putra, alasan yang lebih besar tentu saja karena ramalan dari begawan Kuil Yamuna.

Siapa yang tidak ingin menyanjung orang sukses sebelum dia menjadi orang sukses? Ketika Shaka menjadi sukses, mereka tidak akan bisa menyanjungnya lagi.

Shaka duduk di sebelah Pahan. Dia mengenakan pakaian baru hari ini.

Pakaiannya adalah sejenis kemeja berkerah biru, seragam siswa kuno.

Kerajaan Bratajaya memiliki peraturan bahwa hanya siswa yang lulus ujian anak yang boleh memakai seragam berker
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Omah Grumbul Mbul
ceritanya sangat bagus
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 49

    Dia adalah Alan Kusumo, putra dari paman ketiga.Alan memegang kitab "Baratayuda", nada serta sikapnya sangat arogan. Sebagai seorang junior, dia tidak menghormati Arjuna dan Arkana."Maaf, kami akan segera menyingkir." Senyum rendah hati muncul di wajah Arkana, dia menarik Arjuna untuk menyingkir."Pecundang seharusnya tidak muncul di sini dan mempermalukan Keluarga Kusumo."Setelah melewati Arjuna dan Arkana, Alan masih memaki."Apa katamu?" Arjuna tiba-tiba berdiri."Apa kataku? Huh!" Alan mencibir. "Pada jamuan makan ini, kami akan membahas kitab. Jadi menyingkir, mengerti?""Cepat menyingkir! Memalukan!"Sebelum Arjuna mengatakan apa pun, Oki berteriak pada Arjuna dengan marah."Arjuna, jangan menimbulkan masalah. Ayo kita menyingkir." Arkana buru-buru menarik Arjuna ke pojok yang lebih rendah dari meja wanita.Alan menunjukkan senyum mencemooh. "Benar, pecundang memang harus duduk di pojok."Shaka hanya menonton kejadian tersebut dengan rasa superior, seolah tidak ada kaitannya d

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 50

    Arjuna terlalu berani.Kata-katanya tidak hanya mengejek Alan, tetapi juga Shaka.Shaka bukan hanya yang terbaik dalam keluarga, tetapi juga salah satu yang terbaik di sekolah.Arjuna, sebaliknya, adalah seorang pecundang buta huruf yang menganggur sepanjang hari.Bisa-bisanya seorang pecundang mengatakan bahwa siswa terbaik salah.Oki, yang memasang ekspresi buruk, pun membanting cangkir teh. "Dasar bajingan, Paman Shaka-mu dan yang lainnya sedang membaca kitab. Kamu tahu apa? Jangan menyela sembarangan.""Aku tidak mengerti apa-apa, tapi halaman kedua puluh ....""Haha, halaman dua puluh apanya? Itu adalah lembar kedua puluh, lembar saja tidak tahu ....""Buta huruf tapi sok pintar." Begitu Arjuna bersuara, beberapa anak muda langsung menertawainya."Semua anggota Keluarga Kusumo percaya bahwa Arjuna salah, tidak ada yang mencoba mencari tahu."Pergilah, jangan mempermalukanku di sini." Oki, yang tidak menyukai Arjuna, mulai mengusir Arjuna."Arjuna, kamu benar-benar mengecewakanku.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 51

    "Seharusnya kita tidak menyuruhnya kemari, dia akan berulah.""Keluarga kita punya bajingan pecundang seperti ini, benar-benar memalukan!""Benar. Setiap kali membahas Keluarga Kusumo di luar, orang lain akan bertanya apakah Keluarga Kusumo yang ada Arjuna itu? Aku sampai tidak tahu bagaimana menjawabnya.""Dia bagaikan noda bagi Keluarga Kusumo."Anggota keluarga yang ada di sekitar Arjuna mulai berbisik.Tanpa kecuali, mereka menyalahkan Arjuna telah mempermalukan mereka.Alis Shaka juga berkerut. Alasan dia memanggil Arjuna ke rumahnya adalah untuk pamer, sekaligus membuat Arjuna memujanya.Tak disangka, akhirnya dia malah ditempatkan di posisi yang mencanggungkan oleh Arjuna. Shaka akan mengesampingkan masalah ini, tetapi jika Arjuna berulah lagi, Shaka akan benar-benar sial."Dasar pecundang, berlututlah! Apa pun yang sudah kamu lakukan, segera minta maaf kepada Pak Pahan!"Oki dengan marah menghardik Arjuna."Memangnya apa yang sudah aku lakukan? Suruh aku berlutut? Yang benar sa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 52

