Home / Romansa / Sang Janda dan Para Pria Penggoda / Chapter 1 : Selamat Tinggal Masa Lalu

Share

Sang Janda dan Para Pria Penggoda
Sang Janda dan Para Pria Penggoda
Author: VERARI

Chapter 1 : Selamat Tinggal Masa Lalu

Author: VERARI
last update Last Updated: 2022-12-02 21:16:04

Suara tiga ketukan palu bergema di seluruh ruangan. Saat ini Renata Cahyani yang belum lama menginjak usia dua puluh lima tahun resmi berstatus janda cerai. Setelah menjalani rumah tangga dengan Dhani Adrian yang hanya bertahan satu setengah tahun.

Duduk di sampingnya, sang mantan suami tersenyum lebar setelah mendengar putusan hakim. Rena berusaha keras memasang wajah datar.

Bagaimanapun juga, Rena pernah sangat mencintai pria itu. Tidak mungkin ia tak merasa sakit hati.

"Makasih, Sayang- Ups, maksudku Rena. Semoga hidupmu jadi lebih baik tanpa aku."

Rena berlalu tanpa sepatah kata pun. Bagaimana bisa orang yang dulu bersumpah setia sehidup semati semudah itu mencampakannya?

"Dasar laki-laki nggak tahu diri!"

Setiap langkah meninggalkan pria itu, ia kembali teringat kenangan indah saat masih bersama. Ketika pertama kali Dhani mengucap kata cinta di depan banyak orang di kampus mereka berdua menempuh pendidikan.

Setelah satu tahun berpacaran, Dhani mengenalkan Rena kepada keluarganya. Bukan hal yang mudah bagi Rena mengingat keluarga Dhani yang cukup terpandang di kota. Sedangkan ia hanya seorang yatim piatu yang mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah.

"Nak Rena, kami akan mendukung kalian. Jangan merasa minder walaupun keluarga Nak Rena nggak punya status apa-apa," ujar calon sang ibu mertua.

"Ibu! Nak Rena sudah nggak punya orang tua!" balas ayah mertua.

Sebelumnya Rena berpikir kata-kata mereka merupakan sebuah bentuk perhatian. Namun sekarang hanya terdengar seperti hinaan menyakitkan.

Setelah menikah, baik ibu atau ayah mertua selalu tak puas dengan apa pun yang ia lakukan. Terlebih karena mereka hidup seatap selama berbulan-bulan.

Dari hal kecil seperti masakan kurang garam, setitik debu yang belum dibersihkan atau cucian yang masih sedikit bernoda. Semua menjadi kesalahan Rena.

"Kalau dipikir-pikir lagi, mereka sampai memecat pembantu sejak aku jadi menantu. Dan sejak awal jadi suamiku pun Dhani nggak melakukan apa-apa untuk membela." Rena tersenyum getir.

Untungnya Dhani mendapat pekerjaan baru di kota sebelah. Ia akhirnya terlepas dari belenggu sang mertua.

Kala itu Rena sungguh bahagia. Tak kurang dari enam bulan ia diperlakukan layaknya pembantu. Akhirnya ia bisa bebas melakukan banyak hal yang tadinya tak boleh dilakukan.

Berpakaian sedikit terbuka dikata perempuan tak punya aturan. Pakai uang belanja hanya lebih beberapa ribu saja dibilang istri pemboros. Bahkan Rena membeli semua kebutuhan pribadi menggunakan uangnya sendiri.

Benar, orang tua Dhani cukup kolot!

Meskipun demikian, ayah Dhani tetap membelikan rumah baru untuk mereka. Awalnya Rena mengira rumah itu menjadi lembaran baru kehidupan rumah tangganya.

Seperti pasangan baru menikah pada umumnya, hubungan mereka semakin dalam dan penuh kemesraan. Setiap pagi, selepas suami pulang kerja dan malam sebelum beristirahat mereka selalu bercumbu.

Namun setelah sepuluh bulan menikah, tingkah laku sang suami berubah. Dhani jarang menyentuh Rena dan sering lembur sampai malam.

