Share

Bab 280

Penulis: Abimana
"Kategori A!"

"Nama Arjuna ada di kategori A!"

"Artinya Arjuna lulus!"

"Jangan-jangan sama nama?"

"Bukankah sudah tertera di papan peringkat? Arjuna dari Desa Embun, Kota Triana. Apakah ada dua Arjuna dari Desa Embun yang mengikuti ujian?"

"Tidak mungkin. Aku dari Desa Embun. Hanya ada satu orang yang bernama Arjuna di desa kami."

Perkataan penduduk Desa Embun itu telah merampungkan perkara tersebut.

"Jadi, Arjuna benar-benar lulus ujian daerah!"

Di tengah seruan, ekspresi dan tindakan orang-orang di sekitar lokasi pengumuman nyaris serupa.

Mata dan mulut mereka terbuka lebar. Mereka menatap nama terakhir pada kategori A itu dengan mata terbelalak.

Mereka yang membeli taruhan tampak frustrasi.

Mereka menyesal tidak membeli taruhan bahwa Arjuna lulus ujian.

Itu adalah taruhan yang dapat melipatgandakan uang mereka sebanyak seratus kali lipat.

Penguji peringkat pun diam-diam berkeringat. Demi mendapatkan lebih banyak uang, dia gencar mempromosikan taruhan bahwa Arjuna lulus ujian daerah.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Bombom Perikanan
lanjutannya donk...
goodnovel comment avatar
Azis Atqiya Fashbir
lanjut lagi
goodnovel comment avatar
Muaz Baihaqi
lanjutttttt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 281

    Bahkan dengan fakta yang ada di depan mereka, tidak ada pelajar yang akan mengakui bahwa Arjuna lebih baik dari mereka. Setelah berbagai analisis, mereka semua merasa bahwa Arjuna hanya beruntung. Asal menjawab, tetapi benar.Alasan bahwa Arjuna menjawab dengan benar karena beruntung membuat para pelajar itu merasa lebih baik.Setelah merasa lebih baik, mereka mulai meratap.Mereka meratapi nasib buruk mereka dan merasa bahwa Tuhan tidak membantu mereka.Di tengah ratapan orang-orang, para pelajar di kategori B dengan tidak terima mengemasi barang mereka, lalu kembali ke rumah masing-masing.Beberapa orang merasa percaya diri. Jika Arjuna bisa lulus, maka mereka juga bisa lulus tahun depan.Beberapa orang merasa patah semangat. Mereka berpikir bahwa Arjuna sangat beruntung, sedangkan mereka telah bekerja keras selama bertahun-tahun, tetapi tetap tidak dapat mencapai kategori A.Walau Shaka tampak baik-baik saja di luar, dia sebenarnya merasa sedih.Meskipun ini adalah tahun pertama dia

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 282

    "Karena ...." Disa berkata dengan sedikit rendah diri. "Tuan membutuhkan seorang istri yang terhormat.""Hm?" Arjuna tidak mengerti."Tuan, beberapa hari kemudian, kalau kamu lulus ujian nasional, kamu akan menjadi siswa unggul. Gadis dari keluarga berpengaruh baru pantas menjadi istrinya siswa unggul. Kami ...."Disa menundukkan kepalanya ketika bergumam, "Bagaimanapun, kami berasal dari keluarga sederhana, tidak bisa dibanggakan."Arjuna tiba-tiba memegang tangan Disa sembari berkata dengan serius. "Aku hanya akan mendengar kata-kata seperti ini satu kali saja. Kamu tidak boleh mengatakannya lagi lain kali."Arjuna bukanlah orang zaman itu , jadi dia tidak memiliki gagasan mendalam tentang latar belakang keluarga.Setelah mengalami transmigrasi zaman, Arjuna pertama kali bertemu dengan Alsava bersaudari. Mereka cantik, baik dan memperlakukannya dengan tulus.Bila Arjuna dalam keadaan baik, mereka gembira.Bila Arjuna dalam keadaan buruk, mereka khawatir.Arjuna tidak dapat memprediks

