"Aku akan mencari tahu," kata James dan dia langsung berdiri.Akan tetapi, seakan Alen tahu bila James akan melakukan sesuatu yang melanggar aturan, pria muda itu segera menahan lengannya, "Duduklah lagi!"James ingin melepaskan diri tapi sayangnya cengkeraman Alen terlalu kuat sehingga dia terpaksa benar-benar kembali duduk. Wajahnya seketika menampilkan ekspresi kesal karena dikekang."Aku tahu kau apa yang akan kau lakukan," kata Alen sambil kedua tangannya masih memegang lengan kanan James.James mendecak lidah, "Huh? Kalau kau tahu, kenapa kau malah menahanku? Biarkan aku mengikuti mereka saja dan kita akan tahu apa yang sedang terjadi."Diego melempar sebuah kentang goreng ke arah wajah James.James mendelik sebal, "Kau ... berani sekali kau!""Tentu saja aku berani, mengapa tidak?" Diego membalas sambil menatap James dengan tatapan menantang.James berkata, "Kalau ini bukan tempat makan, aku sudah meninjumu lagi, Greco."Diego menyeringai, "Kau? Meninjuku? Sekarang saja kau tak
Namun, setelah sang raja Kerajaan Ans De Lou itu menyampaikan semua tawarannya, dia masih tak mendapatkan respon dari Riley. Hal itu membuat sang raja kembali berkata lagi, "Oh, atau kau punya keinginan lain? Jangan khawatir! Aku pasti bisa memenuhi permintaanmu."Riley segera membuat gerakan membungkuk sebagai penghormatan pada raja, Keannu langsung antusias, "Ya, katakan! Katakan apa yang kau mau!""Saya memohon ampun, Yang Mulia. Tapi ... saya tidak menginginkan apapun," Riley berkata dengan nada tegas.Keannu menyipitkan mata, menatap pemuda itu dengan menyelidik, "Tidak mungkin. Kau mau menolak kemurahan hatiku?"Dengan mantap, Riley menjawab, "Ya, Yang Mulia.""Tidak bisa. Kau harus menerima tawaranku," Keannu tiba-tiba memaksa.Riley mengambil napas perlahan dan mengembuskannya sebelum berkata, "Yang Mulia, saya tidak bisa menerima apapun. Namun, Anda tak perlu khawatir. Saya akan tetap menutup mulut saya, saya tidak akan memberitahu apapun dan kepada siapapun mengenai kejadia
Andrew menoleh ke arah pemuda itu, "Sama seperti yang terjadi pada prajurit, dia juga dihukum. Hanya saja, yang tahu seperti apa hukuman itu Raja Keannu dan tentunya Putri Rowena."Mengerikan! Apakah semahal itu harga sebuah kebebasan? Riley membatin."Oh, sudahlah. Kau tak perlu memikirkan masalah itu, yang harus kau lakukan adalah tetap tutup mulut dan fokus dengan latihanmu. Ingat, Wood. Hanya yang terbaik yang bisa menjadi prajurit di sini," Andrew kembali berjalan saat menjelaskan hal itu.Riley pun terdiam dan tak lagi bertanya. Andrew pun tak lagi mengeluarkan suaranya lagi hingga mereka tiba di asrama dua."Ah, ternyata kau banyak memiliki teman yang setia rupanya!" Andrew berkomentar sembari tersenyum.Riley melihat ke arah depan dan melihat tiga teman satu kamarnya sedang berdiri di depan pintu gerbang utama asrama mereka."Ingat pesanku tadi, Wood!" Andrew berkata tanpa menunggu balasan dari Riley.Sang jenderal perang justru cepat-cepat membalikkan badan dan melangkah menj
Ternyata tidak hanya Riley saja yang gelisah. Namun di saat Riley mengedarkan pandang ke arah sekelilingnya, ternyata banyak calon prajurit yang menampilkan ekspresi cemas dan gelisah.Astaga! Memang sebanyak apa calon prajurit yang memalsukan identitas? Dan mengapa mereka juga bisa lolos? Riley membatin penuh tanya.Dia kemudian melihat James mengangkat tangan, Janice pun menyahut, "Ya?""Apa ada perubahan aturan di sini? Bukankah semuanya sudah diteliti sebelum kami masuk ke dalam istana?" Alen mengangguk pada James, setuju dengan apa yang dipertanyakan oleh James.Janice menjelaskan, "Semalam, pihak bagian inspeksi istana menemukan beberapa oknum yang ternyata melakukan kecurangan dengan memalsukan data beberapa calon prajurit.""Dan para calon prajurit itu juga sudah dikirim pulang tadi malam. Hari ini kami akan melanjutkan penyelidikan lagi, selain dari para oknum staf istana yang telah terungkap. Sehingga saya mohon, untuk saat ini Anda semua harus menunggu hasil pemeriksaan si