Hubungan suami istri yang dilakukan sehari berkali-kali berkurang menjadi sekali setiap hari. Lalu berkurang lagi jadi tiga kali seminggu. Dan akhirnya dari seminggu sekali, sang suami tak lagi menyentuhnya.

"Mau langsung tidur lagi, Mas?"

Dhani tak menjawab. Rena tahu suaminya hanya berpura-pura tidur. Tapi hari itu ulang tahunnya dan ia ingin pelukan sang suami tercinta.

"Mas kan tahu sekarang hari apa." Rena memeluk suaminya dari belakang.

Dhani menghempaskan tangan Rena dengan kesal. "Tadi sudah dirayain bersama kan! Sudah dibeliin kalung, dikasih kue, mau apa lagi?!"

Rena terkejut dengan jawaban kasar suaminya. Selama ini Dhani selalu bersikap baik. Meskipun lelah, belum pernah ia meninggikan suara.

Matanya berkaca-kaca menyadarkan sang suami. Tapi Dhani hanya kembali tidur setelah minta maaf sekedarnya.

Rena tak menyerah begitu saja. Ia kembali mendekap sang suami. Dhani yang kian jengkel akhirnya mencumbu Rena dengan kasar malam itu. Dan sekaligus menjadi cumbuan yang terakhir.

Beberapa bulan kemudian Dhani sering dinas ke luar kota. Terkadang sampai berhari-hari tak pulang ke rumah. Komunikasi mereka juga menjadi semakin berkurang.

Pada suatu sore, entah apa yang membuat Rena tiba-tiba datang ke kantor suami. Di sana pula ia melihat Dhani sudah ada di kantor bersama seorang perempuan yang dipikirnya hanya rekan kerja saja.

Rekan kerja yang terlalu dekat dengan sang suami.

Si perempuan mendekat kepada Dhani. Entah apa yang ia bisikkan, Dhani lalu melingkarkan lengan di pundak perempuan itu. Mengelus rambut panjangnya dengan penuh kasih sayang.

Rena buru-buru menelepon Dhani. "Mas pulang kapan?"

"Besok. Kenapa?"

Tubuhnya bergetar, air mata mulai menetes. Namun ia berusaha mempertahankan nada suara.

"Kok ada suara perempuan?" tanya Rena bohong.

Jelas-jelas Dhani tengah menutup mulut si perempuan dengan jemarinya. Perempuan itu lantas mencium telapak tangan suaminya.

"Ya lagi kerja di tempat umum masa semua harus laki-laki?! Sudah, nanti telepon lagi! Masih banyak kerjaan di sini!"

Dunianya seakan runtuh hari itu. Ia mencoba untuk bersikap tenang namun gagal. Rena menangis sejadi-jadinya tak peduli dengan orang-orang lewat yang menatap aneh padanya.

Seseorang berhenti untuk memberikan sapu tangan. "Mbak, nggak apa-apa? Apa ada yang sakit?"

Ia tak memedulikan pertanyaan orang itu. Langkahnya hanya mengikuti sang suami yang meninggalkan tempatnya dengan si perempuan yang bergelayut manja.

Wajah Rena memucat tatkala mendapati pria yang merupakan cinta pertamanya memasuki hotel dengan si perempuan. Dari kejauhan ia bisa melihat sang suami dan perempuan itu memasuki kamar yang sama. Di ambang pintu Dhani mencium bibir perempuan itu.

Rena segera berlari keluar hotel. Menepuk-nepuk dadanya yang terasa seperti tertusuk ribuan jarum.

Kakinya tak sanggup lagi untuk melangkah. Ia hanya bersimpuh seperti anak kecil yang tersesat.

"Mari saya antar pulang saja, Mbak."

Pria tadi ternyata masih membuntuti. Dan pria itu juga yang mengantar kembali ke rumah dengan selamat.

Sampai sekarang Rena menyesal tidak memperhatikan orang itu dan belum sempat mengucap terima kasih. Hanya tersisa sapu tangan si orang asing yang masih disimpannya.

Hari berikutnya, Rena mengatakan apa yang ia lihat kemarin. Ia ingin mendengar penjelasan suaminya.

"Ka- kamu pasti salah lihat." Dhani membuang muka untuk menutupi ekspresinya.