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 283

    "Tidak!" Buana berteriak kaget, lalu dia tiba-tiba memeluk Fiona untuk melindungi putrinya itu. "Fiona, jangan bicara lagi. Jangan bicara lagi."Semua salah dirinya yang terlalu senang hingga melupakan fakta bahwa meski mereka bercerai, sekalipun Pahan setuju membiarkan Fiona mengikuti Buana. Bagaimanapun, Fiona tetap putrinya Pahan.Pada Dinasti Bratajaya di mana laki-laki dianggap jauh lebih mulia daripada wanita, anak perempuan melawan ayah adalah hal yang menentang langit.Pahan mengeluarkan cambuk kuda, dia akan mencambuk Fiona.Di Dinasti Bratajaya, sah hukumnya bagi seorang ayah untuk memukuli putrinya yang tidak patuh.Hukuman cambuk tidak menakutkan, yang menakutkan adalah hukuman cambuk mengharuskan penerima hukuman melepas pakaian luar, hanya mengenakan pakaian dalam.Jika seorang gadis yang belum menikah hanya mengenakan pakaian dalam di depan umum, dia tidak akan bisa menikah seumur hidupnya.Karena gadis yang sudah telanjang di muka umum tidak akan diinginkan oleh laki-la

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 284

    "Apakah faktanya bisa diubah kalau aku tidak memberitahunya?""Kenapa tidak? Setidaknya Pahan tidak akan menceraikan Tante Buana. Tante Buana akan baik-baik saja sekarang.""Dia tidak akan baik-baik saja." Lelaki tua itu menggelengkan kepalanya. "Karena Pahan tidak akan mengurung niatnya untuk memberikan Fiona kepada Shaka. Sebenarnya, apa pun yang dia lakukan tidak akan mengubahnya. Itulah kondisi di negara ini.""Kalau kamu sudah tahu, kenapa kamu masih memberi Tante Buana harapan?" Arjuna marah."Karena ...." Pria tua itu menatap Arjuna dengan penuh arti. "Aku ingin menunjukkannya padamu.""Menunjukkan apa?""Sisi kejam dinasti ini.""Memangnya kenapa kalau aku melihatnya?""Apakah kamu tidak ingin mengubahnya?""Aku hanya rakyat biasa, apa yang bisa aku ubah?"Kalau kamu bersedia, maka kamu bukan rakyat biasa."Arjuna terdiam beberapa saat. "Kalau sekarang kamu membantu Tante Buana bercerai, serta tidak membiarkan Pahan menyakiti Tante Buana dan putrinya lagi, aku akan lanjut mengi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 285

    Ekspresinya dingin, tatapannya tajam dan berwibawa.Dia mengangkat tirai, kemudian menatap kepala daerah dengan datar.Tak berani menunda sedetik pun, kepala daerah segera menarik kembali pandangannya."Bawa pergi."Kepala daerah langsung memerintahkan orang untuk membawa Pahan pergi.Tidak lama kemudian, kabar pemecatan Pahan dari jabatannya dan perceraiannya dengan Buana keluar dari kantor pemerintah daerah.Setelah insiden Pahan ini, Kabupaten Damai gempar selama beberapa hari.Beberapa pria yang dulu suka memukul dan memarahi wanitanya tanpa alasan kini menjadi jauh lebih terkendali.Namun, semua itu kejadian nanti.Saat Arjuna dan Disa baru saja kembali ke lantai tiga Restoran Kebon Sirih, mereka melihat Buana dan Fiona yang berdiri di depan pintu kamar mereka. Buana dan Fiona tampak sedang menunggu mereka."Fiona, cepat ucapkan terima kasih kepada penyelamat kita."Begitu melihat Arjuna, Buana langsung menarik Fiona untuk berlutut di depan Arjuna."Tante Buana, bukan, bukan. Yang

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 286

    Buana mengalihkan pembicaraan. "Arjuna, orang tuaku memperlakukanku dengan baik. Ketika aku menikah, mereka memberiku dua puluh hektar tanah subur dan dua toko, tapi ...."Di tengah-tengah perkataannya, Buana tiba-tiba tampak khawatir."Memiliki tanah dan toko adalah hal yang baik, kenapa Tante Buana tampak sedih?" tanya Disa yang ada di samping dengan kebingungan."Disa, aku seorang wanita tidak mengerti bisnis." Buana berkata kepada Disa, tetapi matanya tertuju pada Arjuna.Pada saat ini, tidak peduli seberapa bodohnya Disa, dia pun mengerti.Kedatangan Buana tidak hanya untuk menyampaikan rasa terima kasih, tetapi juga untuk memberikan putri dan hartanya kepada Arjuna."Gampang!" kata Arjuna. "Aku kenal Tamael, dia kenal banyak pengurus toko. Aku bisa memintanya untuk memilih pengurus toko yang cakap dan dapat dipercaya untuk Tante Buana."Mendengar kata-kata Arjuna, Buana merasa kecewa sekaligus gembira.Kecewa karena Arjuna tidak hanya menolak Fiona, tetapi juga menolak propertiny