    Berani-berani Arjuna bersuara saat ini.Shaka memandang Arjuna dengan waspada.Arjuna membuka matanya lebar-lebar dan bertingkah polos. Dia menatap tatapan Shaka sambil tersenyum, sepenuhnya mengabaikan tatapan peringatan dari Shaka."Benar juga!" Sebelum Shaka menjawab, Arjuna sudah lanjut berujar, "Paman Shaka adalah seorang cendekiawan dan memakai kemeja berkerah biru. Bagaimana mungkin dia berbohong?"Arjuna berkata sambil mengulurkan tangannya ke arah Shaka.Shaka mengerutkan kening ketika melihat tangan Arjuna yang terulur. "Apa?""Uang." Arjuna menggoyangkan telapak tangannya. "Paman Shaka, aku sekarang membutuhkan tiga ratus sen untuk melewati musim dingin."Shaka hampir muntah darah.Sebelumnya, penghasilan bulanannya hanya 20 sen. Hari ini, Pahan datang memberi tahu Shaka bahwa pejabat daerah menaikkan gajinya menjadi 100 sen karena kinerjanya baik. Jadi, 300 sen adalah gajinya selama tiga bulan.Shaka menatap Arjuna dengan tajam, lalu dengan menggertakkan gigi berkata, "Jang

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 53

    Arjuna yang sebelumnya tidak berani macam-macam di depan Keluarga Kusumo, tetapi dia terkenal sebagai preman dengan Raditya di luar.Penduduk desa menyebut mereka sebagai Dewa Wabah di belakang mereka."Tidak baik kalau orang yang akan mengikuti ujian berurusan dengan Dewa Wabah sepertiku."Arjuna juga tidak menyangka bahwa Raditya secara tidak langsung banyak membantunya. Tanpa Raditya, tidak ada seorang pun di desa yang akan takut pada Arjuna. Arjuna juga tidak akan menyandang gelar Dewa Wabah.Jika demikian, Arjuna mungkin tidak bisa mendapatkan uang mahar dan upah hasil jerih payah Disa dan Daisha.Benar saja, ketika mendengar kata "Dewa Wabah", ekspresi Shaka dan Oki langsung berubah.Orang-orang zaman dahulu sangat percaya takhayul.Naura, yang berada di kejauhan, berjalan mendekat sambil menggendong anaknya."Tiga ratus sen untukmu, Arjuna. Demi pamanmu dan Keluarga Kusumo, sebelum pamanmu mengikuti ujian, kelak ada apa-apa di rumah kami, kamu dan istri-istrimu tidak perlu datan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 54

    Huh!Lalu kenapa? Arjuna ditakdirkan untuk lebih rendah darinya dalam kehidupan ini. Baik dalam hal senioritas, karier maupun kehidupan."Hm!"Pahan mengangguk, kemudian mengikuti Shaka keluar.Ada kereta kuda yang diparkir di depan pintu. Shaka menyewanya untuk mengantarkan Pahan.Di desa kecil itu, apa pun yang terjadi, semua orang akan mengetahuinya. Apalagi Pahan datang sendiri membawa imbalan dari pengadilan kerajaan.Selain Shaka, ada banyak orang yang berkepung untuk melihat.Setelah mengantar sampai depan pintu, sebagian besar orang kembali ke rumah Shaka. Hanya Shaka yang bersikeras mengantar Pahan sampai gerbang desa."Shaka benar-benar hebat.""Memiliki dua putra berturut-turut, dia benar-benar beruntung.""Bukan hanya bisa memiliki anak laki-laki, tapi juga pintar belajar.""Begawan di Kuil Yamuna mana pernah berbohong?"Itulah alasan Shaka bersikeras mengantar Pahan ke gerbang desa. Jika tidak mengantar, bagaimana dia memperoleh tatapan iri yang lebih banyak dari warga des