"Aku nggak buta, Mas! Jelas-jelas itu kamu! Aku lihat sendiri kamu mencium pelacur itu!"

"A- apa?!" Dhani memandangi Rena dengan sikap mengancam, "Siapa yang kamu panggil pelacur?"

"Kalau bukan pelacur apa namanya?! Pelakor nggak ada bedanya dengan pela-"

Tamparan keras mendarat di pipi Rena sebelum ia bisa menyelesaikan ucapan. Rena menitikkan air mata.

Seumur-umur baru kali ini ada orang yang menamparnya. Dan itu suaminya sendiri!

"Jaga mulutmu! Dia perempuan baik-baik!" Dhani kelepasan bicara.

"Mas... Bisa-bisanya kamu setega ini sama aku!"

Rena menangis histeris memukul dada suaminya. Dhani menggertakkan gigi melihat tingkah sang istri. Sesaat kemudian Rena sudah terkapar di lantai.

Benar, Dhani memukulnya dengan keras waktu itu. Menendang perutnya sambil mengucap sumpah serapah. Lalu pergi dari rumah dan tak kembali lagi.

Seminggu setelahnya, surat perceraian dari pengadilan dikirim ke rumah. Tanpa melalui mediasi panjang, Rena menerima talak suaminya.

Dhani memberikan rumah tempat tinggal mereka sebagai kompensasi. Agaknya orang tua sang mantan tak terima dan saat ini berusaha meminta rumah itu kembali.

"Maaf, Bu. Rumahnya sudah laku saya jual."

"Kamu tuh nggak tahu diri sekali rupanya!"

"Yang nggak tahu diri itu anak ibu! Sudah selingkuh, ibu masih membelanya?!"

"Dhani selingkuh pasti ada sebabnya! Pokoknya uang hasil jual rumah ditransfer ke rekening bapak!"

Rena mendecak, "Kalau gitu ibu sewa pengacara buat nuntut saya saja!"

Ia menutup telepon, tak mau mendengar suara mantan mertuanya. Karena gigih menghubungi, akhirnya ia memblokir semua nomer yang berhubungan dengan mantan suami.

Sebenarnya Rena belum menjual rumah yang tak seberapa besar itu. Ia baru saja akan pergi ke kantor real estate sebelum ibu mertua menelpon. Dan tak peduli berapa pun yang akan didapatkan, yang jelas ia tak ingin melihat rumah itu lagi!

Rena ingin menghapus semua kenangan dengan sang mantan. Rumah pernikahan berisi kebohongan itu tak layak untuk ditempati!

"Detik ini juga aku sudah melupakanmu! Aku akan membuang semua tentangmu, entah itu barang maupun semua kenangan!"

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Kristanti Marikaningrum
Luar biasa... Wanita yang kuat...
goodnovel comment avatar
Usman
wjwjeiejejoaia
goodnovel comment avatar
chick
suka bgt sama Rena. suami selingkuh buang aja ke laut gk perlu ditangisi lama"
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 2 : Sang Janda dan Pemuda

    "Tujuh ratus juta!"Rena berguling kegirangan selepas menghitung berulang-ulang jumlah nol di rekening. Betapa beruntung dirinya. Bukan hanya mendapat uang melebihi harga jual, si pembeli rumah juga memberi voucher menginap tiga hari dua malam di hotel bintang lima.Mendadak ia berpikir perceraian dengan Dhani bukan sesuatu yang buruk. Jika harus menghabiskan seumur hidup dengan peselingkuh itu mana mungkin dia bisa merasakan semua ini.Rena segera beranjak berganti pakaian setelah mendapat pesan singkat dari si pembeli rumah. Berdandan sedikit untuk sang pembeli yang murah hati."Selamat malam." Suara seorang pria mengejutkan dari belakang. Rena sontak berbalik."Maaf saya pasti sudah mengejutkan. Benar dengan Mbak Rena ya?""Benar.""Saya Bagas Sadewa, pengacara yang dikirim untuk mengurus balik nama surat tanah.""Oh, saya kira bakalan ketemu dengan pembelinya langsung.""Mohon maaf sekali lagi, bos saya sedang ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan."Mari silahkan ke meja yang su

