Share

Bab 132

Author: Abimana
"Setelah kami berhenti, Galeo memindahkan kami satu per satu ke dalam sebuah tong kayu. Tong itu sangat kecil, kami berlima sangat sempit di dalam. Setelah itu, aku merasakan tong itu terus jatuh hingga akhirnya berhenti. Kami melewati malam hari di dalam tong kayu itu."

"Tidak heran kamu tidur begitu nyenyak tadi. Bagaimana lima orang bisa tidur di tempat sekecil itu?"

Daisha merasa sedih.

"Galeo benar-benar keji."

Disa tidak mengatakan apa-apa. Dia berjalan ke ujung, mengambil busur dan anak panah dari dinding, lalu berjalan keluar.

"Berhenti! Gantung kembali busur dan anak panahmu!"

"Tuan, kamu bisa menahannya, tapi aku tidak bisa. Aku akan membunuh Galeo dengan satu anak panah."

Mereka tidak perlu melihat untuk mengetahui bahwa Disa pasti sangat marah hingga mata dan wajahnya memerah.

"Pergilah, pergi bunuh dia, kemudian kamu akan diseret ke pasar untuk dipenggal di depan umum. Kedua adikmu akan diasingkan ke perbatasan untuk melakukan kerja paksa karena kamu. Sedangkan aku .... Se
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eko Setyo Budi
ceritanya bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 133

    Selain rasa takut, Dinda juga merasa benci terhadap Arjuna.Dia berakhir semengenaskan sekarang karena Arjuna menjualnya.Menjalani kehidupan yang tidak manusiawi selama hampir setengah tahun tidak dapat dihapus dengan sekali makan atau beberapa kata sopan.Arjuna, yang sedang beristirahat dengan mata terpejam, tiba-tiba membuka matanya. Dinda terkejut, dia tidak sempat mengalihkan pandangannya.Dengan panik, dia buru-buru berkata, "Tu ... Tuan."Arjuna menatap Dinda beberapa saat sebelum membalas dengan bergumam.Gadis ini memiliki kulit yang cukup putih.Putih?!Sebuah pikiran terlintas di benak Arjuna.Dia memalingkan wajahnya dari Dinda.Dinda diam-diam mengangkat tangan kecilnya, membuat gerakan meninju pada punggung Arjuna.Arjuna mengetahuinya, tetapi dia pura-pura tidak melihatnya.Arjuna yang dulu melakukan hal-hal sebejat itu, dia harus membiarkan gadis kecil ini melampiaskan amarahnya.Pada malam hari.Di satu sisi tungku, seorang gadis kecil terus membolak-balikkan tubuhnya

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 134

    Hari ini Arjuna berada di restoran selama dua jam lebih lama barulah keluar.Setelah meninggalkan Restoran Kebon Sirih, dia tidak pergi ke pabrik pengolahan ikan, dia juga tidak mengajak istri-istrinya jalan-jalan seperti biasa, melainkan langsung keluar kota.Melihat Arjuna meninggalkan kota, Raditya bergegas melapor kepada Galeo."Kenapa kamu berlari seperti ini?"Melihat Raditya kehabisan napas, Galeo menghampirinya sembari mengajukan pertanyaan."Apakah Arjuna sudah meninggalkan pasar?"Galeo telah mengikuti Arjuna selama beberapa hari sebelumnya. Dia mengetahui bahwa Arjuna akan pergi ke pasar setelah mengantarkan ikan dan memeriksa pabrik ikan setiap hari. Sekalipun tidak belanja kebutuhan rumah tangga, dia akan mengajak istri-istrinya membeli beberapa makanan ringan.Dia memerintahkan Raditya untuk langsung memberitahunya setelah Arjuna keluar dari Restoran Kebon Sirih dan pergi ke pasar.Karena bila dia berangkat menuju gerbang kota saat itu, Arjuna juga akan hampir sampai di g

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 135

    "Tak!"Balok kayu yang ada di tangan Kepala Daerah mendarat lagi."Galeo yang mana?"Galeo melangkah maju, membungkuk kepada Kepala Daerah sambil menjawab, "Yang Mulia, hamba adalah Galeo.""Arjuna, warga Desa Embun, melapor kepadaku bahwa kamu mengurung gadis-gadis muda dan memaksa mereka untuk mencuri. Apakah itu benar?""Yang Mulia, itu adalah fitnah. Apakah dia punya bukti untuk membuktikan fitnahannya terhadap hamba?""Arjuna." Kepala Daerah mengalihkan pandangannya ke Arjuna. "Apakah kamu punya bukti?""Yang Mulia, istri hamba adalah saksinya." Arjuna menatap Dinda yang ada di samping, kemudian mengangguk untuk menyemangatinya.Dinda mengatupkan bibirnya, kemudian berdiri."Yang Mulia, hamba Dinda. Dia!" Dinda mengarahkan jarinya ke Galeo sambil berkata dengan gigi terkatup. "Dia mengurungku, melatihku mencuri dan menyuruhku mencuri setiap hari. Kalau aku tidak patuh, dia akan memukulku dengan keras."Dinda menyingsingkan lengan bajunya, memperlihatkan bekas luka pada lengannya.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 136