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 55

    Begitu Arjuna menoleh, Oki langsung memerintahnya. "Kembalikan uang tiga ratus sen itu kepada pamanmu. Seorang pengangguran tidak pantas mengambil begitu banyak uang.""Tidak akan," balas Arjuna dengan tegas.Tidak ada negosiasi mengenai masalah ini.Karena tiga ratus sen itu milik Disa dan Daisha.Arjuna hanya membantu mereka mendapatkannya kembali.Oki menunjuk Arjuna dengan marah. "Kamu!"Arjuna mendorong tangan Oki yang menunjuknya. "Apakah kakek dan nenek buyutku tidak pernah mengajari Kakek? Menunjuk orang lain seperti ini sangat tidak sopan."Dikatai tidak sopan oleh cucunya sendiri membuat Oki sangat marah hingga wajahnya memerah. "Dasar bajingan, tinggalkan uangnya!""Kalau aku tidak mau?"Arjuna mengatupkan kedua tangannya, kemudian mengerahkan tenaga.Jari-jari saling bertautan dan berbunyi."Apa yang ingin kamu lakukan? Aku ini kakekmu." Oki pun melangkah mundur.Oki sudah mendengar bahwa anak ini menjadi hebat setelah jatuh ke jurang.Beberapa hari yang lalu, Raditya dihaj

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 56

    Arjuna mengeluarkan sisa uang dan uang hasil penjualan ikan hari ini dari sakunya, kemudian berjalan ke dalam dapur.Dua bersaudari yang sedang fokus menghitung uang tidak menyadari bahwa Arjuna masuk ke dapur.Saat ini, mereka sudah menghitung hampir setengahnya.Arjuna melihat dari samping, dia tiba-tiba merasa senang."Tak, tak, tak!"Arjuna menuangkan semua koin yang ada di tangannya ke atas meja, mencampurkannya dengan koin tembaga yang memang ada di atas meja."Hei, Kak Disa! Apa yang kamu lakukan? Semuanya tercampur, kita harus menghitung dari awal."Daisha mengangkat kepalanya, menatap Disa dengan kesal, alhasil malah melihat wajah Arjuna yang tersenyum."Bukan ...."Disa, yang ingin menjelaskan kepada Daisha bahwa pelakunya bukan dia, juga mengangkat kepalanya pada saat yang bersamaan."Tuan!"Kedua perempuan itu berseru serempak.Arjuna menyengir sembari berkata, "Ya, aku.""Tuan, kita sudah hampir selesai menghitung." Daisha menghentakkan kakinya dengan kesal."Kalau begitu

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 460

    "Gadis-gadis, berhenti menggali!" teriak Arjuna.Jaraknya masih kurang sedikit, tetapi dengan kekuatan lengan gadis-gadis itu, tidak masalah.Sejak memasuki terowongan, Arjuna terus mengawasi pergerakan di Kampung Seruni.Ketika suara tawa dari atas berhenti, dia tahu bahwa yang keluar pasti Sang Ahli Strategi Berwajah Anggun.Dia muncul berarti Kampung Seruni akan menyerang mereka.Sekarang arah angin telah berubah, sangat tidak menguntungkan mereka. Terowongan ini dapat menahan lemparan batu dan anak panah, tetapi tidak dapat menahan api."Saudara-saudara, cepat lengkapi gadis-gadis itu dengan senjata!""Siap!"Dipimpin oleh Magano dan Ravin, belasan pemuda dengan cepat memindahkan semua kotak kayu ke bawah kaki gadis-gadis itu."Gadis-gadis, siap-siap untuk menyerang!""Plak!""Plak, plak!"Gadis-gadis itu membuka kotak kayu yang ada di bawah kaki mereka.Para prajurit yang berdiri di samping menjulurkan leher, sangat penasaran dengan senjata misterius yang ada di dalam kotak-kotak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 459

    Mereka penasaran sekali dengan wanita-wanita itu.Banyak bandit diam-diam mengintip lagi.Galih menatap para bandit yang tak kuasa menahan diri untuk menjulurkan kepala lagi. Kemudian dia mengangkat kepalanya, menatap anak panah di udara yang berkurang hampir setengahnya.Tampaknya yang tidak fokus bukan hanya mereka, para perwira dan prajurit yang ada di bawah benteng juga sama.Ekspresi Galih menjadi muram. Jangan-jangan ini konspirasi Arjuna?Berpikir demikian, Galih bergegas mendekat untuk melihat.Di bawah benteng, tidak ada manusia yang terlihat, hanya lumpur yang beterbangan dari koridor.Sesekali ada satu atau dua kepala yang muncul, mereka dapat diidentifikasi sebagai wanita. Omongan bahwa beberapa di antara mereka memiliki tubuh yang bagus hanyalah tebakan para bandit yang tergila-gila pada wanita.Lumpur yang beterbangan di koridor bawah desa pegunungan makin dekat ke arah mereka. Galih memperkirakan bahwa wanita-wanita itu berjarak sekitar dua puluh lima meter dari Kampung

