Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 147. Berdebat Soal Apa?

Share

147. Berdebat Soal Apa?

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-29 20:47:38

Greg tentu saja serius. Setelah dia mengetahui fakta mengenai identitas Riley yang sesungguhnya, dia tidak memiliki sedikitpun keraguan pada pemuda itu.

Lagipula, Riley telah membuktikan bahwa dia memang salah satu calon prajurit terbaik yang ada saat itu dengan cara menempati peringkat pertama di dalam banyak bidang

Di samping itu, pemuda yang merupakan putra dari William Mackenzie itu juga telah membuktikan diri bisa lolos dari pertempuran-pertempuran dengan pasukan musuh yang bisa dikatakan tidak mudah.

Hal itu sudah cukup membuatnya yakin bila Riley bisa saja memiliki ide cemerlang seperti sang ayah.

Akan tetapi, melihat ekspresi pemuda itu, Greg tidak cukup bodoh untuk melanjutkan pembahasan mengenai masalah itu dan akhirnya dia terkekeh, “Tentu saja aku bercanda.”

Dia meneguk kopinya dan melanjutkan, “Aku sudah mendengar semua cerita dari para seniormu dan kau … memang hebat. Namun, kau masih membutuhkan waktu lebih banyak untuk mengembangkan diri.”

Riley mengangguk setuju, seme
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    148. Perintah sang Jenderal

    Seketika orang-orang itu pun hanya terdiam, pasrah akan apa yang diperintahkan oleh sang jenderal perang.Mereka sadar mereka hanyalah anak buah yang harus menurut pada perintah seorang pemimpin dan jika tidak, mereka sendiri yang akan mendapat masalah.“Setelah perang yang berlangsung selama ini, aku bisa menentukan posisi-posisi menurut kemampuan kalian masing-masing. Dan jangan sekalipun merasa rendah diri jika kalian tidak berada di barisan paling depan. Ini bukan saatnya untuk merasa iri atau kesal hanya karena kalian ditempatkan di barisan tengah atau belakang.”Greg mendesah pelan lalu melanjutkan lagi setelah yakin bila semua prajurit yang hanya berjumlah ratusan itu terlihat siap, “Ingatlah, yang harus kalian lakukan adalah bertahan hidup. Kita … memang menyerang mereka tapi … kita tidak diizinkan untuk membunuh mereka.”Mendengar hal itu Ben, Shin dan beberapa prajurit senior yang sudah terbiasa dengan menghabisi para musuh mereka itu melongo kaget. Tidak hanya itu, sebagia

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-30
  • Sang Dewa Perang Terkuat    149. Dia Terlalu Cepat!

    Dengan suara tegas Riley menjawab, “Saya siap melakukan apapun untuk membela kerajaan ini.”Senyum puas pun terbit di bibir Greg Sehel sesaat sebelum dia menutup kaca dari helm pelindungnya. Sang komandan segera memberi perintah agar mereka semua bersiap-siap dan dalam hitungan beberapa detik mereka pun berangkat untuk menyerbu titik pertama yang telah diarahkan oleh Andrew Reece. Perjalanan mereka ditempuh selama hampir satu jam lamanya, tapi tak ada satupun dari para prajurit yang hanya berjumlah sekitar empat ratus orang itu yang terlihat ingin mundur dari medan perang. Ryan berkata, “Walaupun ini tidak mudah, tapi aku tidak akan kalah dari anak muda itu.”Dia jelas menunjuk ke arah Riley dan sahabatnya, Morphy pun langsung ikut berkomentar, “Ben bercerita bahwa anak itu bisa menyerang para prajurit musuh tanpa membunuh mereka dan Shin pun telah mengkonfirmasi tentang hal itu.”Ryan mendesah jengkel, “Ini sangat menjengkelkan tapi harus aku akui … kemampuan anak itu pasti sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • Sang Dewa Perang Terkuat    150. Aku Tidak Selemah Itu!