    Last Updated : 2022-12-02
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 3 : Tertangkap Basah

    "Maaf," bisiknya. Ricky tak menjawab. Masih sibuk berbicara di telepon.Untung saja Rena tak bisa melihat dalam kegelapan. Wajah Ricky merah padam. Darahnya berdesir oleh sentuhan singkat itu."Mbak tadi ngomong sama aku?" tanyanya sok polos."Nggak, nggak kok. Kenapa mamamu?""Oh, mereka bakalan pulang telat. Air di depan kantornya sedikit meluap."Rena mengintip jam di ponsel muridnya. Sudah lebih pukul sembilan malam. Waktunya anak sekolah untuk beristirahat."Tunggu di sini saja dulu. Tidur di kamar Mbak nggak apa-apa. Nanti Mbak bangunin kalau mamanya sudah datang atau hujannya reda.""Nggak usah, Mbak. Nanti Mbak Rena ketakutan aku tinggalin sendirian di sini." Ricky menyeringai nakal.Ucapannya benar. Rena hanya berbasa-basi menawarinya tidur. Sesungguhnya ia tak suka sendirian dalam gelap, hujan lebat dan berpetir pula!Semakin malam mereka semakin sedikit bicara. Berbanding terbalik dengan hujan yang turun semakin lebat.Kali ini Rena benar-benar menawarkan kamar untuk diguna

    Last Updated : 2022-12-02
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 4 : Gosip

    "Sudah dengar belum, Bu? Katanya si mbak janda yang itu tuh, semalam berdua-duaan sama anaknya Mbak Ratri.""Masa sih? Kelihatannya kalem gitu. Yang bilang siapa?""Mas-mas ronda semalam mergokin mereka.""Aduh, Bu. Zaman sekarang muka kalem nggak tahu dalamannya gimana!""Haa, namanya juga janda. Lama nggak ada pegang, bocah pun diembat!"Gosip para tetangga sampai juga di telinga Ratri. Ibu muda itu meskipun sering bicara blak-blakan, ia tak mudah percaya omongan orang. Apalagi ia kenal dekat dengan wanita yang tengah digosipkan.Sejak les di tempat Rena, nilai anaknya semakin membaik. Sudah hampir sebulan ini ia tak mendapat laporan negatif dari sekolah. Pun Ricky lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dari pada keluyuran dengan teman-temannya yang urakan.Namun omongan para tetangga tetap membuat telinga panas. Karena anaknya sendiri yang jadi topik utama."Sementara ini nggak usah les dulu ya." Ratri akhirnya memutuskan."Kenapa, Ma? Bentar lagi kan ujian!" Ricky memprotes, "Ja

    Last Updated : 2022-12-04
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 5 : Suami Tetangga

    Rena segera melepaskan tangannya. Ia sendiri terkejut dengan gerakan spontan yang membuat orang salah paham."Maaf, Mas. Saya nggak bermaksud...""Nggak apa-apa.""Tunggu sebentar ya.""Iya, Mbak. Nggak usah terburu-buru. Santai saja."Rena melesat masuk ke ruangan lain. Sibuk memindahkan sesuatu di kantong plastik.Sementara Andi dibuat semakin penasaran. Tingkahnya kini mirip seperti anak remaja yang sedang dimabuk cinta."Kira-kira mau disuruh ngapain ya?" wajah dan telinga Andi memerah seperti kepiting rebus membayangkan hal yang tak pantas.Ia ingin melihat apa yang sedang dikerjakan Rena yang meninggalkannya cukup lama. Tetapi ia memutuskan untuk bersabar. Suami Ratri itu kembali senyum malu-malu melihat kemunculan Rena."Ini ada sedikit masakan buat Mbak Ratri." Rena menyerahkan bungkusan berisi makanan. "Saya sendiri yang masak. Semoga Mbak Ratri cepat sembuh."Rena dapat melihat raut wajah Andi yang penuh kekecewaan."Oh, iya. Terima kasih."Ketika Rena menyerahkan bungkusan

    Last Updated : 2022-12-05
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 6 : Lamaran

