Home / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 19. Ikut Aku Sekarang!

Share

19. Ikut Aku Sekarang!

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2023-04-20 21:47:38

"Ya, hanya tiga."

"Dia tidak salah hitung kan?" George masih begitu berharap hal yang dikatakan oleh Bryan itu salah.

Bryan membalas, "Kalau salah hitung, dia pasti sudah digantung oleh Raja Keannu."

Ah, benar juga. Seorang pengawal kerajaan pastilah tidak mungkin dipilih dengan begitu mudahnya. Serangkaian tes pasti telah dilalui, rasanya tidak mungkin pengawal itu akan melakukan kesalahan dalam hitung menghitung.

George dengan terpaksa bertanya lagi, "Lantas, yang satunya ada di mana?"

"Kata rekanku yang bertugas menjaga tempat itu, Andrew Reece mendapatkan perintah dari Jenderal Mackenzie untuk memberikan benda itu pada orang yang bernama ... tunggu sebentar, aku tanya lagi. Aku lupa namanya," jawab Bryan.

Aura Christopher sudah menggelap bagaikan burung gagak yang ingin mencakar mangsanya. Sementara George terlihat mulai gelisah hingga menggenggam ponsel miliknya dengan lebih erat. Ia sangat resah, tidak ingin apa yang terjadi tidak sesuai dengan keinginannya.

Di bagian aula di ma
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    20. Di mana Dia?

    Christopher terhenyak untuk sesaat. Kata-kata yang dilontarkan oleh Bill terdengar begitu dingin dan membuatnya merinding. Ini pertama kalinya Bill seperti itu. Christopher bahkan merasa jika aura Bill tampak berbeda. Lebih memiliki power dan sanggup membuat orang lain terdiam.Kakek tua itu bahkan harus menelan ludah dan membasahi bibirnya guna mengatasi ketidaknyamanannya saat mendengar perkataan Bill."Kau ... tetap-""Tidak. Aku tidak akan pernah menceraikan Cassie. Dan Kakek tidak berhak menyuruh Cassie melakukan itu. Ayolah, jangan menjilat ludah sendiri, Kek!"Christopher membelalakkan mata, "Kurang ajar. Aku tidak-""Tidak menjilat ludah sendiri tapi pura-pura lupa akan kesepakatan yang baru saja diucapkan sekitar satu jam yang lalu?" sela Bill."Atau memang tidak menganggap kata-kata tadi serius?" lanjut Bill.Christopher menjawab, "Kau sekarang pintar sekali memainkan kata-kata. Apa ini yang kau dapat dari menghilang selama satu bulan lebih?"Bill tersenyum dingin, "Anggap s

    Last Updated : 2023-04-20
  • Sang Dewa Perang Terkuat    21. Jangan Tanya!

    "Apakah aku perlu memberitahumu soal ini, Gardner?" tanya Keannu.Jelas sekali ini sangat buruk. Keannu Wellington dikenal memiliki tingkat kesopanan yang cukup tinggi dan tidak akan mungkin menyinggung orang lain dengan mulutnya. Jody Gardner pun tersadar jika saat ini sang raja sedang tidak suka dengannya sampai hanya memanggil nama belakangnya saja tanpa titelnya.Tak mau membuat keadaan malah semakin tidak mengenakkan, Jody buru-buru berkata, "Tidak, Yang Mulia. Anda tidak perlu ... memberitahu saya. Ini urusan Anda dengan Jenderal Mackenzie."Sudut bibir Keannu terangkat sedikit, tampak senang dengan jenderalnya yang cepat tanggap."Bagus, kalau kau sudah mengerti," kata Keannu."Terus, ada lagi yang ingin kau tanyakan?" lanjut Keannu."Tidak ada, Yang Mulia," jawa Jody dan ia pun segera undur diri dari istana pribadi sang raja.Ia sedang menahan kemarahannya hingga tidak berbicara sepatah kata pun selama berjalan.Sang jenderal dengan tergesa-gesa ke luar bersama Steven yang se

    Last Updated : 2023-04-22
  • Sang Dewa Perang Terkuat    22. Bedebah Sombong!