    Setelah Surya bersaksi melawan Dinda, Kepala Daerah langsung bertanya kepada Dinda."Dinda, apakah kau mengakui kesalahanmu?""Yang Mulia." Dinda pun berlutut. "Hamba merasa dirugikan. Hamba dipaksa oleh Galeo!""Aku memaksamu?" Galeo mengangkat sudut bibirnya. "Kamu bukan istriku, juga bukan saudaraku. Kenapa kamu harus mendengarkanku?""Setengah tahun yang lalu, tuanku menjualku kepadamu sebagai budak.""Menjualmu kepadaku? Apakah ada buktinya? Selain itu, hukum di negeri ini tidak mengizinkan jual-beli istri, tuanmu malah melanggar hukum. Apakah dia tidak punya otak?"Galeo menaikkan volumenya ketika mengatakan "tidak ada otak".Dia ingin menertawakan Arjuna tidak punya otak di ruang sidang.Arjuna pasti sangat kesal, lalu kenapa? Beranikah Arjuna membantahnya?"Kamu ...." Mata Dinda memerah karena marah. "Kamu memelintir kebenaran! Luka-luka yang ada di tubuhku karena kamu!""Aku memukulmu? Siapa yang melihatnya?""Kamu tidak hanya memukulku, tapi juga memukul teman-temanku yang la

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 137

    "Meskipun aku bukan kerabat istrinya Arjuna, sebagai orang yang punya hati nurani, aku tidak bisa menoleransi perilakunya. Setelah Alsava bersaudari menikah dengan Arjuna, dia terus memukuli mereka, terutama yang satu itu."Galeo menunjuk ke arah Daisha lalu berkata, "Kakinya dipukul sampai patah oleh Arjuna dan belum pulih."Sama seperti larangan memperjualbelikan istri, hukum Kerajaan Bratajaya juga melarang suami memukul istri tanpa alasan.Karena sekarang jumlah laki-laki lebih sedikit daripada perempuan, tidak akan ada yang peduli selama tidak terjadi korban jiwa.Galeo telah merencanakan semuanya dengan matang. Sekarang setelah dia mengajukan gugatan di pengadilan, tidak mungkin Kepala Daerah menutup sebelah mata."Untuk saksi, semua orang di Desa Embun adalah saksi. Yang Mulia bisa mengutus seseorang untuk bertanya kepada siapa pun.""Arjuna!" Kepala Daerah mengerutkan kening kala bertanya dengan dingin kepada Arjuna. "Benarkah?"Dia sedikit kecewa dengan Arjuna. Pantas saja Arj

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 138

    Sebagai Kepala Daerah, dia tentu tahu tentang kerja sama antara Arjuna dan Tamael. Dia mengira Tamael datang untuk membela Arjuna.Kalau dulu dia bisa saja bersikap lunak dalam memberikan hukuman, tetapi sekarang tidak bisa."Yang Mulia, Arjuna memang pantas dihukum karena pernah memukul istrinya. Siapa pun tidak bisa menghapus kejahatan yang dia perbuat."Jika Tamael tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan informasi orang dalam, keluarganya tidak akan mencapai skala ini di Kabupaten Damai.Dia tahu bahwa Kepala Daerah sedang menangkap beberapa kasus kekerasan terhadap istri yang umum. Makin dia memohon untuk Arjuna, kesalahan Arjuna akan makin besar.Mendengar kata-kata Tamael, Kepala Daerah pun merasa lega.Meskipun pelajar, petani, buruh dan pedagang sama pentingnya, uang membuat segalanya lebih mudah.Biarpun pejabat maupun pelajar memandang rendah pedagang, ketika pedagang memberi mereka keuntungan, mereka akan mengambil setiap sen.Selama bertahun-tahun, keluarga Tamael telah