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 458

    Ketika para prajurit menemukan para wanita, ekspresi mereka bahkan lebih berlebihan daripada ekspresi prajurit terluka yang tadi turun gunung.Semua orang tercengang.Syok, bingung.Wanita?Apa yang mereka lakukan di sini?Membantu mereka menggali jalur pemisah?Mereka begitu banyak pria mana membutuhkan bantuan wanita?Ketika para prajurit mendengar bahwa gadis-gadis itu bukan datang untuk membantu, melainkan untuk menyerang markas bandit, mereka makin tercengang. Banyak pemanah bahkan lupa menembakkan anak panah mereka.Para bandit di Kampung Seruni juga menemukan ada yang tidak beres.Tiba-tiba, jumlah anak panah di udara berkurang.Prajurit pejabat berhenti menyerang?Banyak bandit menjulurkan kepala untuk melihat ke bawah.Di koridor yang tak jauh dari gerbang desa, banyak tanah berlubang."Apa yang sedang dilakukan para prajurit itu? Mereka tampak seperti sedang menggali terowongan.""Apakah mereka menggali terowongan untuk naik menyerang kita?""Haha!" Rajo tertawa. "Kalau begit

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 457

    Saat gadis-gadis itu melewati para prajurit terluka yang sedang menuruni gunung, para prajurit menyeka mata mereka.Mata mereka pasti sudah rusak akibat asap.Kenapa wanita muncul di tempat seperti ini, di saat seperti ini?Ketika mereka mengetahui bahwa gadis-gadis itu akan menyerang Kampung Seruni, ekspresi mereka menjadi makin heran.Asap api tidak hanya merusak mata mereka, tetapi juga telinga mereka?Di bawah perlindungan sejumlah besar kembang api dan tentara yang bertarung dengan para bandit, Disa memimpin gadis-gadis itu dengan tenang ke medan perang.Gadis-gadis itu terus melangkah maju hingga mereka berada sekitar lima puluh meter dari Kampung Seruni barulah berhenti.Setelah berhenti, mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya fokus menggali terowongan.Pengawal Danis dan Andi berlari ke atas gunung satu demi satu.Mereka semua diperintahkan untuk mencari tahu apa yang dilakukan gadis-gadis itu."Menggali terowongan?"Danis dan Andi bertanya dengan serempak ketika mereka mendeng

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 456

    Andi tidak melarang Firhan. Dia ingin Danis mendengarnya. Betapa konyolnya Danis menggunakan Arjuna.Danis berdiri dengan tenang tanpa ekspresi, dia tidak senang maupun marah. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana suasana hatinya saat ini.Akan tetapi, bohong jika mengatakan bahwa dia tidak khawatir."Yang Mulia, suruh para prajurit mundur ke depan perkemahan pemanah, bagi mereka menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama gunakan perisai untuk melindungi para pemanah, suruh para pemanah terus menembak. Kelompok kedua gunakan pedang untuk menggali zona isolasi di tempat.""Zona isolasi yang aku tandai di meja pasir. Lebarnya sekitar dua setengah meter."Arjuna memberi isyarat dengan tangannya. Dia tidak menandai lebarnya di atas meja pasir karena dia tidak menyangka Firhan akan datang membawa pasukan."Kelompok terakhir, bawa orang yang terluka turun dengan tertib."Mendengar suara Arjuna yang mendesak, tetapi tenang, ekspresi Danis yang awalnya tidak menunjukkan emosi pun, menunjukkan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 455