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 287

    Dua orang dari Desa Embun lulus ujian daerah, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Desa Embun."Bagus, bagus, sekarang aku bertanya-tanya desa mana yang berani memandang rendah kita!"Ketika berita itu sampai ke desa, kepala desa meneteskan air mata gembira.Selama bertahun-tahun, dia sudah muak dengan sikap para kepala desa di daerah sekitar.Hanya karena jumlah orang di Desa Embun yang lulus ujian daerah terlalu sedikit. Sebelum Arjuna dan Shaka, hanya Marvin satu-satunya yang lulus ujian daerah dan menjadi siswa unggul.Sekarang, desa mereka memiliki dua orang sekaligus yang lulus ujian. Akan dia lihat siapa lagi yang berani meremehkannya.Kepala desa yang gembira pun membawa Oki dan Naura ke Kabupaten Damai beberapa hari kemudian.Naura sebenarnya tidak boleh menghadiri acara seperti itu, tetapi dia melahirkan anak laki-laki.Sedangkan Oki, putranya mendapat juara tiga, menantunya bisa melahirkan anak laki-laki. Tentu saja dia harus datang untuk pamer.Kepala desa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 288

    "Disa, Disa, Disa!"Arjuna memanggil sebanyak tiga kali sebelum Disa tersadar kembali."Tuan memanggilku?""Hm, aku memanggilmu." Arjuna pun melihat kamar Shaka. "Kamu terus menatap kamar Shaka, apa yang sedang kamu lihat?""Aku ...." Disa ragu sejenak lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa, Tuan, mungkin pandanganku buram.""Pandanganmu buram karena lelah, 'kan? Ayo kita cepat istirahat."Tidak peduli apa yang ada di dalam kamar Shaka, Arjuna tidak peduli.Akhirnya, ujian daerah selesai. Arjuna ingin segera pulang untuk memupuk perasaan dengan istrinya yang pemarah, tinggi dan seksi, tetapi sedikit naif dalam urusan antara pria dan wanita ini.Setelah kembali ke kamar, Disa terus melamun. Arjuna berbicara kepadanya beberapa kali, tetapi dia tidak menanggapi.Dia bahkan tidak menyadari bahwa air yang dibawanya untuk mencuci kaki Arjuna itu dingin."Disa." Arjuna membungkuk, kemudian dengan lembut memegang wajah Disa, membuat Disa menghadapnya."Tuan!"Tindakan intim Arjuna membua

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 472

    "Sedangkan Kabupaten Damai yang paling ingin dia aneksasi tidak digabungkan dengan Kabupaten Sentosa. Kabupaten Sentosa justru harus membantu Kabupaten Damai membayar pajak selama tiga tahun, serta memenuhi jumlah personel dinas militer.Setelah kembali dari Kabupaten Damai, Sugi merasa khawatir akan masalah ini. Membantu sebuah kabupaten membayar pajak bukanlah hal yang dapat dilakukan oleh beberapa usaha. Penduduk seluruh kabupaten akan dikenakan kenaikan pajak.Pajak naik, penduduk hanya bisa memaki di belakang.Namun, jumlah anggota dinas militer ditingkatkan ....Dalam tiga tahun berikutnya, dimaki sebagai pejabat berengsek sudah merupakan hukuman yang paling ringan.Setelah meningkatkan pajak dan jumlah dinas militer selama tiga tahun, status Kabupaten Sentosa sebagai kabupaten terkaya di Kota Perai pasti akan hilang. Rencana Sugi untuk mencaplok Kabupaten Damai dan menjadi prefek pada dasarnya sudah tidak ada harapan.Arjuna, Arjuna!'Sugi menggertakkan giginya saat menyebut nam

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 471

    Ya, dia seorang bupati Kota Perai, takut pada Arjuna yang hanya merupakan seorang pelajar.Pertama, trik Arjuna terlalu mengerikan.Kedua, Arjuna naik kereta kudanya hari ini, sedangkan dia sendiri berjalan kaki.Salah satu dari kedua alasan itu membuatnya merasa was-was.Danis menoleh, kemudian bertanya pada Arjuna, "Arjuna, apakah kamu akan mengikuti ujian perguruan tinggi?""Ya!"Sebelum Arjuna sempat menjawab, Andi sudah berseru, "Marsekal, Anda mungkin tidak tahu, Arjuna mendapat peringkat pertama dalam ujian nasional Kabupaten Damai pada tahun pertamanya mengikuti ujian kekaisaran."Andi memuji Arjuna.Selama Arjuna mengikuti ujian kekaisaran, dia tidak akan bisa menjadi komandan.Skala ujian perguruan tinggi jauh lebih besar daripada ujian daerah dan ujian nasional. Semua siswa yang lulus ujian nasional dari sepuluh kabupaten di Kota Perai yang datang untuk berpartisipasi adalah kaum unggulan.Kabupaten Damai merupakan kabupaten termiskin dan terkecil di Kota Perai. Arjuna mendu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 470