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 139

    "Yang Mulia, mereka memfitnahku. Tamael dan Arjuna bekerja sama. Benar, benar!" Galeo seolah menemukan penyelamat. Dia menunjuk Tamael sambil berkata, "Seperti itu. Kamu dan Arjuna bekerja sama untuk menjebakku. Beberapa gadis ini dibawa dari Rumah Bordil Prianka, 'kan?""Huh!" Tamael mendengus dingin, "ada seorang gadis kecil yang bahkan tidak bisa berjalan di sebuah rumah di ujung Jalan Kura. Tabib sedang memeriksanya. Apakah kamu ingin pergi melihatnya?""Kalau kamu ingin pergi ...." Tamael membungkuk kepada Kepala Daerah. Aku bisa memohon kepada Yang Mulia untuk mengutus dua orang membawamu pergi.""Oh!" Tamael berhenti sejenak, lalu lanjut berujar, "Tadi kamu sudah mengaku bahwa rumah di paling ujung Jalan Kura adalah rumahmu. Aku yakin bukan hanya aku yang mendengarnya, Yang Mulia juga pasti mendengarnya."Wajah Galeo menjadi pucat, keringat dingin keluar dari dahinya.Ketika Tamael datang, dia tidak langsung menyuruh ketiga gadis itu masuk, melainkan sengaja mendekati Galeo.Ter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 140

    Arjuna tersenyum. "Memang kamu yang memberitahuku."Dinda mengatakan bahwa dia dimasukkan ke dalam tong kayu oleh Galeo. Tong itu terus jatuh hingga bisa mendengar gema. Kulit Dinda juga terlalu pucat.Berdasarkan beberapa petunjuk di atas, Arjuna menyimpulkan bahwa Dinda dan yang lainnya dikurung di dalam sumur kering tak bercahaya.Dinda juga mengatakan bahwa setiap kali mereka pergi mencuri, mereka akan berkumpul di Kuil Mizu.Ketika mereka sampai di sana, Galeo mengikat dan menutup mata mereka, kemudian menarik mereka ke sebuah kereta sapi yang rodanya penyok.Dinda yang duduk di dalam kereta mulai berhitung karena bosan, juga ingin melupakan rasa sakit pada tubuhnya. Setelah kereta sapi itu berguncang sebanyak 836 kali, kereta itu akan berhenti.Berdasarkan informasi ini, Arjuna menentukan bahwa kereta sapi itu menuju ke kota kabupaten.Karena Dinda dapat merasakan penyoknya roda kereta sapi, itu membuktikan bahwa jalannya mungkin datar. Jika jalannya datar, pasti jalan di kota ka

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 214

    Saat mendengarkan, Arjuna merasa ada yang janggal."Tante, dari mana kamu mendapatkan uang untuk membeli begitu banyak barang kemarin?"Kemarin Arjuna juga mendengar penduduk desa mengatakan bahwa barang yang dibawa oleh Bulan kali ini adalah yang terbanyak dalam beberapa tahun terakhir."Aku ...." Bulan memainkan kedua tangannya.Dia sedikit canggung serta gugup.Pada saat ini, Arjuna menyadari tidak ada satu pun perhiasan di kepala Bulan.Bagaimana mungkin seorang istri dari keluarga kaya tidak mengenakan perhiasan apa pun di kepalanya?"Tante ...."Arjuna mencoba memperlambat suaranya. "Apakah kamu menggadaikan semua perhiasanmu?""Ti ... tidak. Aku tidak memakai perhiasan karena ....""Tante." Arjuna memegang tangan Bulan sambil berkata dengan tulus. "Aku ini Arjuna yang dulu paling kamu sayangi. Beri tahu aku situasi yang kamu hadapi sekarang. Aku akan menyelesaikannya bersamamu."Membantu Bulan juga supaya Arjuna tidak merasa bersalah terhadap tubuhnya ini."Arjuna." Mata Bulan b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 213

    "Tapi Tante benar-benar tak punya jalan lain, Arjuna."Bulan membuka matanya, kemudian menangis dengan pilu.Alsava bersaudari yang berada di luar kamar mendengar suara dan ingin masuk, tetapi dihentikan oleh Arjuna.Pada saat ini, hal terbaik adalah membiarkan Bulan menangis sepuasnya dan mengeluarkan semua emosi yang terpendam dalam hatinya.Setelah Bulan berhenti, Arjuna tidak menanyakan apa pun padanya. Dia hanya membawa sup ikan ke depan Bulan seolah tidak terjadi apa-apa."Tante, ayo minum sup ikan ini dulu. Aku membuatnya untuk pertama kali, entah enak atau tidak. Setelah Tante minum, beri aku kritik."Arjuna memang membuat sup tahu kepala ikan untuk pertama kali di zaman ini.Bulan berhenti minum setelah menyesap beberapa teguk."Kenapa?" Arjuna sedikit gugup. "Apakah tidak enak?""Bukan ...."Bulan tiba-tiba menangis lagi, tetapi kali ini dia menangis sambil tersenyum. "Kak, kamu dan kakak ipar bisa tenang. Sekarang Arjuna benar-benar menjadi anak baik.""Hei, Tante membuatku