    Riley tidak menjawabnya, tapi Alen yakin pemuda itu mendengar ucapannya.Satu jam kemudian, di tempat lain yang hanya beberapa mil dari tempat itu, Andrew Reece baru saja mengamankan markas lain dan kini sedang memeriksa para pasukan musuh yang telah ditawan oleh pihaknya.Andrew Reece tersenyum puas karena berkat strategi baru yang telah diusulkan oleh William Mackenzie mereka berhasil mengembalikan keadaan.Secara perlahan mereka berhasil merebut kembali daerah yang hampir dirampas oleh pihak Kerajaan Fermoza.“Jenderal, ada sebuah laporan dari markas empat,” ujar seorang staf penghubung.Andrew seketika menoleh dengan tatapan serius, “Ada apa?”Sang staf pun menunjukkan sebuah rekaman video yang telah dikirimkan oleh staf dari markas empat.Andrew buru-buru mengambil video rekaman itu dan memutarnya. Setelah beberapa menit menonton rekaman video tersebut, pria itu tersenyum, “Jenderal

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Sang Dewa Perang Terkuat    151. Dia Pemimpin Kita!

    Tetapi, Greg Sehel tahu bila dia tidak bisa berbuat apapun. Riley, putra sang jenderal itu telah mengetahui resiko dari pertemanannya dengan James Gardner dan dia pun yakin pemuda itu pasti telah memikirkan banyak hal.“Komandan, ada panggilan dari Jenderal Reece,” kata seorang staf beberapa saat kemudian.Greg mengangguk dan segera masuk kembali ke tenda tempat di mana dia bisa berkomunikasi dengan Andrew Reece. Riley melihat Greg yang masuk ke dalam tenda itu dan mengerutkan dahi, agak bingung.James bertanya, “Kenapa? Apa dia … melakukan sesuatu tadi ketika kau berada di medan perang?”Riley memutar arah pandang, “Apa yang kau bicarakan? Dia tentu saja melakukan banyak hal di medan perang. Dia pemimpin kita.”James mendengus tidak sabar, “Maksudku, apa dia membuatmu dalam kesulitan? Seperti menyuruhmu untuk melakukan sesuatu yang sulit?”“Kalau iya, apa dia itu-”“Berhentilah berpikir hal yang tidak berguna, James Gardner!” potong Riley cepat.“Aku kan hanya-”“Kau mencemaskan aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Sang Dewa Perang Terkuat    152. Kau Juga Tahu?

    Andrew Reece terdiam selama beberapa saat, seolah begitu sangat terkejut dengan pertanyaan yang dilemparkan oleh staf kerajaan itu kepadanya.“Anda … memiliki jabatan yang lebih tinggi daripada dia, Jenderal Reece. Bukankah seharusnya dia yang mematuhi perintah Anda?” tambah staf tersebut, seakan tidak tahu bila Andrew terlihat tidak nyaman dengan perkataannya yang sebelumnya. Tiba-tiba saja Andrew Reece membanting gelas yang terletak di depannya. Hal itu membuat sang staf terlonjak kaget, tidak pernah menduga mendapat respon semacam itu dari sang jenderal.Saking terkejut dirinya, staf itu sampai tidak berani menggerakkan bola matanya.Rupanya, perkataan terakhir staf kerajaan itu telah membangkitkan amarah Andrew. “Kau bilang jabatanku lebih tinggi darinya? Kau … salah besar. Meskipun saat ini aku jenderal perang Kerajaan Ans De Lou, William Mackenzie tetaplah orang yang akan berada di atasku. Tidak peduli dia sudah pensiun atau belum, dia tetap akan menjadi orang yang paling horm

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Sang Dewa Perang Terkuat    153. Apa Harus Seperti Itu?

    “Aku tahu,” Riley menjawab tanpa menatap mata James yang sedang menatapnya.James kembali bertanya, “Siapa orangnya? Apa dari prajurit senior atau pejabat istana?”Sebelum Riley menjawab pertanyaan James tersebut, seseorang yang berbaris tepat di samping James berkata, “Mana mungkin dia tahu? Para prajurit senior saja tidak tahu soal itu.”James seketika menoleh ke arah pemuda yang dia ketahui merupakan salah satu prajurit yang juga tinggal satu asrama dengannya, “Apa maksudmu para senior tidak tahu?”“Komandan Sehel tidak memberitahu siapapun. Dia hanya berkata bila strategi perang telah dirubah oleh seorang penasihat perang yang baru saja ditentukan oleh Raja Keannu.”Dia kemudian merendahkan suara karena tidak mau ada yang mendengar dia berbicara, “Mengenai siapa orangnya, entah itu berasal dari prajurit, pejabat atau orang luar istana, tidak ada yang tahu kecuali Komandan Sehel dan beberapa orang yang dipercaya oleh raja yang tahu.”James Gardner dengan sangat mudah memahami penje

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Sang Dewa Perang Terkuat    154. Bukankah Itu Aneh?