    "Eh, itu ... itu ... tak usah kau hiraukan lagi, aku hanya sedang linglung," jawab Steven tergesa-gesa.Ia baru saja tersadar jika ia terlalu banyak bicara. Bagaimanapun juga, ia adalah anak buah langsung Jenderal Gardner, tidak seharusnya ia membicarakan permasalahan itu dengan orang lain. Ia bisa saja dituduh menyebarkan rahasia sang jenderal.Astaga, apa yang baru saja ia lakukan? Ia sudah menjadi bawahan sang jenderal perang selama 2 tahun lamanya dan selama itu tidak pernah berbuat kesalahan sedikit pun. Lantas, mengapa sekarang ia malah berbuat salah? Sungguh, Steven ingin menjahit mulutnya sendiri agar tak lagi membocorkan keburukan jenderalnya. Meskipun hanya secuil."Ah, tapi tadi kau bilang Jenderal Gardner baru saja melakukan sesuatu. Apa itu? Apakah dia membuat-""Tidak, tidak. Aku salah bicara. Baiklah, aku akan pergi dulu. Ada tugas yang harus aku selesaikan," pamit Steven dengan segera. Wallace terlihat menaruh curiga, tetapi ia memilih untuk tidak memikirkan hal itu d

    Last Updated : 2023-04-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    23. Tenang Saja!

    Bill dengan begitu tenangnya menjawab, "Adik iparku menikah. Apa aku tidak boleh hadir?""Tidak ada yang mengundangmu datang dan tak ada yang mengharapkan kedatanganmu," ucap Shirley sambil menatap malas pada kakak iparnya itu."Aku ingin dia hadir," ujar Cassandra.Bill tersenyum, senang istrinya berkata demikian."Cassie! Jadi, kau yang memberitahunya?" giliran Christopher yang bertanya.Peter Green yang melihat situasi sedang menegang, tidak terlalu memperhatikan. Ia masih setia dengan piringan emas yang selalu dia bawa ke mana-mana."Tidak, Kek. Aku-""Kek, keluarga Wood itu cukup terpandang. Kabar dengan mudahnya menyebar," kata Bill.Christopher mendengus keras, sangat kesal. "Dari mana kau dapatkan piringan emas itu? Awas saja, kalau kau membawa masalah pada kami.""Mengenai hal itu, aku tidak bisa memberitahumu. Tapi, yang pasti benda itu aman," ujar Bill.Peter Green tiba-tiba saja berkata, "Well, Bill. Kau tahu, Jenderal Mackenzie itu idolaku. Aku selalu mengikuti beritanya.

    Last Updated : 2023-04-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    24. Tutup Mulutnya!

    "Tidak. Itu sudah menjadi milikmu," ujar Bill.Peter tersenyum senang, "Kalau begitu, aku akan tetap berada di kamar saja.""Peter!" Shirley mendelik kesal, tapi suaminya bahkan tidak meliriknya sedikit pun. Pria itu malah naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarny.Amarah Shirley pun kian memuncak, dengan jengkel ia mendorong tubuh Bill dengan kekuatan penuh. Tapi Bill itu laki-laki perkasa yang memiliki tubuh yang kokoh sehingga dorongan itu tak membuatnya bisa berpindah satu inci pun. Shirley yang gagal itu semakin menjadi-jadi."Ini semua gara-gara kau! Aku benci padamu!" ucap wanita cantik itu sebelum berlari naik ke atas, menyusul suaminya.Christopher mendesah lelah, "Kalau pernikahan mereka terganggu gara-gara hadiah kecilmu itu, jangan harap aku akan membiarkanmu bernapas dengan tenang, Bill.""Sesungguhnya, itu bukan hadiah kecil, Kek."Tentu saja. Piringan emas itu adalah simbol kemenangannya. Ia tidak sembarangan memberikannya pada orang. Awalnya, Andrew Reece terliha

    Last Updated : 2023-04-24
  • Sang Dewa Perang Terkuat    25. Jangan Konyol!