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 212

    "Oh."Dinda berjalan ke luar dengan murung."Aish!" Daisha menggelengkan kepalanya. "Anak itu makin nakal saja. Semua karenamu, Tuan.""Adakah?""Kenapa tidak ....""Daisha, apakah kamu ingin belajar cara membuat sup tahu kepala ikan yang baru saja aku buat? Aku akan mengajarimu besok.""Tuan, kamu mengalihkan topik lagi.""Jadi, apakah kamu ingin belajar? Aku akan berhitung sampai tiga, kalau kamu tidak mau belajar, ya sudah.""Satu, dua, ....""Mau, tentu saja aku mau belajar!""Kalau begitu, berhentilah mengomeliku.""Tuan ...." Daisha cemberut sambil mengerutkan kening.Daisha tampak sangat lucu dan menawan sehingga Arjuna ingin menciumnya.Namun, hari ini bukan waktu yang tepat. Dia memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan.Arjuna memasak beberapa hidangan lagi.Dia mengambil semangkuk sup ikan, lalu menaruhnya di atas nampan."Kalian makan dulu saja, tidak perlu menungguku."Arjuna membawa sup ikan yang ada di atas nampan ke kamar samping.Setelah meletakkan sup ikan di at

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 211

    Bulan yang berbaring di atas tungku masih belum sadar.Arjuna membungkuk untuk mengamati Bulan.Denyut nadi Bulan kuat, napasnya teratur, jadi seharusnya tidak ada masalah. Beberapa saat kemudian, Bulan akan bangun dengan sendirinya."Disa, Daisha, kalian berdua temani Tante tidur di kamar ini malam ini."Arjuna takut Bulan akan mencoba bunuh diri lagi bila dia tersadar pada tengah malam.Disa pandai bertarung sehingga dia dapat menghentikan Bulan dari melakukan hal-hal bodoh.Namun, Disa memiliki kepribadian pemarah dan terus terang, mudah impulsif, tidak dapat menghibur atau membujuk orang lain.Jika Bulan bersikeras melakukan hal bodoh, mengingat kepribadian Disa, dia akan membuat Bulan pingsan lagi.Dia tidak terlatih sehingga tak bisa mengendalikan kekuatannya.Daisha berbeda. Dia memiliki kepribadian yang lembut, teliti, suara yang lembut dan menyenangkan. Dia adalah orang yang paling cocok untuk menghibur Bulan."Aku juga mau menemani Tante."Sebelum Arjuna menyetujuinya, Dinda

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 210

    "Tuan, kamu mau pergi ke mana?"Daisha mengejar Arjuna."Tuan." Disa yang sedang memotong kayu di halaman, menghentikan Arjuna."Oh ya!"Arjuna menggunakan kesempatan itu untuk menarik Disa. "Disa, ikut aku.""Ke mana?""Gunung belakang.""Untuk apa ke sana?""Aku juga tidak tahu, kamu ikut saja." Arjuna berharap firasatnya salah.Setelah beberapa saat kemudian, Arjuna dan Disa tiba di persimpangan jalan."Sekarang kita mau ke arah mana, Tuan?"Arjuna mengangkat pandangannya, melihat ke depan.Ada dua arah jalan, keduanya mengarah ke gunung belakang desa. Satu di sebelah timur, satu lagi di sebelah barat."Di arah mana aku terjatuh ke jurang? Cepat bawa aku ke sana.""Kenapa kita pergi ke sana, Tuan?""Jangan tanya, cepat bawa aku ke sana!"Bahkan Arjuna sendiri tidak tahu mengapa dia ingin pergi ke sana.Hanya firasat."Tuan, apakah kamu baik-baik saja?" Disa tiba-tiba berhenti melangkah. Dia menatap Arjuna dengan bingung.Kenapa Arjuna mau pergi ke tempat itu?Apakah dia ingin jatuh