    "Rena!"Untuk pertama kali Rena lega mendengar suara itu. Andi berlari kencang ke arahnya sembari melempar barang bawaannya di tengah jalan.Pria tadi terkejut mendengar teriakan Andi lalu spontan merenggangkan dekapan. Rena sontak mendorong pria itu ke belakang sampai mereka berdua jatuh terjengkang.Andi sudah semakin dekat. Pria itu mendorong Rena dan melarikan diri secepat kilat."Berhenti!"Andi tak lagi mengejarnya. Ia memilih untuk membantu Rena bangkit dengan nafas terengah-engah."Mbak Rena, ada yang luka?""Ng- nggak ada," Rena mengusap pipinya yang basah, "Terima kasih sekali," kali ini ia mengatakannya dengan setulus hati."Kenapa Mbak Rena pulang sendiri? Untung saya cepat datang!""Ta- tadi-""Sudah, mari saya antar pulang. Saya ambil barang saya dulu di belakang.""Sa- saya ikut, Mas," Rena mencubit pleat kemeja Andi.Rena masih sangat ketakutan. Tangannya gemetaran hebat. Wanita itu tak menolak ketika Andi menggand

    Last Updated : 2022-12-06
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 7 : Pengusiran

    Rena tercengang dengan perubahan sikap Andi yang mendadak. Bisa-bisanya pria yang mengaku ingin menolong kini berbalik menuduh."Mas Andi ngomong apa barusan?"Ayah Ricky itu membenarkan kancing kemejanya yang baik-baik saja, "Mbak Rena, saya sudah bilang kalau saya ini punya istri!"Sang janda melotot padanya lalu memalingkan muka ke arah Lastri yang kian mendekat, "Ini nggak benar, Bu! Bu Lastri pasti juga lihat Mas Andi yang mendorong saya, bukan?"Lastri jelas-jelas menyaksikan keduanya sedang berpelukan tadi. Sebelum ia memergoki mereka. Entah siapa yang memulai ia tak melihatnya.Namun satu hal yang ia tahu selama bertetangga lima belas tahun dengan keluarga Ratri, Andi tidak pernah berbohong. Pria kantoran itu terkenal rajin beribadah, selalu membantu orang yang kesulitan dan tidak pernah sekali pun melirik wanita lain. Setidaknya di kompleks mereka."Bu, saya hanya ingin memberi Mbak Rena makanan untuk balasan waktu lalu Mbak Rena memberi istri s

    Last Updated : 2022-12-07
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 8 : Pengakuan

    "Saya boleh bicara?" tanya Rena dengan sikap tenang."Silakan." Pak Ridwan kemudian menghentikan protes warga."Kalau warga di sini nggak nyaman dengan keberadaan saya, maka saya akan segera angkat kaki. Tapi yang perlu kalian ingat, saya sama sekali nggak ada niat buat menggoda suami atau anak-anak kalian!"Rena bangkit dan menatap orang-orang di sekelilingnya. "Kalau suami ibu-ibu tergoda dengan perempuan lain, jangan hanya salahkan perempuannya. Tapi salahkan juga para suami yang nggak bisa menjaga hasrat dan pikiran!"Ucapannya hanya dibalas dengan seringai sinis dan merendahkan. Rena dapat menyaksikan beberapa wanita mengumpat dengan matanya."Atau mungkin ada yang salah dengan sikap ibu-ibu jika suaminya tergoda perempuan lain. Benar bukan, Mbak Ratri?" Rena mengembalikan ucapan Ratri dulu.Mulut Ratri terkatup rapat. Ekspresinya mengeras ketika sadar ia tak bisa menanggapi ucapan Rena.Sesungguhnya Rena ingin tetap diam. Tapi ia tak terima jik

    Last Updated : 2022-12-08
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 9 : Calon Istri

