Share

Bab 291

Author: Abimana
Disa yang ada di dalam kamar khusus makin merasa ada yang janggal.

Apakah pandangannya buram? Namun, dia jelas melihat seorang wanita di kamar Shaka.

Wanita itu pasti bukan Naura, karena saat itu Naura masih berada di lantai pertama, menikmati tatapan iri wanita lain.

"Pak!"

Hembusan angin bertiup dari luar, menjatuhkan tempat pena di depan Arjuna.

"Cuacanya dingin lagi."

Arjuna berdiri untuk menutup jendela. Ketika dia melewati Disa yang sedang membungkuk untuk bersih-bersih, dia berkata, "Setelah ujian nasional, aku akan membeli mantel untuk kalian. Aku lihat Fiona mengenakan mantel tampak bagus dan hangat."

"Mantel." Disa tiba-tiba berdiri. "Benar, mantel!"

Dia menggumamkan kata "mantel", kemudian dengan cepat berlari ke luar.

"Disa, kamu ...."

Sebelum Arjuna menyelesaikan kalimatnya, dia mendengar Disa menjerit.

"Ada apa?" Arjuna buru-buru mengikutinya keluar.

Saat melihat Disa, Shaka yang sudah melangkah keluar dan hendak menyeret Fiona bersama Pahan, dengan cepat masuk kembali ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 292

    "Fiona, kamu ...."Arjuna membungkuk untuk membaringkan Fiona di kasur, tetapi Fiona malah menggigit bibirnya."Kak Arjuna, tolong bantu aku ...."Sebagai seorang gadis yang belum menikah, Fiona tidak tahu bagaimana dia ingin Arjuna membantunya.Namun, dia yakin bahwa Arjuna tahu cara membantunya."Fiona ...."Mata Arjuna memerah, suaranya serak.Dengan seorang wanita cantik bergelayut padanya, orang suci sekalipun tidak dapat tidak tergoda.Pada saat ini, perasaan Arjuna kacau."Tuan ...."Suara Disa menyadarkan Arjuna."Disa." Arjuna mengambil keputusan. Dia menarik Fiona dari pelukannya, kemudian mendorongnya ke arah Disa. "Bawa dia pergi mandi, boleh pakai air dingin.""Tuan."Disa tidak menerima Fiona.Dia dengan lekat menatap Fiona yang wajahnya merah dan kehilangan kesadaran. Setelah itu, Disa mendorong Fiona ke sisi Arjuna lagi.Meskipun dia belum berhubungan intim dengan Arjuna, Disa tidak sebodoh itu untuk tidak bisa melihat apa yang terjadi pada Fiona.Sekarang hanya Arjuna

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 293

    Awalnya Arjuna mengira Pahan yang menyembunyikan mereka, jadi dia pun pergi mencari Pahan. Akan tetapi, Pahan malah meminta orang pada Arjuna.Setelahnya, Arjuna meminta bantuan pria tua tersebut. Sang pria tua juga tidak menemukan mereka.Arjuna benar-benar bingung.Bagaimana bisa dua orang dewasa menghilang begitu saja?Malam sebelum ujian nasional."Tante Buana!"Suara jelas Disa terdengar dari luar pintu."Plak!"Arjuna meletakkan buku yang ada di tangannya, lalu bergegas keluar."Tante Buana, ke mana saja kamu dan Fiona akhir-akhir ini? Aku dan tuanku tidak bisa menemukan kalian. Benar-benar mengkhawatirkan."Disa begitu gembira hingga hampir menangis.Melihat Buana, Arjuna diam-diam menghela napas lega. Dia tanpa sadar melihat ke belakang Buana. Tidak ada keberadaan Fiona di belakang Buana."Tante Buana, di mana Fiona?" Arjuna masih khawatir ketika dia tidak melihat Fiona.Aneh sekali, dua orang dewasa menghilang begitu saja selama beberapa hari."Fiona ....""Hei, hei, hei!" Dis