    Danis melambaikan tangannya. "Bercanda atau bukan, aku bisa tentukan sendiri."Ketika Danis melihat Arjuna memimpin sekelompok wanita, dia juga merasa gelisah.Namun, jangan mempekerjakan orang yang kamu ragukan, jangan meragukan orang yang kamu pekerjakan. Itu adalah prinsipnya.Arjuna mengangkat tangannya.Melihat gerakan Arjuna, Disa yang memimpin tim pun berteriak, "Semuanya, berhenti!"Gadis-gadis itu segera berhenti bergerak maju, mereka berdiri tegak dalam lima baris.Meskipun mereka semua perempuan, Eshan merasa jauh lebih nyaman melihat mereka daripada tiga ribu prajurit pria yang dipimpin oleh Firhan.Selama beberapa hari terakhir, Arjuna meminta gadis-gadis itu untuk melakukan tiga hal: menggali lubang, berbaris, serta melempar karung pasir.Danis juga merasa sangat tertarik.Memimpin sekelompok wanita saja sudah cukup aneh, perintah formasinya juga aneh.Namun biarpun anehnya, formasi dan perintahnya membuat seluruh tim terlihat sangat energik.Jika wanita saja bisa begitu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 454

    "Oke." Danis menyerahkan lencananya kepada Arjuna. "Mulai sekarang, prajurit penjaga Kota Perai berada di bawah komandomu!"Mata Andi dan Firhan membelalak. Melihat lencana itu bagaikan melihat Danis sendiri.Dengan adanya lencana tersebut, Arjuna tidak hanya dapat memimpin prajurit penjaga Kota Perai, tetapi juga Pasukan Serigala yang melindungi Bratajaya."Yang Mulia, aku tidak membutuhkan lencanamu. Tidak butuh prajurit penjaga Kota Perai untuk menyerang bandit."Arjuna berkata sambil berlari menuruni gunung. "Disa!"Setelah Andi menyerahkan tugas menumpas bandit kepada Firhan, Arjuna meminta Disa untuk membawa seratusan gadis tersebut untuk beristirahat di kaki gunung."Arjuna!"Melihat Arjuna yang berlari menjauh, Eshan begitu cemas hingga ingin menghentakkan kakinya.Anak bodoh, lencana Marsekal Agung adalah benda yang agung. Biarpun lain kali harus dikembalikan, setidaknya Arjuna pernah memegang lencana Marsekal Agung dan memimpin tiga ribu prajurit penjaga Kota Perai. Dia bisa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 453

    "Arjuna? Dia hanya seorang pelajar, bagaimana mungkin dia punya ide? Apa idenya? Menggunakan kendi-kendi anggurnya?"Firhan berlidah tajam. Jangankan ketika dia tidak percaya bahwa Arjuna punya ide, seandainya Arjuna benar-benar bisa menangani situasi ini, Firhan tidak mungkin membiarkan Arjuna melakukannya.Dia, seorang kapten yang membawa tiga ribu prajurit, membiarkan seorang pelajar membantunya. Bukankah hal itu akan menjadi lelucon?Selain itu ....Firhan merasa sedikit gelisah.Walaupun Arjuna tidak mungkin bisa menangani situasi ini, anak itu sangat licik.Firhan sudah menyaksikannya sendiri ketika dia dan Fauzi pergi ke Desa Embun untuk menangkap Arjuna.Arjuna jelas-jelas baru belajar selama dua bulan, tetapi dia menduduki peringkat teratas. Arjuna jelas-jelas masih muda, tetapi dia telah membaca lebih banyak buku daripada Bima. Arjuna jelas-jelas seorang pelajar yang lemah, tetapi dia dapat menghindari penangkapan para polisi.Bila hal ajaib terjadi pada anak itu lagi. Bila A

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 452

    Ratusan prajurit yang sekujur tubuhnya terbakar berguling-guling, berlarian kesakitan. Sedangkan prajurit yang tidak terbakar berlarian kembali.Di tengah kekacauan, banyak prajurit yang berlarian terjatuh sehingga terinjak.Mayoritas orang bukan mati terbakar atau tertembak panah dari bandit, tetapi mati terinjak oleh rekannya sendiri."Saudara-saudara yang tidak terluka, cepat berdiri, bunuh bajingan-bajingan itu!"Di Kampung Seruni, Naga Bermata Satu berteriak dengan keras."Bunuh bajingan-bajingan itu.""Lepaskan anak panah!"Anak panah yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan dari benteng gunung."Dorong batu!"Satu demi satu batu besar berguling turun dari kampung.Anak panah yang tadi ditembakkan oleh para prajurit kini menjadi sumber anak panah bagi para bandit.Batu-batu tembok kampung yang runtuh berubah menjadi batu-batu yang tak habis digunakan."Saudara-saudara, ikut aku!" teriak Rajo, lalu mendorong kereta bola api untuk mendobrak gerbang desa yang telah terbakar hingga m

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status