    Kilatan petir menerangi jalan. Kini terlihat jelas wajah sosok pria yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.Ketukan pintu samar terdengar. Rena segera beranjak menemui pria itu."Astaga! Mas Bagas bikin aku ketakutan setengah mati!""Kejutan!" Bagas tertawa renyah."Kenapa hujan-hujanan? Kok tadi nggak kasih tahu mau datang?""Tadi waktu teleponan, aku sudah di dekat sini sama teman kantor. Sekarang mobilku dia bawa buat ambil barang. Boleh nunggu di sini sebentar?""Masuk, Mas. Ya ampun, basah gitu bajunya.""Boleh pinjam baju?" Bagas menyeringai, "Nggak, bercanda! Hahaha.""Aku nggak punya baju yang muat buat Mas Bagas. Coba aku pinjam ke tetangga dulu ya.""Nggak usah, bentar lagi temanku juga datang."Rena tak memedulikan jawaban Bagas dan bergegas mengambil payung yang dibawa Bagas tadi ke rumah Pak Ridwan. Setelah tiga ketukan, Bu Tiara, istri Pak Ridwan membukakan pintu."Pak Rid-"Rahang Bu Tiara mengeras dan matanya me

    Last Updated : 2022-12-09

Latest chapter

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 103 : Akhir yang ...

    "Nggak... Itu nggak mungkin.""Apanya yang nggak mungkin? Kenapa kamu ke sini?""Aku pikir ada masalah karena Billy meliburkan semua orang. Ternyata bukan hanya masalah. Tetapi masalah besar!" Kilatan di mata Aurora berubah. Ia bukan orang bodoh yang tak tahu situasi."Mama? Kenapa Mama ada di sini?" Billy muncul dari pintu."Kamu juga ada di sini? Jangan bilang... Kamu nggak mengejar Rena lagi karena...." Aurora kehilangan kata-kata."Apa yang mau Mama katakan?""Nggak, itu nggak mungkin." Aurora menggeleng-geleng tak percaya.Ingatan Aurora kembali ke malam itu. Ketika ia menemui Widya untuk mengatakan jika ia telah memenangkan David.Widya tengah menunggu di seberang jalan stasiun yang saat itu belum begitu ramai. Wanita itu terkejut melihatnya alih-alih David yang telah lama dinanti."Mau apa kamu ke sini, Aurora?""Untuk membayar kesalahan suamiku padamu.""Apa maksudmu?""David nggak akan pernah kembali padamu, Widya. Dia nggak akan mau meninggalkan semua fasilitas yang ia milik

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 102 : Piknik Keluarga

    Rena gemetaran dalam dekapan Joshua di sampingnya. Ia takut menunggu reaksi ayah kandungnya.David hanya membuka mulut tak begitu percaya kata-kata Billy. Kemudian Billy menyodorkan hasil tes DNA yang diberikan Oliver saat di pulau waktu itu.Semua orang bisa tahu, Billy lah yang meremas-remas kertas itu sampai kusut dan sobek di beberapa bagian. Untungnya, hasil tes DNA masih bisa terbaca.Probabilitas David Ethan sebagai ayah biologis dari Renata Cahyani adalah 99,999%."A-apakah ini nyata?" David berdiri sambil memandangi Rena."Si tua Oliver itu yang melakukan tes DNA diam-diam. Nggak tahu dapat sampel dari mana."Air mata David kembali meleleh. "Kamu... Rena... Kamu anakku dan Widya? Oh Tuhan, ini pasti keajaiban!" David bersimpuh seperti orang yang sedang berdoa.Reaksi David membuat hati Rena bergejolak. Ia menyembunyikan wajah ke dalam jaket suaminya. Ada rasa senang sekaligus malu."Jadi... Bayi ini cucuku?""Iya, Pa. Tadinya dia akan menjadi anak tiriku, ternyata malah jadi

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 101 : Rahasia Aurora

    "Papa menyesal selama ini hanya diam saja, sedangkan papa tahu semua perbuatan burukmu." Mata David berkaca-kaca. "Papa merasa gagal sebagai seorang ayah. Maafkan papa, Bill."Mulut Billy sedikit terbuka, hampir mengucap sesuatu. Tapi David lebih cepat memotongnya."Papa tahu perbuatanmu dan Aurora demi untuk mendapatkan keinginan kalian. Tapi ini nggak benar, Billy. Belum ada sejarahnya seorang pria di keluarga kita menjadi suami kedua."Billy terkekeh-kekeh. "Aku hampir tergoda dengan usulmu, Pa.""Maaf, mengecewakan, Om. Tapi saya nggak akan pernah rela membagi istri saya dengan lelaki lain," tegas Joshua."Lalu..."Rena segera memotongnya, "Mari kita selesaikan makanannya dulu. Setelah ini baru bicara."Tiga puluh menit kemudian, di atas meja makan hanya tersisa minuman. Tak ada salah satu dari mereka yang memulai pembicaraan.Suara khas bayi milik Ethan dari dalam kereta dorong bayi memecah keheningan. Joshua menirukan suara anaknya. Lagi-lagi sibuk memeriksa gigi Ethan dan tak m