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 294

    Ketika Arjuna bergegas ke Kuil Efetus, dia melihat Fiona yang sudah berpenampilan seperti biarawati."Tuan."Fiona menyapa Arjuna, sorot matanya saat menatap Arjuna tampak tenang dan datar.Pada saat ini, Arjuna pun sudah mengerti.Fiona tidak akan kembali bersamanya.Mungkin inilah yang disebut perfeksionis.Fiona tidak dapat menerima ketidaksempurnaannya sendiri.Meskipun dia tidak kehilangan keperawanannya kepada Shaka, dia menjadi wanita Arjuna dengan cara seperti itu.Jika kejadian itu tidak terjadi, Arjuna tidak berencana menikahinya."Fiona, aku tahu kamu belum bisa membuka simpul di hatimu. Aku menghormati pilihanmu. Tapi aku ingin memberitahumu. Mulai sekarang, pintu rumahku selamanya terbuka lebar untukmu. Kapan pun kamu ingin kembali ke kehidupan duniawi, aku akan menikahimu dengan mewah."Fiona berdiri di depan gerbang Kuil Efetus, menatap punggung Arjuna yang makin jauh."Kak Arjuna, mendengar kata-katamu itu, Fiona sudah puas seumur hidup ini ...."Setelah Fiona menjadi b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 295

    Sama seperti saat hasil ujian daerah diumumkan, Arjuna menarik perhatian semua orang begitu dia tiba di tempat pengumuman."Arjuna, Arjuna!"Sekelompok siswa yang tidak lulus ujian tetapi belum pulang, tiba-tiba mengerumuni Arjuna, mendorongnya ke tempat pengumuman."Arjuna, jangan berdiri begitu jauh. Ya, berdirilah di sini. Dari sini bisa melihat dengan jelas.""Ya, ya, kami masih ingin melihatmu masuk peringkat."Para pelajar ini memiliki pikiran masing-masing.Sejumlah kecil orang dengan tulus berharap Arjuna dapat masuk dalam daftar lagi. Mereka ingin ketempelan keberuntungan Arjuna.Mayoritas orang datang untuk menertawakan Arjuna.Mereka sangat yakin bahwa Arjuna tidak mungkin mengalami keberuntungan untuk kedua kalinya."Pemerintah Kabupaten Damai, umumkan peringkatnya!"Begitu kepala panitera daerah berteriak, para petugas pemerintah menggantungkan gulungan berisi daftar nama lulusan ujian nasional pada papan pengumuman hasil.Gulungan kertas dibuka, orang-orang langsung membu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 296

    Gulungan itu perlahan terbuka ke bawah."Buk!""Buk!"Beberapa orang terjatuh."Tidak mungkin, tidak mungkin, Yang Mulia pasti salah kali ini.""Shaka dan Arjuna adalah paman dan keponakan, usia mereka hampir sama. Apakah Yang Mulia salah mengenali Shaka dan Arjuna?""Benar, pasti begitu."Menghadapi keraguan semua orang, kepala daerah segera memerintahkan seseorang untuk menempelkan jawaban Arjuna seperti sebelumnya.Tulisan di kertas ujian masih kurang bagus, tetapi kali ini jawaban Arjuna tidak hanya banyak yang benar, tetapi benar semua.Alasan Arjuna berusaha sekuat tenaga kali ini adalah untuk mencegah tragedi seperti Fiona terjadi lagi."Dari kertas ujian, Arjuna jelas berada di urutan teratas. Kalau Arjuna berada di urutan teratas, berarti Shaka ....""Tidak lulus?!"Semua orang berseru dengan tak percaya.Shaka mendapat peringkat ketiga dalam ujian daerah dan memiliki dukungan dari kedua putranya.Begini pun bisa tidak lulus?Shaka yang semula berdiri gagah sambil menunggu ora

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 297

    Daisha menundukkan kepalanya, dia masih agak malu."Kak Daisha."Naya dari belakang mendorong Daisha ke depan Arjuna. "Jangan malu-malu lagi. Kamu sangat merindukan Kak Arjuna sampai memimpikannya di malam hari selama ini.""Mana ada?!"Daisha yang pemalu, wajahnya memerah ketika Naya berkata demikian."Ada, aku mendengarnya dengan jelas pada malam hari.""Aku juga mendengarnya. Kak Disa, kamu tidak hanya memanggil Tuan, tapi juga mengatakan bahwa kamu merindukan Tuan setengah mati." Dinda membenarkan ucapan Naya.Dia tidak hanya memberikan bukti, tetapi juga menambah bukti."Kalian ... kalian bicara sembarangan."Daisha menghentakkan kakinya, lalu mencoba melarikan diri, tetapi dia dipeluk oleh Arjuna."Coba aku lihat merindukanku setengah mati itu seperti apa.""Tuan!"Daisha yang sangat malu pun membenamkan wajahnya di dalam pelukan Arjuna. Dia terus memukul Arjuna dengan tinju kecilnya. "Jangan bicara lagi, jangan bicara lagi!""Oke, oke, aku tidak bicara lagi."Arjuna melepaskan D