    "Marsekal, Anda masih suka bercanda seperti dulu ....""Hormat kepada Yang Mulia Komandan! Selamat, Yang Mulia!"Sebelum Eshan selesai berbicara, Mois yang ada di sampingnya segera berlutut, kemudian mengucapkan selamat kepadanya dengan suara keras."Sekretaris Daerah, apa yang kamu selamatkan? Bodoh. Marsekal masih di sini." Eshan menundukkan kepalanya sambil memarahi Mois.Danis menepuk kepala Eshan pelan sambil berkata, "Kurasa kamu yang paling bodoh. Sudah bertahun-tahun berlalu, kamu sudah bertambah tua, tapi otakmu tidak bertambah besar.""Hormat kepada Yang Mulia Komandan!"Begitu Danis selesai berbicara, para prajurit yang menjaga Kota Perai berlutut. Suara mereka dalam memberi penghormatan kepada sang komandan sekeras dan sekuat guntur."Marsekal, maksudmu Eshan adalah komandan baru yang kamu tunjuk?"Kata-kata bodoh seperti itu akan membuatnya terlihat bodoh dan menyinggung Danis, tetapi Andi tetap bertanya.Karena dia benar-benar tidak dapat memercayainya. Dia benar-benar ti

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 469

    Arjuna mengangkat tirai, lalu melihat keluar.Danis duduk di jok kusir, sementara Andi dan Firhan berdiri dengan hormat di samping kereta."Marsekal, Kabupaten Damai miskin. Makanan serta akomodasi tidak memadai. Kalau Anda tinggal di sini, itu akan menderita bagi Marsekal," kata Firhan.Kabupaten Damai merupakan titik hitam dalam hidupnya. Firhan tidak akan tinggal sekejap pun lebih lama.Ekspresi Danis menjadi muram. "Sebagai seorang prajurit yang bertugas, aku tidak bisa menderita sedikit?""Bukan." Andi menjadi pucat karena ketakutan, dia berulang kali memberi peringatan kepada Firhan dengan tatapannya.Danis adalah seorang prajurit. Jika seorang prajurit mengeluh tentang makanan dan akomodasi yang buruk, bukankah itu berarti dia takut mati?Sial, dia hampir saja terseret oleh Firhan."Marsekal, tentu saja Anda adalah orang yang paling tahan menderita di Dinasti Bratajaya. Kalau tidak, bagaimana Anda bisa memimpin Pasukan Serigala dan melindungi wilayah Bratajaya?"Setelah mendenga

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 468

    "Arjuna, jangan salah paham. Meskipun aku tidak punya anak laki-laki, aku punya delapan belas anak perempuan. Aku pria normal. Kalau kamu tidak percaya padaku ...."Danis mengangkat tangannya, kemudian bersumpah atas nama putri-putrinya. "Kalau aku berbohong, tidak seorang pun putriku dapat menikah. Putri yang sudah menikah tidak akan melahirkan anak laki-laki."Pada saat ini, Arjuna merasa kasihan pada putri-putri Danis. Mana ada ayah seperti itu?"Kalau begitu kamu tidak masalah, kenapa kamu tiba-tiba melamun?""Apakah aku melamun? Arjuna, bukankah kamu seorang pelajar? Bagaimana kamu bisa tahu banyak tentang militer? Rasanya seperti kamu telah berperang sepanjang waktu."Danis tidak hanya tidak menjawab pertanyaan Arjuna, dia juga mengalihkan topik pembicaraan, mempertanyakan identitas Arjuna.Arjuna menatap Danis dengan tenang.Dasar pria tua licik.Tidak masalah, ini bukan pertama kalinya dia bertemu dengan pria tua yang licik."Bukankah kamu bilang aku seorang pelajar? Aku membac