    Bill dibawa dengan mulut terbungkam serta tangan terikat lalu dinaikkan ke dalam mobil oleh anak buah Jody Gardner. Ia tidak sempat mengucapkan selamat tinggal sementara pada istrinya. Tapi, ia tidak mempermasalahkan hal itu sekarang. Yang terpenting baginya malah jika terjadi kekerasan, setidaknya itu tidak terjadi di rumah keluarga istrinya. Mobil itu perlahan mulai membawanya menjauh dari rumah keluarga istrinya. Bill lega luar biasa."Heh, apa kau tidak ingin memberontak lagi?" ujar salah satu anak buah Jody.Bill tidak menjawab dan hanya duduk tenang."Apa kau bisu? Tidak bisa menjawab?" Bill hanya mengerling dan tetap masih tidak ingin menjawab.Sang anak buah mengerang jengkel. "Sombong sekali! Rasakan ini!" Ia lalu berniat memukul kepala Bill. Tapi, Bill dengan sigap menghindar lalu menghantamnya dengan kedua tangannya yang masih terikat. Pria itu terlonjak kaget dengan serangan Bill dan hendak membalas tapi lagi-lagi ia malah kini mendapat tendangan dari Bill.Pria itu han

    Last Updated : 2023-04-26
  • Sang Dewa Perang Terkuat    26. Gantung Dia!

    "TUTUP MULUTMU!" bentak Jody Gardner, memberang marah. Urat nadinya di bagian leher terlihat jelas dan wara kulitnya telah berubah merah padam."Kenapa? Apa itu benar? Anda berbuat curang, Jenderal? Dengan cara apa?" tanya Bill beruntun, sengaja memancing semua emosi Jody keluar."DIAM!" teriak Jody dengan suara yang begitu menggelegar. "Anda tidak menjawab, berarti Anda-""Kupotong lidahmu kalau kau masih berani berbicara!" ucap Jody tajam dengan kemarahan yang masih menguasai.Suaranya bahkan terdengar bergetar hingga semua orang yang telah mengikutinya selama bertahun-tahun itu bisa merasakan kemarahannya yang sedang memuncak. Tetapi, di ruangan dengan cahaya temaram itu, Bill yang memiliki nama asli William Mackenzie sama sekali tidak merasa takut kepadanya. Tak ada emosi terpancar dari wajah Bill. Justru ia saat ini menjadi semakin tertarik dengan Jody Gardner. Ia ingin tahu bagaimana sifat asli laki-laki itu lebih banyak lagi. Bagaimana pun juga, ia akan bersama dengan lelaki

    Last Updated : 2023-04-27
  • Sang Dewa Perang Terkuat    27. Matilah Kita!

    Jake malah tertawa begitu mendengar ucapan Charlie. "Kenapa malah tertawa? Ada yang lucu memangnya?" balas Charlie kesal telah ditertawakan.Jake mengangkat tangan, seakan meminta maaf. "Maaf, aku tidak tahan."Charlie mendengus keras. "Kenapa tidak tahan?""Astaga, Charlie. Kau lupa atau bagaimana?"Charlie hanya memutar bola mata malas."Jenderal Mackenzie itu mundur sendiri. Maksudku, tidak ada yang memberhentikan dia. Jadi, kalau dia aja mundur secara suka rela ya mana mungkin dia akan datang kembali dan merebut posisi Jenderal Perang?" ujar Jake.Pria itu menggeleng pelan, menatap Charlie dengan tatapan seolah terlihat mencibir.Sementara Charlie tidak ingin argumennya dipatahkan. Ia membalas dengan segera, "Ya justru itu, karena Jenderal Mackenzie mundur sendiri jadi kan bisa saja beliau datang lagi dan meminta jabatan miliknya dulu?""Apa yang kau katakan? Memangnya kau pikir jabatan Jenderal Perang itu bisa dengan mudah dialihkan atau diminta?" balas Jake tidak mau kalah."Me