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 298

    Tak lama kemudian, seorang lelaki tua berpakaian putih datang ke hadapan Arjuna.Arjuna menatap lelaki tua yang menyengir di depannya dari atas sampai bawah.Lelaki tua itu benar-benar serba putih sekarang. Baju putih, jenggot putih, rambut putih, muka pun dibasuh hingga putih.Dia berbeda sekali dengan sebelumnya yang hanya mengenakan pakaian linen abu-abu dan terlihat kotor.Lelaki tua itu berdiri sambil mengelus lembut jenggotnya, dia tampak sedikit bangga.Dia sedang menunggu Arjuna memujinya.Bagaimanapun, jika dia muncul di depan orang-orang dengan pakaian seperti ini ...."Ada apa? Hari bahkan belum sepenuhnya gelap, kamu sudah mulai menjadi hantu untuk menakut-nakuti orang?""Aku ...."Mata lelaki tua itu terbelalak, kedua tangannya terus mengusap tubuhnya sendiri dari atas ke bawah. "Aku jelas-jelas seperti peri.""Peri? Kurasa lebih mirip hantu.""Hmph!"Pelayan yang ada di samping lelaki tua itu tidak dapat menahan tawanya."Lucukah?" Lelaki tua tersebut memelotot marah.Pel

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 299

    "Aku menerima pesan dari kampung halamanku yang memintaku untuk pulang."Ketika bercerita tentang kampung halamannya, lelaki tua itu tak lagi menyengir, tatapan tajam melintas di matanya.Arjuna kebetulan melihatnya.Sesuatu yang besar pasti telah terjadi di ibu kota.Invasi asing? Menteri pengkhianat menyebabkan kekacauan? Bencana lokal?Aish!Arjuna menertawakan dirinya sendiri.Dia hanya seorang siswa unggul sekarang, statusnya sedikit lebih tinggi dari rakyat biasa. Hanya sebatas itu.Apa hubungannya urusan negara dengan dia?"Apa hubungannya denganku? Aku bukan ayahmu, kamu tidak perlu melapor padaku ke mana pun kamu pergi."Pelayan yang berdiri di samping merasakan aliran darah mengalir deras ke dahinya ketika dia mendengar kata-kata Arjuna.Astaga, memuaskan sekali.Dia bermimpi untuk berbicara seperti itu kepada si pria tua.Aish ....Namun, dia hanya bisa mengatakannya dalam mimpi.Pria tua ini pasti tidak tahan lagi, 'kan.Tidak tahan juga tidak ada gunanya, karena pelayan it

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 358

    "Yang Mulia Mois." Arjuna tersenyum, dia tampak bodoh lagi. "Masih terlalu awal untuk mengatakan mengalahkan Lujain, hasilnya masih belum diputuskan.""Ayolah, Nak, kamu ini memang sudah menipu orang dengan penampilan bodohmu ini."Suara Eshan terdengar, tubuh besarnya menyelip di antara Arjuna dan Mois."Yang Mulia, bagaimana boleh Anda berkata seperti itu? Hasilnya memang belum diputuskan." Arjuna mengungkapkan keluhannya."Sudah, sudah."Eshan sedikit bersemangat, tetapi karena dia tinggi, gerakannya terlihat sedikit lucu.Dia lanjut berkata, "Setelah selesai mengambil lapisan bawah cake, aku keluar untuk melihat. Ternyata kereta kuda yang datang untuk membeli cake bertambah banyak."Eshan sudah meminta semua istri dan putri petugas pemerintah, termasuk istri dan putrinya sendiri, untuk datang membantu. Namun, sekarang sudah mau kewalahan juga."Ngomong-ngomong ...." Eshan melirik antrean tak berujung di luar toko. "Arjuna, bagaimana pedagang dari daerah lain tahu kamu membuat cake?

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 357

    "Bagus!" Sugi segera berkata kepada penasihat yang ada di sampingnya. "Cepat tulis pengumuman, kemudian minta pelayan di restoran untuk menempelkannya."Lujain berbalik, lalu berjalan kembali ke Restoran Kebon Sirih."Tuan Penasihat, tadi kamu bilang, cake-nya Arjuna dibuat dengan dipanggang?" Lujain, yang sudah melangkah ke Restoran Kebon Sirih, tiba-tiba berbalik."Benar." Penasihat Sugi mengangguk cepat. "Ternyata sebelumnya mereka bermain lumpur untuk membuat tungku. Mereka membuat banyak tungku pemanggangan, cake-cake itu ....""Sudah!" Lujain mengibaskan tangannya. "Aku sudah tahu caranya, kamu tidak perlu memberitahuku."Menggoreng, merebus, mengukus, merebus dan memanggang. Tidak peduli metode masak mana pun, Lujain telah menguasainya sepenuhnya saat dia berusia sepuluh tahun.Sugi pernah menyelidiki Arjuna.Sebelumnya Arjuna tidak bisa memasak apa pun, tetapi setengah tahun yang lalu dia tiba-tiba menguasainya, kemudian membuat ikan bakar.Bagaimana mungkin seorang pecundang b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 356