Janice Grow berhenti beberapa detik, membuat Riley semakin gelisah. "Kalian semua lolos," Janice berkata dengan tegas. Apa? Lolos? Riley membuka matanya seketika, merasa telah salah mendengar. Akan tetapi, kemudian dia mendengar Alen berkata, "Ayo, Riley!" Riley masih terbengong-bengong, ragu akan telinganya. Mana mungkin dia bisa lolos? Namun, James Gardner tiba-tiba merangkul dirinya, "Ayo, kita pergi dari sini, Wood!" Huh? Jadi, dia benar-benar tidak salah mendengar. Dia benar-benar lolos. Tapi, bagaimana caranya? Sebelum pemuda yang masih terlihat agak linglung itu membuka mulut untuk bertanya sesuatu, dia malah mendengar Janice berujar, "Silakan, calon prajurit. Anda semua bisa langsung melakukan latihan di tahap selanjutnya." James sontak menyeret Riley pergi dari gedung itu. Setelah mereka berada di luar gedung, Riley tak sabar mengedarkan arah pandangnya, mencari sosok gadis muda itu. James memperhatikan gerakan aneh Riley dan mendadak mengerutkan kening, "Sia
"Tenang, Riley. Meskipun begitu, kau tetap harus tetap ke sana," Riley bertekad.Dia yang kini bersembunyi di balik tembok besar segera melipat kertas itu lagi dan mulai berjalan dengan masih berhati-hati. Tidak hanya para prajurit saja yang dia hindari, tapi dia juga harus menghindari kamera CCTV.Begitu seperempat perjalanan, dia mengertakkan giginya karena terpaksa harus bersembunyi di balik pohon besar karena melihat rombongan prajurit yang terlihat betah berada di daerah itu."Kenapa mereka hanya berdiam diri di situ?" Riley bergumam pelan.Sayangnya, ternyata prajurit yang berjumlah enam orang tak kunjung pergi dari sana sehingga Riley tak bisa bergerak maju sampai dia menunggu hingga lima belas menit lamanya. Dia pun segera memutar otak, mencari jalan lain."Jalan lain ... melewati tempat tinggal Putri Rowena. Sial! Di sana lebih ketat," Riley bergumam lagi.Namun, dia memilih mengambil resiko itu dan segera memutar badan. Perlahan dia berjalan dan mengambil jalur lain yang ma
"Tidak, Yang Mulia. Tidak seperti itu," Riley membantah cepat-cepat.Rowena memicingkan mata, menatap pemuda itu dengan mata jernihnya, mencoba mencari-cari tanda-tanda kebohongan melalui mata Riley. Namun, ternyata dia tak bisa menemukannya sehingga gadis muda yang masih berusia 18 tahun itu mengangguk."Kalau begitu, katakan yang sebenarnya!" Rowena berujar dengan nada memerintah, khas seorang anggota kerajaan.Riley menimbang-nimbang, membasahi bibir, hingga kemudian memutuskan untuk menjawab, "Saya memang ingin menemui salah seorang staf wanita tapi itu karena ada sesuatu yang ingin saya tanyakan kepada dia, Yang Mulia."Rowena masih menunggu kelanjutan penjelasan Riley itu. Namun, ternyata Riley tak berkata apapun setelah itu."Hm, baiklah. Aku melepaskanmu kali ini," Rowena berkata pelan.Seolah Riley tak menduganya sama sekali, pemuda itu mengangkat kepalanya tiba-tiba, "Yang Mulia. Anda serius?"Rowena mendesah pelan, "Ya. Ini karena kau sudah menyelamatkan aku dan aku bukan o
"Oh, hm ... aku ...."Riley berdeham kecil, menyamarkan kegugupannya. Sementara James menatapnya dengan mata elangnya tanpa berkedip, seakan sedang menginterogasi teman satu kamarnya itu melalui tatapan. Meskipun lampu di dalam kamar itu tidak terlalu terang, keduanya masih bisa melihat dengan jelas dengan sorot cahaya minim. Akan tetapi, tentu saja Riley tidak mau kalah dari James. Dia pun segera memutus tatapan mereka dan memilih untuk lanjut berjalan melewati James yang masih terheran-heran menatapnya. Pemuda itu kemudian duduk di atas tempat tidurnya, sebelum dia berkata, "Aku ... dari luar."James mengembuskan napas dengan kasar dan lompat kembali ke atas tempat tidur empuknya, "Aku tahu kau memang dari luar. Maksud aku, kau dari mana? Tak mungkin kau berjalan-jalan ke luar tanpa tujuan atau arah kan?""Itu yang baru saja aku lakukan," Riley menjawab setelah mendengar perkataan James yang akhirnya malah menjadi sebuah ide untuknya."Omong kosong. Kau tidak mungkin jalan keluar