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 209

    Ketika Arjuna sadar kembali, dia mendapati wajahnya basah.Dia menangis.Arjuna yang dulu mulai merusak dirinya sendiri setelah Bulan menikah.Sebelum jatuh ke jurang, Arjuna yang dulu selalu menghindari Bulan setiap kali Bulan pulang ke rumah orang tuanya.Dia tahu bahwa perilakunya tidak baik dan takut Bulan akan kecewa padanya.Karena Arjuna selalu menghindari Bulan sebelumnya.Ketika Bulan pulang kali ini, Oki hanya memanggil Keluarga Arkana, tidak memanggil Arjuna untuk kumpul bersama.Anak perempuan yang sudah menikah tidak boleh bermalam di rumah orang tuanya.Setelah makan di rumah Shaka, Bulan akan kembali ke rumah suaminya.Kali ini, Bulan bertindak sedikit tidak biasa. Dia membawa sebuah kantong besar menuju rumah Arjuna tanpa menghiraukan larangan Oki dan Shaka.Bulan berdiri di depan rumah Arjuna, melihat rumah yang baru saja direnovasi. Dia begitu gembira hingga menangis sambil bergumam sendiri."Benar, mereka tidak membohongiku. Arjuna benar-benar sudah menjadi baik. Dia

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 208

    Hari kedua sekolah diliburkan.Setelah berlatih kaligrafi selama setengah hari, Arjuna merasa punggung dan pinggangnya sedikit pegal. Dia meletakkan kuas di tangannya, kemudian berjalan ke halaman untuk meregangkan otot-ototnya.Tidak lama setelah tiba di halaman, Arjuna mendengar suara berisik dari sebelah.Pasti ada orang yang mengirim sesuatu untuk keluarga Shaka lagi.Berita bahwa syair Shaka sangat dipuji oleh Cakra, bersama dengan berita syair Arjuna, menyebar ke beberapa desa terdekat.Sementara semua orang mengolok-olok Arjuna, mereka juga memuji Shaka dan makin yakin bahwa Shaka akan diterima di sekolah menengah atas kelas.Orang-orang datang memberikan hadiah kepada Shaka sangat banyak seperti sebelumnya."Tante pulang! Tante pulang!"Suara putra sulung Shaka, Zafa, terdengar dan berhasil menghentikan Arjuna untuk masuk ke rumah.Tante?Tante Zafa berarti tante Arjuna juga.Bayangan seorang wanita bertubuh tinggi, berpakaian rapi dan anggun, serta bertatapan ramah muncul di b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 207

    Setiap Festival Musim Semi, sebagian keluarga gembira, sementara sebagian lainnya murung.Karena tidak semua orang akan memperoleh hasil yang baik setelah bekerja keras selama setahun.Begitulah adanya. Saat orang masih kecil, mereka sangat menantikan Festival Musim Semi. Namun makin dewasa, mereka makin tak menyukai festival ini.Karena Festival Musim Semi itu memusingkan.Di awal musim, mereka menetapkan resolusi untuk menabung sejumlah uang, serta menyelesaikan hal-hal penting dalam tahap kehidupan tertentu.Hanya saja mayoritas orang melebih-lebihkan kemampuan mereka dan meremehkan kejamnya waktu.Waktu tidak akan berhenti untukmu hanya karena kamu miskin.Tidak peduli seberapa pagi kamu bangun dan seberapa larut kamu tidur, seberapa keras kamu bekerja setiap hari, hidupmu tetap tidak membaik dan kamu masih terus berjuang.Setelah setahun bekerja keras, kamu menoleh ke belakang, lalu menemukan bahwa kamu masih belum punya apa-apa.Namun, pemandangan di Desa Embun tahun ini sangat b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 206

    Sekolah Pelita menerbitkan kisi-kisi setiap tahun. Soal dalam kisi-kisi sering kali memprediksi soal ujian tahun berikutnya. Meskipun tidak persis, jenis soalnya sangat mirip.Dapat dikatakan bahwa siswa yang mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita seperti mendapat bantuan tambahan.Para pelajar dari sepenjuru Kerajaan Bratajaya berlomba-lomba mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita. Akan tetapi, sekolah tersebut biasanya hanya memberikannya kepada pelajar di sekolah sendiri.Sekolah itu hanya menerima dua puluh siswa setiap tahun. Selain itu, mereka hanya menerima orang yang berjodoh.Sekalipun orang itu berkuasa, jika kepala sekolahnya merasa bahwa dia tidak berjodoh, maka dia akan ditolak."Benar, tapi kakakmu bilang itu bukan yang asli, hanya salinan.""Salinan juga tidak apa-apa. Ayah, cepat minta Kakak untuk mengantarnya kemari. Tidak!" Shaka segera menggelengkan kepala."Ayah, besok suruh seseorang untuk menyampaikannya kepada Kakak. Katakan bahwa aku menginginkannya besok.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status