    "Tungku pemanggangan!" Petugas tersebut membuat gerakan lagi. "Kue-kue itu dibuat secara massal di dalam beberapa tungku pemanggangan itu."Sugi menjadi makin bingung mendengar kata-kata petugas tersebut.Tungku pemanggangan?Tungku pemanggang yang bisa membuat kue?"Yang Mulia!" Jika penasihat Sugi tidak muncul tepat waktu, petugas pemerintah itu pasti sudah disiram teh panas lagi.Setelah sang penasihat membisikkan sesuatu kepada Sugi, ekspresi Sugi tiba-tiba menjadi gelap dan muram."Apakah kue bisa dijual semudah itu?" tanya Lujain yang sedari tadi diam.Akan tetapi, pertanyaannya terdengar agak malas.Apa itu tungku pemanggangan?Apa itu produksi massal?Sebagai calon koki istana kaisar, Lujain tidak peduli dengan hal-hal itu. Hal yang dia pedulikan hanya rasa makanan.Intinya, dia masih tidak percaya bahwa Arjuna bisa mengalahkannya dengan kue."Lujain, ayo kita lihat."Begitu keluar dari Restoran Kebon Sirih, Sugi melihat bagian luar toko Arjuna penuh dengan kereta kuda.Banyak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 355

    "Toko Arjuna sudah menjual sesuatu!"Mata Sugi membelalak marah. "Bukankah dia membuka toko untuk berjualan? Apa masalahnya?"Kehilangan harga diri di depan orang lain barulah merupakan masalah besar."Yang Mulia, toko Arjuna penuh dengan pedagang yang datang untuk membeli barang. Kue-kuenya laku keras!""Apa katamu?" Sugi menyipitkan matanya, menatap petugas yang berlutut di depannya dengan bingung.Lujain pun meletakkan cangkir tehnya, kemudian menatap juru sita dengan heran."Yang Mulia, Arjuna itu membuat semacam ...." Si pelayan membuat gerakan ketika menjelaskan. "Kue yang sangat istimewa. Kuenya tidak terlalu besar, kira-kira seukuran telapak tangan. Ada dua lapis, dengan buah di atasnya, lalu ....""Sudah, sudah!"Begitu mendengar kata "kue," ekspresi Sugi langsung menjadi rileks. Dia tidak ingin mendengarkan sisa kata-kata petugas itu. Dia mengibaskan tangannya dengan tidak sabar untuk menyela petugas itu."Bukankah itu hanya kue? Berapa harganya? Dia baru membuka toko hari in

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 354

    "Apakah camilan yang aku buat tadi malam enak?" Arjuna menjawab pertanyaan itu dengan pertanyaan lain."Enak!"Suara jernih terdengar dari belakang Arjuna, kemudian wajah tembam Dinda muncul di depan mata Arjuna."Rasanya manis dan harum. Aku belum pernah makan makanan yang seenak itu."Ketika Dinda tersenyum, matanya seperti bulan sabit. Dia memiliki sepasang lesung pipit di wajahnya. Dia tampak seperti kucing kecil yang rakus.Lucu sekali sampai membuat hati orang meleleh."Hmm!" Arjuna dengan pelan mencubit wajah tembam Dinda.Saat pertama kali menemukannya, Dinda kurus kering seperti anak kucing. Sekarang dia gemuk sehingga Arjuna merasa sangat puas."Apakah teman-temanmu menyukainya?" Maksud Arjuna adalah gadis-gadis kecil yang dikurung bersama Dinda, yang telah dikirim ke Rumah Bordil Prianka untuk pelatihan setelah diselamatkan."Mereka juga sangat menyukainya. Bukan hanya mereka, tapi kakak-kakak mereka juga menyukainya."Suara Dinda yang jernih dan tajam terdengar lagi. Kakak-