“Jadi, kalian bisa memberi kami waktu untuk meratapi anggota keluarga kami, bukan? Kalian tidak lupa bukan bahwa Keannu Wellington bukan hanya seorang raja negeri ini, tapi dia adalah kepala keluarga kami. Dia suamiku, ayah dari kedua anakku dan seorang kakek dari cucuku,” kata Monica dengan nada datar tapi tegas.Perkataan sang ratu rupanya berhasil membuat para pejabat istana itu saling lirik dan akhirnya terbungkam.Beberapa di antara mereka tampak mundur beberapa langkah seakan memang benar-benar tidak ingin mengganggu lagi anggota keluarga kerajaan. James Gardner sendiri tersenyum melihat para pejabat istana yang sebagian merupakan jajaran menteri penting itu tidak berkutik di hadapan sang ratu. James tidak bisa tidak terkesan pada kemampuan sang ratu yang mampu membuat orang-orang tunduk atas perintahnya. Hal itu karena menurut James sangatlah langka dan jarang terjadi.Sebelum dia melepaskan jabatannya sebagai seorang wakil jenderal perang, dia telah bertemu dengan begitu ba
Dikarenakan James tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri dan malah terdiam seperti sebuah patung, Rowena langsung melirik ke arah Xylan.Xylan tentu saja mengerti maksud dari kakak perempuannya itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Jenderal Gardner, apa … kau baik-baik saja?”James sontak tersadar dari lamunannya dan mengangguk pada Xylan. Dengan kebingungan yang sedang menguasai pikirannya, dia tetap melangkah masuk ke dalam kamar sang raja.Begitu dia memasuki area itu untuk pertama kalinya, James bisa melihat jasad raja Kerajaan Ans De Lou yang terbaring kaku di atas tempat tidur mewah itu. Dia hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat orang yang pernah bertanggung jawab atas kerumitan hubungan antara ayahnya dan juga ayah Riley itu. Akibat kesalahan raja yang telah wafat itu, hubungannya dengan Riley pun meregang.Akan tetapi, sang raja telah meminta maaf kepadanya dan dia pun telah memaafkan segala kesalahannya sehingga saat itu sudah tidak ada rasa amarah ataupun den
Sebelum James memberikan jawaban atas perkataan Xylan Wellington, sang putra mahkota yang masih sangat muda itu, Xylan telah kembali berbicara, “Jenderal Gardner, aku tahu permintaanku ini sangat berlebihan.”“Dan aku tahu … tujuanmu bersedia kembali ke istana ini adalah demi kakak iparku, namun … aku sangat membutuhkan bantuanmu, Jenderal Gardner,” Xylan menambahkan dengan raut wajah penuh permohonan.James menghela napas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Xylan lemas dan juga kecewa. Tetapi, itu hanya berlangsung sementara karena tidak lama kemudian Xylan mendengar James berkata, “Anda tidak perlu meminta saya sampai seperti ini, Yang Mulia.”Xylan terhenyak. Terlebih lagi James melanjutkan dengan berkata, “Sebagai seorang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou, tugas saya tidak hanya melindungi negeri ini. Tapi juga melindungi kepala pemimpin kerajaan ini.”Mulut Xylan terbuka sedikit karena terkejut mendengar jawaban James yang tanpa sedikitpun keraguan it
“Apa yang sedang terjadi sebenarnya?” Reiner terlihat semakin bingung.Biasanya, jika mereka memenangkan sebuah peperangan, mereka akan disambut dengan begitu meriah.Tidak hanya sejumlah prajurit istana saja yang menyambut mereka, namun juga para pejabat istana serta anggota keluarga kerajaan akan menyambut kedatangan mereka.Akan tetapi, saat itu hanya ada sejumlah prajurit dan prajurit pengawal pangeran saja yang ada di lapangan tempat pesawat mereka akan segera mendarat.Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan yang akhirnya mencuat di kepala para prajurit yang baru kembali dari pertempuran antara hidup dan mati itu. “Apa mereka tidak mendengar kabar kemenangan kita?” celetuk salah seorang prajurit kelas satu dengan nada penuh rasa kecewa.Seorang prajurit kelas dua menanggapi, “Tidak mungkin. Mereka pasti mendengarnya. Ini sebuah kemenangan besar yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak mungkin tidak tahu.”“Betul. Istana pasti telah mengumumkan berita paling membahagiakan i