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 100 : Bertemu Ayah Kandung

    Joshua mencengkeram kemudi dengan erat ketika melihat istrinya memeluk pria lain. Meskipun tahu siapa Billy bagi istrinya."Ah, bikin nggak tenang."Joshua membanting pintu mobil dengan kencang. Ia pun berjalan menghampiri mereka berdua yang tak sadar oleh kehadirannya.Setelah mendengar pengakuan Billy dan Rena, Joshua mundur teratur agar tak ketahuan mencuri dengar. Ia menyesal sudah marah-marah dan curiga berlebihan."Mereka lagi shooting sinetron? Mantan pacarku tercinta ternyata anak kandung Papaku?" Joshua terkekeh oleh leluconnya sendiri."Itu sama sekali nggak lucu, Josh! Istrimu sedang sedih!" Ia membentak dirinya sendiri.Sementara itu, Rena tengah menyeka air mata Billy. "Sudah, jangan menangis lagi.""Apa yang kamu inginkan sekarang, Rena?""Maksudmu? Tentang apa?""Mamaku. Dia yang sudah...""Aku nggak tahu, Bill. Aku marah sekali waktu tahu ibuku meninggal karena mamamu. Aku bahkan belum pernah bertemu dengannya dan memanggilnya ibu." Rena kembali terisak."Katanya janga

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 99 : Kakak Adik

    Tangan Rena bergetar hebat dan hampir menjatuhkan satu ikat kertas di tangannya. Joshua sigap menggenggam kedua tangan istrinya."I- ini... I -ini pasti salah. Nggak mungkin mereka orang tuaku, Josh!""Shhh, shhh... Mau dibaca dulu keterangan di belakangnya? Haruskah aku yang membacakannya untukmu?"Rena mengangguk.Joshua mengambil kertas itu dengan posisi duduk yang masih sama. Membalik foto pernikahan Aurora dan David, lalu mulai membaca isi dalam dokumen itu."Nama ayah kandungmu David Ethan dan nama ibumu Widya Cahyani."Rena membungkam mulut dengan kedua tangannya sendiri. "Apa ibuku...." Rena terisak."25 tahun yang lalu, David melayangkan gugatan perceraian kepada Aurora. Karena David mengetahui perselingkuhan Aurora dengan..." Joshua tiba-tiba mengumpat."Dengan siapa, Josh?""Aditya Wijaya, ayah Gladis."Rena menatap sang suami tak percaya."Sejak itu, David sering tak pulang. Dia bahkan membeli rumah sendiri. Dan selama satu tahun, David diam-diam berhubungan dengan Widya,

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 98 : Orang Tua Rena

    Di ruang keluarga Gavin, para anggota keluarga masih berbincang-bincang. Kemudian mereka dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang tak terduga."Aurora Volker! Bagaimana dia bisa masuk ke sini?!" Teriak James."Aku nggak pernah mengundangmu ke rumahku, Nyonya Volker," kata Peter."Aku yang menyuruhnya datang!" Seruan Oliver membuat semua orang terdiam. "Ikut aku, Nyonya Volker."Aurora membuntuti Oliver ke arah ruang kerja Peter. Wanita itu sama sekali tak memandang satu pun anggota keluarga Gavin yang lain. Jika bukan karena Oliver memiliki kartunya, mana sudi ia menginjakkan kaki di tempat ini."Langsung saja, katakan apa yang ingin Anda sampaikan," kata Aurora dengan sikap menantang."Kamu memang Volker sejati. Nggak terlihat gentar walaupun dalam hati ketakutan." Oliver terkekeh-kekeh."Aku sibuk, Tuan Besar Gavin. Kalau hanya mau basa basi, bilang saja ke sekretarisku.""Baik, baik." Oliver duduk berhadapan dengan Aurora. "Aku sudah memberi tahu Billy Volker tentang rahasiamu.""