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 467

    "Tidak boleh."Arjuna menolak tanpa memikirkannya.Membuat granat buatan bukanlah tugas yang sulit bagi manusia modern seperti dia, tetapi bukan tugas yang mudah bagi orang-orang kuno yang tidak memahami prinsip-prinsip ledakan dan proporsi pecahan.Adapun Magano dan yang lainnya, mereka tidak akan bisa membuatnya tanpa Arjuna yang menimbang bahan mentah di samping mereka.Mengajar orang kuno tidaklah mudah, itu hanya salah satu alasannya.Untuk alasan lain, Arjuna tidak mengenal Danis. Jika Danis adalah pria yang memiliki ambisi jahat, maka Arjuna akan menjadi pendosa abadi di Dinasti Bratajaya.Seandainya Danis adalah pejabat baik yang setia kepada Dinasti Bratajaya ....Bagaimana dengan orang-orang di sekitarnya?Dia sudah begitu tua, Pasukan Serigala akan diserahkan kepada orang lain cepat atau lambat."Arjuna." Danis masih mengemis."Tidak, aku bilang tidak boleh, maka tidak boleh. Kalau kamu mengoceh lagi, keretanya untukmu saja, aku akan turun."Sambil berbicara, Arjuna mengulur

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 466

    "Kamu jalan kaki. Siapa yang menyuruhmu naik kereta?"Sekalipun keretanya cukup besar, Danis tidak akan membiarkan Andi naik kereta."Aku ... jalan kaki?"Seorang bupati tingkat lima memberikan keretanya kepada seorang pelajar, kemudian dia jalan kaki.Ini adalah pertama kalinya hal seperti ini terjadi dalam ratusan tahun sejak berdirinya Dinasti Bratajaya.Mata Danis menjadi gelap, menatap lurus ke arah Andi, "Apa? Dengan kondisimu saat ini, kamu bahkan tidak bisa berjalan? Kalau memang begitu, aku akan menyampaikannya kepada Yang Mulia agar kamu bisa pensiun lebih awal.""Marsekal, aku masih kuat. Bisa jalan, bisa jalan!"Andi tidak berani lagi mengatakan omong kosong. Dia berbalik, lalu berkata kepada pengawal yang ada di sampingnya. "Cepat suruh kusir untuk menarik kereta keluar dari tempat tersembunyi, lalu tunggu di sana."Sesampainya di depan kereta, Danis melihat sekilas bangku lipat di samping kereta, kemudian menendangnya lagi. "Benda ini terlihat tidak kuat sama sekali. Kamu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 465

    "Aku tidak butuh dia menggendongku, aku bisa jalan sendiri," lanjut Arjuna. Dia sedikit tidak senang. Dia merasa itu merepotkan, berjalan sendiri lebih cepat."Tidak, kamu harus digendong. Kamu terluka parah sekarang. Kalau kau berjalan dan menggoyangkan tanganmu, tanganmu yang terluka akan bengkok di kemudian hari."Danis usai berbicara, lalu menoleh untuk bertanya kepada tabib yang merawat Arjuna. "Benar, bukan?""Oh ... benar, benar. Sekarang kamu tidak boleh berjalan sendiri."Sang tabib mengangkat tangannya untuk menyeka keringat di dahinya.Ini adalah pertama kalinya dia berbohong selama bertahun-tahun menjadi tabib.Tatapan Marsekal tampak membunuh, bagaimana mungkin dia berani mengatakan kebenaran?"Tuan, dengarkanlah tabib," ucap Disa dengan cemas.Mungkin itu yang dikatakan budak cinta.Disa, yang mengkhawatirkan Arjuna, menjadi tak bisa berpikir karena melihatnya terluka."Nah!" Danis tiba-tiba meninggikan suaranya. "Kamu dengar, 'kan? Bukan hanya tabib, istrimu juga berpiki

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 464

    "Plak!"Segenggam tanah dilemparkan dengan keras ke wajah Firhan. Tanahnya terasa panas karena terbakar api."Oh!"Firhan menjerit kesakitan, kemudian memegang wajahnya sambil mengumpat, "Siapa? Siapa yang melempar tanah ke wajahku? Keluar lalu berlutut di hadapanku untuk minta ampun, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk mengampuni nyawamu.""Aku."Terdengar suara yang datar, lembut dan nyaring."Kamu ... bukankah kamu ...."Ketika Firhan melihat dengan jelas orang yang berbicara, kakinya menjadi lemas, dia pun berlutut."Marsekal Agung, a ... aku ...."Wajah Firhan pucat. Dia berbicara dengan gemetar, tidak dapat menyelesaikan kalimatnya."Aku pantas mati, aku pantas mati!"Melihat ekspresi Danis yang makin muram, Firhan terus menampar wajahnya sendiri."Cukup!" Danis penuh dengan ketidaksabaran, "Berhentilah berpura-pura, lalu kemari!""Baik, baik!" Firhan melompat ke dalam terowongan lalu berkata, "Marsekal, apa yang bisa aku lakukan?""Jongkok, gendong Arjuna turun gunung!"Begi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status