    Last Updated : 2023-04-30

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    47. Pemberontakan

    Gary Davis pun menjawab dengan ekspresi serius, “Yang Mulia, saya mohon maaf jika perkataan saya Anda anggap lancang, namun ….”“Katakan saja! Katakan semua yang ingin kau katakan!” Xylan memerintah.Dari nada suaranya, Xylan jelas terdengar sudah tidak sabar. “Aku siap mendengarkan! Dan … aku tidak akan marah kepadamu, jangan khawatir!” Xylan menambahkan setelah dia melihat raut wajah Gary yang terlihat ragu-ragu.Xylan berpikir mungkin Gary takut jika dia akan dihukum jika mengatakan apa yang ada di dalam kepalanya sehingga salon calon raja tersebut harus meyakinkan Gary agar pria muda itu menjadi lebih berani.Gary mengangguk, terlihat lega. Setidaknya dia memiliki sebuah jaminan bahwa dia tidak akan dihukum. “Yang Mulia, Anda … akan diangkat menjadi raja baru Kerajaan Ans De Lou. Anda masih sangat muda dan Anda sendiri juga pasti sudah bisa menebak bahwa … itu … saya ….”Xylan mendecak lidah dengan tidak sabar, “Katakan saja! Aku tidak masalah. Tenang saja!”Sekali lagi Gary kem

  • Sang Dewa Perang Terkuat    46. Menyulitkan Raja?

    Mendengar jawaban Gary Davis, Xylan Wellington sontak mengernyitkan dahi.Apa benar ini pemuda yang sama yang selalu memberikan solusi-solusi bagus kepadaku? Xylan membatin.Sang calon raja tersebut semakin dalam menatap Gary dan akhirnya mengangkat alis kanan ketika dia sadar dia telah berpikir sesuatu yang bodoh.Semakin lama Xylan semakin menyadari bahwa Gary Davis mungkin memang cerdas dan cekatan serta memiliki pengetahuan yang cukup luas. Tapi, seseorang yang cerdas seperti itu juga bisa saja memiliki sifat polos seperti yang baru saja ditunjukkan oleh pemuda itu pada dirinya.“Yang Mulia, mengapa Anda tidak menjawab pertanyaan saya? Apakah saya-”“Lupakan saja!” Xylan memotong cepat.Gary pun menggaruk belakang telinganya karena kebingungan.Xylan menghela napas dan berujar, “Gary. apa kau cemas menunggu pengumuman perubahan staf dan pejabat istana nanti?”Gary berjengit, cukup terkejut dengan pertanyaan Xylan.Pemuda itu membuka mulut dan terbata-bata berkata, “Yang Mulia, sa

  • Sang Dewa Perang Terkuat    45. Kau Memang Bodoh!

    “Tentu saja begitu. Kalau tidak, mana mungkin bisnis kafenya itu sukses?” sahut Diego yang terlihat seakan puas dengan hasil yang dicapai oleh James, sahabat baiknya.Reiner semakin tertarik, “Bagaimana caranya? Maksudku … kau tahu dia kan … yah, tidak bisa sopan dan cenderung selalu membuat orang jengkel. Lalu, perubahan yang dia lakukan?”Diego terlihat akan segera menjawab, tapi Shin tiba-tiba berkata dengan nada tidak percaya, “Oh, tunggu dulu. Dia mengelola bisnis kafe itu bersama dengan ibunya kan? Ah, aku yakin para pelanggannya itu ke tempatnya karena ibunya yang baik.”Ben mengangguk setuju, “Aku memang belum pernah bertemu dengan ibu James, tapi … mengingat James yang sifatnya seperti itu, aku lebih percaya ucapan Shin.”Diego langsung memasang ekspresi masam, terlihat agak jengkel. Sebab, ternyata teman-temannya sendiri rupanya tidak terlalu mengenal James dengan baik.Akan tetapi, dialah yang menjadi saksi tentang bagaimana perubahan besar yang terjadi pada James sehingga

  • Sang Dewa Perang Terkuat    44. Apa yang Aneh?