“Astaga, Xylan! Mengapa kau meragukan dia?” Rowena membalas dengan nada pelan, seolah takut membuat putra kecilnya yang sedang tertidur dalam gendongannya terbangun akibat suaranya yang mungkin terlalu kencang.Xylan menggelengkan kepala, “Aku sama sekali tidak bermaksud meragukan dia. Hanya saja, aku tahu tujuan utamanya kembali ke istana ini, Rowena. Dia ….”“Berhenti berpikir seperti itu! Dia akan sangat kecewa kalau dia tahu ternyata kau meragukan kesetiaannya,” kata Rowena dengan tajam.Rupanya nada suaranya kali itu sedikit agak lebih keras sehingga sang putra, Kharel Mackenzie terganggu tidurnya sampai bocah kecil itu menggerakkan tubuhnya.Rowena pun kembali mencoba untuk membuat pangeran kecil itu terlelap lagi dengan cara menimangnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.Xylan terdiam, seakan dia tahu sang kakak masih belum selesai berbicara.Ternyata memang benar dugaan Xylan. Usai keponakan kesayangannya itu tertidur tenang lagi, Rowena pun berkata lagi, “Xylan, menuru
Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji
Seakan baru tersadar, James sontak mengangguk perlahan, “Kau benar, Rei. Kita … harus kembali ke istana dan menyusun strategi lagi untuk menemukan Riley.”Reiner pun akhirnya bisa bernapas dengan penuh kelegaan.“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini terlebih dulu,” ucap Reiner.James melihat sekeliling area tersebut untuk yang terakhir kalinya. Setelah dia merasa semua usahanya sudah cukup untuk saat itu, dia segera naik ke pesawat yang akan membawanya kembali menuju Kerajaan Ans De Lou.Selama dalam perjalanan, James lebih banyak terdiam.Sementara Reiner dan Ben yang juga berada di dalam pesawat yang sama dengan James berulang kali masih mengajak James berbicara. Namun, pria muda itu tetap memilih untuk diam.Padahal, Reiner ingin menghiburnya dengan cara mengalihkan perhatian James dari masalah Riley yang belum ditemukan. Sayangnya, dia masih gagal melakukannya. James masih terlihat tidak ing
Sang prajurit sontak mendadak takut.Apalagi, sorot mata James Gardner tiba-tiba berubah tajam seolah sedang menusuk dirinya.Oh, dia sungguh hanya bermaksud untuk mengungkapkan apa yang sedang dia pikirkan. Dia tidak bermaksud menyinggung jenderal perang itu.Dia tentu saja tidak berani melawan James Gardner. Nyalinya pun seketika semakin menciut kala dia mendengar James berbicara kembali, “Ayo! Katakan padaku! Apa kau bermaksud mengatakan kalau Riley tidak mau bertemu denganku?”Prajurit bernama Joseph Zow itu dengan segera menggelengkan kepala kuat-kuat. “Tidak, Jenderal Gardner. Bukan itu maksud saya. Saya hanya-”“Lalu, apa? Bagaimana bisa kau berpikir Riley tidak ingin keluar dari tempat persembunyiannya?” kini nada suara James semakin terdengar frustasi.Tidak mau suasana di sana semakin tidak terkendali, Reiner segera mendekati sahabatnya itu dan berkata, “James, hentikan!&r
Reiner mengedipkan mata mendengar perkataan temannya tersebut. Lelaki itu pun menggelengkan kepala dengan tegas, “Masalah militer di istana? Kau gila? Masalah seperti apa?”“Tidak ada masalah perebutan kekuasaan di istana, James. Pangeran Xylan dan Putri Rowena memiliki hubungan yang sangat baik,” Reiner menjelaskan dengan alis terangkat akibat sangat heran.Belum sempat James menjawab penjelasan Reiner, Ben sudah buru-buru ikut berkata, “Reiner benar. Mereka berdua tidak pernah memiliki masalah. Tidak mungkin mereka bertengkar.”“Tentu saja. Bahkan, Putri Rowena selalu mendukung Pangeran Xylan. Sangat mustahil memperebutkan sebuah tahta. Lagipula, Putri Rowena pastilah masih sangat sedih karena Riley belum ditemukan. Mana mungkin dia memikirkan-”“CUKUP!” James tiba-tiba memotong perkataan Reiner yang sangat panjang itu.Reiner hendak meneruskan perkataannya, tapi rupanya James sedang agak kesal sehingga dia tidak memperdulikan niat Reiner tersebut dan malah lanjut berkata, “Astaga!