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 353

    "Enak sekali, pantas dia akan menjadi koki istana."Arjuna memakan daging dengan suapan besar sambil memuji."Apakah benar-benar enak?" Mois yang khawatir tidak menggerakkan alat makannya."Hmm!" Arjuna mengambil sepotong daging bakar lagi. "Enak sekali!"Dia sama sekali tidak berlebihan. Masakan Lujain memang lezat. Jangankan di zaman kuno, bahkan di zaman modern, Lujain akan menjadi koki kelas atas."Kalau begitu kenapa kamu ...." Mois ragu sejenak sebelum bertanya, "Masih bisa makan?"Tangan Arjuna yang sedang mengambil makanan berhenti sejenak, lalu dia lanjut mengambil makanan. "Makanannya begitu enak, kenapa aku harus tidak bisa makan? Yang Mulia Mois, cepat makan juga. Makanannya tidak enak kalau sudah dingin."Atas desakan Arjuna, Mois akhirnya mulai makan.Makin makan, Mois makin khawatir.Makanan di dalam mulutnya memang enak sekali.Arjuna yang duduk di seberangnya masih makan dengan lahap. Dia menghabiskan dua piring nasi sekaligus.Setelah makan dua piring nasi, Arjuna mas

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 352

    Ekspresi semua orang hampir sama, mulut mereka ternganga lebar menatap sang penasihat."Bam!"Sugi meletakkan gelas anggurnya dengan keras di atas meja. "Meskipun aku sangat senang hari ini, aku tidak mengizinkanmu untuk mempermainkanku seperti ini.""Tuan Penasihat, kamu benar-benar keterlaluan. Meskipun kutu buku itu terlihat bodoh, dia tidak benar-benar bodoh!"Para pedagang juga merasa bahwa candaan sang penasihat sudah keterlaluan."Yang Mulia." Penasihat tampak sedih karena disalahkan. "Aku benar-benar tidak bercanda. Arjuna memang bermain lumpur dengan istri-istrinya."Ketika penasihat mendengar laporan dari petugas, reaksinya bahkan lebih marah daripada Sugi. Dia bahkan menampar petugas itu dengan keras.Petugas bersikeras mengatakan bahwa Arjuna bermain lumpur. Penasihat tidak memercayainya, jadi dia pergi memeriksanya sendiri. Kemudian dia menemukan bahwa Arjuna benar-benar sedang bermain lumpur.Dia mengobrol sambil tertawa bersama istri-istrinya, bahkan mengolesi lumpur di

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 351

    Sebelum pertandingan dimulai, untuk menghindari insiden sejenis pemakaman amal, Sugi sekali lagi menekankan aturan babak kedua.Sebenarnya, dia hanya ingin mengingatkan Arjuna untuk mematuhi peraturan dengan ketat.Karena ini adalah kompetisi makanan, pastilah tentang membuat makanan. Jika Arjuna membuat yang lain, sekalipun Arjuna menjual lebih banyak daripada Lujain, itu tidak akan dihitung.Kompetisi belum resmi dimulai, tetapi kabar bahwa Lujain akan menjadi kepala koki di Restoran Kebon Sirih selama tiga hari telah menyebar ke seluruh Kabupaten Damai.Orang-orang di setiap jalan dan gang Kabupaten Damai membicarakan hal ini."Lujain? Apakah itu Lujain yang akan memasak untuk Kaisar di istana setelah masa berkabungnya berakhir?""Benar, itu dia!""Kalau begitu bukankah dia koki istana? Kenapa dia ada di Restoran Kebon Sirih? Apakah kamu salah dengar?""Tidak mungkin salah. Pengumumannya sudah dipajang di Restoran Kebon Sirih.""Kalau begitu kita harus pergi! Itu koki istana kaisar,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 350

    Arjuna berdiri lalu membungkuk pada Eshan. Setelah itu, dia tersenyum sambil berkata kepada orang-orang yang menertawakannya. "Terima kasih atas pujian kalian.""Terima kasih? Dia tidak benar-benar menganggap kita sedang memujinya saat kita mengatakan bahwa dia merawat istri-istrinya menjadi cantik, 'kan?""Lihatlah ekspresi konyolnya itu, mungkin saja benar.""Dasar kutu buku.""Yang Mulia, masakan yang aku masak sering dipuji oleh istriku, aku juga merasa masakanku cukup enak. Aku bersedia untuk bertanding dengan calon koki istana kaisar ini."Arjuna menoleh untuk melihat Lujain, tetapi Lujain malah membuang muka dengan jijik. Ada sedikit ekspresi kesal di wajahnya.Jika dia tahu bahwa orang yang maju dari Kabupaten Damai adalah Arjuna, dia tidak akan turun tangan.Arjuna tidak layak bersaing dengannya.Sering mendapat pujian dari istrinya? Dengan beberapa pujian dari para wanita rendahan itu, Arjuna pikir dirinya sangat hebat memasak?Bodoh sekali.Dia sering mendengar orang mengata

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status