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 97 : Pria Sejati

    Meskipun hari mulai gelap, para tamu masih memenuhi hotel. Tempat acara diperluas sampai ke dalam karena semakin banyak tamu yang datang. Sebab beberapa orang mendapat undangan di jam yang berbeda.Di sebuah layar di dalam hotel, rekaman Joshua dan Rena tadi diputar berulang-ulang. Orang yang baru datang pun bisa tahu acara yang sesungguhnya bukan hanya ulang tahun perusahaan.Rena dan Joshua duduk di sofa paling depan. Memberi salam dan berjabat tangan dengan para tamu silih berganti. Seperti pengantin baru pada umumnya.Kelompok yang pernah bertemu Rena di bar dulu ikut bergabung. Berfoto-foto lalu mengobrol seru."Ya ampun, aku nggak pernah menyangka kamu mau sama dia, Ren!""Iya, astaga! Kasihan sekali hidupmu!""Kalian mau dipecat, hah?!" Sentak Joshua.Para pria dan wanita itu cukup dekat dan terbiasa bersikap kurang ajar pada atasannya di luar kantor. Tapi mereka cukup sopan dan tahu posisi masing-masing saat bekerja.Mereka terus saja menggoda Joshua sampai wajah suami Rena it

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 96 : Nyonya Gavin

    Seminggu berlalu, pesta pun tiba. Hari ini tepat satu tahun ulang tahun pernikahan Rena dan Joshua. Sekaligus merayakan kelahiran Ethan meskipun telah 3 bulan berlalu.Acara diselenggarakan di halaman belakang Hotel Gavin sore ini. Para tamu undangan telah memenuhi area hotel.Oliver dan para tetua Gavin yang memasuki area diiringi tepuk tangan para undangan. Banyak karyawan yang belum tahu sosok Oliver Gavin itu. Sebab Oliver jarang sekali keluar pulau."Wah, kakeknya Pak Josh tampan sekali," ujar Cynthia."Betul... betul... Aku mau tuh jadi istri kedua," tukas wanita lainnya."Itu Alexa ada di belakang mereka. Dengar-dengar acara ini juga untuk merayakan pesta cucunya. Jangan-jangan beneran tuh Pak Josh mau menikah dengan Alexa."Sabrina mengerutkan kening tak suka. "Aku nggak pernah dengar tuh. Lagi pula di undangan cuma merayakan hari jadi Gavin Corp saja. Jangan banyak gosip kalian!""Eciee, yang tiap hari masakin calon suami," goda Ririn, teman Sabrina.Karyawati di Gavin Corp t

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 95 : Masak Garam

    "Kamu mau bilang dia istrimu?""Siapa lagi kalau bukan dia?""Jangan gila, Josh! Tadi bilang kalau kamu tahu aku mau ke sini, bukan?""Aku bilang, mungkin tahu tujuanmu ke sini. Mana aku tahu kamu mau datang.""Nggak, nggak. Aku yakin kamu tahu. Lalu kamu mau membuatku cemburu dengan pura-pura tidur dengan perempuan ini, bukan?"Joshua menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Ia sudah berusaha menjelaskan sebaik mungkin tapi lawan bicaranya tak juga mengerti."Jawab, Josh!""Kamu tunggu di luar saja. Aku mau pakai baju dulu."Alexa menangis tapi Ethan menangis lebih keras. "B- bayi siapa itu?""Itu anakku, Lexa."Rena membuai tempat tidur Ethan tapi ia terus menangis keras. Disusui pun tak mau.Rena bisa melihat Alexa terus menangis sambil menatap dirinya. Ia pun menuju ke arahnya. Memamerkan muka Ethan agar Alexa tahu bahwa Joshua tak bohong. Alexa menyumpal mulutnya ketika menatap Ethan."Gendong dia, Josh. Aku pusing," perintah Rena."Sebentar, Mamah. Aku pakai baju dulu." Joshua

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status