    Alen seketika menoleh ke arah James, juga Riley yang menatapnya dengan tatapan sulit dimengerti.Awalnya James agak bingung dengan tatapan dua temannya tersebut. Akan tetapi, seketika dia sadar akan sesuatu, “Hei, ayahku memang seorang pengkhianat. Aku tahu tentang hal itu, tapi … dia tidak mengkhianati kerajaan ini.”Dia pun melepaskan helm pelindung miliknya dan segera menggosok hidungnya. Kegiatan kecil itu adalah sebuah tanda di mana dia menjadi gugup dan gelisah.Menyadari hal itu, Riley langsung merangkul James dan berujar, “Kami tahu. Ayahmu bukan seorang pengkhianat seperti yang kita maksud. Tenanglah!”Alen juga menanggapi, “Riley benar. Kau … tidak perlu lagi merasa aneh lagi. Maafkan aku, tadi aku mungkin telah membu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Sang Dewa Perang Terkuat    155. Miskin?

    James terdiam, sontak terlihat berpikir serius.Alen pun juga ikut mengerutkan kening seraya menatap ke arah Riley seolah meminta penjelasan lebih lanjut.Melihat sebuah kesempatan datang kepadanya, Riley pun kembali menekankan, “Jadi, sudah seharusnya markas utama lebih teliti dan hati-hati. Tidak ada salahnya juga kita mengikuti prosedur ini. Ini akan menguntungkan banyak pihak, terutama kerajaan kita.”“Dengan tes atau pemeriksaan ini, kita juga bisa tahu siapa saja yang memilih mundur atau sudah tidak sanggup lagi untuk lanjut berperan,” jelas Riley lebih lanjut.James benar-benar tidak sanggup membantah perkataan Riley. Dia pun hanya bisa menggerutu, “Tapi … ini terlalu lama.”Ben dan Shin terpana melihat Riley yang ternyata bisa membuat dua junior mereka itu akhirnya tersadar.“Bersabarlah sedikit!” ucap Ben cepat-cepat, membantu Riley.“Apa lukamu semakin memburuk? Apa mau aku periksa, James?” tawar Alen yang kini tampaknya telah berada di pihak Riley sepenuhnya.Shin juga berk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    61. Berlebihan

    Dengan bahu lemas Rowena mengangguk pelan, mengiyakan perkataan Xylan yang memang benar menurutnya.Xylan tercengang, tidak percaya. Memang ada orang seperti itu? Jenderal perang bukanlah jabatan yang sembarangan. Mana mungkin ada orang yang rela memberikan jabatan penting itu untuk orang lain? Itu tidak masuk akal, Xylan membatin dengan kening terlipat.Rowena memperhatikan reaksi adik laki-lakinya itu dan kemudian dia pun mendesah pelan. Wanita muda itu berkata, “Iya, aku tahu orang tak akan mudah percaya kalau ada orang seperti Riley. Namun, … setiap orang yang mengenal Riley dengan sangat baik sudah pasti berpikir bahwa hal yang dilakukan oleh Riley itu bukanlah hal besar untuknya.” “Dia bukanlah orang yang gila jabatan penting dan dia tidak akan segan-segan untuk mengorbankan dirinya, termasuk jabatan dan bahkan nyawanya sekalipun untuk orang lain,” Rowena menambahkan, memperkuat argumen yang dia yakini memang benar.Xylan masih terlihat tidak yakin dan malah sepenuhnya meragu

  • Sang Dewa Perang Terkuat    60. Tujuan Riley

    Diperlakukan seperti seorang anak kecil oleh Rowena, tentu saja Xylan tidak mau menerimanya. Dia itu seorang raja. Dia tidak ingin wibawanya jatuh di hadapan semua orang hanya karena masih dianggap seperti bocah oleh kakak perempuannya itu.Secara cepat dia menoleh ke arah sekelilingnya guna melihat apakah ada orang yang melihat sang kakak menyentuh rambut bagian kepala belakangnya. Akan tetapi, dia menghela napas lega ketika tidak ada yang melihatnya.Ah, aku sudah menjadi raja. Siapapun tidak akan berani melihat ke arahku jika aku tidak memberi mereka izin, Xylan berkata dalam hati. Pria muda itu menggelengkan kepala, merasa terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak terlalu penting.“Bukan. Bukan aku tidak percaya kepadamu, Rowena. Masalahnya adalah … itu ….”Oh, Xylan kehilangan kata-kata. Dia kesulitan merangkai kata-kata, takut bila perkataannya bisa menyinggung sang kakak.Tetapi, dia melihat Rowena terdiam, seolah memang menunggu lanjutan ucapannya sehingga dia pun berujar, “Beg

  • Sang Dewa Perang Terkuat    59. Kau Tidak Percaya?

    Lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan Nick Collins, si pria cerewet itu, akhirnya Gary Davis menjawab, “Tidak ada. Aku hanya ingin tidur. Apakah kau keberatan jika aku memejamkan mata sekarang?”Nick Collins mengedipkan mata, terlihat tampak kecewa.Tapi, Gary tidak peduli dan menambahkan, “Aku sangat lelah. Hari ini penobatan Raja Xylan. Banyak sekali hal yang aku lakukan.”Gary menghela napas lelah dan memasang ekspresi wajah memelas sehingga Nick menjadi kasihan.Dia pun langsung menanggapi, “Oh, maafkan aku. Gara-gara aku kau jadi tidak bisa beristirahat. Baiklah, silakan ambil waktumu.”Gary Davis tersenyum penuh terima kasih dan segera memejamkan mata.“Selamat beristirahat, kawan!” kata Nick kala dia melihat kedua mata Gary telah terpejam.Tidak lupa dia menambahkan, “Kita bisa lanjut mengobrol nanti.”Tidak usah, tidak perlu, Gary membatin sambil masih memejamkan mata.Dia tentu saja tidak mau repot-repot membalas ucapan Nick dan tetap berpura-pura tidur. Padahal sesungguhnya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    58. Penumpang Cerewet

    Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en

  • Sang Dewa Perang Terkuat    57. Satu Hari Cukup?

    “Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    56. Katakanlah, Yang Mulia!

    “Jenderal Gardner, kau selalu bisa membaca apa yang ada di dalam otakku,” Xylan menjawab pelan.Sudut bibir James pun terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis.“Katakanlah, Yang Mulia! Saya siap membantu Anda,” James berujar santai.Xylan menganggukkan kepala, “Ini tentang kau.”“Tentang saya?” James mengulang dengan ekspresi terkejut.Pria muda itu sama sekali tidak mengira bahwa jawaban dari sang raja justru mengenai dirinya. Dia pikir yang dimaksud Xylan adalah kekhawatirannya terhadap pemerintahan. Dengan nada bingung dia bertanya, “Apakah ada sesuatu yang saya lakukan mengganggu Anda, Yang Mulia?” Xylan menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak. Kau justru lebih banyak membantuku dan itu sudah di luar ekspektasiku.”Hal itu tentu semakin membuat James tidak mengerti, “Lantas apa yang Anda pikirkan tentang saya?”“Ini soal perjanjian kita sebelum aku dilantik,” jawab Xylan.Dahi lebar James mengerut, tapi dia segera menyadari dengan cepat tentang apa yang dimaksud oleh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    55. Tidak Kecewa?

    Seorang staf wanita dari kementerian lain seketika menertawakan perkataan Celine Klein. Wanita muda itu adalah Lucy Berry.Tetapi Celine, wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Dia tidak tampak terganggu sama sekali, justru penasaran.Beberapa orang juga akhirnya ikut tertawa bersama wanita yang juga terlihat seusia dengan Celine.Dikarenakan tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang dia inginkan, Lucy berkata dengan nada sinis, “Kenapa kalau Raja Xylan memilih seorang wanita dari kalangan biasa? Apa … kau berminat menjadi istrinya?”Celine hendak menjawab, tapi Lucy menertawakan dirinya lagi dan berujar, “Jangan terlalu banyak berharap! Meskipun Raja Xylan memilih seorang wanita yang bukan berasal dari anggota keluarga kerajaan, dia tetap tidak mungkin melirik seorang staf biasa sepertimu.”Tatapan matanya pada Celine jelas sangat meremehkan, namun Celine tetap terlihat tenang dan santai.Wanita muda itu malah dengan berani berkata,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    54. Raja Terbaik?

    Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    53. Demi Kebaikan

    Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status