    Alen tidak langsung menjawab pertanyaan seorang senior sekaligus teman baiknya itu. Dia terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya memberikan sebuah jawaban, “Kau seperti tidak mengenal James saja.”“Apa maksudmu?” Shin membalas sambil berkedip-kedip.Alen mendengus dengan tidak sabar, “Shin, James itu tidak bisa ditebak. Kau juga pasti tahu kalau kadang kala dia bisa melakukan apa yang tidak pernah orang pikirkan. Jadi, mana bisa aku menebak apa yang mungkin dia lakukan?”Shin pun terhenyak. Pria muda itu tersenyum masam, “Sialan, kau benar soal itu. Dia memang sulit diprediksi.”Pada akhirnya kedua orang itu tidak melontarkan pertanyaan tentang apa yang mereka bahas tersebut pada James. Ketika pemakaman telah selesai digelar, mereka semua kembali ke tempat mereka masing-masing. Namun, tidak dengan James Gardner. Pria muda yang merupakan jenderal perang Kerajaan Ans De Lou saat itu malah terlihat berjalan menuju ke arah kediaman Xylan Wellington.Tentu saja hal itu menimbulkan berb

  • Sang Dewa Perang Terkuat    43. Peraturan

    “Pasti bisa, Diego,” jawab James.“Dia pasti bisa menunggu,” James mengulang lagi dengan penekanan.Diego justru terlihat tidak yakin mendengar jawaban James.James biasanya enggan menjelaskan terlalu detail tentang apa yang dia pikirkan. Namun, Diego adalah salah satu sahabat baiknya sehingga dia pun tidak ingin membuat sahabatnya bingung.Maka, James pun berkata, “Dia bukan orang yang mudah dikalahkan, Diego. Dan … ada satu hal yang perlu kau tahu.”“Apa itu?” Diego bertanya dengan alis naik sebelah.“Ayahnya sendiri, maksudku Jenderal Mackenzie berkata padaku bahwa putranya … tidak akan mati dengan mudah,” jelas James.Diego tercengang sampai tidak berani membalas.James seketika yakin tugasnya menjelaskannya telah selesai, tapi dia tetap menambahkan, “Kalau seorang jenderal besar dan terkuat yang pernah ada di Kerajaan Ans De Lou saja mengatakan demikian, bukankah kemungkinannya memang sangat besar kalau Riley masih hidup di luar sana.”Diego terdiam selama beberapa saat.Tetapi,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    42. Alasan James

    Bibir William terangkat ke atas sekali lagi, membentuk sebuah senyuman hangat.“James, tanpa aku menjelaskannya, kau … pasti tahu sendiri kan?” William berkata pelan.Setelah itu sang lelaki tua yang dulu pernah menjadi seorang prajurit terkuat di kerajaan itu pun menepuk punggung belakang James dan kemudian pergi meninggalkan James yang termenung.Pria muda itu menelan ludah secara susah payah. Tiba-tiba saja dia teringat semua hal tentang Riley, lebih tepatnya persahabatan mereka yang telah mereka jalin sejak awal.Semua kenangan-kenangan itu kembali muncul. Salah satu kenangan yang mengusiknya adalah ketika mereka masih belum resmi dilantik menjadi prajurit. Saat itu dia kesal dan mengambil keputusan bodoh dan nekad yakni menyerang musuh sebagai pembuktian bahwa dia berbeda dari sang ayah. Lalu, satu-satunya orang yang benar-benar peduli terhadapnya adalah Riley. Dialah yang mengorbankan diri untuk menyelamatkannya. Pada waktu itu, dia dan Riley sama-sama berstatus sebagai seoran

  • Sang Dewa Perang Terkuat    41. Saudaranya?

    James Gardner pun mengangguk, “Iya, Yang Mulia. Bolehkah saya melakukannya?”Xylan Wellington dengan cepat mengangguk, “Pergilah, Jenderal Gardner. Kau bisa berbicara dengannya.”James bersyukur lantaran Xylan tidak menahannya.“Terima kasih, Yang Mulia,” kata James yang kemudian dia segera meninggalkan sang putra mahkota bersama dengan tiga orang prajurit kelas satu untuk menjaganya.Sesungguhnya tiga prajurit itu tentu tidak sebanding dengannya. Namun, dia memilih untuk mempercayai mereka bertiga.Beruntung, rupanya William Mackenzie yang terlihat jauh lebih tua beberapa tahun itu ternyata juga sedang mencarinya sehingga pertemuan mereka pun tidak mengalami rintangan apapun.“Jenderal Mackenzie,” James menyapa ayah dari sahabatnya itu dengan hormat.William Mackenzie tersenyum samar dan membalas, “Jenderal Gardner.”James mengangguk, “Anda … Anda baik-baik saja, Jenderal?”William kembali mengulas sebuah senyuman dan berkata dengan nada pelan, “Bagaimana aku bisa baik-baik saja keti

  • Sang Dewa Perang Terkuat    40. Tidak Tahu Apapun?

    James sontak Gardner tersenyum miring. Dia tahu ternyata memang tidak mudah menjadi perisai Xylan Wellington. Tapi, dia sungguh-sungguh tidak menyangka bila putra mahkota yang menurutnya sangat pintar itu ternyata juga sangat polos.Kepintarannya rupanya berbanding terbalik dengan pengetahuannya dalam hal memahami dunia sekitarnya.Namun, dia sudah memutuskan untuk menggantikan Riley demi menebus beberapa tahun waktunya yang dia sia-siakan sehingga dia harus mencoba bersabar.Jadi, dengan penuh ketenangan dia menjawab, “Anda harus mulai memikirkan masalah pendapat mereka semua, Yang Mulia.”“Kenapa aku harus?” balas Xylan yang terlihat tidak terima dengan perkataan James.James menggigit bibir bawah, merasa memang harus lebih menekan rasa jengkelnya. Ayolah, James. Jangan mudah menyerah! James membatin.“Karena Anda adalah calon raja dan sebentar lagi akan segera mewarisi tahta negeri ini. Jadi, sudah seharusnya Anda mulai memikirkan apa yang mereka pikirkan tentang Anda,” jawab Jam

  • Sang Dewa Perang Terkuat    39. Pemakaman

    Kebimbangan terlihat begitu nyata di wajah Xylan Wellington. James Gardner yang merasa telah berhasil membuat sang putra mahkota menyadari kesalahan besar yang mungkin akan dilakukan oleh Xylan pun memanggil, “Yang Mulia.”Xylan sedikit agak tersentak ketika mendengar namanya dipanggil oleh James.Pria muda itu pun menoleh ke arah James, tapi masih belum membuka mulut.Di saat seperti itu, James Gardner telah yakin bila Xylan akan mengubah keputusan yang baru saja mereka bicarakan itu.Namun, tiba-tiba dia melihat Xylan tersenyum kepadanya. Hal itu tentu saja membuat James mengedipkan mata lantaran bingung.Akan tetapi, hanya dalam hitungan detik, kebingungannya pun terjawab. Dia mendengar Xylan berkata, “Jenderal Gardner, apa yang kau katakan memang benar. Semuanya benar. Aku … mungkin akan mendapatkan pertentangan karena memilih Gary Davis sebagai penasihat raja.”Dia manggut-manggut. James segera mendapatkan sebuah firasat buruk yang tidak ingin dia bayangkan.“Tapi, Jenderal Gard

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status